• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.2. Sosial Ekonomi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat,dan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas - azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta 21 kekayaan seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian (Salim, 2002).

Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di

masyarakat kita.

Beberapa definisi kondisi sosial ekonomi menurut para ahli yang dikutip dari basrowi (2010) :

1. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status (Sumardi, 2001).

2. Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam

masyarakat sekelilingnya.

3. Manaso Malo (2001) juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Mengenai kondisi sosial ekonomi, Yayuk Yuliati yang dikutip Zaenal Arifin (2002) menjelaskan kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan kebiasaan hidup sehari-hari yang telah

membudaya bagi individu atau kelompok di mana kebiasaan hidup yang membudaya ini biasanya disebut dengan culture activity, kemudian ia juga menjelaskan pula bahwa dalam semua masyarakat di dunia baik yang sederhana maupun yang kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjuk pada perbedaan kedudukan dan derajat atau status kriteria dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena disamping jumlah warganya yang relatif sedikit, juga orang-orang yang dianggap tinggi statusnya tidak begitu banyak jumlah maupun ragamnya.

Sementara W.S Winke (dalam Salim, 2002) menyatakan bahwa pengertian status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan

material yang dimilki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.

Selanjutnyan Mubyarto (2001) berpendapat tinjauan sosial

ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja.

Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan

pengembangan usaha-usahanya.

Menurut Wirutomo (2012) faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu

1. Tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, UU no. 20 tahun 2003 menggolongkan

dalam tida bagian yaitu rendah, menengah dan tinggi:

a. Pendidikan rendah yaitu pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan Menengah merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah

Menengah Atas (SMA),Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) danMadrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

2. Pendapatan

Berdasarkan penggolongannya Badan Pusat Statistik (BPS, 2014) membagi kedalam empat golongan :

a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan ratarata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp.

3.500.000,00 per bulan.

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata 1.500.000,00 per bulan.

3. Tempat tinggal

Menurut Kaare Svalastoga (dalam Maftukhah, 2007) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut oranglain umumnya merupakan keluarga dengan sosial ekonomi rendah.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati, pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

4. Kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional dalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilaksanakan bertahap oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menuju universal coverage.

Kesehatan menurut WHO ( World Health Organization ) memiliki 3 komponen yaitu :

1. Sehat jasmani

Sehat jasmani adalah komponen penting dalam arti sehat yang seutuhnya berupa penampilan.

2. Sehat mental

Yang disebut sehat mental adalah selalu merasa puas dengan yang ada di dirinya, tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan, tidak mudah emosi, dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.

3. Sehat spriritual

Spiritual merupakan komponen tambahan dan memiliki arti penting dalam menyeimbangkan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Lalu berdasarkan sisi sosialnya, manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian dan membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hubungan ini dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Soerjono (2010) mendefinisikan Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Jenis interaksi sosial dibagi menjadi :

b. Interaksi sosial individu

Interaksi individu dengan individu Interaksi ini melibatkan satu orang dengan orang lainnya yang ada di sekitarnya.

c. Interaksi sosial kelompok

Interaksi individu dengan kelompok Interaksi ini melibatkan seseorang yang bertemu atau melakukan suatu kegiatan dengan beberapa orang atau kelompok yang baru saja ditemuinya.

Dokumen terkait