• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.2 Statistik Data

Analisis statistik data meliputi uji prasyarat analisis dan analisis akhir. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang analisis statistik data.

3.7.2.1 Uji Prasyarat Analisis

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Dalam penelitian kuantatif, data yang diperoleh diuji menggunakan analisis statistik yang berupa statistik deskriptif dan statistik inferensial. Setelah data analisis dengan statistik deskriptif, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diperlakukan untuk populasi (Sugiyono 2013: 199). Dalam penelitian ini, statistik inferensial diperlukan untuk menjawab hipotesis.

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Diantara asumsi yang diperhitungkan adalah normalitas dan homogenitas data. Apabila data yang akan dianalis berdistribusi normal, maka teknik yang digunakan adalah statistik parametris. Selanjutnya,

apabila data tidak berdisribusi normal, maka menggunakan statistik nonparametris. Maka dari itu, sebelum menguji hipotesis, diperlukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata.

(1) Uji Normalitas Data

Penggunaan statisitik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas pada penelitian, peneliti akan mengolah data menggunakan program SPSS versi 21 dengan Uji Lilliefors (menu Analyze – Descriptive Statistics – Explore) dengan melihat nilai signifikansi pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan uji dan penarikan simpulan diambil pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan normal, namun apabila nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal (Priyatno 2013: 35-8).

(2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa di kelas kontrol dan eksperimen sama ataukah berbeda, yaitu

dengan menguji apakah data di kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal. Jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Way-ANOVA dengan melihat nilai signifikansi pada

output Test of Homogenity Variance. Penghitungan uji One-Way-ANOVA

dibantu dengan program SPSS versi 21 melalui menu Analyze – Compare Means – One-Way-ANOVA. Pengambilan keputusan uji homogenitas diambil pada taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengambilan keputusan uji homogenitas, yaitu jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji bersifat homogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji tidak bersifat homogen (Priyatno 2013: 45-9)..

(3) Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk menguji kesetaraan kelas eksperimen dan kontrol yang digunakan sebagai penelitian. Uji kesamaan rata-rata dilakukan sebelum kelas eksperimen dan kontrol mendapat perlakuan. Data yang digunakan dalam pengujian kesamaan rata-rata yaitu nilai tes awal (pretest) sebelum pembelajaran dilakukan dikelas IV SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo. Penghitungan secara statistik menggunakan program SPSS versi 21 dengan one sample t test

Kriteria pengambilan keputusan uji kesamaan rata-rata yaitu, jika –

t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan signifikansi > 0,05, maka tidak ada perbedaan secara signifikan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kontrol (Sugiyono 2013: 260-1).

3.7.2.2 Uji Analisis Akhir (pengujian hipotesis)

Analisis akhir data setelah eksperimen pada penelitian ini menggunakan uji t dua sampel (Independent Samples T Test), karena pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah di kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda setelah memperoleh perlakuan. Selanjutnya melakukan uji keefektifan menggunakan uji pihak kanan (one sample t test) agar pada penelitian ini diketahui apakah pembelajaran menggunakan model Group Investigation lebih efektif dari pembelajaran yang menggunakan model konvensional atau tidak.

(1) Uji Perbedaan

Uji perbedaan dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ada perbedaan aktivitas dan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, uji perbedaan menggunakan independent samples t test, teknik ini digunakan untuk menjawab hipotesis komparatif dua sampel (Sugiyono 2013: 235). Penggunaan teknik ini dilakukan dengan asumsi bahwa data yang diuji memenuhi uji normalitas data. Pengujian hipotesis dibantu dengan

software SPSS versi 21, dengan menggunakan menu analyze – compare means – independent sample t test.

Pengambilan keputusan apakah Ha atau Ho yang diterima atau ditolak adalah dengan melihat t dalam kolom t test for equality of means. Apabila data yang diuji bersifat homogen, maka uji t menggunakan output

Equal variances assumed. Jika, data yang diuji tidak bersifat homogen, maka uji t menggunakan output Equal variances not assumed.

Ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis perbedaan yaitu dengan membandingkan nilai dengan nilai . Jika lebih besar daripada dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika lebih kecil daripada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Selain itu, pengambilan keputusan juga bisa dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0.05 maka Ho ditolak (Priyatno 2013: 91-2).

Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney. Uji ini berguna untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Uji U Mann Whitney dibantu dengan program SPSS Versi 21 menggunakan menu Analyze – Nonparametric Test

Legacy Dialogs – 2 Independent Samples kemudian beri tanda checklist

pada U Mann Whitney. Untuk mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed).

Ketentuan dalam uji U Mann Whitney yaitu apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari atau sama dengan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(2) Uji Keefektifan

Uji keefektifan digunakan untuk menguji apakah model Group Investigation pada kelas eksperimen lebih efektif dari pada model konvensional pada kelas kontrol terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Uji keefektifan dilakukan setelah kelas eksperimen dan kontrol mendapat perlakuan. Data yang digunakan dalam pengujian ini yaitu nilai skor aktivitas siswa dalam lembar observasi dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran dilakukan dikelas IV SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo. Penghitungan secara statistik menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji pihak kanan (one sample t test) melalui menu Analyze - Compare Means - One sample t test.

Kriteria pengambilan keputusan uji kesamaan rata-rata yaitu, jika – > dan signifikansi < 0,05, maka diterima (Trihendradi 2013: 92). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Group Investigation lebih efektif dari pada pembelajaran menggunakan model konvensional.

91

Dokumen terkait