• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sources of uncertainty in the estimation of future claim payments (Continued)

Dalam dokumen PT ASURANSI JASA TANIA Tbk (Halaman 96-106)

DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

2) Sources of uncertainty in the estimation of future claim payments (Continued)

Estimasi loss ratio awal adalah asumsi

penting dalam tehnik penaksiran dan berdasarkan pengalaman klaim sebelumnya, disesuaikan dengan faktor-faktor seperti perubahan tarif premi, antisipasi pasar dan histori inflasi klaim. Estimasi loss ratio awal yang digunakan pada periode berjalan (sebelum reasuransi) dianalisa menurut teritorial, jenis asuransi dan industri tempat tertanggung beroperasi dalam periode berjalan dan periode sebelumnya.

The initial loss-ratio estimate is an important assumption in the estimation technique and is based on previous years‟ experience, adjusted for factors such as premium rate changes, anticipated market experience and historical claims inflation. The initial estimate of the loss ratios used for the current year (before reinsurance) are analysed below by territory, type of risk and industry where the insured operates for current- and prior-year premiums earned. Pada umumnya estimasi IBNR lebih besar

tergantung pada tingkat ketidakpastian daripada estimasi biaya penyelesaian klaim yang sudah dilaporkan kepada Perusahaan, karena informasi tentang kejadian klaim sudah tersedia. Klaim IBNR mungkin tidak diketahui siapa tertanggungnya sampai beberapa tahun setelah peristiwa yang

menyebabkan klaim tersebut. Untuk

kontrak asuransi umum, porsi IBNR dari total kewajiban adalah besar dan umumnya perbedaaanya lebih besar antara estimasi awal dan hasil akhir karena lebih besar tingkat kesulitan dalam menaksir kewajiban ini.

The estimation of IBNR is generally subject to a greater degree of uncertainty than the estimation of the cost of settling claims already notified to the Company, where information about the claim event is available. IBNR claims may not be apparent to the insured until many years after the event that gave rise to the claims. For general contracts, the IBNR proportion of the total liability is high and will typically display greater variations between initial estimates and final outcomes because of the greater degree of difficulty of estimating these liabilities.

Dalam melakukan estimasi kewajiban beban klaim yang sudah dilaporkan tetapi belum disetujui, Perusahaan mempertimbangkan setiap informasi yang ada dari adjuster dan informasi biaya penyelesaian klaim dengan karakteristik yang sama. Klaim-klaim besar diestimasi kasus per kasus atau diperkirakan secara terpisah dengan tujuan adanya kemungkinan dampak penyimpangan pada perkembangannya dan luasnya akibat dari portofolio yang ada.

In estimating the liability for the cost of reported claims not yet paid, the Company considers any information available from loss adjusters and information on the cost of settling claims with similar characteristics in previous periods. Large claims are assessed on a case-by-case basis or projected separately in order to allow for the possible distortive effect of their development and incidence on the rest of the portfolio.

a. Risiko Asuransi (Lanjutan) a. Insurance Risk (Continued)

3) Asumsi utama 3) Main assumptions

Asumsi utama yang menjadi dasar dalam perhitungan estimasi kewajiban klaim yaitu bahwa pembentukan klaim masa depan Perusahaan akan memiliki pola yang sama dengan pembentukan klaim yang terjadi di masa lampau. Termasuk asumsi dari rata-rata beban klaim, beban penanganan klaim, faktor inflasi klaim, dan jumlah klaim untuk

setiap tahun kecelakaan. Justifikasi

kualitatif tambahan digunakan untuk memperkirakan tingkat di mana tren masa lampau tidak akan terulang lagi di masa depan, misalnya kejadian khusus yang hanya terjadi sekali, perubahan yang terjadi di pasar seperti sikap masyarakat terhadap klaim, kondisi ekonomi maupun faktor internal seperti campuran portofolio, syarat dan ketentuan polis dan prosedur penanganan klaim.

The principal assumption in calculating the claim reserve estimations is that the Company‟s future claims development will follow a similar pattern to historical claims development. This includes assumptions on average claim costs, claim handling costs, claim inflation factors and claim numbers

for each accident year. Additional

qualitative judgments are used to assess the extent to which historical trends may not apply in the future, for example: specific one-off occurrence, changes in market factors such as public attitude to insurance claims, economic conditions, as well as internal factors such as portfolio mix, policy terms and conditions and claims handling procedures.

Justifikasi lebih lanjut digunakan untuk menghitung tingkat di mana faktor eksternal seperti keputusan peradilan dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi estimasi besaran klaim.

Further justification is required to assess the extent to which external factors such as

judicial decisions and government

regulations affect the claim estimates.

Kondisi utama yang mempengaruhi

keandalan dari asumsi yang digunakan adalah rasio kerugian, keterlambatan dalam penyelesaian dan perubahan nilai tukar mata uang asing.

Other key conditions affecting the

realibility of assumption used are loss ratio, delay in settlement and changes in foregn currency eschange rates.

4) Sensitivitas 4) Sensitivities

Liabilitas klaim sangat sensitif terhadap asumsi utama yang digunakan. Hingga saat ini adalah hal yang tidak mungkin untuk dapat menentukan tingkat sensitivitas dari

beberapa asumsi seperti perubahan

perundangan atau ketidakpastian dalam proses estimasi.

Claim liabilities are very volatile to key assumptions used. It is not possible to

qualify the sensitiivity of certain

assumptions such as regulation change or uncertainly in the estimation process.

(Lanjutan) RISK (Continued)

b. Risiko Keuangan b. Financial Risk

Perusahaan menampilkan rentang risiko

keuangan melalui aset keuangan, liabilitas keuangan (investasi dan pinjaman), aset reasuransi dan liabilitas asuransi. Khususnya risiko keuangan kunci yang dalam jangka panjang hasil investasinya tidak menutupi jumlah kewajibannya yang timbul dari kontrak asuransi dan investasi. Komponen yang paling penting risiko keuangan adalah risiko tingkat bunga, risiko harga saham dan risiko mata uang dan risiko kredit.

The Company is exposed to a range of financial risks through its financial assets, financial

liabilities (investment contracts and

borrowings), reinsurance assets and insurance liabilities. In particular, the key financial risk is that the in the long-term its investment proceeds are not sufficient to fund the obligations arising from its insurance and investment contracts. The most important components of this financial risk are interest rate risk, equity price risk, foreign currency risk and credit risk.

Risiko ini muncul dari tingkat bunga terbuka, produk ekuitas dan mata uang, yang semuanya dinyatakan dalam pergerakan pasar umum dan khusus. Risiko utama yang dihadapi Perusahaan berkaitan dengan investasi dan kewajibannya adalah risiko tingkat bunga dan risiko harga ekuitas.

These risks arise from open positions in interest rate, currency and equity products, all of which are exposed to general and specific market movements. The risks that the Company primarily faces due to the nature of its investments and liabilities are interest rate risk and equity price risk.

1) Analisa sensitivitas - risiko tingkat bunga 1) Sensitivity analysis – interest-rate risk

Analisa sensitivitas risiko tingkat bunga mengilustrasikan bagaimana perubahan dalam nilai wajar atau arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat bunga pasar pada tanggal laporan. Instrument keuangan dan kontrak asuransi yang diuraikan dicatatan ini, sensitivitas hanya berhubungan dengan yang pertama karena nilai tercatat dari yang kedua

tidak secara langsung dipengaruhi

perubahan risiko pasar.

The sensitivity analysis for interest rate risk illustrates how changes in the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates at the reporting date. For financial instruments and insurance contracts described in this note, the sensitivity is solely associated with the former, as the carrying amounts of the latter are not directly affected by changes in market risks.

Manajeman Perusahaan memonitor

sensitivitas perubahan tingkat bunga secara bulanan dengan menilai perubahan yang diharapkan dalam portofolio yang berbeda

The Company‟s management monitors the sensitivity of reported interest rate movements on a monthly basis by assessing the expected changes in the different portfolios.

Analisa sensitivitas risiko tingkat bunga mengilustrasikan bagaimana perubahan dalam nilai wajar atau arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat bunga pasar pada tanggal laporan.

The sensitivity analysis for interest rate risk illustrates how changes in the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates at the reporting date.

b. Risiko Keuangan (Lanjutan) b. Financial Risk (Continued)

2) Analisa sensitivitas - risiko mata uang 2) Sensitivity analysis – currency risk

Perusahaan melakukan underwriting kontrak

asuransi jangka pendek dalam mata uang lokal dan asing. Portofolio asuransi jangka pendek Perusahaan diinvestasikan dalam aset dengan denominasi mata uang yang

sama seperti kewajibannya, untuk

mengeliminasi risiko kurs mata uang. Risiko kurs mata uang timbul dari pengakuan aset dan kewajiban dengan denominasi mata uang selain Rupiah.

The Company underwrites short-term insurance contracts in local and foreign currencies. The Company‟s short-term insurance portfolios invest in assets denominated in the same currencies as their insurance liabilities, which eliminates the foreign currency exchange rate risk for these operations. Foreign exchange risk arises from recognised assets and liabilities that are denominated in currencies other than the rupiah.

Rata- rata

Aset Suku Bunga 0 - 2 tahun 3 - 6 tahun Jumlah Assets

Kas dan Bank 1,00% - 3,00% 16.669.022.834 - 16.669.022.834 Cash on hand and in Banks

Deposito berjangka 4,00% - 10,00% 105.893.480.000 - 105.893.480.000 Time Deposits

Efek utang tersedia untuk dijual 10,14% 3.000.500.000 30.941.058.000 33.941.558.000 Debt securities available for- sale

31 Desember 2015/ 31 Desember 2015 Jatuh tempo

Rata- rata

Aset Suku Bunga 0 - 2 tahun 3 - 6 tahun Jumlah Assets

Kas dan Bank 1,00% - 3,00% 10.848.201.707 - 10.848.201.707 Cash on hand and in Banks

Deposito berjangka 4,50% - 8,50% 113.168.340.000 - 113.168.340.000 Time Deposits

Efek utang tersedia untuk dijual 10,14% 10.880.500.000 14.375.422.000 25.255.922.000 Debt securities available for- sale

Jatuh tempo 31 Desember 2014/ 31 December 2014

c. Risiko Kredit c. Credit Risk

Perusahaan mempunyai eksposure risiko kredit, yaitu risiko ketidakmampuan debitur membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Area kunci dimana Perusahaan memiliki risiko kredit adalah:

The Company has exposure to credit risk, which is the risk that a counterparty will be unable to pay amounts in full when due. Key areas where the Company is exposed to credit risk are:

 Bagian reasuradur atas kewajiban

asuransinya;

Reinsurers‟ share of insurance liabilities;

 Jumlah yang menjadi kewajiban reasuradur dalam hal klaim yang sudah dibayar;

Amounts due from reinsurers in respect of claims already paid;

 Piutang kepada pemegang polis;  Amounts due from insurance contract

holders;

 Piutang kepada pialang asuransi;  Amounts due from insurance intermediaries;

 Jumlah pinjaman dan piutang; dan  Amounts due from loans and receivables;

and

(Lanjutan) RISK (Continued)

c. Risiko Kredit (Lanjutan) c. Credit Risk (Continued)

Perusahaan menyusun struktur tingkat risiko kredit yang dapat diterima dengan menentukan limit atas eksposurnya masing-masing debitur, atau Perusahaan debitur, dan terhadap segmen geografis dan industri. Suatu risiko tergantung pada review tahunan atau lebih.

The Company structures the levels of credit risk it accepts by placing limits on its exposure to a single counterparty, or the Company‟s of counterparties, and to geographical and industry segments. Such risks are subject to an annual or more frequent review.

Reasuransi digunakan untuk mengelola risiko asuransi. Namun demiian bukan untuk membebaskan kewajiban Perusahaan sebagai penanggung utama. Jika reasuradur gagal untuk

membayar klaim karena suatu alasan,

Perusahaan tetap berkewajiban untuk

membayar kepada pemegang polis. Kesehatan reasuradur dipertimbangkan atas dasar tahunan

dengan me-review kesehatan keuangan

sebelum meminta dukungan reasuransi.

Reinsurance is used to manage insurance risk. This does not, however, discharge the Company‟s liability as primary insurer. If a reinsurer fails to pay a claim for any reason, the Company remains liable for the payment to the policyholder. The creditworthiness of reinsurers is considered on an annual basis by reviewing their financial strength prior to finalisation of any contract.

Manajemen yakin terhadap kemampuan untuk mengendalikan dan menjaga eksposur risiko kredit pada tingkat yang minimal. Eksposur maksimum risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Management is confident in its ability to control and sustain minimal exposure of credit risk. The maximum credit risk exposure at the reporting date is as follows:

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo atau tidak mengalami tetapi tidak mengalami

penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami

Neither past due Past due but penurunan nilai/ Jumlah/

nor impaired nor impaired impaired Total

Aset Keuangan Financial assets

Kas dan Bank 16.669.022.834 - - 16.669.022.834 Cash on hand and in Banks

Deposito berjangka 105.893.480.000 - - 105.893.480.000 Time deposits

Efek-efek Marketable securities

Saham 4.412.291.580 - - 4.412.291.580 Shares

Reksadana 3.764.644.042 - - 3.764.644.042 Mutual funds

Obligasi 33.941.558.000 - - 33.941.558.000 Bonds

Piutang Premi 29.134.798.075 39.788.499.467 (7.288.925.930) 61.634.371.612 Premium receivables

Piutang reasuransi 3.729.205.496 31.786.440.719 (11.535.410.521) 23.980.235.694 Reinsurance receivables

Aset lain-lain 2.378.393.996 - - 2.378.393.996 Other assets

J u m l a h 199.923.394.024 71.574.940.185 (18.824.336.451) 252.673.997.758 T o t a l 31 Desember 2015/ 31 Desember 2015

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo atau tidak mengalami tetapi tidak mengalami

penurunan nilai/ penurunan nilai/ Mengalami

Neither past due Past due but penurunan nilai/ Jumlah/

nor impaired nor impaired impaired Total

Aset Keuangan Financial assets

Kas dan Bank 10.848.201.707 - - 10.848.201.707 Cash on hand and in Banks

Deposito berjangka 113.168.340.000 - - 113.168.340.000 Time deposits

Efek-efek Marketable securities

Saham 3.782.049.605 - - 3.782.049.605 Shares

Reksadana 3.156.282.632 - - 3.156.282.632 Mutual funds

Obligasi 25.255.922.000 - - 25.255.922.000 Bonds

Piutang Premi 11.529.295.612 45.236.123.105 (7.288.925.930) 49.476.492.785 Premium receivables

Piutang reasuransi 305.379.442 22.678.731.015 (7.423.162.713) 15.560.947.743 Reinsurance receivables

Aset lain-lain 1.838.093.034 - - 1.838.093.036 Other assets

J u m l a h 169.883.564.032 67.914.854.120 (14.712.088.644) 223.086.329.508 T o t a l 31 Desember 2014/ 31 December 2014

d. Risiko Likuiditas d. Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko bahwa Perusahaan tidak dapat memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo seperti pembayaran klaim, dana komitmen kontraktual, atau arus kas keluar lainnya. Suatu arus keluar mengurangi sumber kas untuk aktivitas

operasional, perdagangan dan investasi.

Keadaan yang ekstrem, kekurangan likuidaitas dapat mengakibatkan penurunan laporan posisi keuangan dan penjualan aset atau potensi ketidakmampuan dalam memenuhi komitmen dengan pemegang polis. risiko Perusahaan tidak akan dapat melaksanakan kewajibannya adalah inheren dalam semua operasional asuransi dan dapat dipengaruhi oleh skala khusus institusi dan kejadian di industry meliputi, tetapi tidak terbatas pada, peristiwa kredit, kegiatan merger dan akuisisi, kejutan sistemik dan bencana alam.

Liquidity risk is the risk that the Company is unable to meet its obligations when they fall due as a result of policyholder benefit payments, cash requirements from contractual commitments, or other cash outflows. Such outflows would deplete available cash resources for operational, trading and

investments activities. In extreme

circumstances, lack of liquidity could result in reductions in the statements of financial position and sales of assets, or potentially an inability to fulfill policyholder commitments. The risk that the Company will be unable to do so is inherent in all insurance operations and can be affected by a range of institution-specific and market-wide events including, but not limited to, credit events, merger and acquisition activity, systemic shocks and natural disasters.

Monitoring dan pelaporan yang dilakukan dalam bentuk pengukuran dan proyeksi arus kas untuk beberapa hari, minggu dan bulan kedepan, karena ini periode penting dalam mengelola likuiditas. Titik awal untuk proyeksi ini adalah analisa jatuh tempo kontrak dari liabilitas keuangan dan tanggal penerimaan aset keuangan yang diharapkan.

Monitoring and reporting take the form of cash flow measurement and projections for the next day, week and month respectively, as these are key periods for liquidity management. The starting point for those projections is an analysis of the contractual maturity of the financial liabilities and the expected collection date of the financial assets.

(Lanjutan) RISK (Continued)

d. Risiko Likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity Risk (Continued)

Risiko likuiditas adalah risiko bahwa Perusahaan tidak dapat memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo seperti pembayaran klaim, dana komitmen kontraktual, atau arus kas keluar lainnya.

Liquidity risk is the risk that the Company is unable to meet its obligations when they fall due as a result of policyholder benefit payments, cash requirements from contractual commitments, or other cash outflows.

<= 1 tahun 1 - 2 tahun >2 tahun Jumlah

Aset Assets

Kas dan Bank 16.669.022.834 - - 16.669.022.834 Cash on hand and in Banks Deposito berjangka 105.893.480.000 - - 105.893.480.000 Time Deposit Efek ekuitas untuk diperdagangkan 4.412.291.580 - - 4.412.291.580 Equity securities for trading Efek utang tersedia untuk dijual - 3.000.500.000 30.941.058.000 33.941.558.000 Debt securitiesavailable for sale

J u m l a h 126.974.794.414 3.000.500.000 30.941.058.000 160.916.352.414 T o t a l

Liabilitas Liabilities

Utang klaim 8.780.597.350 - - 8.780.597.350 Claim payables Utang reasuransi 11.554.802.600 - - 11.554.802.600 Reinsurance payables Utang komisi 15.451.689.804 - - 15.451.689.804 Commission payables Utang pajak 3.424.585.619 - - 3.424.585.619 Taxes payable Utang lain-lain 6.231.304.760 - - 6.231.304.760 Others payable Biaya yang masih harus dibayar 1.364.280.431 - - 1.364.280.431 Accrued expenses J u m l a h 46.807.260.564 - - 46.807.260.564 T o t a l

31 Desember 2015/ 31 Desember 2015 Jatuh tempo

<= 1 tahun 1 - 2 tahun >2 tahun Jumlah

Aset Assets

Kas dan Bank 10.848.201.707 - - 10.848.201.707 Cash on hand and in Banks

Deposito berjangka 113.168.340.000 - - 113.168.340.000 Time Deposit

Efek ekuitas untuk diperdagangkan 3.782.049.605 - - 3.782.049.605 Equity securities for trading

Efek utang tersedia untuk dijual - 10.880.500.000 14.375.422.000 25.255.922.000 Debt securitiesavailable for sale

J u m l a h 127.798.591.312 10.880.500.000 14.375.422.000 153.054.513.312 T o t a l

Liabilitas Liabilities

Utang klaim 10.577.420.250 - - 10.577.420.250 Claim payables

Utang reasuransi 9.224.149.982 - - 9.224.149.982 Reinsurance payables

Utang komisi 13.715.848.679 - - 13.715.848.679 Commission payables

Utang pajak 1.656.822.563 - - 1.656.822.563 Taxes payable

Utang lain-lain 4.694.808.205 - - 4.694.808.206 Others payable

Biaya yang masih harus dibayar 1.422.615.627 - - 1.422.615.627 Accrued expenses

J u m l a h 41.291.665.306 - - 41.291.665.307 T o t a l 31 Desember 2014/ 31 December 2014

a. Kontrak Reasuransi a. Reinsurance Contract

Dalam rangka manajemen resiko atas

pertanggungan asuransi yang bernilai besar dan

mempunyai resiko khusus, Perusahaan

mengadakan kontrak reasuransi baik yang bersifat proporsional maupun non-proposional dengan beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi dalam negeri dan luar negeri.

In order to do a risk management of policies with large insured amounts and having special risk, the Company entered into reinsurance agreement both proportionally or non-proportionally with other domestic and foreign insurance and reinsurance companies.

b. Rasio Keuangan b. Financial Ratios

31 Desember 2015/ 31 Desember 2014/ 31 December 2015/ 31 December 2014/ % % i i 127% 140% ii ii 102% 108% III iii 5% 3%

Kekayaan dalam bentuk investasi sekurang-kurangnya sebesar cadangan teknis dan kewajiban pembayaran klaim retensi sendiri

Minimum assets in form of investment is sum if technical reserve and claim payable for own retention

Perbandingan premi retensi sendiri terhadap total modal sendiri periode berjalan

Comparation of own retention premium to total current net equity

Perbandingan dana pendidikan dan pelatihan dari jumlah biaya pegawai dan pengurus

Comparation of education and training to total expenses of employees and boards of director

42. ANALISA KEKAYAAN DAN SOLVABILITAS 42. ANALYSIS OF ASSET AND SOLVABILITY

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 53/PMK.010/2012, Perusahaan setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan pendekatan Risk Based Capital (RBC). Perusahaan setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas minimum sebesar 100% dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Tingkat solvabilitas dihitung dengan mengurangi seluruh kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) dari kekayaan yang diperkenankan.

Based on the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 53/PMK.010/ 2012, the Company is required to maintain a certain solvability margin which be determined by Risk Based Capital (RBC) approach. The minimum level of solvability which should be maintains is 100% of potensial loss from deviation on in assets and liabilities management. Solvency margin is calculated by deducted all liabilities (except for subordinated loan) from admitted assets.

Batas minimum tingkat solvabilitas yang

diwajibkan dihitung dengan mempertimbangkan

kegagalan pengelolaan kekayaan,

ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap mata uang, perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan, ketidak mampuan reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim.

The required minimum limit of solvency margin is determined by considering the risk of assets default, mismatch currencies of assets and liabilities on every currency, deviation of estimated claims expense and actual claims expense, default of claims payment by reinsurer.

(Lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014, rasio pencapaian solvabilitas yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2012 adalah sebesar 174,37% dan 191,63%.

As of 31 December 2015 dan 31 December 2014, solvability ratios which are calculated in accordance with the Decree of Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 53/PMK.010/2012 are 174,37% and 191.63%.

43. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI 43. IMPACT OF CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES

Adopsi PSAK 24 (Revisi 2013) "Imbalan Kerja" Adoption of PSAK 24 (Revised 2013) “Employee

Benefits”

Penerapan PSAK 24 (Revisi 2013) telah

menghasilkan perubahan:

The adoption of PSAK 24 (Revised 2013) has resulted in changes to:

(a) Cara pendapatan atau beban ditentukan dalam kaitannya dengan skema manfaat pasti Perusahaan

(a) The way income or expense is determined in relation to the Group‟s defined benefit schemes,

(b) Waktu untuk pengakuan kewajiban manfaat

pemutusan (b) The timing for the recognition of termination benefit liabilities,

(c) Definisi imbalan kerja jangka panjang lainnya. (c) The definition of other long-term employee

benefits. Tidak ada efek pada Perusahaan sehubungan (b)

dan (c) di atas (Lihat Catatan 2 – Akuntansi kebijakan - Perubahan kebijakan akuntansi).

There is no effect on the Group in respect of (b)

Dalam dokumen PT ASURANSI JASA TANIA Tbk (Halaman 96-106)