• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI SOSIAL EKONOMI PARA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KEL. HELVETIA TIMUR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONDISI SOSIAL EKONOMI PARA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KEL. HELVETIA TIMUR SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PANDEMI COVID-19 DI KEL. HELVETIA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

SHANIA KHAIRUNISA 170902060

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(2)
(3)

MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KEL. HELVETIA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

SHANIA KHAIRUNISA 170902060

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(4)
(5)

HELVETIA TIMUR Nama Mahasiswa : Shania Khairunisa NIM : 170902060

Departemen/Prodi : Kesejahteraan Sosial

Menyetujui, DOSEN PEMBIMBING

Agus Suriadi, S.Sos, M.Si NIP . 196708081994031004

KETUA DEPARTEMENT

Agus Suriadi, S.Sos, M.Si NIP . 196708081994031004

DEKAN FISIP USU

Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D NIP . 196710021994031002

(6)
(7)

KONDISI SOSIAL EKONOMI PARA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KEL.

HELVETIA TIMUR

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skrispi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengujian-pengujian yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Medan, Juni 2021 Penulis,

Shania Khairunisa

(8)
(9)

KONDISIS SOSIAL EKONOMI PARA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19

DI KEL. HELVETIA TIMUR

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan tentang bagaimana kondisi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kel. Helvetia Timur pada masa pandemi COVID- 19. Pandemi ini memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia.

Salah satu yang paling terdampak adalah para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (UMKM). Mereka mengalami penurunan omset hampir 70% hingga terpaksa memberhentikan produksi sementara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi para pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada masa pandemic COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif menggambarkan dan meringkas kondisi sosial ekonomi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dimasa pandemi ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Snowball Sampling, sehingga memudahkan peneliti mendapat informasi melalui informan satu ke informan lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, walaupun dalam keaadan pandemi covid yang menyebabkan penurunan pendapatan, para pelaku UMKM masih bisa bertahan dan tetap cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Pendidikan anak para pelaku UMKM terpenuhi hingga sektor informal. Kondisi tempat tinggal yang memadai karena sudah rumah permanen. Semua para pelaku UMKM dan anggota keluarganya terdaftar di program BPJS, begitu juga para karyawan mereka didaftarkan di program BPJS ketenaga kerjaan. Interaksi sosial dengan keluarga terjalin harmonis, begitu juga dengan sesame pelaku usaha. Terlepas dari kemampuan para UMKM untuk menjaga perekonomian nya dimasa pandemic COVID-19, penulis menyarankan agar pemerintah mampu memberikan bantuan yang dapat disalurkan secara merata agar UMKM baru maupun lama tetap dapat bersaing dimasa mendatang.

Kata kunci : Sosial, Ekonomi, UMKM, COVID-19

(10)

SOCIAL ECONOMIC CONDITION IN THE PANDEMIC TIME OF MICRO, SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (MSMEs) IN KEL.

EAST HELVETIA

ABSTRACT

This research tries to describe the condition of the Micro, Small and Medium Enterprises in Kel. East Helvetia during the COVID-19 pandemic. This pandemic has had a major impact on the Indonesian economic. One of the most affected are actors of Micro, Small and Medium Enterprises. (MSMEs). They experienced a decline in turnover of 70% until almost no temporary production.

The purpose of this study was to determine the socio-economic conditions of entrepreneurs, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) during the COVID-19 pandemic. The research method used is descriptive qualitative method to describe and summarize the socio-economic conditions of Micro, Small and Medium Enterprises actors during this pandemic. The sampling technique used was Snowball Sampling, making it easier for researchers to get information from one informant to another. Based on the results of the research conducted, even though the Covid pandemic condition which caused a decrease in the income of Micro, Small and Medium Enterprises players, they were still able to survive and were still sufficient to meet their needs. The education of the children of UMKM actors is fulfilled up to the informal sector. Adequate living conditions because it is already a permanent home. All MSME actors and their family members are registered in the BPJS program, as well as their employees are registered in the BPJS manpower program. Social interactions with family are harmonious, as well as with fellow business actors. Apart from the ability of MSMEs to maintain their economy during the COVID-19 pandemic, the authors suggest that the government be able to provide assistance that can be distributed evenly so that new and old MSMEs can compete in the future.

Key words: Social, Economy, UMKM, COVID-19

(11)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dilaksanakan guna memenuhi tugas akhir dan mendapatkan gelar sarjana sosial. Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang sudah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan kesabaran untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Randa Putra, S.Sos, M.Kessos, selaku Dosen Penguji yang sudah banyak memberikan masukan, saran dan juga meluangkan waktu untuk penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Administratif Departemen Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam hal perkuliahan.

(12)

7. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ir. Galeb Indra Kusuma dan Ibu Ir.

Sotyaruni dan tidak lupa kakak kandung penulis, Ayunda Kartika S.E yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dukungan serta kasih sayang yang berlimpah dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada seluruh informan yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan informasi untuk keperluan skripsi penulis.

9. Sepupu dari penulis yaitu Bethari Safin Siregar dan Nabila Jilan Jauhara, dan juga keluarga besar lainnya yang tidak bisa disebutkan yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini,dan selalu menghibur penulis.

10. Kepada Rydha Nurhaliza dan Resty Sutrainy Ayu yang sudah meluangkan waktunya untuk selalu membantu penulis dan memberikan masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Kepada sahabat penulis Viny Andriani yang selalu menjadi teman suka dan duka sedari kecil, dan selalu memberikan semangat serta dukungan dalam pengerjaan skripsi.

12. Kepada teman-teman seperjuangan sekaligus sahabat Rizky Aulia Khair, Fadilah Safna Hannur, Sarah Muthi Nadhirah, Sania wulandari yang selalu menjadi teman suka duka selama perkuliahan dari awal semester hingga pengerjaan skripsi ini.

13. Kepada sahabat tersayang semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat dan dukungan yang terus diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

(13)

14. Kepada teman-teman Ilmu Kesejahteraan Sosial stambuk 2017 terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materi. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2021 Penulis,

Shania Khairunisa

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Kesejahteraan Sosial ... 9

2.1.3 Sosial Ekonomi ... 10

2.1.4 Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) ... 16

2.1.5 COVID-19 ... 21

2.2 Penelitian yang Relevan ... 23

2.3 Kerangka Pemikiran ... 24

2.4 Definisi Konsep ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Informan Penelitian ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 32

A. Temuan Umum... 32

4.1.Letak Geografis Kawasan Kel.Helvetia Timur ... 32

4.2. Sejarah Perkembangan Kawasan Kel.Helvetia Timur ... 32

(15)

4.3.Profil Kawasan Kel.Helvetia Timur ... 33

4.4.Struktur Organisasi/ Lembaga Kawasan Kel.Helvetia Timur... 33

4.5.Keadaan Sarana dan Prasarana Kaawasan Kel. Helvetia Timur ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN ... 36

5.1.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 37

a.Informan 1. ... 39

b.Informan 2. ... 42

c.Informan 3. ... 44

d.Informan 4 ... 46

e.Informan 5 ... 48

f.Informan 6... 50

g.Informan 7 ... 52

5.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

5.2.1. Pendidikan ... 54

5.2.2. Pendapatan ... 56

5.2.3. Tempat tinggal ... 58

5.2.4. Kesehatan... 59

5.2.5. Interaksi Sosial ... 60

5.3.Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 63

6.1 Kesimpulan… ... 63

6.2.Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Kawasan Kel. Helvetia Timur ... 34

Tabel 5.1. Distribusi Identitas Informan 1 ... 37

Tabel 5.2. Distribusi Identitas Informan 2 ... 40

Tabel 5.3 Distribusi Identitas Informan 3 ... 43

Tabel 5.4 Distribusi Identitas Informan 4 ... 45

Tabel 5.5 Distribusi Identitas Informan 5 ... 47

Tabel 5.6 Distribusi Identitas Informan 6 ... 48

Tabel 5.7 Distribusi Identitas Informan 7 ... 50

Table 5.8 Distribusi Identitas Informan 8 ... 52

(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran ... 26 5.1. Struktur organisasi Kel. Helvetia Timur ... 33

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan pelaku usaha yang aktif di berbagai bidang bisnis. Adanya sektor Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) ini membawa keuntungan bagi perekonomian Indonesia.

Usaha mikro dan usaha kecil merupakan usaha informal yang mulai dimunculkan dengan melihat peluang yang ada disekitar. Tentunya usaha tersebut merupakan usaha produktif yang tentunya menghasilkan pendapatan untuk para usahawan yang mendirikan usaha tersebut.

Sejarahnya, Indonesia pernah mengalami krisis terbesar pada 1997.

Dampak dari krisis berkepanjangan tersebut, banyak terjadi PHK pada industri besar dan menengah. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pembahasan karena dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis saat itu (Manurung, 2007). Data Badan Pusat Stastistik merilis keadaan tersebut pasca krisis ekonomi, jumlah UMKM tidak berkurang, justru pertumbuhannya semakin meningkat, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Fenomena ini menjelaskan bahwa UMKM adalah usaha produktif yang dikembangkan untuk mendukung pembangunan ekonomi makro dan mikro Indonesia dan sektor yang mempengaruhi orang lain untuk berkembang (Suci, 2017).

Supriyanto (2006) menyimpulkan dalam penelitiannya teryata UMKM mampu menjadi solusi penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Terutama UMKM kuliner di Indonesia yang beranekaragam mulai dari warung,

(20)

restoran, cafe, bahkan rumahan. Bisnis kuliner sangatlah menjanjikan karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak sehingga menjadikan Indonesia menjadi pasar yang sangat besar dengan total pengeluaran konsumen tertingggi di Asia Tenggara.

Menurut Keputusan Presiden No.99 Tahun 1998 pengertian "Usaha Kecil" yaitu: Kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil di berbagai bidang usaha yang sebagian besar merupakan kegiatan bisnis kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah persaingan bisnis yang tidak sehat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada pembagian bentuk UMKM berdasarkan berdasarkan jumlah pekerjanya : UMKM rumah tangga yang memeliki pekerja 1-4 orang meupakan usaha mikro, usaha kecil memiliki jumlah pekerja 5-19 orang, usaha menengah mulai dari 20-29 orang, dan yang memiliki pekerja diatas 99 orang biasanya organisasi atau perusahaan termasuk usaha besar.

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip dalam media Tempo, hingga saat ini tercatat lebih dari 65 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dan akan terus meningkat hingga 2021 ini. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dikelola oleh dua departemen yaitu :

1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan

2. Departemen Koperasi dan UMKM , namun usaha pengembangan yang dilakukan belum memuaskan hasilnya, karena faktanya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan pencapaian

usaha- usaha besar.

UMKM ini mempunyai ciri khas yaitu modal yang kecil, resiko yang sedikit tinggi tetapi penerimaan juga tinggi, dan membawa kewirausahaan

(21)

bagi pemiliknya (Wahyuningsih, 2009). Kelemahan yang dihadapi oleh para pengusaha UMKM dalam meningkatkan kemampuan usaha yang sangat kompleks antara lain : Kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumbernya,kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan beroperasi dalam mengorganisir dan terbatasnya pemasaran. Dan terdapat juga persaingan yang kurang sehat dan desakan ekonomi sehingga mengakibatkan ruang lingkup usaha menjadi sempit dan terbatas.

Pada akhir 2019 hampir seluruh dunia di guncangkan dengan adanya virus COVID-19 (virus corona) . Untuk pertama kalinya, virus corona dilaporkan di kota Wuhan,China pada 8 Desember 2019. Virus ini sendiri merupakan ancaman global paling serius di bidang kesehatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena virus ini menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan kematian. Dan juga virus corona dapat menyebar dengan sangat cepat.

Pemerintah di Indonesia menerapkan kebijakan untuk menyikapi permasalahan ini dengan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),bukan hanya kota Jakarta,tetapi kota-kota besar juga. Kebijakan tersebut dituliskan dalam PP Nomor 21 Tahun 2021(Wardani, 2020).

Kebijakan ini mengharuskan masyarakat untuk membatasi kegiatan diluar rumah,menggantinya dengan sitem kerja dan belajar secara daring dari rumah.

Kebijakan ini diberlakukan untuk memutus mata rantai penyabaran virus COVID-19. Pemerintah juga menerapkan kewajiban untuk melakukan 3M yaitu : memakai masker,mencuci tangan dan juga menjaga jarak.

(22)

Ada beberapa kelompok rentan terinfeksi virus corona yaitu, menurut Jeanne Marrazzo penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung,diabetes,paru-paru rentan mengalami komplikasi karena terinveksi virus corona. Menurut peneliti USA, kelompok penyandang disabilitas mental intelektual keterlambatan mental, orang yang mengalami distrofi otot dan kerusakan otak. Hal ini akibat tidak ada yang dapat menjamin pendekatan dan metode penanganan yang tepat untuk kelompok disabilitas ini. Kelompok rentan berikutnya adalah lansia,semua peneliti dan tokoh otoritas wilayah sepakat bahwa lansia masuk kedalam kelompok berisiko rentan akibat sistem kekebalan tubuhnya melemah seiring dengan pertambahan usia (Siagian, 2020).

Adanya COVID-19 memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, maupun dunia pendidikan.

Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus corona, diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi global (Budiyanti, 2020). Sejak diterapkannya PSBB banyak pedagang yang tidak diperbolehkan untuk jualan dan mengalami penurunan pendapatan. Tetapi tidak sedikit juga yang tidak dapat bertahan karna mengalami kerugian hingga menutup usahanya.

Seperti mengulang krisis 1997, pada masa pandemi COVID-19 ini dengan diberlakukannya PSBB yang membuat penurunan pendapatan dan menyebabkan kerugian sehingga para pelaku usaha kesulitan untuk membayar kebutuhan usahanya salah satunya menggaji karyawannya. Hal tersebut

(23)

menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran,bukan hanya disektor usaha kecil tetapi di perusahaan besar juga.

Pandemi ini juga dapat memicu konflik sosial dimasyarakat,seperti yang diakibatkan dari adanya PHK, awalnya mereka dapat memenuhi kebutuhannya namun mereka tidak lagi mempunyai pendapatan, kondisi perekonomian menurun, namun kebutuhan hidupnya meningkat. Apalagi jika karyawan yang di PHK tersebut hidup di lingkungan yang berpotensi diskriminasi,ketimpangan sosial politik, yang rentan terhdap konflik antar kelas sosial.

Demi keberlangsungan hidup,banyak orang memulai usaha baru atau memasuki dunia UMKM. Namun itu semua tidaklah mudah, karena adanya pandemi ini yang membuat banyak orang juga membuat usaha atau berusaha memasuki industry UMKM baru yang menyebabkan persaingan semakin tinggi. Walaupun tingkat kebutuhan juga tinggi,tetapi persaingan yang justru meningkat lebih tinggi lagi pastilah memberikan pengaruh pada UMKM lama.

Dengan uraian diatas,maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kondisi para Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dimasa pandemi Covid-19 dengan judul : “Analisis Kehidupan Para Pelaku Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Selama Masa Pandemi COVID-19 di Kel.Helvetia Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka peneliti merumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana

(24)

kehidupan para pelaku Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) pada masa Pandemi COVID-19 di Kel. Helvetia Timur?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada masa pandemi COVID-19 di Kel. Helvetia Timur.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai referensi dalam rangka :

1. Secara praktis, untuk mengetahui kehidupan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),bagaimana cara mereka bertahan pada masa pandemic COVID-19 dan memberikan masukan pada pihak yang terlibat dalam penanganan UMKM dimasa pandemic ini.

2. Secara akademis, Sebagai bentuk referensi atau pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah. Dan juga dapat berkontribusi menjadi kajian dan bacaan dikalangan mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial dalam rangka pengembangan konsep, teori dan ilmu pengetahuan.

(25)

1.4.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Definisi Konsep

BAB 3 METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

BAB 4 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian 2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian

(26)

4. Visi, Misi, dan Tujuan Lokasi Penelitian 5. Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Klien

7. Kondisi Umum Tentang Petugas

8. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB 5 HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Kesejahteraan Sosial

Dalam konteks yang luas kesejahteraan sosial dapat ditafsirkan dengan berbagai arti, karena istilah kesejahteraan sosial ini sangat berkaitan dengan waktu,tempat,situasi dan sudut pandang. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata kehidupan) yang meliputi kehidupan material maupun spriritual,dengan menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lainnya,tetapi lebih mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan (antara aspek sosial,material, dan spiritual).

Adapula pengertian kesejahteraan sosial dari berbagai ahli :

1. James Midgley mendefinisikan Kesejahteraan Sosial sebagai suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik,ketika kebutuhan manusia dapat dipenuhi dan ketika kesempatan sosial dalam dimaksimalisasikan.

2. Menurut UU NO.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, pasal 1 ayat 1 : kesejahteraan sosial ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

3. Menurut Gertrude Wilson Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk

(28)

membantu individu atau kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih baik.

2.1.2. Sosial Ekonomi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat,dan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas - azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta 21 kekayaan seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian (Salim, 2002).

Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di

masyarakat kita.

Beberapa definisi kondisi sosial ekonomi menurut para ahli yang dikutip dari basrowi (2010) :

1. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status (Sumardi, 2001).

(29)

2. Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam

masyarakat sekelilingnya.

3. Manaso Malo (2001) juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Mengenai kondisi sosial ekonomi, Yayuk Yuliati yang dikutip Zaenal Arifin (2002) menjelaskan kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan kebiasaan hidup sehari-hari yang telah

membudaya bagi individu atau kelompok di mana kebiasaan hidup yang membudaya ini biasanya disebut dengan culture activity, kemudian ia juga menjelaskan pula bahwa dalam semua masyarakat di dunia baik yang sederhana maupun yang kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjuk pada perbedaan kedudukan dan derajat atau status kriteria dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena disamping jumlah warganya yang relatif sedikit, juga orang-orang yang dianggap tinggi statusnya tidak begitu banyak jumlah maupun ragamnya.

Sementara W.S Winke (dalam Salim, 2002) menyatakan bahwa pengertian status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan

(30)

material yang dimilki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.

Selanjutnyan Mubyarto (2001) berpendapat tinjauan sosial

ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja.

Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan

pengembangan usaha-usahanya.

Menurut Wirutomo (2012) faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu

1. Tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, UU no. 20 tahun 2003 menggolongkan

dalam tida bagian yaitu rendah, menengah dan tinggi:

a. Pendidikan rendah yaitu pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan Menengah merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah

(31)

Menengah Atas (SMA),Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) danMadrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

2. Pendapatan

Berdasarkan penggolongannya Badan Pusat Statistik (BPS, 2014) membagi kedalam empat golongan :

a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan ratarata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp.

3.500.000,00 per bulan.

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata 1.500.000,00 per bulan.

(32)

3. Tempat tinggal

Menurut Kaare Svalastoga (dalam Maftukhah, 2007) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut oranglain umumnya merupakan keluarga dengan sosial ekonomi rendah.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati, pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

4. Kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional dalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilaksanakan bertahap oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menuju universal coverage.

Kesehatan menurut WHO ( World Health Organization ) memiliki 3 komponen yaitu :

(33)

1. Sehat jasmani

Sehat jasmani adalah komponen penting dalam arti sehat yang seutuhnya berupa penampilan.

2. Sehat mental

Yang disebut sehat mental adalah selalu merasa puas dengan yang ada di dirinya, tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan, tidak mudah emosi, dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.

3. Sehat spriritual

Spiritual merupakan komponen tambahan dan memiliki arti penting dalam menyeimbangkan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Lalu berdasarkan sisi sosialnya, manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian dan membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hubungan ini dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Soerjono (2010) mendefinisikan Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Jenis interaksi sosial dibagi menjadi :

b. Interaksi sosial individu

Interaksi individu dengan individu Interaksi ini melibatkan satu orang dengan orang lainnya yang ada di sekitarnya.

(34)

c. Interaksi sosial kelompok

Interaksi individu dengan kelompok Interaksi ini melibatkan seseorang yang bertemu atau melakukan suatu kegiatan dengan beberapa orang atau kelompok yang baru saja ditemuinya.

2.1.3. Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) mengartikan usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana di atur dalam Undang-undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang di lakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang di miliki, di kuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.

Usaha Menengah adalah usaha yang ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang diakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang di miliki, di kuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil ataupun Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Kriteria UMKM menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

(35)

i. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Salah satu ciri UMKM memang bentuknya beragam, yang penting perbedaan tersebut masih dapat ditelusuri konsistensinya. Pada tahun 2002, dari sekitar 40 juta pelaku usaha, 39 juta diantaranya usaha mikro, 640 ribu unit

(36)

usaha kecil, 70 ribu usaha menengah dan 11 ribu usaha besar (krisnamurti, 2007). Sulistyastuti (2004) menyebutkan ada empat alasan yang menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia :

1. UMKM tidak memerlukan modal yang besar sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar.

2. Tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal tertentu.

3. Sebagian besar berlokasi di perdesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana perusahaan besar.

4. UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Putri (2017).

UKM ini telah terbukti merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat bertahan dalam krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia. Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM memegang peranan penting dalam menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja muda yang masih belum berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja.

Statistik pekerja Indonesia menunjukan bahwa 99,5 % tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UMKM (Kurniawan, 2008). Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, padahal pengangguran yang tinggi adalah penyumbang terbesar dalam penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia (Sripo, 2010). Banyaknya UKM akan menyebabkan perekonomian yang kuat,

(37)

karena terbukti bahwa UKM paling tahan terhadap krisis menurut Kuncoro ( dalam Jauhari ).

Karena UMKM masih cukup dominan menyerap angkatan kerja dikota maupun perdesaan, tapi disisi lain menunjukan gejala produktivitas yang rendah karena masih menggunakan alat-alat tradisional dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, serta penggunaan teknologi yang sederhana, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan dihasilkan. Dengan kondisi seperti ini, tentunya pendapatan yang dihasilkan tidak akan maksimal. Menurut Kurniawan (2009) beberapa masalah dasar yang dihadapi UKM adalah:

1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.

2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.

3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran).

5. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan.

6. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

(38)

Dalam menghadapi masalah-masalah diatas, Menurut Putri (2017) pengembangan pada hakikatnya pengembangan UMKM merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dan Masyarakat, seperi berikut :

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif

Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain mengusahakan kententraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perizinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

2. Bantuan Permodalan Pemerintah

Bantuan permodalan pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan modal ventura. Pembiayaan untuk UMKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank. Lembaga keuangan mikro bank antara lain, BRI unit desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Untuk itu perlu mendorong perkembangan LKM, yang harus dilakukan saat ini adalah mendorong bagaimana pengembangan LKM ini berjalan dengan baik, karena selama ini LKM non koperasi memiliki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya.

(39)

3. Perlindungan Usaha Jenis-jenis

Usaha tertentu Terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara pada saling menguntungkan (win-win solution)

4. Pengembangan Kemitraan

Kemitraan yang saling membantu antar UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar baik didalam negeri maupun luar negeri, menghindarkan terjadinya monopoli

2.1.4. COVID-19

Awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan kehadiran virus baru yang disebut dengan Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Asal mula virus ini diketahui dari Wuhan,China pada akhir tahun 2019. Hingga saat ini hamper seluruh dunia terserang vius ini dan virus ini juga sudah memakan beribu-ribu korban. COVID-19 menimbulkan berbagai komplikasi penyakit terutama gangguan pada saluran pernapasan seperti gagal pernapasan akut, pneumonia, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan juga komplikasi dan masalah pada organ lain hingga menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Lebih berbahayanya lagi, virus ini dapat menyebar dengan sangan cepat.

Gejala utama yang muncul yaitu, demam (suhu >38º C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,kesulitan untuk mencium bau dan gejala gastrointestinal seperti diare dan saluran napas lainnya. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif seperti

(40)

ARDS,syok septik, asidosis, metabolik yang sulit dikoreksi dan pendarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien dengan gejala ringan,bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal (PDPI, 2020).

Pemerintah melakukan berbagai macam cara untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pemerintah melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk pencegahan virus ini, yaitu dengn diberlakukannya pola hidup sehat,dan juga melakukan disiplin 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak/Hindari Kerumunan). Bagi indvidu yang terinveksi virus ini diwajibkan untuk melakukan isolasi selama 14 hari. Isolasi ini bisa dilakukan secara mandiri atau dirumah sakit. Pemerintah juga menyediakan bantuan kepada yang terinveksi berupa fasilitas dan tempat penampungan di wisma atlet, dan beberapa hotel di Jakarta.

Selain itu, untuk menekan laju penularan COVID-19, pemerintah juga memberlakukan PPSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berarti pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi untuk mencegah kemungkinan penyebatan penyakit lebih luas.

dalam masyarakat menjaga jarak fisik (physical distancing), kerja dari rumah, belajar di rumah, hingga beribadah di rumah Social distancing harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan menahan diri di rumah, tidak melakukan kontak dengan orang lain. Hal ini mengharuskan masyarakat untuk tetap dirumah dan melalukan aktifitasnya dirumah,seperti bekerja dan belajar

(41)

mengajar dilakukan secara daring dirumah. Bahkan untuk sementara beribadah juga tidak diperbolehkan diluar.

Masuknya virus corana di Indonesia membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, sosial, keagamaan maupun dunia pendidikan. Dampak yang sangat besar juga dirakan di sector ekonomi. Dengan diberlakukannya PSBB yang mengharuskan banyak tempat umum seperti restoran,tempat wisata, rumah sakit,tidak dibolehkannya festival/konser, kantor, dan pembatasan penggunaan transportasi umum. Dengan adanya hal ini membuat para pemilik usaha mengalami kekurangan pemasukan yang membuat mereka kesulitan untuk membayar pekerjanya, yang kemudian melakukan pengurangan gaji atau malah secara terpaksa harus melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang menyebabkan terjadi pengangguran dimana mana,.

2.2. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan memuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang telah dikaji dalam skripsi. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan beberapa penelitian yang berkaitan dengan pembahasan peneliti yaitu: Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Aprilya Rahayu, mahasiswi fakultas ekonomi dan bisnis islam, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, tahun 2018, yang berjudul “ Analisis Perkembangan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah, Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari BPR Syariah”. Fokus penelitian dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana keadaan pelaku UMKM setelah dan sesudah menerima bantuan pembiayaan dari BPR Syariah. Hasil dari

(42)

penelitian ini adalah adanya peningkatan rata rata pada modal,produk,omzet,laba usaha, dan juga jumlah tenaga kerja.

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Isnaini Nurrohmah, mahasiswi jurusan pendidikan ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2015 yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan omset,jumlah tenaga kerja, dan jumlah pelanggan antara sebelum dan sesudah menerima pembiayaan musyarakah dari BMT Beringharjo cabang pabringan.

Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman Firdaus Thaha, Universitas Hasanuddin,berbentuk jurnal yang diterbitkan pada tahun 2020 yang berjudul “Dampak COVID-19 terhadap UMKM di Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan menganalisis seperti apa dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap perkembangan bisnis UMKM yang ada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah adanya virus ini pelaku UMKM diharuskan lebih teliti dalam mengelola manajemen business cyle dengan baik dan adanya perubahan bisnis model dan transformasi digital.

2.3. Kerangka Pemikiran

Saat ini virus Corona masih menja di topik hangat di Indonesia bahkan hampir diseluruh dunia. Adanya virus ini memberikan dampak besar diberbagai sektor hingga menyebabkan krisis besar besaran dunia termasuk Indonesia. Krisis ini bisa terjadi dikarenakan terjadinya inflasi secara besar-

(43)

besaran, dan adanya kebijakan pemerintah yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar yang menbatasi aktivitas diluar rumah dan mengharuskan semua kegiatan dilakukan dari rumah. Hal ini juga mengharuskan banyaknya penutupan tempat umum.

Penutupan sementara bagi para pengusaha ini pastilah menghambat dan menyebabkan berbagai kesulitan. Namun sudah lebih dari setahun jumlah kasus COVID-19 tidak kunjung menurun dan mengharuskan pemerintah membuat berbagai kebijakan lagi atau memberlakukan penertiban kebijakan yang sudah ada.

Salah satu yang paling terdampak dari adanya virus dan kebijakan ini adalah para pelaku Usaha Mikro,Kecil Menengah (UMKM). Walaupun UMKM satu satunya sektor yang paling dapat bertahan pada krisis 1997, mereka pasti tetap mengalami berbagai kesulitan seperti, kesulitan beradaptasi, mencari solusi,adanya kekurangan dana,dan masih banyak hal lainnya.

Maka dari itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti bagaimana kondisi para pelaku UMKM, apa saja yang terjadi dan bagaimana mereka menghadapi dan mengatasi kodisi saat pandemi ini terjadi. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan kondisi seperti kondisi keuangan, jumlah tenaga kerja,kondisi sosial mereka dan lain lainnya. Sehingga penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi mereka yang menghadapi kesulitan ditengah pandemi covid-19 ini.

(44)

Bagan 2.1. Alur Pemikiran

2.4. Devinisi Konsep

Defenisi konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan diteliti, untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep. Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah merupakan proses dan upaya penegasan makna konsep didalam suatu penelitian. Perumusan defenisi konsep dilakukan agar tercipta suatu persamaan persepsi (Siagian, 2011).

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009). Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep- konsep, berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian :

COVID-19

Usaha Kecil Menengah

Kondisi Sosial Ekonomi

Sosial : 1.interaksi sosial

a. interaksi dengan keluarga b. interaksi dengan sesama

pelaku UMKM

Ekonomi : 1. pendapatan 2. tempat tinggal

3. kesehatan 4. pendidikan

(45)

1. Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang dirancang untuk membantu individu atau kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih baik.

2. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status (Sumardi, 2001).

3. Menurut M. Kwartono, pengertian UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat yang punya kekayaan bersih maksimal Rp 200.000.000,- dimana tana dan bangunan tempat usaha tidak diperhitungkan. Atau mereka yang punya omset penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,- dan milik warga negara Indonesia.

4. COVID-19 merupakan virus mematikan yang menyebabkan gangguan sistem pernapasan. Virus ini memberikan banyak dampak terhadap perekonomian di Indonesia maupun dunia.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif yang memiliki tujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Burhan, 2007).

Menurut Ericson (1968) yang dikurtip dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Albi Anggito & Johan Setiawan, penelitian kualitatif berusaha menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Anggito, Setiawan, 2018).

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan dan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.

Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011). Dengan penelitian

(47)

deskriptif ini peneliti ingin memberikan gambaran secara menyeluruh bagaimana kehidupan para pelaku Usaha Kecil Menengah sebelum dan setelah pandemi Covid-19 ini terjadi.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Medan, tepatnya di Kel. Helvetia Timur.

Dikarenakan masih dalam kondisi pandemic COVID-19 yang menyebabkan keterbatasan aktivitas, peneliti memutuskan untuk meneliti Kel.Helvetia Timur karena mudah dijangau sehingga peneliti lebih efisien menggunakan waktu dan tenaga. Selain itu, peneliti telah melakukan pra riset,bahwa di lokasi ini terdapat UMKM yang bergerak dibidang kuliner dan dibawah binaan dinas koperasi pemko dan dinas perindustrian dan perdagangan sesuai dengan fokus peneliian ini.

3.3. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang diwawancarai dan dimintai informasinya, atau orang orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi atau fakta dari suatu objek penelitian (Rukajat,2018).

Dalam pemilihan informan,peneliti menggunakan teknik bola salju ( snowball sampling). Menurut Lee Berg (2001) dalam iskandar (2008) menyatakan : strategi teknik bola salju ini dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci (key informants) dan melakukan interview terhadap mereka secara bertahap dan berproses, dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan menetapkan satu atau dua interview atau wawancara terhadap mereka memiliki pengetahuan,pengalaman, informasi yang dicari, selanjutnya

(48)

penentuan informan berikutnya dengan teknik yang sama,sehingga diperoleh jumlah informan yang semakin lama semakin besar.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku ilmiah, surat kabar, karya tulis yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan referensi kepustakaan lainnya.

2. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian,yakni:

a. Obsevasi, yaitu mengumpulkan data mengenai gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran peneliti.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan dialog secara langsung dan mengajukan pertanyaan mengenai pemasalahan yang dibahas dalam penelitian ini kepada pihak yang telah ditetapkan.

c. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan data-data berupa foto yang berhubungan dengan penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Noeng Muhadjir (1998) mengemukakan pengertian analisis data sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,

(49)

wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.

Teknik analisis data yang digunakan adalah metode penelitian kualitatatif. dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu kesatuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikan dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. (Moleong, 2007).analisis data kualitatif dapat berupa pemeriksaan keabsahan data berdasar kriteria tertentu yaitu atas dasar keterpercayaan (kridebilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian (penemuan betul- betul berasal dari data, tidak menonjolkan pengetahuan peneliti dalam konseptualisasi).

(50)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Temuan Umum

4.1. Letak Geografis Kawasan Kel. Helvetia Timur

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 28 April 2021,kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia adalah satu dari 7 (tujuh) kelurahan kawasan permukiman mempunyai luas wilayah ±18,5 Ha dengan jumlah penduduk Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia sampai dengan Juni 2017 adalah 29,684 jiwa dengan 7.135 kepala keluarga yang terdiri dari berbagai etnis, suku, budaya, agama dan tingkat pendidikan yang berbedan dengan batas sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Kapten Sumarsono Kab.

Deli Serdang

b) Sebelah Selatan berbatasan denga Jalan Danau Singkarak Kecamatan Medan Barat

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Sikambing Kecamatan Medan Barat

d) Sebelah Barat Berbatasan dengan Jalan Kapten Muslim

4.2. Sejarah Perkembangan Kawasan Kel. Helvetia Timur Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 28 April, awalnya Kelurahan Helvetia Timur adalah bagian dari Kelurahan Helbetia yang pada saat itu menjadi bagian Kecamatan Medan Sunggal. Mengingat dan menimbang serta memutuskan karena luasnya wilayah kerja dan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Covid-19 sangat berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi. Hal ini dilihat dari daya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran biologi berbasis konstruktivis- kolaboratif terhadap kemampuan berpikir

Untuk meningkatkan silaturrahmi di kalangan pelaku usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) di Kota Bandung, kami telah mendirikan organisasi perkumpulan para

Dampak pandemi Covid-19 terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) cukup besar, dimana saat ini menurut data yang dihimpun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kinerja UMKM di Masa Pandemi Covid-19 dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan dengan mempertahankan

Bersadarkan hasil penelitian yang dijelaskan, strategi pemasaran yang dilakukan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kerupuk lemi di Kecamatan Losari

Indonesia continues the commitment and consistency to the second period (2016-2020) by formulating nine main strategies based on previous NPOA evaluation and commitment