KEBUTUHAN Tahun
C. Skema Kebijakan Pendanaan
7. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya
- Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm
- Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;
- Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;
8. Ada indikator kinerja untuk monitoring - Indikator Output : 100 % pekerjaan fisik
- Indikator Outcome : Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama
9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/
kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.
C. Skema Kebijakan Pendanaan
1. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalam tabel 7.22
Tabel 7.22.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi Transmisi dan Distribusi (SR dan HU)
KOTA APBN APBD, PDAM, KPS,
(APBN)
APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum) Desa dengan air
baku mudah (Pamsimas)
APBN APBN, APBD, Masyarakat
PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan Masyarakat : 20%.
Gambar 7.3.
Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM
Keterangan :
HU = Hidran Umum SR = Sambungan Rumah
MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
2. Pendekatan Pembiayaan APBN i. Non Cost-Recovery
Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan ;
Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan- kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;
Pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK.
ii. Cost Recovery
Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan
Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.
3. Alternatif Pola Pembiayaan
Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR).
Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;
Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);
Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;
Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra- FS dan kesiapan pemerintah daerah;
7.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Ada beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum sampai pada usulan prioritas program pengembangan air minum. Rekomendasi ini disampaiakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sistem pelyananan air minum kabupaten Sabu Raijua :
Perluasan jaringan distribusi air minum yang bersumber dari PDAM sampai pada permukiman warga terutama wilayah-wilayah yang belum terlayani kebutuhan air minum.
Membangun sistem pegolahan air yang berasal dari sumber air permukaan dan sumber air dalam tanah bagi sebagian warga yang belum terlayani air minum yang memenuhi baku mutu standart kualitas air minum .
Bagi sebagian warga yang berada pada lokasi-lokasi rawan air perlu mendapatkan bantuan mesin pompa.
Perlunya pembangunan jaringan distribusi utama untuk mendukung kawasan perbatasan yang dapat memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
Menyusun Rencana Induk Sistim Pengelolan Air Minum Kabupaten SABU RAIJUA agar pemanfaatan sumber-sumber yang ada menjadi efektif, efisien dan berdaya guna.
Meningkatkan Manajemen Pengelolaan Air Minum dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sabu Raijua.
Memperluas jaringan/sistim distribusi dengan memnfaatkan kapasitas sumber yang ada dan menekan tingkat kebocoran yang tinggi.
Memanfaatkan Air Tanah dan Air Permukaan yang ada seoptimal mungkin termasuk memanfaatkan Air Hujan untuk pemenuhan kabutuhan Air Minum di daerah/kawasan yang rawan dan sulit air.
Perlunya pembangunan jaringan distribusi utama untuk mendukung kawasan perbatasan yang dapat melayani kebutuhan air minum masyarakat
Memberdayakan masyarakat dalam rangka pengelolaan dan pelestarian sumber-sumber air yang ada dengan memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat yang ada dan membentuk unit-unit pengelola sarana untuk mengelola prasaran dan sarana air minum yang telah dibangun.
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Usulan dan prioritas program pengelolaan PS air minum disusun berdasarkan paket-paket fungsonal dan prioritas penganganan sesuai dengan kebijakan dan program pembangunan secara nasional maupun daerah. Beberapa prioritas yang didusulkan adalah sebagai berikut:
Pembangunan sistem air minum perkotaan diprioritaskan pada kota Sabu Raijua dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan ditingkatkan melalui rehabilitasi peningkatan dan perluasan wilayah pelayanan serta penyehatan manejemen PDAM
Pembangunan sistem air minum IKK diprioritaskan pada IKK yang baru dimekarkan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan ditingkatkan melalui rehabilitasi peningkatan dan perluasan wilayah pelayanan
Pembangunan sistem air perdesaan diprioritaskan pada desa-desa rawan air dengan memperhatikan kemungkinan yang paling ekonomis sesuai dengan karakteristik lokasi dan potensi sumber air yang tersedia
Usulan program/kegiatan sub bidang Air Minum sebagaimana pada matriks RPIJM terlampir.