• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi Produk

Dalam dokumen UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 (Halaman 30-34)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.4. Proses Produksi 1. Bahan

2.4.2. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk transformator yang diproduksi oleh PT Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.3. dan 2.4.

Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Phasa

Uraian Satuan Spesifikasi Transformator

Daya Pengenal kVA 5 10 15 25 50

Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50

Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20

Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462

Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4

Sumber : PT Morawa Electric Transbuana

Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Phasa

Uraian Satuan Spesifikasi Transformator Daya Pengenal kVA 25 50 100 150 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600 Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Tegangan Sekunder kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2,3 2,3 2,2 2,1 2 1,9 1,9 1,8 2 2 2 2

Izet Mustakim : Minimisasi Waktu Produksi Dengan Mengeliminasi Kegiatan Non-Value Added Menggunakan Metode Gert (Graphical

Evaluation And Review Technique) Dan Vsm (Value Stream Mapping) Pada Pt Morawa Electric Transbuana, 2009. 2.4.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi transformator pada PT Morawa Electric Transbuana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok tahapan, yaitu sebagai berikut : 1. Pengendalian Design

2. Proses Produksi Transformator 3. Proses Produksi Casing

4. Proses Produksi Akhir 5. Proses Pengujian Akhir

Namun di dalam laporan ini peneliti tidak menguraikan proses pengendalian desain dan proses produksi casing.

2.4.3.1. Proses Produksi Transformator

Proses ini dimulai dari desain produksi transformator yang diterima dari Kabag Desain sampai dengan terminal assembling untuk transformator tiga phasa dan satu phasa. Proses produksi transformator dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Urutan proses produksi transformator adalah sebagai berikut: 1. Silicon steel cutting (pemotongan silikon)

Tahap awal dari proses proses produksi transformator adalah pemotongan silikon. Silicon steel adalah bahan yang digunakan untuk membuat inti transformator. Bahan ini digunakan karena memperbesar fluks magnetik yang timbul bila pada kumparan transformator mengalir arus listrik. Proses pemotongan silikon steel diawali dengan menset pisau mesin pembelah/pemotong silikon sesuai dengan ukuran bahan yang diperlukan. Kemudian silicon steel dalam bentuk roll diangkat dengan menggunakan hoist crane untuk dimasukkan ke dalam tungku mesin pelepas

Izet Mustakim : Minimisasi Waktu Produksi Dengan Mengeliminasi Kegiatan Non-Value Added Menggunakan Metode Gert (Graphical

Evaluation And Review Technique) Dan Vsm (Value Stream Mapping) Pada Pt Morawa Electric Transbuana, 2009.

gulungan. Selanjutnya mesin dijalankan sehingga silikon sampai ke mesin pembelah/potong dengan tepat. Mesin pembelah/pemotong dijalankan perlahan-lahan sehingga silikon sampai ke mesin penggulung dan dilebihkan ±1meter. Kemudian mesin pembelah dan mesin pelepas gulungan dihentikan. Selanjutnya ujung silikon diikatkan pada mesin penggulung. Jalankan lagi mesin penggulung beberapa putaran sehingga silikon tidak longgar dan matikan mesin penggulung. Apabila semua sudah sesuai maka ketiga mesin dijalankan dan diatur agar sepadan. Selanjutnya bila proses hendak dihentikan maka ketiga mesin harus diberhentikan secara berurutan dari mesin penggulung, pembelah dan pelepas gulungan. Mesin dimatikan apabila bahan silikon telah siap untuk dibelah. Silikon yang telah siap dipotong diangkat dengan bantuan hoist crane ke bagian penggulungan core (core winding).

2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)

Silikon yang telah dipotong dimasukkan ke roller dengan bantuan hoist crane. Kemudian jendela core diletakkan sesuai dengan kVA, selanjutnya dikunci dengan kuat sehingga jendela tidak goyang, kertas dililitkan di atas jendela sebanyak satu belitan. Kemudian ujung silikon ditarik dan penyekat silikon dimasukkan supaya tidak bergeser-geser. Ujung silikon diikatkan pada mesin penggulung dan mesin penggulung dijalankan beberapa putaran sehingga silikon tidak longgar, kemudian sisi silikon diratakan. Bila sisi siliko sudah rata lengan penekan core di turunkan. Atur lebar penekan core sesuai dengn lebar silikon. Lalu silikon siap digulung sesuai dengan desain. Setelah selesai digulung, silikon di rekatkan dengan isolasi.

Izet Mustakim : Minimisasi Waktu Produksi Dengan Mengeliminasi Kegiatan Non-Value Added Menggunakan Metode Gert (Graphical

Evaluation And Review Technique) Dan Vsm (Value Stream Mapping) Pada Pt Morawa Electric Transbuana, 2009.

Kemudian lengan penekan core dinaikkan dan dibuka kunci pengikat core. Core yang telah digulung diletakkan di atas meja dengan menggunakan hoist crane. 3. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)

Inti transformator yang telah siap digulung selanjutnya ditimbang beratnya. Penimbangan ini berguna untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Inti transformator yang telah selesai digulung tersebut di angkat kepenimbangan dengan menggunakan hoist crane. Berat core tidak boleh lebih dari desain yang telah ditentukan (±3%). Inti yang telah sesuai dengan desain dipindahkan ke bagian pemanggangan inti (Core Annealing) dengan menggunakan hoist crane.

4. Pemanggangan Inti (Core Annealing)

Pada proses pemanggangan inti, inti disusun pada tempatnya dan dimasukkan ke dalam annealing dengan menggunakan hoist crane. Kemudian pintu annealing

ditutup dan gas N2 dialirkan dengan tekanan 0,1 Kg/Cm2 selama 30 menit.

Kemudian arus listrik dialirkan ke heater dengan tegangan 160 volt (switch 1

sampai mencapai 3000C) selama 6 jam dan N2 terus dialirkan dengan tekanan yang

sama. Kemudian dipindahkan ke switch 2 ke 240 volt sampai temperatur mencapai

3800C selama lebih kurang 18 jam. Jika temperatur telah mencapai 8300C sementara

waktunya belum mencapai 12 jam, maka temperatur 8300C dipertahankan sampai

batas waktu kurang dari 16 jam. Setelah proses selesai, maka sumber arus listrik

dimatikan dan N2 terus dialirkan sampai proses selesai. Temperatur dibiarkan

perlahan-lahan turun sampai temperatur mencapai 5000C. Kemudian heater diangkat

Izet Mustakim : Minimisasi Waktu Produksi Dengan Mengeliminasi Kegiatan Non-Value Added Menggunakan Metode Gert (Graphical

Evaluation And Review Technique) Dan Vsm (Value Stream Mapping) Pada Pt Morawa Electric Transbuana, 2009.

dan dipindahkan, sedangkan tutup dalam tetap dibiarkan sampai temperatur

mencapai 1600C, kemudian N2 di stop. Kemudian tutup dalam dapat diangkat

dengan menggunakan hoist crane dan proses selesai. 5. Pengujian Rugi-rugi Inti (Core Lose Test)

Setelah proses pemanggangan selesai, inti-inti tersebut dikeluarkan dan disusun di atas balok kayu untuk dilakukan pengujian. Pengujian ini berfungsi untuk melihat apakah proses pemanggangan telah berjalan baik atau tidak dan disesuaikan dengan jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian harus sesuai dengan standar dari PLN (SPLN). Setelah inti disusun di atas balok selanjutnya kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas trafo dililitkan. Selanjutnya ujung belitan dijepit ke terminal pengetesan dan diberikan tegangan secara perlahan sampai tegangan phasa yang dikehendaki. Hasil pengetesan pun dicatat. Dan inti yang telah melewati uji dipindahkan ke penggulungan kumparan (Coil Winding) dengan menggunakan hoist crane.

Dalam dokumen UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 (Halaman 30-34)

Dokumen terkait