• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Kesulitan Belajar

5. Siswa SMP Sebagai Remaja dan Kesulitan Belajar Siswa SMP

a. Siswa SMP sebagai remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Menurut Harlock (Mappiare, 1982: 25) rentang usia yang terjadi pada masa remaja berkisar antara 13 tahun samapai 21 tahun. Rentang usia remaja wanita berkisar antara usia 12 tahun sampai 21 tahun, sedangkan rentang usia remaja pria berkisar antara usia 13 tahun sampai 21 tahun. Usia remaja terbagi menjadi dua, yaitu usia

remaja awal dan akhir. Usia remaja awal berkisar antara usia 12 tahun sampai 17 tahun, sedangkan usia remaja akhir berkisar antara usia 17 tahun sampai 21 tahun.

Siswa SMP adalah siswa yang berada pada masa remaja. Siswa yang berada pada masa remaja sangat lekat dengan masa pencarian jati diri. Pencarian jati diri yang berlangsung pada masa remaja sering membuat remaja mengalami ketidakstabilan perasaan dan mengalami kebingungan dalam menentukan tujuan hidupnya. Ketidakstabilan dan kebingungan yang dialami oleh remaja sering mengakibatkan munculnya sikap yang mudah tersinggung, mudah curiga, kurang berhati-hati, dan lain sebagainya. Sikap-sikap ini membuat remaja sangat sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya, termasuk perkembangan fisik dan psikologi. Pengetahuan akan perkembangan fisik dan psikologi akan mengubah cara pandang remaja terhadap dirinya termasuk pola pikir dan motivasi yang dimilikinya. Pola pikir dan motivasi yang berkembang dengan baik akan membantu remaja mengetahui hal-hal apa saja yang akan dihadapi di masa yang akan datang, termasuk pemahaman akan hal- hal yang menyebabkan ia mengalami kesulitan belajar.

b. Kesulitan belajar siswa SMP

Penelitian mengenai kesulitan belajar pada siswa SMP sudah cukup banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang telah dilakukan memiliki perbedaan masing-masing, baik pada subyek penelitian, tempat dilakukannya penelitian, tingkatan kelas yang diteliti,

dan tujuan dari penelitian. Contoh dari hasil penelitian mengenai kesulitan belajar siswa SMP antara lain:

1) Hasil penelitian Atanus (2013) berjudul, Deskripsi Kesulitan Belajar yang Intens Dialami Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik- topik Bimbingan Klasikal, yaitu:

(a) Kesulitan pada aspek kognitif

Siswa mengalami kesulitan dalam hal intelegensi; bakat; tipe belajar; daya fantasi; dan kemampuan berkonsentrasi. Kesulitan belajar dalam hal intelegensi, ditandai dengan kesulitan siswa memahami materi pelajaran; menangkap hubungan antara materi yang satu dengan yang lain; mempelajari pelajaran eksakta dan non eksakta; mengingat materi pelajaran. Kesulitan belajar dalam hal bakat, ditandai dengan kesulitan siswa merumuskan kembali bahan pelajaran; mengatur waktu belajar. Kesulitan belajar dalam hal tipe belajar, ditandai dengan kesulitan siswa menangkap materi pelajaran dalam bentuk gambar, bagan, dan diagram; menangkap materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru secara lisan; meringkas bahan pelajaran dengan cepat. Kesulitan belajar dalam hal daya fantasi, ditandai dengan kesulitan siswa ketika harus melanjutkan sebuah cerita secara langsung; mengungkapkan sebuah ide baru; menanyakan bahan pelajaran yang sulit.

Kesulitan belajar dalam hal konsentrasi, ditandai dengan kesulitan siswa ketika harus berkonsentasi mengerjakan tugas- tugas non eksakta; memiliki masalah pribadi; mengikuti pelajaran di kelas yang ramai; perubahan cuaca yang tidak menentu.

(b) Kesulitan pada aspek konatif

Siswa mengalami kesulitan dalam hal motivasi belajar. Kesulitan belajar dalam hal konsentrasi belajar, ditandai dengan kesulitan siswa ketika harus mendapatkan nilai yang bagus. (c) Kesulitan pada aspek afeksi

Siswa mengalami kesulitan dalam hal tempramen siswa; perasaan yang dimiliki siswa; minat; dan sikap ketika mengikuti pelajaran. Kesulitan belajar dalam hal tempramen, ditandai dengan kesulitan siswa ketika mengikuti pelajaran saat sedang marah; mengendalikan perasaan saat mengerjakan PR yang sulit; sedang sedih. Kesulitan belajar dalam hal perasaan yang dimiliki siswa, ditandai dengan kesulitan siswa menerima teman yang suka mencontek; menerima banyak tugas yang diberikan oleh guru. Kesulitan belajar dalam hal minat, ditandai dengan kesulitan siswa menyenangi sebagian besar mata pelajaran di sekolah. Kesulitan belajar dalam hal sikap ketika mengikuti pelajaran, ditandai dengan kesulitan siswa bersikap positif terhadap mata pelajaran yang sulit.

(d) Kesulitan pada aspek motorik

Siswa mengalami kesulitan dalam hal kecepatan menulis; kecepatan berbicara dengan jelas; kecepatan menggambar. Kesulitan siswa dalam hal kecepatan menulis, ditandai dengan kesulitan siswa menulis dengan rapi. Kesulitan siswa dalam hal kecepatan berbicara dengan jelas, ditandai dengan kesulitan siswa berbicara dengan lancar di depan kelas. Kesulitan siswa dalam hal menggambar, ditandai dengan kesulitan siswa menggambar dengan baik.

(e) Kesulitan pada aspek pribadi guru

Siswa mengalami kesulitan dalam hal kepribadian guru; guru yang diinginkan siswa; guru sebagai didaktikus. Kesulitan siswa dalam hal kepribadian guru, ditandai dengan kesulitan siswa menerima sikap guru yang pilih kasih. Kesulitan dalam hal guru yang diinginkan siswa, ditandai dengan kesulitan siswa menangkap beberapa penjelasan dari guru; mematuhi perintah guru agar tidak rebut di kelas. Kesulitan dalam hal guru sebagai didaktikus, ditandai dengan kesulitan siswa mengikuti cara mengajar guru; menyesuaikan diri dengan cara mengajar guru. (f) Kesulitan pada aspek sekolah sebagai institusi pendidikan

Siswa mengalami kesulitan dalam hal sarana dan prasarana; suasana di sekolah; kurikulum; kontak guru dengan wali. Kesulitan siswa dalam hal sarana dan prasarana, ditandai

dengan kesulitan siswa memanfaatkan fasilitas-fasiltas yang disediakan oleh sekolah. Kesulitan siswa dalam hal suasana di sekolah, ditandai dengan kesulitan siswa menaati tata tertib sekolah; mentaati peraturan di sekolah. Kesulitan dalam hal kuriulum, ditandai dengan kesulitan siswa mengikuti bahan pelajaran yang banyak dan padat. Kesulitan dalam hal kontak guru dengan wali, ditandai dengan kesulitan siswa menerima hasil rapor.

(g) Kesulitan pada aspek faktor situasional

Siswa mengalami kesulitan dalam hal keadaan waktu yang diinginkan siswa; alokasi tempat sekolah. Kesulitan dalam hal keadaan waktu yang diinginkan siswa, ditandai dengan kesulitan siswa mengatur waktu belajar mandiri. Kesulitan dalam hal alokasi tempat sekolah, ditandai dengan kesulitan siswa menyesuaikan diri dengan letak sekolah yang berdekatan dengan keramaian; suara bising yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah.

2) Hasil penelitian Sari (2011) berjudul, Deskripsi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik- topik Bimbingan Belajar, yaitu:

(a) Kesulitan pada aspek intern-kognitif

Siswa mengalami kesulitan dalam hal konsentrasi, dan rendahnya pemahaman siswa. Kesulitan belajar dalam hal konsentrasi belajar, ditandai dengan sulitnya siswa memusatkan perhatian ketika guru menjelaskan. Kesulitan belajar dalam hal rendahnya pemahaman siswa ditandai dengan sulitnya memahami materi yang diajarkan oleh guru.

(b) Kesulitan pada aspek intern-afektif

Siswa mengalami kesulitan dalam hal perasaan senang untuk membaca, suasana hati yang kurang baik, kurangnya minat belajar. Kesulitan dalam hal perasaan senang untuk membaca ditandai dengan perasaan senang untuk membaca buku perasaan. Kesulitan dalam hal suasana hati yang kurang baik ditandai dengan perasaan negatif yang muncul ketika belajar seperti sedih, takut, dan lain sebagainya. Kesulitan dalam hal kurangnya minat belajar ditandai dengan perilaku siswa yang lebih senang bermain sepulang sekolah daripada mengerjakan tugas.

(c) Kesulitan pada aspek intern-psikomotorik

Siswa mengalami kesulitan dalam hal gangguan pendengaran dan penglihatan. Kesulitan dalam hal gangguan pendengaran ditandai dengan kesulitan siswa mendengarkan dengan jelas penjelasan dari guru yang sedang menerangkan

materi pelajaran. Kesulitan dalam hal gangguan penglihatan ditandai dengan kesulitan siswa memperhatikan materi yang ditulis guru di papan tulis.

(d) Kesulitan pada aspek ekstern-lingkungan siswa

Siswa mengalami kesulitan dalam hal kemampuan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua. Kesulitan dalam hal kemampuan ekonomi keluarga ditandai dengan perilaku siswa yang ikut membantu pekerjaan orang tua mencari makanan untuk ternak, sehingga tidak ada waktu untuk belajar. Kesulitan dalam hal perhatian orang tua ditandai dengan perilaku orang tua yang tidak pernah mengingatkan anaknya untuk belajar. (e) Kesulitan pada aspek ekstern-lingkungan masyarakat siswa

Siswa mengalami kesulitan dalam hal teman yang tidak mau belajar bersama dan lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif. Kesulitan dalam hal teman yang tidak mau belajar bersama ditandai dengan teman yang ada di lingkungan sekitar cenderung sering mengajak bermain daripada belajar. Kesulitan dalam hal lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif ditandai dengan suhu udara di sekitar tempat tinggal siswa terlalu dingin, sehingga siswa cenderung menghabiskan waktunya untuk tidur-tiduran.

(f) Kesulitan pada aspek ekstern-lingkungan sekolah siswa

Siswa mengalami kesulitan dalam hal cara mengajar guru dan sarana dan prasarana sekolah. Kesulitan dalam hal cara mengajar guru ditandai dengan guru cenderung hanya memberikan catatan kepada siswa, sehingga siswa merasa bosan; guru sering memarahi siswa, sehingga siswa merasa kecewa dan malas untuk belajar. Kesulitan dalam hal sarana dan prasarana sekolah ditandai dengan jarak antara tempat tinggal siswa dengan sekolah terlalu jauh, sehingga siswa malas berangat ke sekolah; fasilitas yang ada di sekolah tidak lengkap.

Dokumen terkait