• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistika Deskriptif Return Saham Pada Periode Bullish Tabel 4.4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Statistika Deskriptif Return Saham

4.3.1.1 Statistika Deskriptif Return Saham Pada Periode Bullish Tabel 4.4

Statistika Deksriptif Return Saham Pada Periode Bullish

No Variabel N Minimun Maximun Mean Std. Deviasi

1 IHSG 60 0,03 105,00 2,22 13,59 2 AALI 60 -0,26 0,34 0,06 0,11 3 ASII 60 -0,04 0,33 0,10 0,09 4 BDMN 60 -1,00 1285,67 91,99 309,14 5 BNGA 60 -1,00 1190,02 19,90 153,62 6 BRPT 60 -0,17 1,65 0,14 0,34 7 BUMI 60 -0,21 1,07 0,11 0,21 8 CMNP 60 -0,23 0,54 0,07 0,13 9 CTRA 60 -0,17 1,24 0,12 0,21 10 ELTY 60 -0,34 2,60 0,16 0,44 11 GGRM 60 -0,15 0,52 0,05 0,12 12 GJTL 60 -0,19 0,54 0,09 0,13 13 INDF 60 -0,13 0,39 0,07 0,11 14 INKP 60 -0,11 1,39 0,10 0,23 15 INTP 60 -0,09 0,51 0,09 0,12 16 KIJA 60 -0,90 19,00 1,16 3,72 17 LSIP 60 -0,25 0,81 0,11 0,16 18 MEDC 60 -0,15 0,29 0,05 0,09

Sumber: Data sekunder yang sudah diolah.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat terlihat bahwa jumlah data saham yang menjadi objek penelitian adalah 21 saham dengan waktu pengamatan untuk periode bullish 60 bulan. Nilai rata return pasar yang dilihat dari nilai rata-rata return IHSG pada periode bullish adalah sebesar 2.22, return pasar tertinggi pada periode bullish adalah sebesar 105.003 yang terjadi pada Maret 2011 dan

return pasar terendah adalah 0.0264 yang terjadi pada Juni 2007. Standar deviansi

yang besar dari nilai return pasar (lebih dari 40% dari nilai rata-rata) menunjukkan ada kesenjangan (variansi) yang cukup besar antara return saham maupun return pasar untuk nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai rata-rata IHSG adalah 2.22 dengan standar deviansi 13.59, dapat dilihat bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah IHSG.

Saham AALI (Astra Agro Lestari Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,34 yang terjadi pada Oktober 2007 dan nilai terendah sebesar -0,26 pada Juli 2008, untuk nilai rata-rata AALI adalah 0,06. Nilai mean yang positif pada periode

bullish menunjukkan bahwa secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan

peningkatan harga saham yang searah dengan return pasar dan menunjukkan bahwa saham AALI memiliki kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Hal ini berarti bahwa apabila indeks pasar mengalami kenaikan, maka harga saham AALi juga cenderung mengalami kenaikan. Standar deviansi AALI adalah 0,11, karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean

19 SMCB 60 -0,12 0,53 0,10 0,13

20 SMRA 60 -0,24 0,54 0,12 0,16

21 TINS 60 -0,90 18,24 0,99 3,36

(11% > 6%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham AALI.

Saham ASII (Astra International Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,33 yang terjadi pada Oktober 2007 dan nilai terendah sebesar -0,04 pada Oktober 2003, untuk mean ASII adalah 0,10, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

yang searah dengan return pasar dan menunjukkan bahwa saham ASII memiliki kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi ASII adalah 0,09 dengan mean 0,10 (90%> mean) sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah

return saham ASII.

Saham BDMN (Bank Danamon Indonesia Tbk), nilai return tertinggi adalah 1285,67 yang terjadi pada Juni 2009 dan nilai terendah sebesar -1,00 pada Oktober 2003, untuk mean BDMN adalah 153,62, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang lebih cepat dari peningkatan return pasar. Standar deviansi BDMN adalah 309,14 dengan mean 91,99 sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang sangat besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BDMN.

Saham BNGA (Bank CIMB Niaga Tbk), nilai return tertinggi adalah 1190,02 yang terjadi pada April 2010 dan nilai terendah sebesar -1,00 pada Maret 2010, untuk mean BNGA adalah 19,90, yang menunjukkan bahwa pada periode

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan peningkatam

return pasar. Standar deviansi BNGA adalah 153,62 dengan mean 19,90sehingga

dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang sangat besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BNGA.

Saham BRPT (Barito Pacific Tbk), nilai return tertinggi adalah 1,65 yang terjadi pada Februari 2005 dan nilai terendah sebesar -0,17 pada November 2005, untuk mean BRPT adalah 0,14, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi BRPT adalah 0,34 dengan mean 0,14. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (34% > 14%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BRPT.

Saham BUMI (Bumi Serpong Damai Tbk), nilai return tertinggi adalah 1,07 yang terjadi Agustus 2003 dan nilai terendah sebesar -0,21 pada Juni 2012, untuk mean BUMI adalah 0,11, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi BUMI adalah 0,21 dengan mean 0,11. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (21% > 11%)sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham BUMI.

Saham CMNP (Citra Marga Nusaphala Persada), nilai return tertinggi adalah 0,54 yang terjadi Desember 2006 dan nilai terendah sebesar -0,23 pada Juni 2007, untuk mean CMNP adalah 0,07, yang menunjukkan bahwa pada

periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan

return pasar. Standar deviansi CMNP adalah 0,13 dengan mean 0,07. Karena nilai

standar deviansi lebih besar dari mean (13% > 7%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham CMNP.

Saham CTRA (Ciputra Development Tbk), nilai return tertinggi adalah 1,24 yang terjadi Agustus 2003 dan nilai terendah sebesar -0,17 pada Oktober 2003, untuk mean CTRA adalah 0,12, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi CTRA adalah 0,21 dengan mean 0,12. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (21% > 12%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham CTRA.

Saham ELTY (Bakrieland Development Tbk), nilai return tertinggi adalah 2,60 yang terjadi Januari 2004 dan nilai terendah sebesar -0,34 pada September 2005, untuk mean ELTY adalah 0,16, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi ELTY adalah 0,44 dengan mean 0,16. Karena nilai standar deviansi hanya lebih besar dari mean (44% > 16%) sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi kesenjangan besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah

return saham ELTY.

Saham GGRM (Gudang Garam Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,52 yang terjadi Mei 2009 dan nilai terendah sebesar -0,15 pada Mei 2005, untuk

mean GGRM adalah 0,05, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara

rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi GGRM adalah 0,12 dengan mean 0,05. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (12% > 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham GGRM.

Saham GJTL (Gajah Tunggal Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,54 yang terjadi Mei 2008 dan nilai terendah sebesar -0,19 pada Oktober 2003, untuk mean GJTL adalah 0,09, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi GJTL adalah 0,13 dengan mean 0,09. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari

mean (13% > 9%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan

antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham GJTL.

Saham INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,39 yang terjadi Mei 2009 dan nilai terendah sebesar -0,13 pada Agustus 2003, untuk mean INDF adalah 0,07, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar

deviansi INDF adalah 0,11 dengan mean 0,07. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (11% > 7%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INDF.

Saham INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk), nilai return tertinggi adalah 1,39 yang terjadi Mei 2008 dan nilai terendah sebesar -0,11 pada Oktober 2010, untuk mean INKP adalah 0,10, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi INKP adalah 0,23 dengan mean 0,10. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (23% > 10%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INKP.

Saham INTP (Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,51 yang terjadi November 2004 dan nilai terendah sebesar -0,09 pada Februari 2005, untuk mean INTP adalah 0,09, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan

return pasar. Standar deviansi INTP adalah 0,12 dengan mean 0,09. Karena nilai

standar deviansi lebih besar dari mean (12% > 9%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham INTP.

Saham KIJA (Kawasan Industri Jababeka Tbk), nilai return tertinggi adalah 19,00 yang terjadi April 2004 dan nilai terendah sebesar -0,90 pada Juli 2010, untuk mean KIJA adalah 1.16, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi KIJA adalah 3,72 dengan mean 1.16. Karena nilai standar deviansi hanya lebih besar dari mean (37,2% > 11,6%) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham KIJA.

Saham LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,81 yang terjadi April 2003 dan nilai terendah sebesar -0,25 pada Juli 2008, untuk mean LSIP adalah 0,11, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar Standar deviansi LSIP adalah 0,16 dengan mean 0,11. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (16% > 11%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham LSIP.

Saham MEDC (Medco Energi Internasional Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,29 yang terjadi Mei 2008 dan nilai terendah sebesar -0,15 pada Juli 2005, untuk mean MEDC adalah 0,05, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi MEDC adalah 0,09 dengan mean 0,05. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (9% > 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham MEDC.

Saham SMCB (Holcim Indonesia Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,53 yang terjadi April 2003 dan nilai terendah sebesar -0,12 pada Februari 2008, untuk mean SMCB adalah 0,10, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi SMCB adalah 0,13 dengan mean 0,10. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (13% > 10%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham SMCB.

Saham SMRA (Summarecon Agung Tbk), nilai return tertinggi adalah 0,54 yang terjadi Mei 2003 dan nilai terendah sebesar -0,24 pada Oktober 2008, untuk mean SMRA adalah 0,12, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi SMRA adalah 0,16 dengan mean 0,10. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (16% > 10%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham SMRA.

Saham TINS (Timah (Persero) Tbk), nilai return tertinggi adalah 18,24 yang terjadi Desember 2006 dan nilai terendah sebesar -0,90 pada Mei 2007, untuk mean TINS adalah 0,99, yang menunjukkan bahwa pada periode bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi TINS adalah 3,36 dengan mean 0,99. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (336% > 99%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah return saham TINS.

Saham TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk), nilai return tertinggi adalah 12,91 yang terjadi Mei 2009 dan nilai terendah sebesar -0,89 pada Juli 2009, untuk mean TKIM adalah 0,99, yang menunjukkan bahwa pada periode

bullish secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham

dan kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Standar deviansi TKIM adalah 3,18 dengan mean 0,99. Karena nilai standar deviansi lebih besar dari mean (318% > 99%) sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah

return saham TKIM.

Berdasarkan tabel 4.4 dan uraian analisis deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata semua saham mengalami bergerak mengikuti pergerakan return pasar. Ketika pasar sedang mengalami koreksi (penurunan), saham-saham juga mengalami penurunan. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata saham memiliki nilai yang positif yang berarti secara rata-rata diperoleh adanya kecenderungan peningkatan harga saham yang searah dengan return pasar dan menunjukkan bahwa semua saham pada periode bullish memiliki kecenderungan perubahan harga saham yang searah dengan return pasar. Dapat juga dilihat bahwa saham yang memiliki return tertinggi pada periode bullish adalah BDMN (Bank Danamon Tbk) dengan return sebesar 1285,67 dan mean 91,99. Saham yang memiliki return terendah adalah BDMN (Bank Danamon Tbk) dan BNGA (Bank CIMB Niaga Tbk) dengan return sebesar -1,00.

4.3.2 Statistika Deskriptif Return Saham Pada Periode Bearish

Dokumen terkait