• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI SEPANJANG PANTAI PRIGI

4.2. Hasil dan Pembahasan 1. Sumberdaya Pantai

4.2.4. Sosial Ekonomi dan Budaya 1. Masyarakat

a. Karakteristik Masyarakat

Masyarakat yang diwawancarai mayoritas berdomisili di sekitar Pesisir Pantai Prigi, terdiri dari 19 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Masyarakat di Pantai Prigi berusia antara 19-24 tahun dengan persentase 13%, 25-30 tahun 17%, 31-36 tahun 27%, 37-42 tahun 20%, 43-48 tahun 10%, serta 49-54 tahun 13% (Gambar 4). 13% 17% 27% 20% 10% 13% 19-24 Tahun 25-30 Tahun 31-36 Tahun 37-42 Tahun 43-48 Tahun 49-54 Tahun

Gambar 4. Komposisi usia masyarakat di Pantai Prigi

Tenaga kerja yang tersedia dalam pengembangan potensi ekowisata di Pantai Prigi cukup banyak. Hal ini dilihat berdasarkan potensi sumberdaya manusia yang ada di kawasan Pantai Prigi. Berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat, 51% berpendidikan terakhir SD, 23% berpendidikan SLTP, 23% bependidikan SLTA, serta ada 3% yang tidak bersekolah, maka dapat dikatakan tingkat pendidikan penduduk daerah Pesisir Pantai Prigi masih rendah (Gambar 5).

51% 23% 23% 3% SD SLTP SLTA Tidak Sekolah 20% 44% 23% 10% 3% Buruh Nelayan Pedagang Penjaga Kios Wirasw asta

Gambar 5. Komposisi tingkat pendidikan masyarakat di Pantai Prigi

Pendidikan adalah salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam pengembangan ekowisata pantai. Dalam pengelolaan ekowisata pantai yang berkelanjutan dibutuhkan tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup dan sumberdaya lainnya serta perlunya pengelolaan ekosistem pesisir. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat akan kelestarian lingkungan akan semakin tinggi dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan program pengembangan potensi ekowisata pantai di Pantai Prigi.

Masyarakat Pantai Prigi memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan. Hal ini terlihat dari persentase masyarakat bermata pencaharian nelayan adalah sebesar 44%, sedangkan 20% bekerja sebagai buruh tani, 23% sebagai pedagang, 10% sebagai penjaga kios, dan 3% sebagai wiraswasta (Gambar 6).

Wilayah pesisir Pantai Prigi sangat potensial dikembangkan sebagai objek ekowisata pantai. Sebagai wilayah yang potensial untuk dikembangkan, wilayah pesisir Pantai Prigi diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan adanya pekerjaan yang lebih layak dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat dan tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat Pesisir Pantai Prigi memiliki tingkat pendapatan yang tergolong cukup rendah. Dengan mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan, persentase pendapatan masyarakat di pesisir Pantai Prigi yang terbesar adalah < Rp. 500.000,- setiap bulannya yaitu sebesar 54%. Masyarakat yang berpendapatan antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000,- per bulannya sebesar 43%, dan antara Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,- sebesar 3% (Gambar 7).

54% 43% 3% 0%0% <500 ribu 500 ribu - 1 juta 1 juta - 2 juta > 2 juta Lainnya

Gambar 7. Komposisi tingkat pendapatan masyarakat di Pantai Prigi

Adanya perbedaan besar pendapatan masyarakat dapat disebabkan oleh berbedanya jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat di Pantai Prigi.

b. Persepsi Masyarakat

Masyarakat Pantai Prigi mayoritas mengatakan bahwa penginapan atau homestay yang berada di kawasan Pesisir Pantai Prigi berada dalam kondisi baik, terlihat dari persentase sebanyak 51%, 33% mengatakan sangat baik, 13%

mengatakan cukup, dan 3% mengatakan tidak tahu. Untuk sarana penyediaan air bersih, 73% masyarakat mengatakan baik, sedangkan 27% lainnya mengatakan sangat baik. Penilaian masyarakat mengenai sarana transportasi, 30% mengatakan baik, 17% mengatakan sangat baik, dan 53% mengatakan cukup. Sementara itu, hasil yang cukup bervariasi didapat untuk penilaian terhadap kios makanan dan minuman, serta kondisi jalan. Untuk kios makanan dan minuman, 37% mengatakan baik, 27% mengatakan sangat baik dan cukup, sementara 7% mengatakan kurang. Sedangkan untuk kondisi jalan, 37% mengatakan kondisi jalan baik, 13% mengatakan sangat baik, 43% mengatakan cukup, dan 7% mengatakan kurang. Instalasi listrik diwilayah Pantai Prigi dapat dikatakan cukup stabil karena 70% masyarakat mengatakan instalasi listrik baik, 23% sangat baik dan 7% mengatakan cukup (Gambar 8).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pen gina pan Air B ersi h Trans portas i Kios mak anan Jala n Inst alas i Lis trik % Kurang Cukup Baik Sangat baik Tidak Tahu

Gambar 8. Diagram persepsi masyarakat terhadap sarana dan prasarana di Pantai Prigi

Sarana dan prasarana umum di wilayah pesisir Pantai Prigi berada dalam kondisi yang baik jika dilihat dari diagram diatas. Bahkan tidak sedikit responden yang mengatakan kondisi sarana dan prasarana tersebut sangat baik. Hal ini dapat dijadikan modal awal dalam pengembangan ekowisata pantai di Pesisir Pantai Pantai dan tentunya harus dilaksanakan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana tersebut agar kondisi baik ini tetap terjaga serta diadakan perbaikan-perbaikan yang berarti guna meningkatkan kondisi sarana dan prasarana yang

sudah ada. Kondisi sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan diantaranya adalah kios-kios yang terlihat kurang menarik karena tidak terlalu diperhatikan kebersihannya oleh pemilik dan perbaikan jalan-jalan utama yang menjadi akses menuju ke wilayah ekowisata. Disamping itu, masih banyak pula kondisi sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata yang belum terdapat kawasan wisata ini, seperti area bermain untuk anak-anak, kolam renang air tawar, serta lahan parkir yang dikhususkan bagi kendaraan wisatawan yang berkunjung.

Tanggapan masyarakat terhadap kondisi sarana dan prasarana di Pantai Prigi cukup bervariasi, tetapi pendapat terhadap kondisi sumberdaya alam di wilayah pesisir pantai Prigi cenderung sama. Hal ini terlihat dari 63% masyarakat mengatakan kondisi pasir laut sangat baik, yaitu berwarna putih kecoklatan, 37% mengatakan baik yang berarti kondisi pasir pantai berwarna coklat. Sedangkan untuk kondisi kejernihan air laut, 83% mengatakan air laut berada dalam kondisi sangat baik, yaitu berwarna biru, terlihat dasar dan ombak besar, 17% mengatakan air laut dalam kondisi baik, yaitu berwarna biru dan terlihat sampai ke dasar. Untuk kondisi keindahan pantai, 50% responden mengatakan sangat baik, 43% mengatakan baik dan 7% lainnya mengatakan cukup (Gambar 9).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Keindahan Pantai Kondisi Pasir Pantai Kejernihan air laut % Sangat baik Baik Cukup Kurang Tidak tahu

Gambar 9. Diagram persepsi masyarakat terhadap kondisi sumberdaya alam di Pantai Prigi

Kondisi nyata sumberdaya alam di Pantai Prigi menurut pengamatan langsung di lapangan berada dalam kondisi baik. Dan ini sesuai dengan persepsi

masyarakat yang diperoleh dari hasil wawancara. Mayoritas mengatakan kondisi pasir pantai, kejernihan air laut serta keindahan pantainya berada dalam kondisi sangat baik. Hal ini dapat diartikan bahwa kawasan Pantai Prigi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata pantai.

Walaupun kondisi sumberdaya alam berada dalam keadaan baik, tetapi jika permasalahan-permasalahan diwilayah pesisir ini tidak segera diselesaikan, maka bukan tidak mungkin akan mengancam kondisi lingkungan dan menyebabkan kerusakan sumberdaya alam di Pantai Prigi tersebut. Dari hasil wawancara dengan responden, mayoritas mengatakan sampah adalah permasalahan utama yang terjadi di Pantai Prigi. 41% masyarakat mengatakan banyaknya pembuangan sampah sembarangan di areal pantai menjadi masalah utama, 13% mengatakan rusaknya kondisi pasir karena banyaknya kendaraan beroda yang masuk ke areal pasir pantai. Selain itu 33% masyarakat mengatakan polusi udara akibat adanya kegiatan perikanan yaitu penjemuran ikan di wilayah Pantai Prigi menjadi masalah bagi mereka, dan 13% lainnya mengatakan tidak tahu (Gambar 10). 33% 41% 13% 13%

Polusi Udara Karena Penjemuran Ikan Kerusakan Pasir

Pembuangan Sampah Sembarangan Tidak Tahu

Gambar 10. Permasalahan pada sumberdaya alam di Pantai Prigi

c. Keterlibatan masyarakat

Masyarakat Pantai Prigi sebagian besar memiliki keinginan untuk terlibat dalam kegiatan wisata di Pantai Prigi. 60% masyarakat menyatakan ingin terlibat, dan 40% lainnya mengatakan tidak ingin terlibat (Gambar 11).

60% 40% Terlibat Tidak terlibat 100% 0% Penghasilan Tambahan Pekerjaan Sampingan

Gambar 11. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata

Mayoritas masyarakat menyatakan terlibat dalam kegiatan wisata di Pantai Prigi. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata terutama dalam penyediaan jasa pendamping wisata atau tour guide, ataupun penyedia jasa transportasi berupa minibus, serta penyewaan alat – alat seperti pelampung ataupun ban. Disamping itu, alasan ketidakterlibatan responden dalam kegiatan wisata lebih disebabkan karena mereka sudah memiliki pekerjaan tetap seperti menjadi nelayan yang berarti waktu mereka untuk terlibat dalam kegiatan wisata tersebut sangat sedikit. Selain itu karena masyarakat setempat telah memiliki mata pencaharian sebagai penjaga kios makanan dan minuman. Tetapi ada pula yang mengatakan mereka tidak memiliki cukup modal untuk membuka usaha – usaha sampingan tersebut.

Masyakat Pantai Prigi ikut serta dalam sistem kepariwisataan di Pantai Prigi sebagai guide, penyedia sarana transportasi dan penyewaan alat-alat wisata. Tujuan keterlibatan mereka dalam kegiatan wisata di Pantai Prigi adalah sebagai penghasilan tambahan (Gambar 12).

4.2.4.2. Pengunjung

a. Karakteristik Pengunjung

Pengunjung yang diwawancara berjumlah 30 orang. Diambil 30 orang karena di Pantai Prigi sudah menjadi objek wisata, sehingga pengunjung tidak sulit ditemui khususnya pada hari libur. Kisaran usia pengunjung yang datang ke Pantai Prigi adalah 16-24 tahun dengan persentase 17%, 25-33 tahun dengan persentase 23%, 34-42 tahun dengan persentase 3%, 43-51 tahun dengan persentase 27%, 52-60 tahun dengan persentase 23% dan 61-69 tahun dengan persentase 7% (Gambar 13). 17% 23% 3% 27% 23% 7% 16-24 Tahun 25-33 Tahun 34-42 Tahun 43-51 Tahun 52-60 Tahun 61-69 Tahun

Gambar 13. Komposisi usia pengunjung Pantai Prigi

Menurut van Haarsel (1994) in Damanik dan Weber (2006), wisatawan berusia 35 – 50 tahun cenderung mencari pengalaman atau dekat dengan alam (ekowisata). Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kisaran usia diatas 30 tahun sampai dengan 50 tahun adalah mayoritas pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa pada kisaran usia tersebut wisatawan cenderung menyukai wisata alam.

60% 23% 10% 7% Trenggalek Tulungagung Kediri Ponorogo

Sebagian besar pengunjung Pantai Prigi berasal dari daerah Trenggalek. Hal ini terlihat dari persentase komposisi asal pengunjung yang menunjukkan bahwa pengunjung asal Trenggalek adalah pengunjung mayoritas dengan persentase 60%. Sedangkan kota – kota lain seperti Tulungagung hanya 23%, Kediri 10%, dan Ponorogo 7% (Gambar 14).

Gambar 14. Komposisi asal pengunjung Pantai Prigi

Pengunjung Pantai Prigi masih didominasi oleh wisatawan asal Trenggalek. Minimnya pengunjung yang berasal dari luar Trenggalek mengindikasikan kurang dikenalnya objek wisata ini. Jikapun ada wisatawan yang berasal dari luar Trenggalek, jarak tempuh dari kota asal mereka tidak terlalu jauh dengan Trenggalek. Hal ini perlu diantisipasi dengan adanya pengembangan jenis promosi keluar dari lingkup Kabupaten Trenggalek, jika mungkin promosi dilakukan dalam skala menengah, yaitu ke setiap Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur agar kegiatan pariwisata di Pantai Prigi dapat terus berkembang.

Pengunjung Pantai Prigi memiliki tingkat pendidikan yang cukup bervariasi. Pengunjung yang berpendidikan SD adalah sebesar 13%, SLTP sebesar 7%, SLTA sebesar 23%, D3 sebesar 17% dan S1 sebesar 40% (Gambar 15).

53% 20% 13% 7% 7% PNS Buruh Pelajar/Mahasisw a Pengangguran Wirasw asta 0% 13% 7% 23% 17% 40% SD SLTP SLTA D3 S1

Gambar 15. Komposisi tingkat pendidikan pengunjung Pantai Prigi

Pengunjung Pantai Prigi memiliki rata-rata tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Banyaknya pengunjung yang merupakan lulusan SLTA dan S1 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka akan semakin tinggi pula kesadaran dan pemahaman tentang lingkungan dan sumberdaya alam lainnya. Hal ini berdasarkan pernyataan Damanik dan Weber (2006) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kecenderungan manusia utnuk menyadari dan memahami tentang lingkungan dan sumberdaya alam akan semakin tinggi pula.

7% 30% 33% 10% 20% <500 ribu 500 ribu-1 juta 1 juta-2 juta >2 juta belum m em iliki pendapatan

Sebagian besar pengunjung Pantai Prigi memiliki pekerjaan sebagai PNS. Sebanyak 53% pengunjung adalah PNS, sedangkan buruh sebesar 20%, pelajar dan mahasiswa sebesar 13%, serta pengangguran dan wiraswasta sebesar 7% (Gambar 16).

Pendapatan umumnya berhubungan dengan frekuensi kunjungan wisatawan. Pengunjung Pantai Prigi mayoritas memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,- dengan persentase 33%, kemudian pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- dengan persentase sebesar 30%, belum memiliki pendapatan sebesar 20%, > Rp. 2.000.000,- sebesar 10% dan < Rp. 500.000,- sebesar 7% (Gambar 17).

Gambar 17. Komposisi penghasilan pengunjung Pantai Prigi

Perbedaan tingkat pendapatan dapat disebabkan karena perbedaan jenis dan tingkatan pekerjaan, juga perbedaan tingkat pendidikan. Pengunjung yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

b. Persepsi Pengunjung

Pengunjung Pantai Prigi mayoritas mengatakan mereka pernah mendengar istilah ekowisata, hal ini terlihat dari persentase sebanyak 53% dan 47% pengunjung mengatakan tidak pernah mendengar. Tetapi dengan adanya penjelasan singkat yang telah diberikan tentang ekowisata, 100% pengunjung setuju apabila kegiatan ekowisata dikembangkan di daerah Pantai Prigi (Gambar 18).

100% 0%

setuju tidak setuju

Gambar 18. Persepsi pengunjung mengenai pengembangan ekowisata di Pantai Prigi

Kondisi sarana dan prasarana di Pantai Prigi sangat mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap kegiatan yang berjalan di kawasan Pantai Prigi. Dari 30 orang pengunjung yang diwawancarai, 27% mengatakan sambutan masyarakat di Pantai Prigi sangat baik. Sedangkan 60% mengatakan sambutan masyarakat baik. 7% lainnya mengatakan cukup dan kurang. Dari segi pelayanan, 60% mengatakan pelayanan masyarakat baik, 27% mengatakan cukup, dan 7% lainnya mengatakan sangat baik dan kurang. Jika dilihat dari segi penginapan/homestay, 50% responden mengatakan kondisinya baik, sedankan 30% mengatakan cukup, 13% mengatakan tidak tahu dan 7% mengatakan kondisinya kurang. Untuk kondisi air bersih, 57% responden mengatakan air bersih dalam kondisi baik, sedangkan 13% mengatakan kondisinya sangat baik. Tetapi 13% responden juga mengatakan bahwa air bersih dalam kondisi kurang dan 17% lainnya mengatakan cukup. 63% responden mengatakan bahwa sarana transportasi baik, 23% mengatakan cukup, 3% mengatakan sangat baik, dan 10% lainnya mengatakan tidak tahu. Untuk kondisi jalan, 7% responden mengatakan kondisi jalan sangat baik, 37% mengatakan baik, 33% mengatakan cukup dan 23% mengatakan kondisi jalan kurang. Kondisi kios makanan dan minuman menurut 10% responden sangat baik, 37% mengatakan baik, tetapi 53% responden mengatakan kurang. Instalasi listrik di kawasan ini menurut responden belum dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang mengatakan instalasi listrik sangat baik, yaitu hanya 7%. Sedangkan 43%

0 10 20 30 40 50 60 70 S.M . Air B ers ih Tra nsp ort as i Kio s m aka na n Ja lan Pe lay an an Ins tala si L istr ik Pe ng ina pa n % Kurang Cukup Baik Sangat baik Tidak Tahu mengatakan baik, 47% mengatakan cukup dan 3% mengatakan kurang (Gambar 19).

Gambar 19. Persepsi pengunjung mengenai sarana dan prasarana di Pantai Prigi

Kondisi sarana dan prasarana umum di wilayah pesisir Pantai Prigi berada dalam kondisi yang baik, hal ini didasarkan atas persepsi pengunjung. Tetapi disamping itu, untuk jalan menuju ke Pantai Prigi harus mendapatkan perhatian lebih, karena 23% responden mengatakan kondisi jalan masih kurang. Untuk itu diperlukan adanya perbaikan-perbaikan yang berarti guna meningkatkan kenyamanan wisatawan yang datang ke Pantai Prigi. Karena jalan merupakan salah satu elemen penting dalam pengembangan kawasan wisata ini melihat dari segi transportasi, mayoritas pengunjung mengatakan sarana transportasi sangat baik. Selain itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan serta pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah ada agar tingkat kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Prigi semakin terjamin dan semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung. Untuk itu para Stakeholder hendaknya dapat mengusahakan agar program-program pemeliharaan serta pengadaan saran dan prasaranan baru dapat dijalankan dengan baik.

4.2.5. Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan Ekowisata

Dokumen terkait