• Tidak ada hasil yang ditemukan

Software yang Dapat Membantu Siswa Kelas XI IPA di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Memahami Konsep kaidah Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Memahami Konsep kaidah

ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Software yang Dapat Membantu Siswa Kelas XI IPA di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Memahami Konsep kaidah Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Memahami Konsep kaidah

pencacahan.

Untuk mengetahui software yang dapat membantu siswa kelas XI

IPA di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta memahami konsep

kaidah pencacahan, akan dibandingkan dari hasil wawancara

pembelajaran matematika di kelas (P1), ujicoba operasional

produk(P2), dan pengujian produk di Kelas XI IPA (P3).

Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Penelitian

No Indikator

Perbandingan Hasil Penelitian

P1 P2 P3 1 Kondisi pembelajaran di kelas Meskipun matematika berlangsung 6 jam dalam seminggu, guru masih kesulitan dalam membantu siswa memahami kata-kata abstrak, termasuk dalam pelajaran matematika

Software yang diuji coba operasionalkan berupa sebuah game dimana di dalam game tersebut berisi atas soal

– soal yang berkaitan dengan kaidah pencacahan yang digambarkan secara menarik dengan unsur

Secara umum, siswa dapat menggambar diagram panah serta diagram tabel di dalam game tersebut. Peraturan perkalian, permutasi, dan kombinasi juga harus mereka gunakan ketika harus melewati

No Indikator

Perbandingan Hasil Penelitian

P1 P2 P3

pada materi pokok peluang bahasan kaidah pencacahan. Guru sudah mencoba menggunakan bola –

bola warna sebagai contoh suatu kejadian pengambilan, hanya saja target pemahaman siswa masih belum optimal menggunakan alat peraga tersebut.

anime, Di dalam game tersebut siswa dapat belajar memahami kaidah pelajaran sambil bermain, seperti menggambar diagram tabel, membuat diagram panah, memahami kaidah perkalian, permutasi dan kombinasi dengan contoh – contoh gambar anime, sehingga pembelajaran terlihat mudah dan menyenangkan. tantangan ke level berikutnya. 2 Kesulitan yang dihadapi siswa

Secara umum, siswa kesulitan dalam memahami kata-kata abstrak, padahal pada pelajaran matematika banyak ditemukan kata-kata yang sifatnya abstrak. Materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi permutasi dan kombinasi.

Software berbentuk game education yang berisikan tentang penjelasan - penjelasan kaidah pencacahan, termasuk penggunaan metode permutasi dan kombinasi, disini siswa akan diajak bermain sambil belajar secara mandiri. Dimana di dalam game tersebut siswa yang belum mampu memahami konsep yang diberikan pada level yang sedang berlangsung tidak akan dapat memasuki level selanjutnya.

Secara umum, ketika software digunakan di dalam kelas, mereka mampu menentukan banyaknya suatu kejadian dengan menggunakan permutasi dan kombinasi yang diberikan untuk memasuki level level selanjutnya. 3 Kesulitan yang dihadapi guru

Secara garis besar, guru kesulitan dalam menghadapi anak ketika pembelajaran berlangsung karena pemahaman setiap anak berbeda, sehingga harus diberikan contoh konkrit atau media yang dapat menjelaskan siswa agar pemahaman mereka sama, sehingga tidak terjadi kesalahan konsep yang diterima siswa..

Secara umum, software yang dibuat dapat digunakan dengan mudah oleh semua siswa, hanya seperti bermain game, dimana penjelasan yang dibuat dibuat semudah mungkin agar siswa mudah menerima materi dengan mudah supaya pemahaman mereka akan suatu kasus kaidah pencacahan memiliki interpretasi yang sama.

Secara umum, hasil tes pemahaman konsep siswa tidak berbeda jauh. Nilai yang diperoleh hampir semua sama. Hal tersebut menandakan bahwa software game education dapat digunakan pada pembelajaran pada siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta.

No Indikator

Perbandingan Hasil Penelitian

P1 P2 P3 untuk mengatasi kesulitan siswa menggunakan media bola – bola berwarna untuk membantu pemahaman konsep siswa. Namun tetap tidak semua siswa dapat mengikuti dengan baik, dan mengakibatkan guru harus mengulangi kembali materi yang telah di sampaikan.

dengan dasar agar mudah dipahami secara mandiri, dimana pada tiap levelnya akan ada uji tes kemampuan untuk menguji sudah layak masuk ke level berikutnya atau masih harus tnggal di level tersebut untuk mempelajari kembali materi yang disampaikan.

dapat menjawab tes dengan benar dan alasan yang benar pula meskipun ada beberapa yang mengalami kesalahan dalam hasil perhitungan. Hal tersebut membuk tikan bahwa siswa dapat memahami materi tentang kaidah pencacahan

Dari hasil perbandingan di atas, membangun software yang dapat

membantu anak SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta memahami

konsep kaidah pencacahan dapat dilakukan dengan:

a. Siswa – siswi di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta terbiasa melakukan pembelajaran matematika menggunakan media

komputer oleh guru, namun pada materi kaidah pencacahan, guru

belum menemukan software yang cocok untuk pembelajaran,

sehingga guru menggunakan alat peraga berupa bola, namun target

pemahaman siswa belum optimal, karena siswa sendiri masih

bingung antara kombinasi dan permutasi. Untuk menjawab

kebutuhan guru, diperlukan membangun software yang dapat

menyajikan contoh - contoh konkret dalam kasus aturan perkalian,

permutasi dan kombinasi. Dimana software tersebut harus didesain

supaya dapat dijadikan media mandiri bagi siswa, sehingga harus

b. Siswa di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta

masih kesulitan dalam membedakan antara kasus soal Permutasi

dan Kombinasi, yang berarti pemahaman para siswa dalam materi

Permutasi dan Kombinasi masih belum matang sehingga

diperlukan perancangan software untuk memudahkan siswa dalam

membedakan contoh permutasi dan kombinasi, disini perancangan

software juga perlu diperhatikan dalam menguji kepahamannya

sebelum memasuki level berikutnya.

c. Anak selalu tergantung kepada guru ketika mengerjakan soal, dan

guru juga kesulitan menanamkan pemahaman secara merata

kepada siswa, sehingga diperlukan membangun software yang

dapat membuat siswa belajar mandiri, dapat mengecek jawabannya

sendiri tanpa bantuan guru, serta dapat membantu guru untuk

mengolah anak-anak secara individual. Software tersebut akan

dibangun berupa game yang sebagian besar anak muda

menggemarinya, sehingga ketika software tersebut digunakan

secara mandiiri oleh siswa tidak terasa membosankan. Di dalam

game tersebut akan ditanamkan penjelasan – penjelasan mengenai penggunaan diagram panah, penggunaan diagram tabel, kaidah

perkalian, permutasi dan kombinasi dengan menggunakan kata –

kata yang mudah untuk dipahami, dan untuk menguji pemahaman

siswa dalam mencerna penjelasan game tersebut, sebelum

memasuki ke level berikutnya akan diadakan tes soal oleh sistem,

level berikutnya dan masih harus belajar lagi di level yang sedang

dijalankan hingga dia benar – benar paham dan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

2. Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Pada Topik Kaidah Pencacahan.

Pemahaman konsep siswa - siswi kelas XI IPA SMA Pangudi

Luhur Sedayu Yogyakarta terkait dengan penggunaan software game

education pada pembelajaran topik kaidah pencacahan, yaitu:

a. Ketercapaian pemahaman konsep hampir semua anak sudah di atas

80%, terkecuali pada S33 yang ketercapaian pemahamannya

sebesar 61%. Kurangnya pemahaman S33 disebabkan dia kurang

begitu menyukai pelajaran matematika dan bermain game ,

sehingga game yang diberikan oleh penulis tidak dijalankan dengan

baik.

b. Ketercapaian pemahaman konsep semua siswa untuk setiap

indikator di atas 61%, dimana angka tersebut menurut tabel 3.10

pada BAB III halaman 61 mengandung arti memiliki nilai

golongan pemahaman yang tinggi. Kurangnya persentase pada

beberapa indikator, disebabkan karena pada indikator tertentu skor

S33 sangat tertinggal jauh dari temannya, hal tersebut

mempengaruhi persentase ketercapaian pada indikator tertentu.

Namun, secara keseluruhan semua indikator pada pokok bahasan

luas persegi dan persegi panjang dapat dikuasai oleh siswa dengan

Dokumen terkait