• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan masyarakat sangat memerlukan sumber daya kesehatan yang merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

A. Sarana Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari RS Umum, RS Khusus, Puskesmas dan jaringannya, sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan sarana pelayanan lainnya (seperti Balai pengobatan/klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan dan Praktek Pengobatan Tradisional). Rincian sarana pelayanan kesehatan tercantum pada lampiran (tabel 67).

A.1 Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit umum yang ada di Provinsi NTB sampai akhir tahun 2015 sebanyak 26 buah. Berdasarkan pemilikan/pengelola terdistribusi sebagai berikut:

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 78 Tabel V.1

Jumlah Rumah Sakit Umum berdasarkan Pengelola di Provinsi NTB Tahun 2015 Kabupaten/Kota Pemilikan/Pengelola Jumlah

Pem.Prov NTB Pem.Kab/Kota TNI/Polri Swasta

Lombok Barat 0 1 0 0 1 Lombok Tengah 0 1 0 1 2 Lombok Timur 0 1 0 2 3 Sumbawa 1 1 0 0 2 Dompu 0 1 0 0 1 Bima 0 2 0 0 2 Sumbawa Barat 0 1 0 0 1 Lombok Utara 0 1 0 0 1 Mataram 1 1 2 6 10 Kota Bima 0 0 0 3 3 Jumlah 2 10 2 12 26

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Tabel di atas memperlihatkan penyebaran RS di Provinsi NTB tidak merata. Unit rumah sakit di Provinsi NTB sudah lebih dari cukup dimana tercatat dari segi kepemilikan sebanyak 14 RS pemerintah dan 12 swasta. Namun penyebaran atau tataletak RS masih tidak merata. Masih ada RS yang tidak menjangkau atau tidak mencukupi dalam hal layanan kecukupan tempat tidur karena lebih banyak RS berada di Pulau Lombok daripada di Pulau Sumbawa.

A.2 Rumah Sakit Khusus

Sesuai tipe pelayanan, selain Rumah Sakit Umum juga terdapat Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Khusus menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit dan disiplin ilmu tertentu atau mempunyai fungsi primer. Di Provinsi NTB terdapat 2 buah Rumah Sakit Khusus yaitu Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati.

A.3 Puskesmas dan Jaringannya

Menurut Permenkes No 75 Tahun 2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 79 di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dengan

kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Puskesmas di Provinsi NTB tahun 2015 berjumlah 158 buah yang terdiri dari 128 buah puskesmas rawat inap dan 30 buah puskesmas non rawat inap. Jumlah puskesmas di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada tabel berikut.

Tabel V.2

Jumlah Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2014- 2015

Kabupaten/ Kota

Tahun 2014 Tahun 2015

Rawat Inap Non Rawat

Inap Jumlah Rawat Inap

Non Rawat Inap Jumlah Lobar 5 12 17 5 12 17 Loteng 25 0 25 25 0 25 Lotim 29 0 29 29 0 29 Sumbawa 23 2 25 23 2 25 Dompu 7 2 9 7 2 9 Bima 20 0 20 20 0 20 KSB 6 3 9 7 2 9 KLU 4 4 8 6 2 8 Mataram 4 7 11 4 7 11 Kota Bima 2 3 5 2 3 5 Jumlah 125 33 158 128 30 158

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2014-2015

Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada perubahan tipe puskesmas pada tahun 2015. Pada tahun 2014 puskesmas non rawat inap sebanyak 33 buah, sedangkan tahun 2015 puskesmas non rawat inap sebanyak 30 buah. Sebanyak 3 puskesmas non rawat inap beralih menjadi puskesmas rawat inap pada tahun 2015.

Puskesmas rawat inap atau puskesmas perawatan merupakan puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.

Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk relatif tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, rasio puskesmas 3,34 terhadap 100.000 penduduk dan pada tahun 2015 3,28 terhadap 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 80 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, puskesmas dibantu oleh

jaringannya yaitu puskesmas keliling dan puskesmas pembantu. Puskesmas keliling di Provinsi NTB pada tahun 2015 sebanyak 234 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 565 buah, terinci sebagai berikut.

Tabel V.3

Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi NTB Tahun 2015 Kabupaten/Kota Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu

Lombok Barat 22 59 Lombok Tengah 25 95 Lombok Timur 43 87 Sumbawa 35 93 Dompu 9 47 Bima 30 90 Sumbawa Barat 21 28 Lombok Utara 11 30 Mataram 23 17 Kota Bima 15 19 Jumlah 234 565

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015 A.4 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang ada di Provinsi NTB yaitu Industri obat tradisional 1 buah, usaha kecil obat tradisional sebanyak 5 buah, pedagang besar farmasi sebanyak 7 buah, apotek sebanyak 320 buah, toko obat sebanyak 112 buah dan penyalur alat kesehatan sebanyak 2 buah.

A.5 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 81

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kota Bima MANDIRI 6.45 1.36 5.47 6.20 1.25 3.69 7.55 0.00 21.20 1.23 PURNAMA 71.20 20.10 34.57 39.15 72.82 51.01 54.72 41.13 40.11 25.77 MADYA 20.16 43.72 47.21 47.61 20.95 39.26 31.60 57.84 30.37 58.90 PRATAMA 2.19 34.82 12.76 7.04 4.99 6.04 6.13 1.03 8.31 14.11 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% pe rs e n

(UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa).

A.3.1 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Data posyandu menurut strata di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 69). Posyandu di Provinsi NTB menurut strata tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar V.1

Persentase Posyandu menurut Strata di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Pada tahun 2015, jumlah posyandu sebanyak 7.006 buah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 6.922 buah. Posyandu yang aktif hanya sebanyak 3.197 atau sebanyak 45,63% dari seluruh posyandu yang ada. Rasio posyandu terhadap 100 balita pada tahun 2015 adalah 1,4 per 100 balita, artinya terdapat posyandu yang mempunyai sasaran lebih dari 100 balita. Jika dibandingkan dengan jumlah desa dan kelurahan, maka rasio posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 6,17 artinya setiap desa mempunyai sekitar 6 posyandu.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 82

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kota Bima Desa/Kelurahan 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38 Poskesdes 119 122 149 84 68 131 67 50 24 21 0 50 100 150 200 250 300

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan rasio posyandu terhadap desa/kelurahan tahun 2014 yaitu 6,10 per desa/kelurahan.

A.3.2 Pos Kesehatan Desa

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Poskesdes di harapkan sebagai pusat pengembangan dan koordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat desa, misalnya Posyandu dan warung obat desa (WOD).

Pada tahun 2015 di Provinsi NTB terdapat 835 buah poskesdes, bertambah 45 buah poskesdes dari keadaan pada tahun 2014 sebanyak 790 buah poskesdes. Jumlah poskesdes di setiap kabupaten/kota tahun 2015 terlihat pada gambar berikut.

Gambar V.2

Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di kabupaten/kota se- Provinsi NTB Tahun 2015

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 83

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kota Bima MANDIRI 8 0 0 1 1 0 1 0 1 0 PURNAMA 27 0 8 32 4 0 10 4 2 0 MADYA 50 1 56 100 34 56 44 28 13 38 PRATAMA 37 123 166 32 40 128 9 1 34 0 0 50 100 150 200 250

Gambar V.2 memperlihatkan bahwa ada sebagian desa/kelurahan di Provinsi NTB pada tahun 2015 belum mempunyai poskesdes, kecuali Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Lombok Utara.

A.6 Desa Siaga

Desa Siaga adalah desa/kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Pada tahun 2015 di Provinsi NTB terdapat 1.089 desa/kelurahan Siaga dari 1.135 desa/kelurahan yang ada. Desa Siaga aktif adalah desa yang mempunyai Poskesdes atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Distribusi desa/kelurahan di kabupaten/kota terlihat pada gambar berikut. Gambar V.3

Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar di atas memperlihatkan bahwa desa/kelurahan siaga dengan strata pratama lebih dominan daripada strata lainnya, bahkan di Kabupaten Lombok Tengah,

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 84 Lombok Timur dan Bima sebagian desa/kelurahannya adalah kelurahan siaga dengan

strata pratama.

B. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Tenaga kesehatan dapat dikelompokkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitarian, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya.

Jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB pada tahun 2015 sebanyak 10.516 orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah tenaga di Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta dan tidak termasuk tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi. Proporsi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 85 DOKTER 9% DOKTER GIGI 1% BIDAN 20% PERAWAT 38% PERAWAT GIGI 2% KEFARMASIAN 3% KESEHATAN MASYARAKAT 2% KESEHATAN LINGKUNGAN 3% TENAGA GIZI 3% TENAGA KETERAPIAN FISIK 0% TENAGA TEKNISI MEDIS 4% TENAGA KESEHATAN LAIN 1% TENAGA PENUNJANG KESEHATAN 14% Gambar V.4

Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Gambar V.4 memperlihatkan bahwa proporsi terbanyak adalah tenaga perawat sebanyak 38% dan bidan sebanyak 20% dari tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB. Data terinci tentang tenaga kesehatan dapat dilihat pada lampiran (tabel 72-80).

Tenaga dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit sebanyak 373 orang. Kondisi ini lebih banyak daripada kondisi tahun 2014 dimana dokter spesialis sebanyak 229 orang. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Provinsi NTB tahun 2015 sebesar 8 per 100.000 penduduk. Rasio dokter spesialis ini berada di bawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 10 per 100.000 penduduk (target 2014) dan 11 per 100.000 penduduk (target 2019) .

Tenaga dokter umum di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak 610 orang dan rasio dokter umum adalah 13 per 100.000 penduduk. Rasio dokter umum di Provinsi NTB masih di bawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 40 per 100.000 penduduk (target 2014) dan 45 per 100.000 penduduk (target 2019) .

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 86 Tenaga dokter gigi di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak

142 dengan rasio 3 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi di Provinsi NTB masih dibawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 12 per 100.000 penduduk (tahun 2014) dan 13 per 100.000 penduduk (tahun 2019).

Tenaga perawat di fasilitas kesehatan yang ada Provinsi NTB sebanyak 4.026 dan rasio tenaga perawat adalah 84 per 100.000 penduduk, masih di bawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 158 per 100.000 penduduk (tahun 2014) dan 180 per 100.000 penduduk (tahun 2019).

Tenaga bidan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak 2.107 orang dengan rasio 85 per 100.000 penduduk, masih di bawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 100 per 100.000 penduduk (tahun 2014) dan 120 per 100.000 penduduk (tahun 2019).

C. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan pembangunan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2015 diperoleh dari berbagai sumber yaitu APBD kabupaten/kota se-NTB, APBD Provinsi NTB, APBN (Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Kesehatan Nasional, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN), sumber pemerintah lainnya, swasta dan masyarakat.

Pembiayaan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 87 APBD KAB/KOTA 88% APBD PROVINSI 6% APBN 6% PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0% Gambar V.5

Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015 dan Subag Proglap Dinas Kesehatan Prov NTB, 2015.

Pada tahun 2015 anggaran kesehatan se-Provinsi NTB tercatat sebanyak Rp.1.421.436.852.178 atau Rp. 295.275 perkapita/tahun. Jika dibandingkan dengan penyataan WHO bahwa anggaran kesehatan yang ideal untuk menjamin terselenggaranya program/pelayanan kesehatan esensial adalah sebesar US$34/kapita atau sekitar Rp. 462.400/kapita (1 US$ = Rp. 13.600), berarti anggaran kesehatan di kabupaten/kota masih jauh dibawah patokan tentang kecukupan anggaran kesehatan di kabupaten/kota.

Anggaran kesehatan berasal dari APBD kabupaten/kota sebanyak Rp.1.249.637.944.025,- (88 %) dari total anggaran kesehatan se-Provinsi NTB. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa anggaran untuk bidang kesehatan adalah 10% dari anggaran daerah di luar gaji. Jika Belanja Langsung dari APBD kabupaten/kota dan Provinsi berjumlah Rp. 875.337.534.773,- dan total APBD kabupaten/kota dan provinsi tahun 2015 adalah Rp. 11.981.793.262.715,- berarti anggaran untuk bidang kesehatan di luar gaji hanya sekitar 7,31% saja.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 88

BAB VI

KESIMPULAN

Hasil pembangunan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2015 memperlihatkan beberapa keberhasilan. Antara lain peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB sampai tahun 2015, walaupun AHH Provinsi NTB tersebut masih dibawah AHH nasional. Peningkatan AHH tersbut juga menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTB.

Pada tahun 2015, terjadi penurunan kasus kematian ibu dari tahun sebelumnya akan tetapi kasus kematian bayi dan balita meningkat jika dibandingkan kasus kematian pada tahun 2014.

Selain hal tersebut di atas, masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dari belum tercapainya cakupan beberapa program dan kegiatan sesuai target yang diharapkan dan masih tingginya angka kesakitan beberapa penyakit.

Berdasarkan hasil kinerja tersebut perlu ditelaah lebih lanjut terkait keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan pembangunan kesehatan sebagai bahan perencanaan pembangunan kesehatan dan pengambilan keputusan di Provinsi NTB.

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015 89

Dokumen terkait