• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

C. Standar Kompetensi Pustakawan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 ayat 8 menerangkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Saiful-Haq dkk menambahkan bahwa dalam penyusunan dan pengelolaan tenaga kerja perpustakaan dibutuhkan sebuah kompetensi.35

Kompetensi yang diartikan oleh Perpustakaan Nasional RI dalam Rekomendasi Komisi I: program pengembangan karir pustakawan berbasis kompetensi yaitu kemampuan seseorang yang mecakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.36

Menurut Ernawati kompetensi adalah pencapaian standar kinerja oleh pustakawan dengan cara pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki oleh pustakawan yang disesuaikan dengan lembaga induk sebagai tempat bekerja

35

Rizal Saiful Haq. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 45

36

Perpustakaan Nasional RI. “Rekomendasi Komisi I: Program pengembangan karir

pustakawan berbasis kompetensi”. Artikel diakses pada 16 Mei 2012 dari http//pustakawan.pnri.go.id.

yang terkait dengan budaya organisasi, nilai dan norma, strategis bisnis dan lingkungan kerja.37

Dalam Online Dictionary of Library and Information Science kompetensi yaitu suatu kemampuan yang diharapkan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan setelah selesai melakukan pendidikan. Dalam kepustakawanan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman diperlukan untuk menangani tanggung jawab professional secara efektif dalam spesialisasi dan bukan sebagai satu set standar minimum.38

Sedangkan menurut Hermawan dan Zen, standar kompetensi adalah sesuatu yang menyangkut norma, teknis dan pengakuan untuk melakukan jasa profesi serta sebagai tolak ukur keberhasilan dan pembeda tanggung jawab serta sarana untuk melindungi konsumen, berperan sebagai alat pembinaan bagi anggota profesi dan alat untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat pengguna jasa. Sehingga standar kompetensi pustakawan adalah suatu kriteria minimal kompetensi pustakawan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi yang di dalamnya berisi norma-norma, teknis kemampuan dan pembakuan dalam upaya peningkatan kualitas layanan. Lebih lanjut standar kompetensi pustakawan adalah tolak ukur yang digunakan untuk acuan penilaian kualitas pustakawan dalam bentuk formulasi dari komitmen atau janji pustakawan kepada masyarakat.

Dengan standar kompetensi yang dimiliki oleh seorang pustakawan tentunya akan berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pengelola

37

Endang Ernawati. Kompetensi, Komitmen, dan Intrapreneurship Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan di Indonesia. Artikel diakses pada 1 April 2014 dari

http://eprints.rclis.org/

38

perpustakaan dan kegiatan perpustakaan lainnya. Standar kompetensi tidak hanya penting bagi seorang pustakawan tetapi penting juga untuk pemustaka. Hubungannya yaitu seorang pemustaka akan mendapatkan pelayanan yang berkualitas dari pustakawan yang berkompeten di bidang perpustakaan.

1. Jenis Standar Kompetensi Pustakawan

Menurut Rumani, standar kompetensi bagi pustakawan khususnya di Indonesia belum memiliki pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan39. Dengan hal ini penulis akan meninjau standar kompetensi pustakawan dari beberapa sumber. Salah satunya yaitu menurut Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Pendidikan Tinggi dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Di dalam pedoman tersebut, kompetensi pustakawan terbagi menjadi dua jenis, yaitu kompetensi professional dan individu.40

Kompetensi professional meliputi pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan penelitian serta kemampuan dalam menggunakan pengetahuan tersebut untuk pelayanan perpustakaan. Wicaksono menambahkan kemampuan dalam manajemen informasi meliputi pencarian, penggunaan, pembuatan, pengorganisasian dan penyebaran informasi. Dalam hal teknologi informasi kemampuan tersebut meliputi mengelola perangkat teknologi informasi baik perangkat keras maupun lunak, serta pemrograman, pembuatan dan penerbitan sumber informasi elektronik serta desain dan

39

Sri Rumani. Kompetensi pustakawan dan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Perpustakaan Nasional. Artikel diakses pada 2 April 2014 dari

www.pnri.go.id/MajalahOnline

40

Departemen Pendidikan Nasional RI DIrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku PedomanPerpustakaan Perguruan Tinggi ed. 3. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2005), h. 27-28

manajemen database. Kemampuan manajemen meliputi kepemimpinan yang menonjol, pembuatan administrasi perpustakaan, mampu dalam manajemen sumberdaya manusia, waktu dan perubahan, mampu membangun hubungan kerja yang baik secara manajemen, mampu menganalisis kinerja pustakawan, mampu dalam merencanakan program yang sesuai serta implementasinya dan mampu berkoordinasi dengan bagian lain yang terkait.41

Sedangkan kompetensi individu meliputi komitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik, terampil dalam berkomunikasi, berpandangan luas dan memiliki sifat positif terhadap perkembangan, bekerja dalam tim dan menciptakan suasana kerja yang sehat serta mampu mencari mitra kerja, memiliki sifat kepemimpinan dan dapat dapat memcahkan masalah pada suatu hal yang kritis. Menurut Sheila Slauter dan Lary L. Laslie kemampuan di atas disebut dengan sikap entrepreneur.42

Rumani juga menambahkan bahwan seorang pustakawan hendaknya memiliki keahlian dalam melobi, koordinasi dan komunikasi khususnya komunikasi dalam bahasa asing serta kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi.43

Selain kompetensi pustakawan di atas, menurut Widijanto kompetensi pustakawan hendaknya memiliki kompetensi sosial-budaya. National Association

41

Hendro Wicaksono. Kompetensi Perpustakaan dan Pustakawan dalam Implementasi Teknologi Informasi di Perpustakaan. Artikel di akses pada 6 April 2014 dari

www.pnri.go.id/MajalahOnline.

42

Aziz, Safrudin. Strategi Peningkatan Mutu pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Artikel diakses pada 6 April 2014 dari www.pnri.go.id/MajalahOnline

43

Sri Rumani. Kompetensi pustakawan dan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Perpustakaan Nasional. Artikel diakses pada 6 April 2014 dari

of Social Workers dalam artikel Diversity Standars: Cultural Competency for Academic Libraries menjelaskan bahwa kemampuan sosial-budaya adalah sebuah perilaku, sikap dan kebijakan yang memungkinkan seseorang atau kelompok untuk bekerja secara efektif dalam situasi lintas budaya, proses dimana individu merespon dengan hormat dan efektif kepada orang-orang dari semua budaya, bahasa, kelas, ras, latar belakang, etnis, agama, dan faktor keberagaman lainnya dengan cara mengakui, menegaskan, dan menghargai nilai individu, keluarga, dan masyarakat, dan melindungi serta menjaga martabat masing-masing.

Dari berbagai kompetensi mengenai pustakawan di atas dapat dikatakan secara singkat bahwa sebuah kompetensi pustakawan merupakan suatu acuan dalam kegiatan manajerial maupun teknis yang hendaknya dimiliki oleh seorang pustakawan sesuai dengan tingkat atau jabatannya. Kompetensi tersebut tidak hanya dari sudut pandang kegiatan pustakawan tetapi dari sudut pandang sebagai seorang professional dan individu pustakawan. Standar kompetensi pustakawan pun hendaknya disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Tujuan Kompetensi Pustakawan

Suatu kompetensi bagi pustakawan pasti memiliki suatu tujuan. Hal tersebut dijelaskan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Pendidikan Tinggi, tujuan kompetensi pustakawan adalah menciptakan kerangka kerja yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber daya manusia yang terbatas. Lebih lanjut tujuan dari kompetensi pustakawan yaitu memungkinkan

setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, tepat waktu, sasaran dan sebanding dengan biaya dan hasil yang diperoleh.44

Hermawan dan Zen menjelaskan bahwa tujuan kompetensi pustakawan yaitu memberikan jaminan kepada masyarakat, pengelola dan Pembina perpustakaan bahwa pustakawan dapat memberikan layanan optimal kepada masyarakat di bidang layanan bahan pustaka dan informasi sesuai dengan kualifikasi dan memberikan jaminan kepada pustakawan bahwa kebutuhan hidupnya yang bersifat primer dan esensial baik jasmani maupun rohani serta menjamin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya.45

Menurut Widijanto perpustakaan mampu memberikan pelayanan yang professional untuk masyarakat. Baik yang bersifat pelayanan referensi, penyedia informasi dan pemberian bimbingan pada pembaca. Ernawati menambahkan bahwa kemandirian pustakawan merupakan tujuan dari kompetensi pustakawan itu sendiri.46 Kemandirian ini mampu menjadikan pustakawan yang mampu berkreasi dan berinovasi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

Sehingga dapat digarisbawahi bahwa tujuan kompetensi pustakawan tidak hanya membantu pustakawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tetapi berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan baik manajerial maupun teknis di perpustakaan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pustakawan.

44

Departemen Pendidikan Nasional RI DIrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku PedomanPerpustakaan Perguruan Tinggi ed. 3. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI DIrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2005), h. 27

45

Hermawan S, Rachman dan Zulfikar Zen . Etika Kepustakawanan.(Jakarta: Sagung Seto, 2006), 155-156

46

Endang Ernawati. Kompetensi, Komitmen, dan Intrapreneurship Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan di Indonesia. Artikel diakses pada 1 April 2014 dari

Dokumen terkait