• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN STATUS IMUN SISWA SEKOLAH DASAR USIA (7-9 TAHUN) DI CIBEBER, LEUWILIANG

KABUPATEN BOGOR

Oleh

Anjas Nurlina Muktiningrum I14086013

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUASIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

39 Judul : Hubungan Status Antropometri dan Vitamin A dengan Status Imun Siswa Sekolah Dasar Usia 7-9 tahun di Cibeber, Leuwiliang, Kabupaten Bogor

Nama : Anjas Nurlina Muktiningrum NIM : I14086013

Disetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS. dr. Vera Uripi S.Ked. . NIP. 19590807 198303 1 001 NIP. 19511207 198803 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP. 19621218 198703 1 001

40

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penelitian dengan judul “Hubungan Status Antropometri, Status Vitamin A, dengan Status Imun Siswa Sekolah Dasar di Desa Cibeber Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS., dan dr. Vera Uripi S. Ked. yang telah

senantiasa sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan penelitian.

2. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD dan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, yang telah mengizinkan penulis ikut dalam pengambilan data.

3. Ibu Katrin Roosita, SP, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

4. Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh kasih sayang.

5. Erwin Sofwan yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh kasih sayang.

6. Teman-teman alih jenis Gizi Masyarakat (GM) angkatan ke-2 dan GM 43. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala

bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai taraf sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bogor, Februari 2011

41

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kebumen pada tanggal 22 Januari 1988. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Ruslin dan Ibu Nurmantikiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Tersobo II pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Prembun dan lulus tahun 2002. Pendidikan selanjutnya ditempuh penulis di SMA Negeri 1 Prembun, Kebumen dan lulus pada tahun 2005. Penulis diterima di Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di program keahlian Manajemen Industri Jasa makanan dan gizi. Penulis melakukan Praktek Usaha Jasa Boga selama empat bulan pada tahun 2007 dan Praktek Kerja Lapang di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi selama empat bulan (Desember 2007- Maret 2008). Penulis mendapatkan gelar Ahli Madya tahun 2008.

Penulis melanjutkan pendidikan di Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis melaksanakan kegiatan Internship Dietetic (ID) Di Rumah Sakit Karya Bakti Bogor selama tiga minggu (bulan April sampai Mei 2010). Bulan Juli sampai Agustus 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kampung Ciwaluh, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Selain itu penulis juga pernah mengikuti berbagai kepanitiaan, antara lain Masa Perkenalan Mahasiswa Baru Program Penyelenggaraan Ilmu Gizi pada tahun 2009, Seminar CERMINAN (2010) dan Fieldtrip (2010). Penulis juga memiliki pengalaman kerja sebagai asisten praktikum di Program Studi Ilmu Gizi mata kuliah kulinari dan gizi (2009) dan Dietetik dan Penyakit Degeneratif (2009). Pengalaman kerja sebagai asisten praktikum di Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi mata kuliah Dietetik I dan Penyelenggaraan Makanan Kontinental (2010).

42

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Hipotesis ... 2 Kegunaan ... 3 TINJAUAN PUSTAKA Status Imun ... 4 Status Vitamin A ... 8 Status Gizi Berdasarkan Antropometri ... 14 Morbiditas ... 20 Anak Sekolah Dasar ... 23 Karakteristik Sosial Ekonomi ... 24 KERANGKA PEMIKIRAN ... 27 METODE PENELITIAN

Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian ... 29 Jumlah dan Cara Penarikan Sampel ... 29 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 29 Pengolahan dan Analisis Data ... 30 Definisi Operasional ... 32 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Contoh ... 34 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga ... 35 Status Gizi Berdasarkan Antropometri ... 37 Konsumsi Pangan ... 39 Status Vitamin A ... 43 Status Imun dan Morbiditas ... 45

43 Hubungan Status Gizi Berdasarkan Antropometri dengan Status

Vitamin A ... 47 Hubungan Status Vitamin A dengan Status Imun ... 48 Hubungan Status Imun dengan Morbiditas ... 50 Hubungan Morbiditas dengan Status Gizi Berdasarkan Antropometri ... 51 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 54 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 56

44

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Klasifikasi status imun ... 7 2 Angka kecukupan vitamin A untuk anak-anak (µg RE/hari) ... 11 3 Klasifikasi status vitamin A ... 12 4 Klasifikasi status gizi berdasarkan z-skor menurut standar

WHO-NCHS (2006) ... 16 5 Jenis dan cara pengumpulan data ... 30 6 Pengolahan dan analisis data ... 31 7 Umur dan jenis kelamin contoh ... 34 8 Jenjang pendidikan dan paekerjaan orang tua contoh contoh ... 36 9 Besar keluarga dan pendapatan perkapita contoh ... 37 10 Rata-rata tinggi badan, berat badan, umur dan status gizi contoh ... 38 11 Satus gizi berdasarkan antropometri contoh ... 38 12 Rata-rata konsumsi, AKG dan tingkat kecukupan gizi ... 40 13 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan energi,protein dan lemak ... 41 14 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan vitamin A ... 42 15 Frekuensi konsumsi pangan sumber vitamin A contoh ... 43 16 Status vitamin A contoh ... 44 17 Status Imun dan morbiditas contoh ... 46 18 Hubungan status gizi berdasarkan antropometri dengan status vitamin A

(kadar retinol serum) ... 47 19 Hubungan status vitamin A dengan status imun (kadar titer IgG) ... 49 20 Hubungan status imun (kadar titer IgG) dengan morbiditas ... 50 21 Hubungan morbiditas status gizi berdasarkan antropometri ... 52

45

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Gambaran umum sistem imun Menurut Baratawijaya dan Rengganis

(2009) ... 5 2 Kerangaka pemikiran hubungan antara status gizi, status imun

46

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Kerakteristik responden ... 63 2 Rata-rata konsumsi energi dan zat gizi responden ... 64 3 Frekuensi Pangan ... 65 4 Grafik skor frekuensi konsumsi pangan sumber vitamin A dengan

kandungan vitamin A bahan pangan ... 68 5 Status gizi ... 69 6 Status vitamin A, status imun dan skor morbiditas responden ... 70

47

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan dan gizi mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan dan status gizi yang optimal diperlukan pelayanan kesehatan dan konsumsi gizi yang memedai. Gizi baik mampu meningkatkan pertumbuhan fisik, perkembangan mental, melindungi kesehatan sebagai pondasi untuk masa depan anak (WHO 1996). Kurang Vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dinegara berkembang. WHO menyatakan bahwa KVA diderita oleh sekitar 40% populasi dunia (Zeba et al 2006). Hasil penelitian Sommer dkk (1996) diketahui bahwa prevalensi xeroftalmia di Indonesia secara keseluruhan memenuhi batasan WHO untuk disebut sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan membuat 250.000-500.000 orang anak meninggal dunia dalam tahun tersebut. Lebih kurang 150 juta anak lain mengalami kematian dalam usia anak-anak akibat penyakit infeksi yang disebabkan oleh status vitamin A yang tidak memadai (Ahmed dan Darnton 2008). Dari 24 provinsi yang disurvai ditemukan 15 daerah rawan KVA. Diperkirakan diseluruh Indonesia setiap tahun terdapat lebih dari 60.000 anak penderita xeroftalmia tingkat berat akibat KVA. Berdasarkan hasil penelitian menemukan bahwa sumber vitamin A yang telah digunakan keluarga khususnya sayuran daun hijau sedikit dikonsumsi oleh anak (Tarwotjo 1990). Soekirman (2000) menyatakan pada tahun 1992 angka kejadian KVA di Indonesia pada tingkat klinis berhasil diturunkan, bahkan hingga tahun 2006 terus mengalami penurunan. Namun, pada tingkat subklinis prevalensinya masih tinggi dibeberapa daerah.

Menurut Semba (1998) defisiensi Vitamin A berhubungan dengan kekebalan tubuh (immunity), yang berakibat pada angka kesakitan (morbidity) dan kematian (mortality). Studi meta analisis menemukan defisiensi Vitamin A berhubungan dengan penurunan imunitas dan peningkatan infeksi (Semba et al

2000). Anak-anak yang defisiensi vitamin A akan mengalami perubahan pathologis dalam fungsi sel T dan sel B, dan imunitas mukosa menjadi rentan infeksi subklinis seperti penyakit diare (Semba et al 2002). Defisiensi vitamin A yang terjadi pada anak yang memiliki satus ekonomi rendah merupakan faktor

48 resiko terhadap infeksi, meningkatkan kejadian anemia dan meningkatkan defisiensi protein (Maqsood et al 2004).

Defisiensi zat gizi mikro juga dapat menyebabkan kehilangan berat badan, kegagalan tumbuh kembang pada anak dan penyebab penurunan cadangan zat gizi yang berpengaruh terhadap penurunan imunitas (Tomkins dan Watson 1993). Defisiensi ringan merupakan tanda awal dari terganggunya kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi dan akan berpengaruh disepanjang kehidupannya (Allen dan Gillespie 2001). Seorang anak sehat setidaknya dapat dilihat dari ada atau tidaknya penyakit infeksi yang diderita. Salah satu penyebab infeksi adalah akibat dari defisiensi satu atau beberapa zat gizi mikro. Intregasi gizi dan kesehatan tercermin dalam kecukupan semua zat gizi dari intik konsumsi harian. Pada akhirnya kecukupan intik gizi turut menentukan status gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan outcome dari kesehatan mayarakat. Anak-anak yang kurang gizi akan memiliki respon imun yang rendah (IFTRI 2000). Selama ini belum ada penelitian mengenai hubungan antara status vitamin A dengan status imun pada siswa sekolah dasar (SD), oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.

Tujuan Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status antropometri dan vitamin A dengan status imun siswa sekolah dasar usia 7-9 tahun di Cibeber,Leuwiliang Kabupaten Bogor.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan status antropometri dengan status vitamin A anak. 2. Menganalisis hubungan status Vitamin A dengan status imun anak

3. Menganalisis hubungan status imun dengan morbiditas anak.

4. Menganalisis hubungan morbiditas dengan status gizi berdasarkan antropometri anak.

Hipotesis

1. Status gizi berdasarkan antropometri berhubungan positif dengan status vitamin A anak.

2. Status vitamin A berhubungan positif dengan status imun anak. 3. Status imun anak berhubungan positif dengan morbiditas.

49 4. Morbiditas berhubungan positif dengan status gizi berdasarkan antropometri

anak.

Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik anak sekolah dasar, status antropometri, status vitamin A, status Imun dan morbiditas anak, serta memberikan gambaran tentang pola konsumsi pangan dan frekuensi konsumsi pangan sumber vitamin A. Selain itu juga dapat memberikan informasi tentang hubungan status antropometri kaitannya dengan status vitamin A, kaitan status Vitamin A dengan status imun anak, kaitan status imun anak dengan morbiditas anak dan kaitan morbiditas dengan status gizi anak.

50

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan dan gizi mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan dan status gizi yang optimal diperlukan pelayanan kesehatan dan konsumsi gizi yang memedai. Gizi baik mampu meningkatkan pertumbuhan fisik, perkembangan mental, melindungi kesehatan sebagai pondasi untuk masa depan anak (WHO 1996). Kurang Vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dinegara berkembang. WHO menyatakan bahwa KVA diderita oleh sekitar 40% populasi dunia (Zeba et al 2006). Hasil penelitian Sommer dkk (1996) diketahui bahwa prevalensi xeroftalmia di Indonesia secara keseluruhan memenuhi batasan WHO untuk disebut sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan membuat 250.000-500.000 orang anak meninggal dunia dalam tahun tersebut. Lebih kurang 150 juta anak lain mengalami kematian dalam usia anak-anak akibat penyakit infeksi yang disebabkan oleh status vitamin A yang tidak memadai (Ahmed dan Darnton 2008). Dari 24 provinsi yang disurvai ditemukan 15 daerah rawan KVA. Diperkirakan diseluruh Indonesia setiap tahun terdapat lebih dari 60.000 anak penderita xeroftalmia tingkat berat akibat KVA. Berdasarkan hasil penelitian menemukan bahwa sumber vitamin A yang telah digunakan keluarga khususnya sayuran daun hijau sedikit dikonsumsi oleh anak (Tarwotjo 1990). Soekirman (2000) menyatakan pada tahun 1992 angka kejadian KVA di Indonesia pada tingkat klinis berhasil diturunkan, bahkan hingga tahun 2006 terus mengalami penurunan. Namun, pada tingkat subklinis prevalensinya masih tinggi dibeberapa daerah.

Menurut Semba (1998) defisiensi Vitamin A berhubungan dengan kekebalan tubuh (immunity), yang berakibat pada angka kesakitan (morbidity) dan kematian (mortality). Studi meta analisis menemukan defisiensi Vitamin A berhubungan dengan penurunan imunitas dan peningkatan infeksi (Semba et al

2000). Anak-anak yang defisiensi vitamin A akan mengalami perubahan pathologis dalam fungsi sel T dan sel B, dan imunitas mukosa menjadi rentan infeksi subklinis seperti penyakit diare (Semba et al 2002). Defisiensi vitamin A

51 yang terjadi pada anak yang memiliki satus ekonomi rendah merupakan faktor resiko terhadap infeksi, meningkatkan kejadian anemia dan meningkatkan defisiensi protein (Maqsood et al 2004).

Defisiensi zat gizi mikro juga dapat menyebabkan kehilangan berat badan, kegagalan tumbuh kembang pada anak dan penyebab penurunan cadangan zat gizi yang berpengaruh terhadap penurunan imunitas (Tomkins dan Watson 1993). Defisiensi ringan merupakan tanda awal dari terganggunya kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi dan akan berpengaruh disepanjang kehidupannya (Allen dan Gillespie 2001). Seorang anak sehat setidaknya dapat dilihat dari ada atau tidaknya penyakit infeksi yang diderita. Salah satu penyebab infeksi adalah akibat dari defisiensi satu atau beberapa zat gizi mikro. Intregasi gizi dan kesehatan tercermin dalam kecukupan semua zat gizi dari intik konsumsi harian. Pada akhirnya kecukupan intik gizi turut menentukan status gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan outcome dari kesehatan mayarakat. Anak-anak yang kurang gizi akan memiliki respon imun yang rendah (IFTRI 2000). Selama ini belum ada penelitian mengenai hubungan antara status vitamin A dengan status imun pada siswa sekolah dasar (SD), oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.

Tujuan Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status antropometri dan vitamin A dengan status imun siswa sekolah dasar usia 7-9 tahun di Cibeber,Leuwiliang Kabupaten Bogor.

Tujuan Khusus

5. Menganalisis hubungan status antropometri dengan status vitamin A anak. 6. Menganalisis hubungan status Vitamin A dengan status imun anak

7. Menganalisis hubungan status imun dengan morbiditas anak.

8. Menganalisis hubungan morbiditas dengan status gizi berdasarkan antropometri anak.

Hipotesis

5. Status gizi berdasarkan antropometri berhubungan positif dengan status vitamin A anak.

6. Status vitamin A berhubungan positif dengan status imun anak. 7. Status imun anak berhubungan positif dengan morbiditas.

52 8. Morbiditas berhubungan positif dengan status gizi berdasarkan antropometri

anak.

Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik anak sekolah dasar, status antropometri, status vitamin A, status Imun dan morbiditas anak, serta memberikan gambaran tentang pola konsumsi pangan dan frekuensi konsumsi pangan sumber vitamin A. Selain itu juga dapat memberikan informasi tentang hubungan status antropometri kaitannya dengan status vitamin A, kaitan status Vitamin A dengan status imun anak, kaitan status imun anak dengan morbiditas anak dan kaitan morbiditas dengan status gizi anak.

Dokumen terkait