• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 siswa menjawab digagian materi teori partikel zat dan terlalu banyak basa-basi, gambarnya kurang jelas, 1 siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siawa 1: 2 siswa menjawab digagian materi teori partikel zat dan terlalu banyak basa-basi, gambarnya kurang jelas, 1 siswa

menjawab hampir tidak ada, 3 siswa menjawab suara kurang keras, 1 siswa menjawab tidak suka dengan mata pelajaran fisika sehingga semuanya sulit.

5. Setelah menerima pembelajaran dengan komik, apa pendapat kamu tentang fisika?

Jawaban : 3 siswa menjawab lebih asik, 3 siswa menjawab lebih menyukai, dan 1 siswa menjawab sama saja.

Tabel 12: Hasil wawancara pada kelas VII B.

No. Pertanyaan dan jawaban

1. Bagaimana tanggapan kamu tentang pembelajaran yang kamu dapatkan?mengapa?

Jawaban : Dari ke 5 siswa mereka menjawab senang.

2. Apa kesulitan yang kamu dapatkan waktu menerima 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxvi

lxvi pembelajaran yang kemarin?

Jawaban : 2 siswa menjawab tulisannya kurang jelas, 2 siswa menjawab ada sebagian yang kurang jelas, 1 siswa menjawab kayaknya gak ada.

3. Apakah kamu ingin belajar dengan menggunakan media pembelajaran lain?contohnya komik?

Jawaban : 4 siswa menjawab kepingin, 1 siswa menjawb gak ingin, lebih suka yang ceramah.

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxvii

lxvii C. Analisis Data

Ada beberapa tahapan yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data hasil penelitian yang berupa pretest dan posttest, kuesioner, dan wawancara yang masing-masing dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tahapan tersebut antara lain adalah:

1. Analisis Pretest Dan Posttest

 Kemampuan dasar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Peneliti Menggunakan uji T-test untuk 2 kelompok independen untuk mengetahui apakah kemampuan dasar siswa kelas eksperimen dan kontrol sama pada hasil pretest yang didapatkan dari masing-masing metode?

Keterangan : kode 1 = kelas VII A Kode 2 = kelas VII B

Tabel 13: Analisis pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

(Ignore this variable) 1.00 27 2.8963 1.54284 .29692

2.00 25 3.0320 .78513 .15703

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxviii

lxviii

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

(Ignore this variable) Equal variances assumed 10.110 .003 -.395 50 .695 -.13570 .34373 -.82611 .55470 Equal variances not assumed -.404 39.251 .688 -.13570 .33589 -.81496 .54355

Dari hasil perhitungan statistik berupa garafik di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

Analisis statistik menunjukkan p = 0.695 > α = 0.050 maka tidak signifikan. Artinya adalah bahwa kedua kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki pemahaman konsep awal yang hampir sama.

 Peningkatan pemahaman konsep siswa

Data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui apakah metode ceramah ataupun media komik mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Yaitu dengan menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen, baik yang ceramah maupun yang pembelajaran komik.

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxix

lxix

Menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen untuk mengetahui apakah metode pembelajaran komik mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Tabel 14: Analisis pretest dan posttest pada kelas eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 2.8963 27 1.54284 .29692

posttest 6.8407 27 1.57560 .30322

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 27 .121 .548

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -3.94444 2.06758 .39791 -4.76235 -3.12654 -9.913 26 .000

Dari hasil perhitungan statistik berupa garafik di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxx

lxx

Analisis statistik menunjukkan p = 0.000 < α = 0.050 maka signifikan. Artinya adalah bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen.

Menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen untuk mengetahui apakah metode pembelajaran ceramah mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Tabel 15: Analisis pretest dan posttest pada kelas kontrol.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 3.0320 25 .78513 .15703

posttest 5.9240 25 1.63841 .32768

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 25 .440 .028

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxi

lxxi

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -2.89200 1.47307 .29461 -3.50005 -2.28395 -9.816 24 .000

Dari hasil perhitungan statistik berupa garafik di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

Analisis statistik menunjukkan p = 0.000 < α = 0.050 maka signifikan. Artinya adalah bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol.

 Perbandingan antara pembelajaran komik dan ceramah

Menggunakan uji T-test pada hasil posttest ceramah dan media komik, untuk mengetahui metode manakah yang lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Keterangan : 1 = kelas VII A

2 = kelas VII

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxii

lxxii

Tabel 16: Analisis posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

skor 1.00 27 6.8407 1.57560 .30322

2.00 25 5.9240 1.63841 .32768

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxiii

lxxiii

Dari hasil perhitungan statistik berupa garafik di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

Analisis statistik menunjukkan p = 0.045 < α = 0.050 maka signifikan. Artinya adalah bahwa metode pembelajaran komik lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan metode ceramah.

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error

Difference Lower Upper

skor Equal variances assumed .372 .545 2.057 50 .045 .91674 .44577 .02139 1.81210 Equal variances not assumed 2.053 49.31 9 .045 .91674 .44645 .01971 1.81378 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxiv

lxxiv 2. Analisis Kuesioner

Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran komik mampu menarik atau membuat siswa menjadi berminat untuk belajar, peneliti menggunakan uji T-tes pada kuesioner minat belajar siswa yang dibagikan pada masing-masing kelas.

Keterangan : 1 = kelas VIIA (eksperimen)

2 = kelas VII B (kontrol)

Tabel 17: Analisis kuesioner pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

skor 1.00 27 36.1111 6.76719 1.30235

2.00 25 34.5600 5.50061 1.10012

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxv

lxxv

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

skor Equal variances assumed .395 .532 .903 50 .371 1.55111 1.71853 -1.90065 5.00287 Equal variances not assumed .910 49.203 .367 1.55111 1.70481 -1.87447 4.97670

Dari hasil perhitungan statistik berupa garafik di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

Analisis statistik menunjukkan p = 0.371 > α = 0.050 maka tidak signifikan. Artinya adalah bahwa metode pembelajaran komik dan metode ceramah mampu menarik minat belajar siswa yang hampir sama.

3. Analisis Wawancara

Setelah proses pembelajaran berahir, baik dengan menggunakan metode ceramah maupun yang menggunakan media komik, peneliti ingin mengetahui tanggapan siswa mengenai kedua metode yang baru saja mereka dapatkan.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxvi

lxxvi

Pengambilan sampel untuk wawancara, dilakukan pada 7 siswa kelas VII A dan 5 siswa pada kelas VII B. minimnya sampel yang diambil dikarenakan keterbatasan waktu untuk penelitian.

Hasil wawancara yang didapatkan, banyak siswa yang rata-rata suka dengan metode pembelajaran komik. Untuk kelas yang hanya mendapatkan metode ceramah, mereka sangat ingin sekali belajar dengan menggunakan metode lain. Bahkan sebagian siswa merasa kurang diberi keadilan karena tidak mendapatkan pembelajaran dengan komik.

D. Pembahasan

1. Pemahaman Konsep Siswa

Pandangan siswa terhadap mata pelajaran siswa sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa atau pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran fisika, selain itu peran guru juga sangat berpengaruh besar, bagaimana cara guru dalam membawakan atau mengajarkan pelajaran fisika begitu juga dengan metode yang digunakan.

Soal pretest terdiri dari enam soal esay. Masing-masing soal berpedoman pada indikator-indikator dari materi wujud zat. Bentuk soal berupa esay karena peneliti ingin mengetahui seberapa jauh 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxvii

lxxvii

pemahaman konsep siswa tentang materi wujud zat. Soal pretest sama dengan soal post test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan media komik, maupun dengan metode ceramah.

Dari hasil pretest yang didapatkan, siswa terlihat sangat kesulitan dalam mengerjakan setiap soal, baik kelas VII A maupun kelas VII B, hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata pada kelas VII A adalah 2,89 dan 3,03 pada kelas VII B. Kedua kelas juga memiliki kemampuan yang hampir sama, hal ini dapat dilihat dari analisis statistik yang menunjukkan bahwa p = 0.695 > α = 0.050 dan ini artinya tidak signifikan. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang mencolok dari kedua kelas atau hampir sama.

Setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran komik dan ceramah pada masing-masing kelas, terlihat ada peningkatan pemahaman konsep yang diterima siswa baik dengan menggunakan media komik maupun dengan metode ceramah, hal ini dapat dilihat dari hasil statistik yang menunjukkan peningkatan.

 Pada metode ceramah hasil statistik menunjukkan hasil p = 0.000 < α = 0.050 maka signifikan. Yang artinya adalah terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas saat pretest adalah 3,03 menjadi rata-rata 5,9 pada saat posttest.

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxviii

lxxviii

 Pada metode pembelajaran komik juga terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa, hal ini ditunjukkan pada hasil analisis statistik dengan hasil p = 0.000 < α = 0.050 yang artinya signifikan. Dengan nilai rata-rata saat pretest adalah 2,89 menjadi 6,84 saat posttest.

Dalam usaha peningkatan pemahaman konsep siswa, metode pembelajaran dengan komik kelihatan lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat pada analisis statistik yang menunjukkan hasil p = 0.045 < α = 0.050 maka signifikan. Dengan nilai rata-rata adalah 5,9 pada metode ceramah dan 6,84 pada metode pembelajaran komik.

Hasil penelitian ini memperkuat teori-teori yang menyatakan bahwa media pembelajaran komik dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa seperti yang diungkapkan Gene Yang dalam Eko Wurianto (2009). Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memiliki hasil yang sama penelitian yang dilakukan oleh Nur Marianah.

2. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa dapat diukur melalui kuesioner yang telah di dapatkan. Kuesioner diberikan pada kedua kelas, baik yang menggunakan metode ceramah, maupun yang menggunakan metode pembelajaran komik.

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxix

lxxix

Untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap mata pelajaran fisika setelah menggunakan kedua metode, peneliti menggunakan T-tes untuk dua kelompok yang independen dari hasil kuesioner yang didapatkan.

Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang mencolok antara minat siswa terhadap mata pelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran komik maupun dengan metode ceramah. Ini dapat dilihat pada hasil analisis statistik dimana p = 0.371 > α = 0.050 maka tidak signifikan. Lain hal nya jiga analisis yang dilakukan menurut interval skor dimana kelas yang menggunakan media pembelajaran komik (kelas VII A) memiliki jumlah skor rata-rata 36,11 skor ini masuk kedalam kategori siswa yang berminat dan pada kelas ceramah mendapatkan skor rata-rata 34,56 skor ini masih berada dalam kategori cukup berminat. Dari setiap pertanyaan kuesioner rata-rata skor dari kedua kelas hampir sama, tetapi pada pertanyaan kuesioner yang ke 4, yaitu pertanyaan yang berisi tentang perbandingan media yang baru digunakan dengan media yang lain. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara media pembelajaran komik dan media ceramah yaitu rata-rata skor kelas ceramah adalah 3,3 dan pada kelas media pembelajaran komik 3.7. Hal ini yang membuat media komik lebih dipilih daripada media ceramah.

Latar belakang mengapa terjadi perbedaan yang tidak mencolok pada minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika karena, ketidak 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxx

lxxx

senangan siswa terhadap pembelajaran fisika sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi merasa tidak berminat terhadap mata pelajaran fisika dan ketika peneliti memberikan pembelajaran, siswa merasa lebih senang menerima pembelajaran yang diberikan peneliti dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa media pembelajaran komik dapat menaikan minat belajar siswa pada pelajaran fisika..

3. Tanggapan Siswa Pada Media Pembelajaran Komik

Untuk memperkuat hasil dari kuesioner, peneliti melakukan wawancara kepada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dilakukannya wawancara pada kelas kontrol bertujuan untuk apakah siswa yang menerima pebelajaran dengan metode ceramah lebih senang dengan metode ceramah ataukah lebih ingin menerima pembelajaran dengan komik.

Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa yang mewakili dari tiap kelas menunjukkan, siswa senang terhadap media pembelajaran komik ini dapat dilihat dari jawaban-jawaban yang dilontarkan dari tiap-tiap siswa yang menerima pembelajaran dengan media komik.

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxxi

lxxxi

Jawaban serupa juga ditunjukkan oleh siswa yang menerima pembelajaran dengan metode ceramah, namun dari sebagian besar siswa lebih memilih ingin menggunakan metode pembelajran dengan media komik. Karena mereka mengetahui jika pada kelas eksperimen menggunakan media komik dan mereka hanya menggunakan media ceramah, ada beberapa siswa yang protes terhadap hal ini. Dan yang membuat peneliti yakin bahwa mereka lebih memilih media pembelajaran komik adalah mereka mengatakan jika peneliti tidak adil dan harus mengulang mengajar lagi dengan menggunakan media pembelajaran komik di kelas mereka.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lxxxii

lxxxii BAB V

Dokumen terkait