• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Apakah menurut Anda masih ada kemungkinan untuk mengaitkan

alas an kebenaran sejati dengan suatu partai, negara, atau organisasi apa

pun, dan tetap percaya bahwa partai, Negara, atau apa pun, tidak akan

mungkin gaga) menjalankan misinya? Apakah menurut Anda masih

mungkin, dengan keyakinan teguh, berbicara seal "kamp perdamaian"?

Apakah Anda justru berpendapat bahwa sikap demikian malahan

mencerminkan suatu bentuk "keterasingan" suara hati?-Jika di dunia

ini ada yang memiliki kebenaran mutlak, pastilah si pemilik tersebut

bukan orang atau partai yang mengaku memilikinya. Apabila yang

dibicarakan kebenaran sejarah, semakin orang bersikeras mengaku

memilikinya, semakin besar pula dustanya. Dan pada akhirnya ia

sendiri menjadi pembantai kebenaran. Pemberontakan di Hongaria

yang terjadi beberapa waktu lalu, mula-mula dimaksudkan untuk

menentang kebohongan umum pada waktu itu. Karena itu, orang­

orang yang mencoba melawan kebohongan itu dibunuh, lalu dihina

dengan membuat kebohongan yang lain, yaitu menuduh mereka fasis.

Diterjemahkan dari Albert Camus, '"Socialism of the Gallows .. dalam Resistence, Rebellion and Death, terjemahanjustin OfBrien, New York, Vint-age Book. a Division of Random House, 1974, blm. 165-171. Naskah aslinya merupakan wawancara yang dimuat dalam Demain, 21·27 Februari 1957.

KR/SIS KEBEBASAN

Tentang "kamp perdamaian", sebaliknya ditanyakan saja kepada para "partisan perdamaian" yang menghimpun kekuatan untuk orang berkumpul membuat pernyataan agar senjata atom dilarang. Padahal sekarang mereka harus menghadapi masalah seperti ultimatum Bulganin yang menyebabkan Inggris, Perancis, dan-sungguh tak terduga-Israel, terancam bahaya atom. Tanyakan saja pada mereka, sebab tampaknya mereka tidak pernah merenungkan pertanyaan ini.

Yang jelas, tidak ada satu bangsa pun di dunia ini yang memonopoli perdamaian. Juga bukan bangsa-bangsa yang kitakenal sebagai bangsa-bangsa "netral" dari Timur. Cara-cara mereka-negara­ negara Arab (kecuali Tunis)' dan India (ya, lndianya Gandhi)­ mengkhianati Hongaria dan prinsip-pnns1p mereka sendiri, menyebabkan mereka tidak bedanya dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa kelompok Bandung telah menyelamatkan bangsa Eropa dari kungkungan masalah penjajahan dan maut Namun, kelompok Bandung pun segera bersikap realistis. Jelaslah, memang sangat mudah menjadi dewasa dalam sejarah. Akibatnya, bangsa-bangsa yang baru berkembang ini harus dihargai sebagai bangsa dewasa pula tanpa kecuali, berdasarkan kemauan mereka sendiri, dan tidak dimanja. Dan dengan demikian sikap mereka terhadap pembunuhan-pembunuhan di Hongaria tidak dapat dimaafkan. Di masa depan nanti akan tampak bahwa menghindari seal penting untuk kepentingan sendiri serupa itu tidak akan banyak faedahnya. Kelebihan moral bangsa-bangsa tersebut sebagai bangsa yang telah mengalami sendiri penjajahan di masa lalu, menjadi sia-sia hanya dalam waktu beberapa hari saja.

Karena itu kita bisa mengatakan bahwa terdapat bangsa-bangsa yang memang gemar perang dibandingkan bangsa lain. Kalau saya mau

Mengenai Aljazair, sepanjang pengetahuan saya, hanya M.N.A dari Messo.li Hadj, yang mcmrotc:s kctcrlibatan Uni Soviet di Hongaria, dcngan tidak mdcpaskan satu pun protcsnya

percaya pada surat kabar-surat kabar progresif (yang saat ini kebanyakan malah berpikir dan berkata sebaliknya). tampaknya Amerika kurang berminat akan perang dibandingkan dengan Rusia. Tetapi tidak perlu lagi ditunjukkan, misalnya, bahwa sosialisme mampu, semampu kapitalisme, memulai perang. Yang diperlukan hanya sebersit kemauan dan daya, yang pasti dimiliki oleh hampir semua bangsa (kecuali yang tidak memiliki tentara, itu pun masih belum pasti). Sebelum ini memang tidak diketahui soal itu, karena pada hakekatnya memang tidak ada negara sosialis. Sekarang kita sudah tahu. Keterasingan saja masih terlalu halus untuk menggambarkan sikap orang-orang yang hanya melihat burung merpati di Timur dan burung ruak bangkai di Barat. Buta, jiwa budak, dan kekaguman nihilistis terhadap kekuatan· kekuatan besar menurut saya merupakan ungkapan yang lebih cocok.

Kebenaran itu Nishi

* Apakah Anda berpendapat bahwa, lepas dari situasi yang ada, kita bisa tetap menekankan pertimbangan taktis politik dan mengingatkan naluri yang mendorong kita melihat kebenaran faktual? Dalam ha! ini menurut pendapat Anda, masuk dalam kriteria apa kebijaksanaan politis semacam itu?

Kebijaksanaan politis memang harus dikaji dengan jeli untuk melihat kandungan kebenaran di dalarnnya, serta pelajaran yang harus ditarik untuk mengoreksi hal-hal yang semula dianggap sebagai kebenaran, Tetapi kebijaksanaan tersebut tidak akan membawa keuntungan dalam mengejar kebenaran faktual. Lebih dari itu, kita tidak boleh berprasangka terhadap upaya mengejar kebenaran faktual­ seperti yang dilakukan kaum Komunis dan kaum cendekiawan kiri-karena relativisme sistematis semacam itu akan menyebabkan kepunahan kaum cendekiawan dan tertindasnya kaum pekerja. Pers

KR/SIS KEBEBASAN

atau buku tidak lantas menjadi benar karena revolusioner. Ia justru berkesempatan menjadi revolusioner hanya bila berani menyatakan kebenaran. Kita dapat mengatakan bahwa kebenaran dengan K besar adalah nisbi. Tetapi fakta tetap fakta. Dan siapa saja yang menyatakan langit biru padahal sebenarnya setengah kelabu, telah melacurkan kata­ kata dan mempersiapkan diri untuk menjadi tiran.

Kebijaksanaan politis bagi suatu surat kabar Komunis mungkin sama artinya dengan mengatakan bahwa semua penduduk Hongaria fasis, kecuali Kadar, polisi-polisinya, dan algojo-algjonya. Tapi sesungguhnya kita menyaksikan gerakan para pekerja, cendekiawan, dan petani yang menginginkan kemerdekaan bangsa dan kebebasan individu. Fasisme yang sebenarnya, kalau kita mau jujur, adalah fasisme Kadar dan

Khrushchev,

yang secara terencana menggulung revolusi suatu bangsa; dan fasisme pemerintah Rusia, yang merestui rencana itu. Saya akui, saya sendiri ridak paham akan makna kebijaksanaan yang mendorong kaum progresif militan kita, sesudah mereka mengutuk intervensi Soviet di Hongaria, dan kemudian dalam kongresnya merekomendasi tindakan bersama dengan Komunis Perancis, yang tak henti-hentinya merendahkan para pemberontak. Rekomendasi mereka muncul pada saat yang sama ketika orang-orang Hongaria dijatuhi hukuman gantung (kemarin bahkan seorang gadis 20 tahun jadi korban), dan tepat pada waktu seorang wakil partai Komunis Perancis menyatakan bahwa dalam situasi yang sama dia akan menyambut gembira bila USSR memperlakukan Perancis sebagaimana yang telah dilakukan terhadap Hongaria. Pernyataan-pernyataan semacam ini lama-kelamaan sangatlah menyebalkan. Apakah hal ini karena kaum Komunis dan progresif militant mabuk kepayang terhadap Soviet Rusia, yang belum pernah mereka jumpai? lidak, tapi mereka melihat kesalahan-kesalahan Perancis yang begitu besar, demikian besarnya sampai seolah-olah karenanya mereka mau bekerja untuk Hitler. Bila

Perancis nanti hancur, kehancuran itu pastilah disebabkan oleh kedua golongan ini.

Kaum Cendekiawan Harus Memihak

"Jika demikian, apa yang dapat dilakukan para cendekiawan saat ini? Apakah mereka memiliki kewajiban untuk dalam keadaan apa pun mengutarakan perasaan dan pendapatnya kepada masyarakat umum atau kepada orang lain? Atau, karena pentingnya suatu peristiwa dan kurangnya kekuatan politik yang sah, apa menurut Anda lebih baik cendekiawan lalu mengabdikan diri sepenuhnya pada ilmunya dan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya sebatas kemampuannya?

Sebaiknya para cendekiawan memang tidak perlu banyak bicara. Selain hanya akan membuat mereka lelah, juga akan menyebabkan mereka berhenti berpikir. Tugas utama mereka adalah melakukan penelitian dan penemuan, terutama bila penemuan-penemuan mereka tidak menyimpang dari masalah-masalah yang ada. Tapi dalam keadaan memaksa (Perang Spanyol, kamp konsentrasi Hitler, kamp konstentrasi Stalin, Perang Hongaria), mereka tidak boleh ragu-ragu menentukan sikap. Mereka perlu berhati-hati agar pilihannya tidak dicemari oleh propaganda sepihak atau tipu daya licik, serta tidak perlu lagi memperhitungkan keuntungan pribadi dalam membela kebebasan. Persatuan cendekiawan, dalam hal-hal tertentu dapat menghimpun kekuatan yang sangat berpengaruh, terutama pada waktu kebebasan dan jiwa massa sedang terancarn hancur. Cendekiawan Hongaria telah membuktikannya. Namun harus diakui pula untuk dijadikan pelajaran, bahwa menandatangani manifesto dan pernyataan protes adalah salah satu cara paling meyakinkah untuk mengurangi keefektifan dan wibawa para cendekiawan. Kita memang selalu menghadapi bahaya "pemerasan" dan kita harus memiliki keberanian untuk melawannya.

KR/SIS KEBEBASAN

Konformitas ada pada Golongan Kiri

Hal-ha! di atas menyebabkan kita boleh berharap bahwa akan terbentuk suatu tindakan bersama. Tetapi yang pertama kita ingat adalah bahwa para cendekiawan kiri, yang telah mendapat begitu banyak ejekan (dan masih akan lebih banyak lagi), akan mendapat kritik atas penalaran dan ideology yang mereka sumbangkan. Hal ini sudah terlihat akibatnya dalam sejarah kita akhir-akhir ini. Yang demikian ini pasti berat bagi mereka. Bagaimanapun juga sampai saat ini kesesuaian ideologi dan konsep lebih banyak dijumpai pada golongan kiri. Atau tegasnya, golongan kanan masih belum cukup cerdas untuk itu. Namun golongan kiri sedang mengalami kemerosotan, terpenjara dalam kata-kata, terperangkap dalam berbagai istilah, cuma mampu memberi jawaban stereotipe, tidak berdaya menghadapi kebenaran sejati-yaitu apa yang mereka anggap sebagai sumber hukum. K.aum kiri terkena penyakit jiwa dan membutuhkan perawatan dengan kritik dan introspeksi tanpa ampun, melatih mata dan hati, penalaran lurus, dan sedikit tahu diri. Apabila yang demikian tidak dilakukan, tindakan bersama tidak akan ada gunanya, atau justru berbahaya. Sebab tugas cendekiawan antara lain adalah mengatakan bahwa raja telanjang, bila kenyataannya memang demikian, dan bukan memolesnya dengan kiasan palsu.

Agar tampak konstruktif, saya mengajukan sebuah syarat awal untuk tindakan bersama semacam itu, syarat yang harus dijadikan prinsip: kejahatan yang disebut-sebut oleh sistem totaliter (terdiri atas satu partai dan mematikan semua oposisi) tidak ada yang lebih jahat daripada totaliterisme itu sendiri.

Sebagai kesimpulan: saya percaya (sebagaimana orang mengata­ kan saya percaya kepada Tuhan, pencipta langit dan bumi) bahwa syarat yang harus ada untuk penemuan-penemuan intelektual dan

keadilan historis adalah kebebasan dan adu pendapat secara bebas. Tanpa kebebasan, tidak ada seni: seni hanya hidup karena ada sikap mengekang diri di dalamnya, dan dalam kondisi yang lain ia akan mati. Namun tanpa kebebasan, sosialisme juga tidak akan ada, kecuali sosialisme tiang gantungan.

BAB IV