• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui program pembangunan kesehatan yang diupayakan dalam pokok-pokok program.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar A.1 Pelayanan Kesehatan Ibu

Upaya-upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan hingga kelahiran, masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya antara lain melalui peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan dan peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten yang diarahkan ke fasilitas kesehatan.

A.1.1 Pelayanan Sebelum Melahirkan (Ante Natal Care/ANC)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional. Pelayanan antenatal ibu hamil dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan. Untuk melihat akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dapat digambarkan melalui cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB tahun 2010-2015 terlihat pada gambar tersebut.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 48 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 K1 95.52 92.65 94.46 93.64 98.34 98.37 98.94 100 101 K4 86.35 83.43 85.13 85.44 90.67 92.13 91.24 93.4 93.1 Target 95 95 95 95 95 95 95 95 95 75 80 85 90 95 100 pe rs e tna se Gambar IV. 1

Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2007-2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2015

Gambar IV.1 memperlihatkan cakupan pelayanan K1 ibu hamil tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan cakupan tahun 2014 namun cakupan K4 tahun 2015 sedikit menurun dibandingkan tahun 2014. Cakupan K4 tahun 2007 s/d 2015 kesemuanya masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 95%.

Cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu hamil menurut kabupaten/kota pada tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran (tabel 29). Cakupan K1 di semua kabupaten/kota telah mencapai target sedangkan cakupan K4 di Provinsi NTB yang telah mencapai target hanya di 3 kabupaten yaitu Lombok Timur (98,55%) , Dompu (95,35%) dan Sumbawa (95,33%).

Ibu hamil mendapatkan pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada kunjungan K1 sampai K4. Cakupan imunisasi TT tahun 2015 terlihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 49

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB TT1 16.0 33.2 45.9 34.4 28.4 57.3 34.5 52.6 56.4 29.6 39.1 TT2 + 71.8 113. 94.1 60.7 83.8 89.7 66.7 84.8 75.6 48.8 86.2 -20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 p e rs e n ta se Gambar IV. 2

Cakupan Imunisasi TT 1 dan TT 2+ Ibu Hamil di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.2 memperlihatkan bahwa cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 rata-rata di Provinsi NTB tahun 2014 belum mencapai target. Cakupan TT-1 di Provinsi NTB tahun 2015 sebesar 39,1% (target 95%) sedikit meningkat jika dibandingkan capaian tahun 2014 yang hanya sebesar 25,7 %. Berbeda dengan cakupan TT-2 + di Provinsi NTB meningkat cukup signifikan menjadi 86.2% pada tahun 2015 (target 90%), jauh meningkat jika dibandingkan cakupan tahun 2014 hanya sebesar 46,8%. Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur cakupan TT-2 + nya sudah melebihi target yang ditetapkan.

Salah satu kesakitan pada ibu hamil adalah anemia yang dapat menyebabkan kematian ibu karena perdarahan pada saat persalinan. Anemia karena defisiensi zat besi sebagai penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Ibu hamil saat ANC diberikan tablet Fe 90 tablet untuk pencegahan dan pengobatan anemia gizi besi. Cakupan pemberian tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk ibu hamil di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 50

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB FE-1 98.61 100.60 107.60 95.59 99.45 94.17 98.28 92.31 100.59 97.50 100 FE-3 94.30 91.23 98.18 85.04 95.18 88.31 88.92 75.97 91.92 93.82 91.96 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 p er sen Gambar IV. 3

Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk Ibu hamil di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 di Provinsi NTB, cakupan pemberian tablet Fe-1 mencapai 100% dan tablet Fe-3 sebesar 91,96% sehingga dapat diartikan bahwa belum semua ibu hamil mendapatkan tablet Fe-3 sebanyak 90 tablet.

ANC juga mendeteksi resiko terjadinya komplikasi kehamilan diantaranya abortus, hiperemesis gravidarum, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan lewat waktu dan ketuban pecah dini.

Ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB tahun 2015 sebanyak 26.545 orang atau 112,2% dari perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan. Cakupan ini sudah mencapai target SPM tahun 2015 (target 80 persen). Cakupan Ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani melebihi dari 100% dikarenakan perkiraan bumil dengan komplikasi jumlahnya lebih sedikit dibandingkn dengan bumil komplikasi yang sesungguhnya ditemukan dan ditangani. Data cakupan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 33).

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 51 80.51 77.5 84.32 87.09 90.35 89.9 89.9 91.7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 pe rs en

A.1.2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2015 sebesar 91,7% berarti sekitar 8,3 % persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan (seperti: dukun beranak). cakupan ini meningkat jika dibandingkan dengan cakupan tahun 2013 yaitu 89,9%. Data terinci di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 29).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi NTB tahun 2008-2015 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 4

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2008-2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2008-2015

Gambar IV.4 memperlihatkan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sejak tahun 2008-2015 dan dalam rentang waktu tersebut hanya pada tahun 2012 dan 2015 yang cakupannya sudah tercapai sesuai target nasional (90%).

Komplikasi dan kematian ibu serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi di masa persalinan. Disebabkan karena pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang professional (memiliki kompetensi kebidanan).

Pada tahun 2015, jika cakupan pelayanan K4 dibandingkan dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan lebih rendah 1,4% daripada cakupan pelayanan K4 ibu hamil, dapat diartikan sekitar 1.541 ibu hamil yang sudah mendapatkan pelayanan K4, pada saat persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan adanya

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 52

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB Yan Nifas 93.27 91.91 94.48 91.47 92.79 85.19 87.51 81.47 87.84 89.11 91 Kapsul Vit A Bufas 94.43 91.89 94.48 79.50 75.84 88.38 87.45 81.47 89.37 89.11 89.5

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 pe rs en

peningkatan pelayanan jika dbandingkan tahun 2014, di mana ada sekitar 9.096 ibu hamil yang sudah mendapatkan pelayanan K4 namun pada saat persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan. Untuk tahun-tahun berikutnya, diharapkan dapat terus melakukan pengawasan pada ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan K4 agar pada saat memasuki masa persalinan dapat tetap tertangani oleh tenaga kesehatan.

A.1.3 Pelayanan Nifas

Peningkatan kesehatan ibu pasca persalinan antara lain melalui peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas yang diberikan minimal tiga kali mulai enam jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu nifas dan pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU. Capaian pelayanan ibu nifas dan ibu nifas mendapatkan vitamin A terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 5

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.5 memperlihatkan bahwa pada tahun 2015, terdapat kabupaten/kota yang cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A lebih besar daripada ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Bima. Hal ini harus dicermati, karena pemberian vitamin A pada ibu nifas

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 53 IUD 7.58 % MOP 0.40% MOW 0,64% IMPLAN 18,23 % KONDOM 3.16 % SUNTIK 54,43 % PIL 15,22% LAINNYA 0.36 %

KB Baru

IUD 12,27% MOP 0,56% MOW 1,94 % IMPLAN 16,38 % KONDOM 2,09% SUNTIK 50,66 % PIL 16,03% LAINNYA 0.06%

KB Aktif

merupakan salah satu indikator dalam pelayanan kesehatan pada ibu nifas, sehingga dapat diartikan bahwa ada ibu nifas yang hanya mendapatkan vitamin A saja namun pelayanan lain yang harus dipenuhi saat pelayanan kesehatan pada ibu nifas tidak di berikan.

A.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi perlu pemecahan masalah sejak dari hulu, salah satunya melalui program Keluarga Berencana (KB).

Pasangan Usia Subur (PUS) Provinsi NTB tahun 2015 sebanyak 902.566 pasangan. Peserta KB baru pada tahun 2015 sebanyak 124.206 orang menurun jika dibandikan dengan peserta KB baru pada tahun 2014 yaitu sebanyak 154.580 orang. Peserta KB aktif pada tahun 2015 sebanyak 781.421 meningkat dari jumlah KB aktif pada tahun 2014 sebanyak 715.520 orang. Peserta KB baru pada tahun 2015 menggunakan kontrasepsi MKJP (IUD, MOP, MOW dan implant) sebanyak 26,84% dan non MKJP (suntik, pil, kondom) sebanyak 73,16% sedangkan peserta KB aktif pada tahun 2015 menggunakan kontrasepsi MKJP (IUD, MOP, MOW dan implant) sebanyak 31,15% dan non MKJP (suntik, pil, kondom) sebanyak 68,85%.

Gambar IV. 6

Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru dan KB aktif di Provinsi NTB Tahun 2014 dan 2015

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 54 Gambar IV.6 memperlihatkan bahwa peserta KB baru dan KB aktif sebagian

besar menggunakan KB suntik, karena penggunaan KB suntik tidak memerlukan banyak tahap yang sulit, termasuk metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk masyarakat dan akses untuk memperoleh layanan KB suntik relatif lebih mudah.

Pada tahun 2015 tingkat partisipasi pria sebagai peserta KB aktif masih rendah, hal ini dapat dilihat dari penggunaan kontrasepsi kondom yang hanya 2,09 % dan MOP 0,56%.

A.3 Pelayanan Kesehatan Anak A.3.1 Pelayanan Kesehatan Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus.

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus minimal 3 kali selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus: (1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6–48 jam setelah lahir; (2) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir; (3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/ masalah kesehatan pada neonatus. Cakupan kunjungan neonatal (KN1) pada tahun 2015 sebesar 95,94% meningkat jika diandingkan dengan tahun 2014 yaitu 94,66%. Kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 2015 94,01% juga meningkat dari tahun 2014 92,30%. Cakupan KN dirinci menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 38).

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 55 Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan

atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Yang termasuk neonatal resiko tinggi antara lain yaitu BBLR, asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi, hypertermi dan tetatus neonatorum. Risiko terbesar kematian neonatal terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Pada tahun 2015 capaian neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB sebesar 72,29%, hal tersebut dapat diartikan sekitar 27,71% neonatal resiko tinggi/dengan komplikasi belum tertangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Kemungkinan lain hal tersebut terjadi karena perkiraan kasus neonatal dengan komplikasi yang ditetapkan lebih besar dari kasus neonatal komplikasi yang sesungguhnya terjadi. Capaian neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 33).

Neonatal resti yang ditangani termasuk penanganan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Pada tahun 2015 dari 93.506 bayi yang ditimbang, sebanyak 3.723 bayi atau 3,98 % adalah bayi lahir dengan BBLR. Banyaknya kasus bayi lahir dengan BBLR di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 37).

A.3.2 Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi: (1) kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan; (2) Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan; (3) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan; (4) Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2015 mencapai 95,33 % dari 107,546 proyeksi bayi artinya masih terdapat 5.023 bayi yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 56

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kota

Bima NTB Desa/Kelurahan 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38 1,135 Desa/Kelurahan UCI 122 139 252 109 76 175 53 33 46 32 1037 % Desa/Kelurahan UCI 100.00 100.00 99.21 66.06 96.20 91.62 82.81 100.00 92.00 84.21 91.37 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0 200 400 600 800 1000 1200 p e rs e n de sa /k e lur aha n

Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun, Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK), Pemberian vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan), konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda– tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA serta penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian.

Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi di desa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Pencapaian UCI desa/kelurahan di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 7

Cakupan UCI Desa/Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 57

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kota

Bima NTB BCG 97.23 107.03 100.24 84.31 91.60 100.89 89.40 106.82 36.72 93.79 93.78 POLIO4 98.41 105.42 107.72 83.40 98.65 97.32 87.98 94.19 95.18 94.39 99.48 DPT3+HB3 100.95 105.08 107.72 82.86 98.65 97.38 87.98 94.29 95.10 94.34 99.69 CAMPAK 101.43 103.08 104.90 84.22 90.75 99.13 88.81 92.15 93.82 87.97 98.20 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 pe rs e n

Gambar IV.7 memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan rata-rata di Provinsi NTB tahun tahun 2015 adalah 91,37% meningkat jika dibandingkan capaian UCI tahun 2014 yaitu sebesar 86,96%. Kabupaten/Kota yang belum mencapai UCI 90% adalah Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat dan Kota Bima. Hal ini disebabkan antara lain karena kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Selain itu juga kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi.

Cakupan pemberian imunisasi BCG, DPT1-HB1, DPT3-HB3, Polio 3 dan campak untuk bayi di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 8

Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.8 memperlihatkan cakupan imunisasi BCG, Polio 4, DPT 3+HB 3, Polio 4 dan Campak di Provinsi NTB pada tahun 2015. Kabupaten Lombok Tengah, dan Lombok Timur capaiannya sudah mencapai 100% untuk setiap jenis imunisasi. Cakupan imunisasi pada tahun 2015 meningkat dibandingkan cakupan imunisasi yang sama pada tahun 2014. Untuk imunisasi dasar lengkap (IDL) target tahun 2015 adalah

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 58

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kt.

Bima NTB % ASI EKSKLUSIF 94.92 90.00 78.89 86.51 87.31 53.60 76.13 45.70 62.35 77.11 76.88 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 p e r s e n

90%. Kabupaten/Kota yang cakupan IDLnya sudah mencapai target adalah Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Bima dan Lombok Utara. Cakupan imunisasi di setiap kabupaten/kota lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 42 dan 43).

Kampanye peningkatan ASI ekslusif diberikan kepada masyarakat terutama kepada ibu mulai sejak hamil sampai melahirkan. Konseling ASI ekslusif dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan pemberian ASI ekslusif di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar IV. 9

Cakupan ASI Ekslusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.9 memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi rata-rata di Provinsi NTB sebesar 76,88% meningkat jika dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 68,81 persen. Kabupaten/kota yang cakupan pemberian ASI ekslusif-nya sudah mencapai target (80%) adalah Kabupaten Lombok Barat, Lombok

Tengah, Sumbawa dan Dompu. Bayi umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A 100.000 IU, pemberian

kapsul vitamin A pada usia ini dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak serta menunjang penurunan angka kesakitan dan angka kematian anak.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 59

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt Bima NTB

Bayi 13,954 19,623 26,155 10,574 5,470 10,861 3,012 5,182 9,008 3,707 107,546 MENDAPAT VIT A 13,738 21,331 29,611 9,621 3,066 9,599 2,728 5,102 6,063 3,087 103,946 % 98.45 108.71 113.21 90.99 56.05 88.38 90.57 98.46 67.31 83.27 96.65 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 pe rs e n ba yi Gambar IV. 10

Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100.000 IU di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.10 memperlihatkan bahwa cakupan bayi (6-11 bulan) rata-rata di Provinsi NTB tahun 2015 yang mendapat kapsul vitamin A 100.000 UI mencapai 96,65%. Cakupan bayi yang mendapat vitamin A 100.000 UI untuk Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur sudah mencapai 100 %.

A.1.5 Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar antara lain pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA dan pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI).

Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang mendapat pelayanan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 60

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt Bima NTB 2014 93.42 82.89 71.53 80.58 77.11 82.48 87.99 100.00 62.87 84.58 79.75 2015 88.15 81.25 81.60 106.99 82.46 84.29 89.50 95.95 70.87 79.31 84.57 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 p e rs e n Gambar IV. 11

Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2014 dan Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2014-2015

Gambar IV.11 memperlihatkan bahwa rata-rata cakupan anak balita (12-59 bulan) yang mendapat pelayanan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2015 sebesar 84,57%, meningkat jika dibandingkan capaian tahun 2014 yaitu 79,75%.

Pemantauan pertumbuhan pada anak dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan anak balita setiap bulan dan dicatat pada Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada kelompok baduta (bawah dua tahun/anak 0-23 bulan) dan balita.

Hasil pemantauan pertumbuhan pada kelompok baduta di Provinsi NTB tahun 2015, yang ditimbang sebanyak 86,99% dari sasaran baduta yang dilaporkan dan sebanyak 2,44% berada di bawah garis merah (BGM). Data cakupan penimbangan baduta di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 45).

Hasil pemantauan pertumbuhan pada kelompok balita di Provinsi NTB tahun 2015, yang ditimbang hanya sebanyak 78,16% dari balita yang dilaporkan dan sebanyak 2,62% berada di bawah garis merah (BGM). Data cakupan penimbangan balita di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 47).

Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI) pada balita di kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 61 Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt Bima NTB

BALITA (6-59 BULAN) 66,397 98,113 130,775 44,616 27,350 54,063 15,060 21,863 45,040 18,533 521,810 MENDAPAT VIT A 64,380 93,986 118,369 43,435 22,060 42,604 14,183 22,091 29,852 13,358 464,318 % 96.96 95.79 90.51 97.35 80.66 78.80 94.18 101.04 66.28 72.08 88.98 -20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 p e rs e n o ra n g Gambar IV. 12

Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar IV.12 memperlihatkan cakupan vitamin A untuk balita di Provinsi NTB adalah sebesar 88,98% dan Kabupaten yang cakupannya mencapai 100% adalah Kabupaten Lombok Utara.

A.3 Perbaikan Gizi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2015 di Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan untuk mendukung percepatan pencapaian target RPJMD yaitu penurunan prevalensi kurang gizi, melalui kegiatan pendidikan gizi masyarakat, penanggulangan kurang gizi baik gizi makro maupun gizi mikro, surveilans gizi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Surveilan gizi melalui laporan rutin penemuan kasus gizi buruk yang sudah dikonfirmasi BB/PB atau BB/TB, perkembangannya dari tahun 2008 - 2014 adalah sebagai berikut.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 62 750 1,092 767 646 481 339 0 200 400 600 800 1000 1200 2010 2011 2012 2013 2014 2015 ka sus Tahun Gambar IV. 13

Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2010-2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2010 - 2015

Gambar IV.13 memperlihatkan bahwa kasus gizi buruk yang ditemukan di Provinsi NTB selama 6 tahun terakhir masih banyak, namun sejak tahun 2012 hingga 2015 menunjukkan perkembangan yang baik, dimana jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan semakin menurun. Jika diprediksikan berdasarkan hasil PSG tahun 2015, prevalensi gizi buruk sebesar 3,12% dari jumlah balita yang dilaporkan di Provinsi NTB (sekitar 500 ribu) atau bisa dipredikisi sekitar 15 ribu kasus balita gizi buruk, maka penemuan kasus gizi buruk yang terlaporkan masih sangat rendah, berarti masih banyak kasus gizi buruk yang tidak ditemukan atau terpantau oleh petugas kesehatan. Dengan demikian perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan penemuan kasus gizi buruk di masyarakat seperti mengoptimalkan pemantauan pertumbuhan anak di posyandu dan pemberian makanan pada anak sesuai standart.

A.3 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia di Provinsi NTB adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”. Kesemuanya akan tercapai bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Upaya

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 63

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kota Bima NTB 2014 91.48 94.61 92.89 97.89 88.94 80.14 93.63 87.85 100.00 82.01 92.18 2015 97.43 94.49 96.01 100.00 55.38 82.57 95.00 78.75 98.01 76.41 89.73 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 ka bup at e n/ kot a

Kesehatan Sekolah (UKS). UKS dilakukan lewat Trias program UKS meliputi aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah lingkungan sehat. Aspek pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat dan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/MI.

Gambar IV. 14

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Provinsi NTB Tahun 2014-2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2014-2015

Dokumen terkait