• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

2. Statistik Deskriptif

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh Marjin Laba Bersih dan Pengendalian Atas Ekuitas terhadap Harga Saham. Maka dalam penelitian ini Analisis data dan pengujian terhadap masing-masing hipotesis menggunakan eviews 12.

a. Harga Saham

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini ialah Harga Saham. Harga saham yang tinggi dapat memberikan citra yang baik dalam perusahaan sehingga dapat memudahkan perusahaan untuk mendapatkan dana dari pihak luar perusahaan. Harga saham yang diambil ialah harga saham penutupan (clossing price) pada setiap akhir tahun. Data dari tabel harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020 adalah sebagai berikut .

Tabel 4.3

Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

No. Perusahaan Harga Saham

Rata-Rata

2017 2018 2019 2020

1 CAMP 1,185 346 374 302 552

2 ROTI 1,280 1,200 1,300 1,360 1,285

3 CLEO 755 284 505 500 511

4 SKBM 715 695 410 324 536

5 STTP 4,360 3,750 4,500 9,500 5,527

6 HMSP 4,730 3,710 2,100 1,505 3,011

7 ULTJ 1,295 1,350 1,680 1,600 1,481

8 WIIM 290 141 168 540 285

9 DVLA 1,960 1,940 2,250 2,420 2,142

10 KLBF 1,690 1,520 1,620 1,480 1,577

11 TSPC 1,800 1,390 1,395 1,400 1,496

12 SIDO 545 840 1,275 805 866

13 KINO 2,120 2,800 3,430 2,720 2,767

14 RMBA 380 312 330 340 1,362

15 CINT 334 284 302 240 290

16 UNVR 55,900 45,400 42,000 7,350 37,662

17 SKLT 1,100 1,500 1,610 1,565 1,444

18 ALTO 388 400 398 308 374

19 CEKA 1,290 1,375 1,670 1,785 1,530

20 DLTA 4,590 5,500 6,800 4,400 5,323

21 ICBP 8,900 10,450 11,150 9,575 10,019

22 MYOR 2,020 2,620 2,050 2,710 2,350

23 PYFA 183 189 198 975 386

24 ADES 885 920 1,045 1,460 1,078

25 WOOD 244 615 685 560 526

MINIMUM 183 141 168 240 285

MAXIMUM 55,900 45,400 42,000 9,575 37,662

MEAN 3,958 3.581 3,570 2,229 3.330

Sumber : diolah oleh penulis, 2021

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat dengan rata-rata pada harga saham adalah senilai Rp.3,330. Dengan dilihat dari rata-rata pertahun harga saham maka yang berada di bawah rata-rata yaitu pada tahun 2020 di mana sebesar Rp.2,229, dan harga saham yang paling tinggi diatas rata-rata didapat pada tahun 2017 senilai Rp.3,958. Pada perusahaan yang mengalami penurunan harga saham pada setiap tahunnya terdapat 21 perusahaan yang di bawah rata-rata dan 4 perusahaan yang diatas rata-rata.

Pada tahun 2017 secara keseluruhan harga saham tertinggi terdapat pada PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar Rp.55.900 dan yang terendah dialami oleh PT. Pyridam Farma senilai Rp.183 dan rata-rata sebesar Rp.3,958. Pada tahun 2018 secara keseluruhan harga saham tertinggi terdapat pada PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar Rp.45.400 dan yang terendah dialami oleh PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk dan Entitas Anak senilai Rp.141 dan rata-rata sebesar Rp.3,581.

Pada tahun 2019 secara keseluruhan harga saham tertinggi yaitu PT.

Unilever Indonesia, Tbk sebesar Rp.42.00 dan yang terendah dialami oleh PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk dan Entitas Anak senilai Rp.168 dan rata-rata sebesar Rp.3,570. Pada tahun 2020 secara keseluruhan harga saham tertinggi terdapat pada PT.Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk sebesar Rp.9.575 dan yang terendah dialami oleh PT. Chitose Internasional,Tbk senilai Rp.240 dan rata-rata sebesar Rp.2,229.

Dengan dilihat rata-rata pertahun nya pada harga saham telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun, pada tahun 2017-2018 rata-rata pada harga saham mengalami penurunan dari Rp.3,958 menjadi Rp.3,581. kemudian pada tahun 2018-2019 harga saham mengalami penurunan kembali dari Rp.3,581 menjadi Rp.3,570. Selanjutnya pada tahun 2019-2020 harga saham kembali mengalami penurunan yang lumayan drastis yaitu Rp.3,570 menjadi Rp.2,229. Maka dapat menunjukkan bahwa pada perusahaan masih belum efektif dalam mengelola kinerja saham perusahaannya. Sehingga harga saham yang di dapatkan masih mengalami penurunan rata-rata pada harga saham disetiap tahunnya.

b. Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin )

Variabel Bebas (X1) pada penelitian ini ialah Margin Laba Bersih (NPM). Margin Laba Bersih (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih yang merupakan rasio untuk dilihat berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan pertahunnya. Makin besar rasio ini maka dianggap makin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang tinggi.

Hasil perhitungan Margin Laba Bersih (NPM) pada masing-masing Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2020 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Margin Laba Bersih Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .

No. Perusahaan Net Profit Margin ( NPM ) Rata-Rata

24 ADES 4.70 6.58 10.97 20.17 10.61

25 WOOD 9.88 11.52 10.21 10.59 10.55

MINIMUM 1.41 0.82 0.05 0.07 0.61

MAXIMUM 35.99 37.86 38.42 28.00 33.54

MEAN 9.47 9.55 10.16 10.32 9.875

Sumber : diolah oleh penulis, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Margin Laba Bersih yang dimiliki 25 perusahaan Industri Barang Konsumsi mengalami fluktuasi karena laba setelah pajak dan penjualan perusahaan yang setiap tahunnya mengalami perbedaan, tergantung dengan penggunaan perusahaan. Marjin Laba Bersih merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Hal ini tentu saja berpengaruh dengan harga saham, karena jika makin tinggi nilai dari Margin Laba Bersih maka investor akan makin menyukai perusahaan tersebut karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan hasil yang baik melebihi harga pokok penjualan.

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata margin laba bersih adalah senilai 9.875. pada nilai rata-rata tahunnya ada 12 perusahaan yang berada di bawah rata-rata dan terdapat 13 perusahaan yang berada diatas rata-rata. Kemudian dilihat dari rata-rata pertahun nya, nilai NPM yang berada di bawah rata-rata yaitu pada tahun 2017

sebesar 9.47 dan nilai NPM yang paling berada diatas rata-rata yaitu pada tahun 2020 sebesar 10.32.

Pada tahun 2017 secara keseluruhan nilai NPM tertinggi terdapat pada PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 35.99 dan yang terendah dialami oleh PT. Sekar Bumi, Tbk senilai 1.41 dan rata-rata sebesar 9.47 . Pada tahun 2018 secara keseluruhan nilai NPM tertinggi yaitu pada PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 37.86 dan yang terendah dialami oleh PT. Sekar Bumi, Tbk senilai 0.82 dan rata-rata sebesar 9.55. Pada tahun 2019 secara keseluruhan nilai NPM tertinggi terdapat pada PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 38.42 dan yang terendah dialami oleh PT. Sekar Bumi, Tbk senilai 0.05 dan rata-rata sebesar 10.16. Pada tahun 2020 secara keseluruhan nilai NPM tertinggi yaitu pada PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk sebesar 28.00 dan yang terendah dialami oleh PT. Chitose Internasional, Tbk senilai 0.07 dan rata-rata sebesar 10.32.

Menurunnya nilai Margin Laba Bersih (NPM) memiliki dampak kerugian pada perusahaan tersebut, jika kinerja keuangan pada perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas penjualannya makin menurun maka berdampak dengan menurunnya pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham. Begitupun sebaliknya, apabila nilai NPM selalu mendapatkan peningkatan maka dapat membawa dampak baik bagi perusahaan. Hal tersebut yang akan menaikkan pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham.

c. Pengembalian Atas Ekuitas ( Return On Equity )

Variabel bebas (X2) penelitian ini ialah Pengembalian Atas Ekuitas (ROE). Pengembalian Atas Ekuitas adalah rasio yang dapat mengukur laba bersih dalam perusahaan untuk menunjukkan efisiensi terhadap penggunaan modal sendiri. Data dari tabel Pengembalian Atas Ekuitas terhadap perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Pengembalian Atas Ekuitas Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

No. Perusahaan Pengembalian Atas Ekuitas (ROE) Rata-Rata

15 CINT 7.75 3.49 1.85 0.06 3.29

16 UNVR 135.39 120.21 139.97 145.09 135.16

17 SKLT 7.5 9.4 11.8 10.4 9.78

18 ALTO 14.99 8.53 1.94 2.82 7.07

19 CEKA 11.90 9.49 19.04 14.42 13.71

20 DLTA 24.44 26.33 26.19 12.11 22.27

21 ICBP 17.41 20.52 20.10 14.74 18.19

22 MYOR 22.18 20.69 71.14 18.61 33.16

23 PYFA 0.67 7.10 7.49 14.02 7.32

24 ADES 9.04 10.99 14.77 19.38 13.55

25 WOOD 8.96 9.87 8.07 10.37 9.32

MINIMUM 0.67 1.53 0.09 0.06 1.18

MAXIMUM 135.39 120.21 139.97 145.09 135.16

MEAN 17.35 16.92 21.03 19.90 18.8

Sumber : diolah oleh penulis, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengembalian atas ekuitas yang dimiliki 25 Perusahaan Industri Barang Konsumsi mengalami fluktuasi karena laba bersih setelah pajak dan total pada ekuitas perusahaan setiap tahunnya berbeda, tergantung dengan penggunaan perusahaan tersebut. Makin tinggi pengembalian atas ekuitas maka menunjukkan posisi modal dalam pemilik perusahaan akan makin kuat artinya rentabilitas modal sendiri menjadi makin baik.

Perusahaan yang lebih menekankan keamanan dalam sistem pembelanjaan akan cenderung memperoleh pengembalian atas ekuitas

yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang lebih banyak dalam membelanjai seluruh kegiatan-kegiatan nya.

Pada tabel pengembalian atas ekuitas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata persentase ROE adalah sebesar 18.8. pada nilai rata-rata-rata-rata setiap tahunnya terdapat 19 perusahaan yang di bawah rata-rata dan terdapat 6 perusahaan yang berada di atas rata-rata. Kemudian dilihat dari rata-rata pertahunnya, nilai ROE yang terdapat dibawah rata-rata yaitu pada tahun 2018 sebesar 16.92 kemudian nilai ROE yang paling berada diatas rata-rata yaitu pada tahun 2019 sebesar 21.03.

Pada tahun 2017 secara keseluruhan nilai ROE tertinggi terdapat pada PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 135.39 dan yang terendah dialami oleh PT. Pyridam Farma, Tbk senilai 0.67 dan rata-rata sebesar 17.35 . Pada tahun 2018 secara keseluruhan nilai ROE tertinggi terdapat pada PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 120.21 dan yang terendah dialami oleh PT. Sekar Bumi, Tbk senilai 1.53 dan rata-rata sebesar 16.92. Pada tahun 2019 secara keseluruhan nilai ROE tertinggi pada tahun oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 139.97 dan yang terendah dialami oleh PT. Sekar Bumi, Tbk senilai 0.09 dan rata-rata sebesar 21.03. Pada tahun 2020 secara keseluruhan nilai ROE tertinggi dialami oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 145.09 dan yang terendah dialami oleh PT. Chitose Internasional, Tbk senilai 0.06 dan rata-rata sebesar 19.90.

d. Rata-Rata dan Standar Deviasi

Analisis Statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian serta dapat menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing masing variabel penelitian, maka diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil uji statistik deskriptif

Sumber: Output Eviews versi 12 (Data diolah penulis, 2021)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada observasi yang berjumlah 100 data. rata-rata (mean) sebesar 3334.390 dan nilai standar deviasi sebesar 8251.954 yang menunjukkan bahwa simpangan harga saham cukup baik.

Y X1 X2

Mean 3334.390 9.981700 18.79620

Median 1355.000 8.180000 13.55000

Maxim um 55900.00 38.42000 145.0900

Minim um 141.0000 0.050000 0.060000

Std. Dev. 8251.954 7.923530 26.20488 Skewnes s 5.020787 1.490592 3.664095 Kurtos is 28.63868 5.608942 16.67973

Jarque-Bera 3159.063 65.39184 1003.490 Probability 0.000000 0.000000 0.000000

Sum 333439.0 998.1700 1879.620

Sum Sq. Dev. 6.74E+09 6215.451 67982.85

Obs ervations 100 100 100

2. Pada variabel bebas Margin Laba Bersih (X1) mempunyai nilai tertinggi (maximum) dengan nilai 38.420 dengan nilai yang berada pada perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk tahun 2019, dan pada nilai terendah (minimum) dengan nilai 0.05 pada perusahaan PT. Sekar Bumi, Tbk pada tahun 2019, kemudian pada nilai rata-rata (mean) dari keseluruhan dengan nilai 9.9817 dengan standar deviasi sebesar 7.923530.

3. Variabel Pengembalian Atas Ekuitas (X2) mempunyai nilai tertinggi (maximum) dengan nilai 145.090 yang berada pada perusahaan PT.

Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2020, nilai terendah (minimum) yang berada pada perusahaan dengan nilai 0.06 terletak pada perusahaan PT. Chitose Internasional, Tbk tahun 2020, kemudian pada nilai rata-rata (mean) dengan nilai 18.7962 dan standar deviasi sebesar 26.20488 yang menggambarkan bahwa ROE dalam keadaan baik.

3. Uji Asumsi Klasik

Dokumen terkait