I. Rentjanasementara jang djuga telah diadjukan kepada Seminar Te naga Listrik dan kepada Depernas itu mentjakup pusat2 listrik beri kut ini: Tenaga air 1. Tjikalong (Djawa Barat) 19.200. kw. 2. Djatiluhur (Djawa Barat) 125.000. kw. 3. Timo (Djawa Tengah) 12.000. kw. 4. Ngebel (Djawa Punta) 2.250. kw. 5. Plengan (Djawa Barat) 2.000. kw. 6. Sawitto (Sulawesi) 550. kw. Tenaga uap : 7. Surabaja 50.000. kw. 8. Semarang 37.500. kw. 9. Djakarta 50.000. kw. Tenaga diesel: 10. Kebajoran 15.000. kw. 11. Projek ICA (41 tempat) 22.600. kw. 12. Projek Tjeko (48 tempat) 16.100. kw.' Semua projek diatas telah dimulai persiapan/pelaksanaannja, djadi tinggal melandjutkan dan menjelesaikan. Untuk mana didalam djang ka 1960 s/d 1964 diperlukan Rp. 9.08 mi1jard, inklusif $ 101 djuta. II Diusulkan agar Depernas djuga mengoper rentjana P.L.N. untuk
pusat2 listrik jang akan dibangun/diperluas, tetapi selesainja se sudah 1964 jakni:
Tenaga air: 1. Siguragura (Asahan) dan saluran transmissinja ke Medan — Belawan. Taraf pertama 3 x 27.000 kw. Waktu pembangunan 1961 s/d 1966. Biaja Rp. 1.709 djuta, inklusif $ 18.5 djuta. Diusulkan sebagai bagian dari projek Aluminium dalam pindjaman UniSoviet jang kedua. Gambar2 kontrak telah siap, dan persiapan telah dimulai.
2. Pohgadjih (Kali Brantas). Sekira 60.000 kw.
Waktu pembangunan 1961 s/d 1968, Biaja Rp. 1900 djuta, inklusif $ 18,9 djuta. Dimasukkan pampasan Djepang. Survey dan design hampir selesai.
3. Wlingi (Kali Brantas). Sekira 40.000 kw.
Waktu pembangunan 1962 s/d 1968. Biaja Rp. 817 djuta, inklusif $ 8,2 djuta. Dimasukkan pampasan Djepang. Survey dan design hampir selesai.
4. Kali Konto (anak sungai dari kali Brantas:
Sekira 10.000 kw. Waktu pembangunan 1962. s/d 1968. Biaja. Rp. 217 djuta, inklusif $ 1,5 djuta. Dimasukkan pampasan Djepang . Survey telah di mulai.
5. RiamKanan (Kalimantan Selatan).
Sekira 30.000 kw. Waktu pembangunan 1962 s/d 1969. Biaja Rp. 817 djuta inklusif $ 8,1 djuta.
III. Diusulkan agar Depernas djuga mengoper rentjana2 P.L.N. jang ku rang dikenal oleh chalajak ramai, tetapi sama pentingnja: 1.Bengkel Besar P.L.N., jang akan dikembangkan mendjadi.pabrik alat2 listrik. Tempat Klender (Djakarta). Waktu pembangunan taraf pertama 1961 s/d 1965. Biaja taraf pertama: Rp. 347 djuta, inklusif $ 3 djuta. Dimasuk kan dalam pampasan Djepang. Pembelian tanah telah dimulai. 2.Laboratorium Pusat P.L.N. Tempat WarungBuntjit (Djakarta). Waktu pembangunan taraf pertama 1961 s/d 1963. Biaja taraf pertama Rp. 76 djuta, termasuk $ 1 djuta. Tanah te lah tersedia. 3.Pilot projects sentral2 mikrohydrolistrik. Tempat 5 desa di Djawa/Bali. Waktu pembangunan 1960 s/d 1962. Biaja Rp. 46 djuta inklusif $ 0,1 djuta. Pelaksanaan telah dimulai. 4.Pabrik kokas dan basil' ikutan. Taraf pertama 70.000 ton kokas per tahun.
Tempat Sawahlunto. Waktu pembangunan taraf pertama 1961 s/d 1964.
Biaja taraf pertama Rp. 912 djuta, inklusif $ 15 djuta.
Diusulkan dalam pindjaman UniSoviet jang kedua, sebagai ba gian dari projek Kimia batubara.
IV. Untuk projek tersebut dalam. I, II dan III diatas; telah dihitung bah wa dalam djangka 1960 s/d 1964 diperlukan rata2 Rp. 2,5 — 3 miljard per tahun, inklusif $ 25 — 30 djuta per tahun.
Dengan biaja ini akin diselesaikan semua projek2 dalam I, dan. Seba gian dari projek2 dalam II dan III,
V. Diusulkan agar Depernas djuga mentjantumkan projek2 berikut:
1. Pabrik gas/kokas di Tg. Priok sebagai diusulkan oleh Sdr. Jaja Tasmaja. Kapasitet 35.000 ton kokas per tahun. Waktu pemba ngunan 1962 s/d 1964. Biaja Rp. 400 djuta, inklusif $ 5 djuta. Sebagai bahan baku saja usulkan batubara Bukit Asam. Ini meru pakan perluasan dari pabrik gas Djakarta.
2. Pabrik gas/kokas di Tg. Priok analoog dengan jang diatas. Sebagai bahan baku saja usulkan batubara Kalimantan Timur/ Tenggara. Ini merupakan perluasan dari pabrik gas Surabaja. Menurut Ir. Sanusi, DjermanTimur ternama dengan pembuatan kokas dari batubara jang bernilai rendah sekali. Begitu pula Tje koslowakia dan Perantjis.
3. Pusat Listrik tenaga uap di Palembang sebesar 2 X 10.000 kw. Waktu pembangunan 1963 s/d 1965. Biaja Rp. 6000 djuta, ter masuk $ 8 djuta. Saja usulkan dari Tjekoslowakia, dalam rangka Protocol dari. Agreement jang ditandatangani September 1959 jbl.
4.Pusat listrik tenaga uap di Padang analoog dengan diatas. Waktu pembangunan 1964 s/d 1965.
5.Pusat listrik tenaga air Batang Agam (SumateraTengah).
Sekira 10.000 kw. Waktu pembangunan 1964 s/d 1970. Biaja Rp. 250 djuta, inklusif $ 2 djuta.
6.Pusat listrik tenaga air Garung (Djawa Tengah), analoog dengan diatas. Waktu pembangunan 1965 s/d 1970.
7.Pusat2 listrik tenaga diesel di 100 kota2 diluar Djawa jang belum mempunjai listrik. Dengan prioritet kepada ibu2kota. Swatan tra II jang sudah mulai memiliki industri dan pusat2 industri lainnja. Daftarnja supaja ditentukan oleh Depernas pada tahun 1963• dan 1964. Waktu pembangunan 1965 s/d 1967. Kapasitet total 32.000 kw. Biaja total Rp. 1200 djuta, inklusif $ 9 djuta. 8.Perluasan Djatiluhur dengan 25.000 kw. Waktu pembangunan 1967. Biaja Rp. 35 djuta, inklusif $ 0,5 djuta. 9.Reaktortenaga untuk training. Kapasitet listrik maksimal 1000 kw. Tempat laboratorium Pusat P.L.N. Waktu pembangunan 1965 s/d 1967.
Biaja Rp. 40 djuta, inklusif $ 0,5 djuta.
VI. Untuk pulau Djawa maka eletrifikasi dari ibu2kota kabupaten dan kewadanaan serta dari ibu2kota ketjamatan jang besar, dapat dibeban kan kepada danatjadankan dari P.L.N. sendiri. Sebagai pula halnja dengan penggantian dan perluasan dari sentral2 jang sedang dan ketjil diseluruh Indonesia.
Dari Depernas hanja diperlukan penetapan bahwa alokasi devisen untuk elektrifikasi2 tersebut akan dapat prioritet. Depernas seharus nja memikirkan pula tjara2 membantu rakjat didalam membiajai instalasi2 rumah. Misalnja melalui koperasi, rukun tetangga, pem bangunan masjarakat desa dll. Impor dari alat2 instalasi listrik perlu mendapat prioritet, sebelum tjukup dihasilkan didalam negeri.
VII. Depernas perlu memberi perhatian penuh kepada produksi dan transport. dari batubara bernilai bakar rendah (sekitar 5000 keal/kg) untuk sentral2 uap tersebut diatas. Jakni setiap bulannja untuk: Surabaja 20.000 ton. Semarang 15.000 ton. Djakarta 20.000 ton. Palembang 8.000 ton. Padang 8.000 ton. 71.000 ton. 4529
Begitu pula kepada produksi dan transport dari batubara jang lebih baik kwalitetnja untuk pabrik2 kokas tersebut diatas. Jakni setiap bulannja untuk: Sawahlunto 12.500 ton. Tg. Priok 6.250 ton. Tg. Perak 6.250 ton. 25.000 ton.
Transport jang teratur dari minjak diesel adalah sangat penting pula untuk sentral2 listrik jang terpentjil letaknja. Misalnja sadja ke Soa Siu di Irian Rarat, Waingapu dipulau Sumba, Sintang dipedalaman Kalimantan, Gunung Sitoli dipulau Nias, dll.