• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Dalam dokumen Sampoerna Agro Tbk. (Halaman 42-45)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha - Evaluasi

Allowance for Impairment of Trade Receivables – Assessment

Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dapat tertagih dan tidak diperlukan penyisihan cadangan penurunan nilai atas saldo piutang usaha.

The Group evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Group uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the

customer and the customer‟s current credit status

based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables. Management believes that all trade receivables are collectible and allowance for impairment of trade receivables is considered unnecessary.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of uncertainty of estimation at the reporting date that have a significant risk of causing material adjustments to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui atas rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan masa depan.

Deferred tax assets are recognized for unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future planning strategies.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimated and Assumptions (continued)

Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) Deferred Tax Assets (continued) Pada tanggal 30 Juni 2012, Grup memiliki aset

pajak tangguhan-rugi fiskal sebesar Rp9.338.549 (31 Desember 2011: Rp9.338.549) (Catatan 14f). Rugi fiskal tersebut terkait kepada Entitas-entitas Anak yang sebagian besar tanaman perkebunannya masih belum menghasilkan atau baru mulai menghasilkan.

As of June 30, 2012, the Group has deferred tax assets-tax losses amounting to Rp9,338,549 (December 31, 2011: Rp9,338,549) (Note 14f). These tax losses related to Subsidiaries where most of the plantations are still in immature stage or just started to mature.

Pensiun dan Imbalan Kerja Pension and Employee Benefits

Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp51.090.080 (31 Desember 2011: Rp42.690.080) (Catatan 17).

The measurement of the Group‟s obligations and

cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual

results that differ from the Group‟s assumptions

are recognized immediately in the profit or loss as and when they occurred. While the Group believes that its assumptions are reasonable and

appropriate, significant differences in the Group‟s

actual experiences or significant changes in the

Group‟s assumptions may materially affect its

estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense. The net carrying amount of the Group‟s employee benefits liability as of June 30, 2012 was Rp51,090,080 (December 31, 2011: Rp42,690,080) (Note 17).

Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara empat (4) sampai dengan dua puluh (20) tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within four (4) to twenty (20) years, which are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.

Nilai buku neto aset tetap Grup pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp1.096.464.280 (31 Desember 2011: Rp983.776.805) (Catatan 10).

The net book value of the Group‟s fixed assets as

of June 30, 2012 was Rp1,096,464,280 (December 31, 2011: Rp983,776,805) (Note 10).

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Instrumen Keuangan Financial Instruments

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu berdasarkan nilai wajar pada pengakuan awal, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dapat mempengaruhi secara langsung laba/rugi Grup. Nilai tercatat aset keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada 30 Juni 2012 adalah Rp265.505.784 (31 Desember 2011: Rp410.551.028) (Catatan 30), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2012 adalah Rp939.649.226 (31 Desember 2011: Rp723.884.026) (Catatan 30).

The Group recorded certain financial assets and liabilities initially based on fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and liabilities would affect directly

the Group‟s profit or loss. The carrying value of

financial assets in the consolidated statements of financial position as of June 30, 2012 is Rp265,505,784 (December 31, 2011: Rp410,551,028) (Note 30), while the carrying value of financial liabilities carried in the consolidated statements of financial position as of June 30, 2012 is Rp939,649,226 (December 31, 2011: Rp723,884,026) (Note 30).

Pajak Penghasilan Income Tax

Penentuan provisi perpajakan memerlukan pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bisa berbeda dari jumlah yang tercatat. Utang pajak penghasilan badan pada tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp15.164.287 (31 Desember 2011: Rp30.503.158) (Catatan 14b).

Determining of the tax provison needs significant judgments, in which the final asessment of those tax provison could differ from the carrying amount. The corporate income tax payable as of June 30, 2012 was Rp15,164,287 (December 31, 2011: Rp30,503,158) (Note 14b).

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat digunakan dan tidak diperlukan penyisihan persediaan usang pada tanggal 30 Juni 2012.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances,

including but not limited to, the inventories‟ own

physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The allowance is re- evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. Management believes that all inventories can be used and no provision for inventory obsolescence is necessary as of June 30, 2012.

Dalam dokumen Sampoerna Agro Tbk. (Halaman 42-45)

Dokumen terkait