D. Peran serta Masyarakat dan
3. Tantangan Pengembangan Perrsampahan
Belum optimalnya system perencanaan (rencana sampai dengan monitoring dan evaluasi);
Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);
Belum memadainya penanganan sampah.
3. Tantangan Pengembangan Perrsampahan
Tantangan dalam sektor persampahan meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.
Tantangan pengembangan persampahan di Kabupaten Sabu Raijua antara lain meliputi :
1. Minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah ditempatnya 2. Kebiasaan dan budaya masyarakat dalam mengelola sampah dengan sistem on site dengan cara dibakar maupun ditimbun di pekarangan rumah masing-masing.
Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU No.14/
PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPIJM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Persampahan.
Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 7.30.
Tabel 7.30.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Pencapaian Ket
7.4.2.3. Analisa Kebutuhan Persampahan
Permasalahan pengelolaan persampahan di Kabupaten Sabu Raijua perlu mendapatkan penanganan yang serius. Banyak timbunan sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Kurangnya prasarana dan sarana persampahan turut mempengaruhi kurang optimalnya pelayanan. Polapengumpulan sampah masih sederhana dan belum tersedianya sarana pengangkutan persampahan dari permukiman warga menuju lokasi TPA. Untuk mencengah terjadinya pembuangan sampah tidak pada tempatnya pemerintah kabupaten Sabu Raijua menyediakan bak sampah dan tong sampah yang menyebar di wilayah perkotaan Betun.
Wilayah perdesaan kebanyakan sampah-sampah ditimbun lalu kemudian di bakar, karena masyarakat desa lebih banyak menghasilkan sampah organic yang mudah dibakar.
Ada beberapa pokok permasalahan persampahan sebagai berikut :
a. Pengembangan organisasi pengelolaan persampahan yang ada saat ini masih mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana yang ada.
b. Setiap wilayah kecamatan belum membuat program pengembangan pelayanan sampah, mulai dari pengumpulan, transfer, dan pengangkutan sampah.
c. Belum berkembangnya peran aktif berupa peningkatan dan ”upgrading”
manajemen teknis dan administratif dan organisasi pelayanan persampahan di Kabupaten Sabu Raijua.
d. Peningkatan kesadaran masyarakat kota akan pentingnya manajemen persampahan yang layak serta menjadikan kegiatan kebersihan sebagai gerakan yang terus menerus. Disamping itu diperlukan peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk kesadaran mambayar iuran dan retribusi kebersihan.
Pola operasional pengelolaan sampah di Kabupaten Sabu Raijua juga perlu diperbaiki. Secara keseluruhan operasional pengelolaan persampahan meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.
Jenis pewadahan di rumah tinggal dianjurkan menggunakan bin tembok, tong plastik/drum dan kantong plastik. Sedangkan untuk penampungan bisa berupa Jenis Tempat Penampungan Sementara (TPS) dapat berupa Kontainer, Transfer Depo atau Bak Sampah ukuran besar. Sedangkan pengolahan sampah di TPA dilakukan dengan sistem Control Land Fill atau Open Dumping.
Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 7.31 berikut ini:
Tabel 7.31.
Analisa Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
No. Uraian Kondisi
A Peraturan terkait Persampahan - Ketersediaan Peraturan
- Kualitas dan kuantitas SDM
V
- Realisasi penarikan retribusi
(%terhadap target) V V V V V
D Peran swasta dan masyarakat (Sudah ada, blm ada,
bentuk kontribusi, dll) V V V V V
Teknis Operasional
A Perencanaan (dokumen
MP, FS, DED) V
B Prasarana dan sarana Pewadahan c. Instalasi pengolahan lindi d. Buffer zone
7.4.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan A. Pembangunan Prasarana TPA
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
Lingkup Kegiatan :
- Peningkatan Kinerja TPA
Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional, perbaikan saluran gas dan saluran drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai persyaratan sanitary landfill;
Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan pemerintah kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secara sanitary landfill;
Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor operasional oleh pemerintah kab./kota ;
Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk pengolahan sampah di TPA serta pengadaan alat angkut sampah (melalui MoU Pemda dan Dit. PPLP);
Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL;
Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan operator Instalasi Pengolahan Leachate (IPL);
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
- Pengembangan TPA Regional
Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untuk pengelolaan TPA bersama secara regional;
Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta yang bersedia menyediakan lahan sebagai lokasi TPA regional;
Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada Provinsi, selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unit pelaksana teknis pengelolaan TPA regional
Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaan TPA regional
- Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada
Rehabilitasi Prasarana Sarana
Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan
- Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atau pembinaan Sistem Modul Persampahan
Pengadaan dan penambahan peralatan;
Pembangunan prasarana dan sarana;
Pilot Project TPA.
- Piranti Lunak
Peningkatan kelembagaan;
Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;
Penyiapan hukum dan kelembagaan.
Kriteria Kesiapan
Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah:
Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED;
Adanya kesiapan lahan;
Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk prasarana yang direncanakan;
Adanya kesiapan institusi pengelola.