• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

3.2.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah bentuk kesepakatan yang digunakan sebagai panduan dalam menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran sehingga menghasilkan data kuantitatif. Dengan menggunakan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dalam variabel tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih efisien, akurat dan komunikatif (Sugiyono, 2017:92).

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert dengan menggunakan skala ordinal yaitu untuk mengetahui tingkatan dari data yang paling rendah hingga yang paling tinggi dan tanpa memperhatikan urutan dari data tersebut. Bentuk pengukuran yang dipilih oleh penulis sebagai skala pengukuran yaitu menggunakan skala pilihan yang terbagi menjadi empat skala yang setiap jawabannya dapat dihubungkan dengan bentuk pernyataan sikap yang digunakan dengan kalimat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Skala Likert Instrumen

Skor Pernyataan

4 Sangat Setuju 3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sumber: data olahan penulis, 2022

44 3.3 Tahapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, diperlukan tahapan sebagai pedoman yang memfasilitasi dalam memperoleh data, mendapatkan pengetahuan dan mendalami permasalahan yang akan diteliti. Berikut merupakan tahapan penelitian yang akan dilakukan penulis:

:

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Sumber: Sugiyono 2018

45 3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:136) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek tersebut. Populasi yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Mie Gacoan di Kota Bandung.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh peneliti.

Menurut sugiyono (2017:137) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika sampel yang diambil dari populasi itu representative maka kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Menurut sudaryono (2017:167) dalam penelitian kuantitatif ukuran sampel merupakan hal yang penting untuk menentukan seberapa bermanfaatnya sampel dalam membuat kesimpulan penelitian.

Sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah masyarakat kota Bandung yang pernah membeli mie gacoan. Menurut zikmund dan babin (2013:356) karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara jelas jumlahnya, maka Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah rumus Bernoulli (sedarmayanti, 2002:149), sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah sampel minimun

46 Z = kuadrat dari confidance interval

= tingkat kepercayaan

e = tingkat kesalahan yang masih dapat diterima p = perkiraan proporsi keberhasilan

q = perkiraan proporsi kegagalan 1-p

Adapun tingkat kesalahan (α) sebesar 10%, tingkat kepercayaan 95% sehingga diperoleh nilai Z. Sementara itu, probabilitas kuesioner benar p dan q (diterima) atau salah (ditolak) masing – masing adalah 0,5 dengan memasukkan kedalam rumus di atas, maka sampel minimum yang diperoleh adalah:

n = (1,96)2. (0.5) . (0.5) = 96,04 0.12

Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil 96,04 yang dibulatkan menjadi 97, dapat diambil kesimpulan bahwa sampel minimun yang diminta sebanyak 97 responden. Akan tetapi penulis membulatkan nya menjadi 100 responden untuk mengurangi kesalahan pengisian kuisioner serta objek penelitian yang sudah pasti dan menjadi kriteria sampel dalam penyebaran kuisioner kepada konsumen Mie Gacoan di Bandung. Alasan pengambilan sampel 100 responden menurut Roscoe (1975) dalam Sugiyono (2014) penentuan jumlah sampel dapat didasarkan pada ukuran sampel lebih dari 30 orang dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian dan sudah bisa dijadikan sampel.

3.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2017:139) mengatakan bahwa teknik sampling adalah suatu teknik atau cara untuk pengambilan sampel. Dalam menentukan sampel penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Metode teknik sampling yang digunakan oleh penulis yaitu non probability sampling.

Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling. Penarikan probability ini adalah penarikan sampel yang bersifat objektif dimana probabilitas pemilihan elemen-elemen populasi tidak ditentukan karena setiap elemen memiliki kesempatan yang sama rata. Dalam nonprobability sampling, penelitian ini

47

menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria dan kebutuhan tertentu (Sugiyono, 2020).

3.5 Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data

Pada penelitian ini, pengambilan data diperoleh dengan 2 jenis yaitu, data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut sugiyono (2017:137) data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil survey lapangan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti atau data yang diperoleh secara langsung. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner secara online dengan bantuan google form kepada konsumen mie gacoan di Kota Bandung.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:137) data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan cara memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder yang juga merupakan dari sumber informasi yang didapat dari literatur, buku atau sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku – buku, jurnal, website resmi dan lain sebagainya.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

a. Kuisioner

Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuisioner. Menurut Sugiyono (2017:225) kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini digunakan untuk mengambil data pokok secara langsung dari responden. Dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuisioner kepada konsumen mie gacoan di Kota Bandung.

48 b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014:137). Wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu wawancara kepada pegawai mie gacoan di Kota Bandung.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur guna menunjang serta melengkapi data yang diperlukan pada saat penelitian.

3.6 Teknik Pengujian Data

Dalam sebuah penelitian perlu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

Apabila terdapat kemiripan antara data yang dikumpulkan dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti maka hasil data tersebut dapat dikatakan valid dan apabila ada kesamaan data dalam waktu yang berbeda dapat dikatakan reliabel.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut sugiyono (2017:198), uji validitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) apa yang seharusnya diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditunjukkan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu.

Rumus yang digunakan untuk uji validitas dengan Teknik korelasi product moment (Siregar, 2014:28) dalam (Silvia fitri amalia, 2018)

Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi

49 n : Jumlah sampel atau responden x : Jumlah skor total responden

y : Jumlah total pernyataan masing – masing responden

∑ yz : Jumlah perkalian antara skor x dan skor y

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria, yang digunakan adalah:

a. Jika nilai r hitung lebih besar (>) dari nilai r tabel maka item kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan.

b. Jika nilai r hitung lebih kecil (<) dari nilai r tabel maka item kuesioner dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut sugiyono (2017:198) instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Suatu kuesioner akan dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil. Menurut Priyatno (2010:32) menyatakan bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, apabila lebih besar dari 0,6 dan mendekati angka 1 berarti reliabilitas instrument adalah baik. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

r : Reliabilitas instrument k : Banyaknya butir pertanyaan

: Jumlah varian butir : Varians total

50

Keputusan reliabel atau tidak suatu kuisioner apabila diperoleh nilai r hitung >

nilai r tabel dengan signifikan 5% maka butir pertanyaan kuisioner tersebut reliabel.

Untuk menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak dengan memakai batas kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Tabel tingkat reliabilitas Koefisien reliabilitas Kriteria

<0,6 Reliabilitas lemah

0,6-0,79 Reliabilitas dapat diterima

>0,8 Reliabilitas dikatakan baik

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan, wawancara, serta dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, mejabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan lanjut membuat kesimpulan sehingga dapat mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2017:244). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software statistic yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS).

3.7.1 Analisis Deskriptif

Menurut sugiyono (2017:147) analisis statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk mie gacoan di Bandung terhadap kepuasan konsumen.

Pengukuran akan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, pada setiap pertanyaannya terdapat empat kemungkinan yang akan dipilih oleh setiap kuesioner.

Selanjutnya akan disusun kriteria penilaian untuk setiap pertanyaan yang menggunakan persentase yaitu melalui langkah-langkah berikut:

51

a. Berdasarkan nilai kumulatif, yaitu jumlah responden terdiri dari 100 orang responden.

b. Berdasarkan persentase, yaitu nilai kumulatif dari setiap item yang akan dibagi dengan nilai frekuensinya dikalikan 100%.

c. Jumlah responden adalah 100 orang dan nilai skala pengukuran terbesar adalah 4, sedangkan skala pengukuran terkecil adalah 1. Sehingga diperoleh:

1) Nilai kumulatif terbesar 100 x 4 = 400 2) Nilai kumulatif terkecil 100 x 1 = 100 d. Menentukan persentase:

1) Nilai persentase terbesar adalah 100/100 x 100% = 100%

2) Nilai persentase terkecil adalah 100/400 x 100 = 25%

e. Menentukan nilai rentang persentase adalah 100% - 25% = 75%. Jika nilai rentang tersebut dibagi dalam 4 skala pengukuran , maka akan didapat nilai interval persentase sebesar:

Nilai rentang = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

Nilai rentang = 100%−25%

4

Nilai rentang = 75%

4

Nilai rentang = 18,75%

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh nilai – nilai kriteria dari rentang nilai interval tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Kriteria interpretasi skor

No Presentase Kategori

1 25% - 43,75% Sangat tidak setuju 2 43,75% - 62,5% Tidak setuju

3 62,5% - 81,25% Setuju

4 81,25% - 100% Sangat setuju Sumber: data olahan penulis, 2022

52

Untuk melihat hasil dari kategori interpretasi nilai variabel dapat dilihat pada garis kontinum berikut ini:

Gambar 3.2

Garis Kontimun Interpretasi Sumber: data olahan penulis, 2022

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik juga disebut sebagai uji prasyarat analisis pada beberapa studi pembelajaran. Salah satunya dikemukakan oleh Sekaran (2017:172), bahwa uji prasyarat analisis merupakan pengujian yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana kelanjutan analisis data yang digunakan sebelum dilanjutkan ke pengujian hipotesis.

Menurut Sunariah (2016:115), uji prasyarat analisis diperlukan pada penelitian jenis korelasional, seperti analisis regresi yang pengujian analisisnya berlandaskan pada parameter tertentu. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Menurut Sujarweni (2017:52) uji normalitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan pada penelitian dengan memiliki data yang layak dan baik yaitu data yang berdistribusi normal. Menurut Indrawati (2017:189), uji normalitas data dilakukan agar data dalam populasi berdistribusi normal yang selanjutnya digunakan pada uji stastik (uji t atau uji F) untuk diinterpretasikakn kedalam parameter populasi.

53 3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Sunyoto (2011:79), Uji Multikolinieritas ditetapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/independent variabel (X1, X2, X3, X4,Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r < 0,60).

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel lebih dari satu. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk mengukur gangguan multikolinearitas adalah dari aspek berikut ini:

1. Jika nilai Variance Infection Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas, VIF

= 1/ tolerance, jika VIF = 10, maka Tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel bebas kurang dari 0,90 maka model dapat dinyatakan bebas dari multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Indrawati, 2017:191) uji heterokedastisitas adalah pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis uji heteroskedastisitas melalui hasil output SPSS pada grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas

54

(sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (Sumbu Y=Y prediksi – Yriil).

3.7.3 Method of Successive Interval (MSI)

Menurut Sarwono (2016:343) Method of Successive Interval (MSI) merupakan peroses mengubah data ordinal menjadi data interval. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan bentuk skala likert yang jawabannya terdiri dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju, sehingga diperlukan MSI untuk mengubah skala ordinal menjadi skala interval.

Metode of Successive Interval digunakan agar data yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan menggunakan skala likert dapat diolah dengan menggunakan analisis regresi sederhana yang mensyaratkan penggunaan data interval. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner tersebut dinaikkan skala pengukurannya ke skala interval dengan menggunakan MSI (Riduwan dan Kuncoro, 2017:39). Hal ini dilakukan agar syarat minimal data berskala interval dapat terpenuhi dalam menggunakan analisis regresi sederhana.

Langkah kerja MSI menurut Riduwan dan Kuncoro (2017:30) adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.

2. Menentukan berapa banyak orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 dari setiap butir pernyataan pada kuesioner, yang disebut dengan frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Tentukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara ber-urutan per kolom skor.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, lakukan perhitungan nilai Z tabel untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Tentukan nilai identitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas).

7. Menentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

55 Keterangan:

a. Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah b. Desnsity at Upper Limit = kepadatan batas atas c. Area Under Upper Limit = daerah di bawah batas atas d. Area Under Lower limit = daerah di bawah batas bawah

8. Nilai skala yang nilainya terkecil (harga negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan satu.

9. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Y = Skala akhir (skala interval yang diperoleh) NS = Skala nilai

Nsmin = Skala nilai terkecil

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program MSI pada Microsoft Excel yang digunakan untuk mentransformasikan dari data ordinal menjadi interval.

3.7.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Menurut Sekaran dan Bougie (2017:139) analisis linier berganda adalah teknik multivariat yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti untuk mengetahui besar pengaruh variabel independent atau bebas yaitu kualitas pelayanan (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen Mie Gacoan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan persamaan regresi untuk dua prediktor yaitu dengan rumus :

𝑌 = 𝑁𝑆 + [1 + |𝑁𝑆𝑚𝑖𝑛|]

56 Keterangan :

Y = Kepuasan Pelanggan a a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

3.7.5 Pengujian Hipotesis

Pada penelitian terdapat dua variabel independen (X) yaitu kualitas pelayanan (X1) dan kualitas produk (X2) dan variabel dependen (Y) yaitu kepuasan konsumen Mie Gacoan di Bandung (Y). Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang diterima setelah melakukan uji hipotesis berikut ini:

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk menentukan apakah variabel bebas dan variabel terikat terdapat pengaruh atau tidak secara individu. Menurut Riduwan (dalam Darmawan, 2013:52) rumus untuk perhitungan uji t hitung adalah sebagai berikut:

Keterangan:

R : Nilai korelasi X1 dan X2 n1 dan n2 : Jumlah sampel

X1 : Rata-rata sampel ke-1 X2 : Rata-rata sampel ke-2 sd1 : Standar deviasi sampel ke-1

Y= a +b

1

X

1

+b

2

X

2

57 sd2 : Standar deviasi sampel ke-2 𝑠12 : Varian sampel ke-1

𝑠22 : Varian sampel ke-2

Langkah kerja pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh kualitas pelayanan (X1) terhadap kepuasan konsumen (Y)

H0 : β1 = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

H1 : β1 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

2. Pengaruh kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y)

H0 : β1 = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.

H1 : β1 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.

Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan berdasarkan uji t yaitu:

o Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

o Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

o Jika probabilitas < 0,005 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

o Jika probabilitas > 0,005 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji f)

F-test digunakan untuk menguji apakah populasi tempat sampel diambil memiliki korelasi multiple (R) nol atau apakah terdapat sebuah relasi yang signifikan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen. (Darmawan, 2013:180).

Uji hipotesis secara simultan atau keseluruhan akan terlihat bahwa ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, hipotesis pada pengujian secara simultan ini adalah sebagai berikut:

58

H0 : β1 = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kualitas layanan (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).

H1 : β1 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kualitas layanan (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).

3.7.6 Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2018), koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r2) yang berkaitan dengan variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam analisis regresi, koefisien determinasi biasanya dijadikan dasar dalam menentukan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

KD = 𝑟2 x 100%

Keterangan:

KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

Sementara itu, untuk pedoman bagi interprestasi koefisien determinasi (tingkat pengaruh) menurut Sugiyono (2017), yaitu:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

82% - 100% Pengaruh sangat tinggi atau kuat 49% - 81% Pengaruh tinggi

17% - 48% Pengaruh cukup tinggi 5% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

0% - 4% Pengaruh rendah atau lemah sekali Sumber: Sugiyono (2017)

Jika koefisien determinasi 0 berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin

59

mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari koefisien determinasi ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase.

60

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, D. (2010). Pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada majestyk bakery & cake shop cabang H.M Yamin Medan. Jurnal Keuangan & Bisnis, 71-72.

Ayuwardani, M., Wibowo, B. Y., & Setyawan, N. A. (2021). Analysis of Mie Gacoan Customer Loyalty through Customer Experience and Perceived Quality. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 936-937.

Gacoan (2021), Menu Mie Gacoan. Diakses 04 Desember 2021 Dari https://www.miegacoan.com/

Indrawati. (2017).Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi Teknologi Jogja, T. (2021, November 16). Akibat Ricuh dengan Driver Ojol, Resto Mie Gacoan

di Kotabaru Banjir Kritikan hingga Rating Anjlok. Retrieved from Tribunnews: https://video.tribunnews.com/view/284009/akibat-ricuh-dengan-driver-ojol-resto-mie-gacoan-di-kotabaru-banjir-kritikan-hingga-rating-anjlok Karwulandari, N. (2017). Pengaruh Emotional Branding, Brand Experience, Dan Customer Satisfaction Terhadap Brand Loyalty (Studi pada Konsumen produk merek Rabbani di Outlet Rabbani Cabang Kutoarjo) (Doctoral dissertation, Manajemen-FE).

Kotler, P. and G Armstrong. (2004). Principle of Marketing: 10thnEdition. New Jersey: prentice Hall.

Kotler, P., dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13, Jakarta:

PT. Gelora Aksara Pratama

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran di Indonesia:

Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta

Kotler, Philip. (2002). Manajemen pemasaran. Jilid kedua. (10th ed). Jakarta:

Prenhallindo.

Kurniawati, H., Rahayu2, & Hidayat, S. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Warunk Mie Gacoan Cabang Mojokerto. Doctoral dissertation, Universitas Islam Majapahit, 2.

61

Lupiyoadi, R., Hamdani A., 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, Jakarta:

Salemba Empat

Majid, S.A. 2009. Customer Service Dalam Bisnis Jasa Transportasi, Jakarta: Rajawali Press

Menurut Sarwono (2016:343) Method of Successive Interval (MSI) merupakan peroses mengubah data ordinal menjadi data interval. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan bentuk skala likert yang jawabannya terdiri dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju, sehingga diperlukan MSI untuk mengubah skala ordinal menjadi skala interval.

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. (2017). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: CV Alfabeta.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1. Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta Selatan 12610.

Sinuhaji, J. (2021, November 14). Ratusan Ojol Geruduk Mie Gacoan Jogja, Kronologi Bermula Antrean Diserobot Konsumen Offline. Retrieved from Pikiran Rakyat: https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr- 013011475/ratusan-ojol-geruduk-mie-gacoan-jogja-kronologi-bermula-antrean-diserobot-konsumen-offline

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Cv.

Alfabeta.

Alfabeta.

Dokumen terkait