• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solusi Penyelesaian Agar Gereja Dapat Menguasai Hak Atas Tanah

Dalam dokumen Kepastian Hukum Gereja Sebagai Penerima (Halaman 101-109)

BAB IV ANALISIS KEPASTIAN HUKUM GEREJA SEBAGA

4.4. Solusi Penyelesaian Agar Gereja Dapat Menguasai Hak Atas Tanah

Ibadah

Negara sebagai penyelenggara pelayanan publik memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan setiap warga negara dengan cara mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik dan pelayanan administratif. Berkaitan dengan proses peralihan hak yang dilakukan oleh gereja khususnya melalui hibah yang peruntukannya bukan sebagai rumah ibadah disyaratkan adanya perizinan yaitu Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) yang merupakan salah satu bentuk dari pelayanan publik. Proses peralihan hak melalui hibah tidak dapat dilakukan dikarenakan tidak dapat diterbitkannya Izin Peruntukan Penggunaan Tanah tersebut. Sebagai pemohon, gereja tidak diberitahukan secara jelas mengenai persyaratan dokumen yang harus dilampirkan dalam permohonan IPPT yaitu kewajiban melampirkan uraian rencana pemanfaatan tanah. Dari hal tersebut, Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor sebagai penyelenggara pelayanan publik tidak menerapkan asas keterbukaan/transparansi mengenai persyaratan administratif IPPT.

Dalam peralihan hak melalui hibah seharusnya IPPT tidak dilampirkan dalam pendaftaran tanahnya karena pemanfaatan tanah dengan penguasaan atas tanah merupakan hal yang berbeda. IPPT tidak dapat dipersamakan dengan izin lokasi sebagai izin untuk memindahkan hak. Dalam permohonan IPPT, bagi hibah tidak dilampirkan proposal uraian perencanaan pemanfaatan tanahnya, karena hibah merupakan pemberian sehingga mengenai pemanfaatannya belum dapat ditentukan secara seketika. Jikapun setiap peralihan hak harus ditentukan mengenai pemanfaatan tanahnya yaitu harus mengajukan IPPT terlebih dahulu

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

seharusnya sudah ditentukan bahwa wajib melampirkan proposal uraian perencanaan pemanfaatan tanah.

Setiap pelaksanaan penyelenggaran pelayanan publik terutama dalam hal perizinan seharusnya telah dibentuk aturan hukum mengenai izin yang mengatur mengenai manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik, prosedur pelayanan, persyaratan teknis dan administratif pelayanan, rincian biaya pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab, lokasi pelayanan, janji pelayanan, standar pelayanan publik dan informasi pelayanan. Agar dalam kehidupan sehari-hari, dapat diterapkan untuk mewujudkan penyelenggaran pelayanan publik yang baik.

91

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V

PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab I hingga Bab V maka kesimpulan yang dapat ditarik pada penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran peralihan hak melalui hibah yang dilakukan oleh Gereja yang belum ditentukan pemanfaatannya selain rumah ibadah tidak dapat dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tanah hibahan yang belum ditentukan peruntukannya tersebut, dalam pendaftaran peralihannya mewajibkan Izin Peruntukan Penggunaan Tanah. Dalam proses pengajuan IPPT pada kasus hibah ini gereja tidak diwajibkan melampirkan proposal uraian rencana pemanfaatan tanah. Akan tetapi dalam prosesnya, ternyata IPPT tersebut tidak dapat diterbitkan. Selain itu, terdapat sentimen terhadap gereja dalam proses pendaftaran peralihan melalui hibah yang belum ditentukan pemanfaatannya tersebut.

2. Peralihan hak melalui hibah yang peruntukannya bukan sebagai rumah ibadah belum ada kepastian hukum karena pada saat peralihan hak belum ada pengaturan mengenai IPPT, sehingga Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor hanya mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi. IPPT dipersamakan dengan izin lokasi sebagai izin pemindahan hak. Selain

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

itu, tidak diterapkan asas transparansi/keterbukaan mengenai syarat- syarat wajib dilampirkannya proposal uraian pemanfaatan tanah dalam mengajukan IPPT khususnya dalam peralihan hak melalui hibah.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan pada penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Jika setiap penguasaan tanah baik yang diperoleh melalui hibah harus telah ditentukan pemanfaatannya, seharusnya gereja diberitahukan mengenai hal tersebut dan penyelenggara pelayanan publik seharusnya tidak bertindak diskriminatif khususnya kepada gereja agar pendaftaran peralihan haknya dapat dilakukan.

2. Perlu dibentuk aturan khusus mengenai Izin Peruntukan Penggunaan Tanah yang mengatur baik mengenai prosedur pelayanan, persyaratan teknis dan administratif pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab, standar pelayanan publik dan informasi pelayanan. Agar dapat diiterapkannya asas keterbukaan/transparansi bagi Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor.

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR REFERENSI BUKU

Harsono, Boedi. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Djambatan, 2007.

Haryanto, Cara Mendapatkan Sertipikat Hak Atas Tanah. Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

HS, Salim. Pengantar Hukum Perdata Tertulis(BW), Cet. Kelima. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Jaluli, M. Sulaeman. Kepastian Hukum Gadai Tanah Dalam Islam. Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Kansil, CST. Pengantar Ilmu Hukum, Cet. Kedelapan. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Mamudji, Sri. Et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. Hak-Hak Atas Tanah, Cet. 5. Jakarta: Kencana, 2008.

Nugraha, Safri. Et al. Hukum Administrasi Negara, Ed. Revisi. Depok: CLGS FHUI, 2007.

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K. Lubis. Hukum Perjanjian Dalam Islam, Cet. Kedua. Jakarta: Sinar Grafika, 1996.

Perangin-Angin, Effendi. Hukum Agraria Indonesia Suatu Telaah Dari Pandangan Praktisi Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 1986. Puang, Victorianus M.H. Randa. Tinjauan Yuridis Gereja Sebagai Badan Hukum

Mempunyai Hak Milik Atas Tanah, Cet. Pertama. Jakarta: Sofmedia, 2012. Sairin, Weinata. Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Berbangsa,

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

Salihendo, John. Masalah Tanah Dalam Pembangunan. Jakarta: Grafika, 1993. Santoso, Urip. Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, cet. 4. Jakarta: Prenada

Media Group, 2008.

Sihombing, Irene Eka. Segi-segi Hukum Tanah Nasional dalam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan, cet 1. Jakarta: Universitas Trisakti, 2005. Soebekti, R. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa. 2003.

Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Cet. 8. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Indonesia. Undang-Undang Hak Asasi Manusia. UU No. 39 Tahun 1999, LN No. 165 Tahun 1999. TLN No. 3886.

_______. Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau Penodaan Agama, Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/Pnps Tahun 1965, LN No. 3 Tahun 1965, TLN No. 2726.

_______. Undang-Undang Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, LN No. 104 Tahun 1960. TLN No. 2043.

_______. Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, LN No. 58 Tahun 1996 TLN No.3643.

_______. Penunjukan Badan-Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik

Atas Tanah, PP No. 38 Tahun 1963, LN No. 63 Tahun 1963.

_______. Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985, LN No. 44 Tahun 1985, TLN No. 3298.

_______. Pendaftaran Tanah, Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, LN No. 59 Tahun 1997 TLN No.3696.

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

_______. Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983

Tentang Pajak Penghasilan, Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, LN No.

133 Tahun 2008.

_______. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Undang-Undang No. 20 Tahun

2000 LN No. 130 Tahun 2000.

_______. Undang-Undang Pelayanan Publik, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, LN No. 112 Tahun 2009 TLN No. 5038.

_______. Undang-Undang Penataan Ruang, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, LN No. 68 Tahun 2007 TLN No. 4725.

_______. Penatagunaan Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004, LN No. 45 Tahun 2004, TLN No. 4385.

Kabupaten Bogor. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah, Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008, LD No. 7 Tahun 2008.

______. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025,

Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008, LD No. 19 Tahun 2008.

______. Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2000 tentang. LD No. 36 Tahun 2000.

______. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, Peraturan Bupati No. 37 Tahun 2014 tentang LD No. 37 Tahun 2014.

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997.

_______. Izin Lokasi. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999.

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Dan Pendirian Rumah Ibadat, Peraturan Bersama Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Izin Lokasi, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nomor 5 Tahun 2015.

INTERNET

Equitas, “Hak Asasi Manusia (HAM)” https://equitas.org/wp- content/uploads/2011/12/modul-2-hal-1-38.pdf diakses pada 18 September 2015 Pukul 19.00 WIB.

Gereja Kristen Indonesia Jemaat Kota Modern, “Parapattan, Panti Asuhan Terbaik 2011 yang Mengutamakan Tuhan” http://www.gkikotamodern.org/artikel/umum/5/parapattan,-panti-asuhan- terbaik-2011-yang-mengutamakan-tuhan/123 diakses pada 18 September 2015 Pukul 19.30 WIB.

Panti Werda Kristen Hana, “Profil” http://www.pwkhana.com/ diakses pada 18 September 2015 Pukul 19.30 WIB.

DISERTASI

Sujadi, Suparjo. “Manifestasi Hak Bangsa Indonesia dan Hak Menguasai Negara Dalam Politik Hukum Agraria Pascaproklamasi 1945 Hingga Pascareformasi 1998 (Kajian Teori Keadilan Amartya K. Sen)” Disertasi Doktor Universitas Indonesia. Jakarta, 2015.

Kepastian Hukum…, Mutiara Hafidzah, FH UI, 2016.

UNIVERSITAS INDONESIA

JURNAL

Kusnadi, Dedek. “Menggagas Birokrasi Yang Transparan Dalam Pelayanan Publik,” Jurnal Kajian Ekonomi Islam dan Kemasyarakatan Volume 3 Nomor 1, (Juni – 2011), hlm. 131-144.

TERBITAN ORGANISASI

Badan Pusat Statistik. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2010), Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2011.

Dalam dokumen Kepastian Hukum Gereja Sebagai Penerima (Halaman 101-109)

Dokumen terkait