4.1 Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi terus menerus disetiap kesempatan. Stimulasi dilakukan oleh kedua orang tua anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing (Kemenkes, 2016).
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak motorik kasar, gerak motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Periode tumbuh kembang anak dikategorikan 4 (empat) masa yaitu: 1) masa prenatal, janin dalam kandungan, 2) masa bayi 0-12 bulan, 3) masa anak Balita 12-60 bulan dan 4) masa anak prasekolah 60-72 bulan.
Prinsip dasar dalam memebrikan stimulasi tumbuh kembang anak yang harus diperhatikan oleh pemebri stimulasi antara lain :
1) Stimulasi kepada anak dilandasi rasa cinta dan kasih sayang 2) Pemberi stimulasi harus mampu menunjukkan perilaku yang baik 3) Berikan stimulasi sesuai dnegan kelompok umur anak
4) Lakukan stimulasi dengan cara menyenangkan, berulang-ulang dan tidak boleh ada paksaan dan hukuman
5) Lakukan stimulasi secara bertahap terhadap ke-empat kemampuan dasar anak
6) Gunakan alat bantu sederhana yang aman dan ada di sekitar anak 7) Anak laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan dalam pemebrians
timulasinya
8) Anak diberi pujian atas keberhasilannya.
Perkembangan anak memiliki pola yang menetap dan berlangsung secara berurutan. Anak akan melewati masa pertumbuhan dan perkembangannya dnegan baik sesuai usianya. Setiap anak pasti melewati masa pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan usia. Kewajiban orang tua atau pengganti ibu/pengasuh anak adalah memberikan penkondisian agar anak mampu melewati masa perkembangan dan pertumbuhannya dengan baik. Berikut
32 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN
disajikan kelompok usia anak berdasarkan periode tumbuh kembang dan kelompok umur stimulasinya :
Tabel 4.1 : Kelompok Umur Stimulasi Anak
No Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Stimulasi
1 Masa pranatal, janin dalam
kandungan
Masa pranatal
2 Masa bayi 0-12 bulan Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan Umur 6-9 bulan Umur 9-12 bulan
3 Masa anak Balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan Umur 18-24 bulan Umur 24-36 bulan Umur 36-48 bulan Umur 48-60 bulan
4 Masa prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 bulan
Sumber : Kemenkes RI. Pedoman SDIDTK, Hal. 15 4.2 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya peyimpangan tumbuh kembang pada Balita dan anak Prasekolah. Melaksanakan deteksi dini sehingga ditemukan peyimpangan tumbuh kembang, maka orang tua atau pengasuh akan lebih mudah untuk memberikan stimulasi, sehingga penyimpangan bisa segera diatasi dan anak mampu melewati masa perkembangan dengan baik.
Terdapat tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dilakukan oleh orang tua/pengasuh/tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas dan jaringannya, yaitu :
1) Deteksi dini peyimpangan pertumbuhan berupa status gizi dan ukuran kepala anak
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan berupa; gangguan perkembangan anak, gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar 3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional berupa; adanya masalah
33 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN hiperaktivitas.
Jadwal kegiatan dan jenis deteksi dini adanya penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 : Jadwal Kegiatan Deteksi Dini Tumbang Anak
Umur Anak
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Harus Dilakukan Deteksi Dini
Peyimpangan Pertumbuhan
Deteksi Sini Peyimpangan Perkembangan
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH* 0 bulan √ √ 3 bulan √ √ √ √ 6 bulan √ √ √ √ 9 bulan √ √ √ √ 12 bulan √ √ √ √ 15 bulan √ √ 18 bulan √ √ √ √ √ 21 bulan √ √ √ 24 bulan √ √ √ √ √ 30 bulan √ √ √ √ √ 36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √ 42 bulan √ √ √ √ √ √ √ 48 bulan √ √ √ √ √ √ √ 54 bulan √ √ √ √ √ √ √ 60 bulan √ √ √ √ √ √ √ 66 bulan √ √ √ √ √ √ √ 72 bulan √ √ √ √ √ √ √
Sumber : Kemenkes RI. Pedoman SDIDTK, Hal. 40 BB/TB : Berat badan terhadap tinggi badan
LK : Lingkar kepala
KPSP : kuesioner pra skrening perkembangan TDD : tes daya dengar
TDL : tes daya lihat
KMME : kuesioner masalah mental emosional CHAT : checklist for austism in toddlers
GPPH : Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas Tanda * artinya deteksi dilakukan atas adanya indikasi
34 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN
Kegiatan deteksi dini peyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan di semuya tingkat pelayanan. Pelaksanaan dan jenis alat yang digunakan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.3 : Pelaksana dan Alat Deteksi Penyimpangan Pertumbuhan Anak
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga dan Masyarakat Orang tua
Kader Kesehatan
Guru PAUD/TK Terlatih Kader BKB KMS Timbangan dacin Puskesmas Dokter Perawat Bidan Ahli Gizi Petugas lainnya Tabel BB/TB Grafik LK Timbangan BB Microtoa Pita LILA Tabel 4.4 : Pelaksana dan Alat Deteksi Penyimpangan
Perkembangan Anak
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga dan Masyarakat Orang tua
Kader Kesehatan
Guru PAUD/TK Terlatih Kader BKB Buku KIA KPSP, TDL, TDD Puskesmas Dokter Perawat Bidan KPSP TDL TDD Denver Test 4.3 Intervensi dan Rujukan Dini Peyimpangan Tumbuh Kembang Anak
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu; kemampuan gerak motorik kasar, kemampuan gerak motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta
35 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN kemampuan sosialisasi dan kemandirian anak.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2(dua) minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. Intervensi perkembangan anak dilakukan atas indikasi :
1) Perkembangan anak meragukan, artinya kemampuan anak tidak sesuai dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur pemeriksaan; 3,6,9,12,15,18 bulan dan seterusnya, pemeriksaan menggunakan lembar kuesioner KPSP ada jawaban "TIDAK-NYA"; 2) Bila seorang anak mempunyai masalah perkembangan, sedangkan
umur anak saat itu bukan jadwal umur pemeriksaan/skrening, maka lakukan intervensi perkembangan sesuai dengan masalah yang ada. Setelah orang tua dan keluarga melakukan tindakan intervensi perkembangan secara intensif di rumah selama 2(dua) minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak, dengan cara :
1) Apabila waktu skrening anak sesuai jadwal umur skrening, gunakan form KPSP sesuai kelompok usia anak
2) Apabila umur anak tidak sesuai dengan jadwal umur skrening, maka gunakan form KPSP untuk kelompok umur lebih muda atau sebelumnya. Contoh bayi umur 6 bulan 3 minggu maka gunakan KPSP umur 6 bulan
3) Apabila ada perkembangan kemajuan, maka gunakan form KPSP sesuai umur anak sekarang
4) Apabila tidak ada perkembangan sama sekali, maka telitilah apakah cara pemebrian intervensinya sudah sesuai, apakah frekuensi stimulasinya sudah berulang-ulang, apakah ada penyakit, apakah anak mengalami gizi buruk dst
5) Apabila anak ada penyakit atau mengalami gizi buruk lakukan proses rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas terdekat).
36 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN
Gambar 4.1 : Bagan Alur Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ANAK USIA 0-6 TAHUN
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Sesuai Meragukan Menyimpang
Intervensi 2 minggu
Evaluasi Hasil Intervensi setelah 2 Minggu
Sesuai Meragukan Menyimpang
Intervensi 2 minggu
Evaluasi Hasil Intervensi setelah 2 Minggu
Sesuai Meragukan Menyimpang
Rujuk ke KLinik Tumbuh Kembang RS untuk Penanganagan Spesialistik Stimulasi Rutin di rumah Puskesmas Puskesmas
37 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN
4.4 Pencatatan, Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan SDIDTK merupakan bagian dari pelayanan kesehatan anak secara rutin, maka pencatatan hasil kegiatan menyatu dengan sistem yang sudah ada di Puskesmas yaitu menggunakan kartu anak yang sudah dimodifikasi beserta cara pengisiannya meliputi; 1) kartu anak, 2) register kohort bayi, 3) register kohort anak, dan 4) register penyimpangan tumbuh kembang anak.
Data yang terekam dis etiap register ditutup tiap bulan dan dipindahkan ke formulir pelaporan yang sduah baku (LB3KIA). Pelaporan kegiatan SDIDTK dilakukan tiap bulan sekali.
4.5 Indikator Keberhasilan Kinerja SDIDTK
Indikator keberhasilan kinerja SDIDTK berpedoman pada standar nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.5 : Indikator Keberhasilan Kinerja SDIDTK Tingkat Puskesmas
No Indikator Ket.
A INPUT
1. Ketersediaan Buku KIA √
2. Ketersediaan Buku Pedoman SDIDTK √
3. Formulir DDTK √
4. Reg.Kohort Kesehatan Bayi/Balita √ 5. Form Laporan Kesehatan Bayi/Balita √
6. Alat DDTK anak √
7. Alat Stimulasi √
B PROSES
8. Pertemuan perencanaan DDTK √
9. Monev DDTK √
10. Pengadaan alat dan form DDTK √
C OUTPUT
11. Cakupan DDTK kontak pertama (%) √ 12. Cakupan kunjungan bayi untuk DDTK 4 kali/tahun (%) √ 13. Cakupan DDTK anak Balita/Prasekolah 2 kali/tahun (%) √ 14. Bayi dengan tingkat perkembangan sesuai (S) (%) √ 15. Bayi dengan tingkat perkembangan meragukan (M) (%) √ 16. Bayi dengan penyimpangan perkembangan (P) (%) √ 17. Cakupan Ibu hamil punya buku KIA (%) √
38 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN
4.6 Kerangka Konsep Pembinaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Gambar 4.2 : Kerangka Konsep Pembinaan SDIDTK
Sumber : Kemenkes RI, 2016. Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK, Hal.3 Stimulasi dan Pemantauan Tumbuh Kembang
Anak di Keluarga dan Masyarakat
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas (Nakes, Pendidik, Kader BKB, Masyarakat) Tidak ada
penyimpangan penyimpangan Ada
Penyimpangan Pertumbuhan
Penyimpangan
Perkembangan Pendengaran Gangguan dan Penglihatan Penyimpangan mental emosional Kurus Kurus Sekali Gemuk Mikrosefalus Makrosefalus Gangguan gerak kasar Gangguan gerak halus Gangguan bicara dan bahasa Gangguan sosialsiasi dan kemandirian Gangguan daya dengar Gangguan daya lihat Masalah mental emosional Autis GPPH
Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
Ada Perbaikan Tidak Ada Perbaikan
Dirujuk ke Fasyankes yang
39 Sunarto, Suparji. Monograf. Editor: Heru SWN