• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Boven Digoel, 1997-2008; Kabupaten Merauke, 2001-2009: Kekerasan Seksual Berulang Kali di Perbatasan

51Stop Sudah!

WAM1, Wp

Wp membiayai suaminya yang studi lanjut di Jawa. Pada tahun 2007,

Wp dan anak pindah ke Jakarta atas permohonan suami. Di sana Wp mendengar bahwa suaminya sudah punya istri lain. Wp pun kembali ke Papua. Beberapa bulan kemudian, suaminya muncul di Papua dengan istri kedua dan minta tinggal bersama dengan dua istri. Wp setuju dan mereka tinggal bersama selama sebulan. Ternyata, saya selalu dipersalahkan... Suatu hari ia pukul... kepala saya... hingga [mendapat]

10 jahitan... Dia suruh saya angkat barang [dan] pulang ... Kami lari, tinggal bersama orang tua saya...hingga sekarang.

YAH07, Yg

Yg, seorang petani yang menikah secara adat dengan suaminya pada tahun 2005.Karena tidakhamil, pada tahun 2008 suaminya diam- diam kawin lagi dan memboyong istri kedua ke rumah. Perkelahian sering terjadi. Sekali waktu suami memungut sepotong kayu dan memukul kepala Yg hingga cedera dan tak sadarkan diri. Keluarga Yg menutut denda darah. Masalah diurus di kantor polisi. Yg diceraikan secara sepihak, dengan alasan tidak bisa hamil.Yg merasa semua orang mengucilkannya. Ia pulang ke orang tuanya.

MER12, Ml

Ml dan suaminya dengan tiga anak. Ketika suaminya menjual kintal rumah dan selingkuh dengan perempuan lain tahun (2008), Ml dan suaminya bertengkar. Akhirnya Ml membawa ketiga anak dan tinggal di rumah orang tuanya.

KJP10, Kj

Kj mengalami kekerasan psikis sejak awal tahun 2009. Hubungan suaminya dengan perempuan lain menyebabkan Kj mengambil sikap untuk menerangkan masalah dengan suami, tetapi berujung pada pertengkaran di antara Kj dan perempuan lain.

2.2. Pemerkosaan dalam Rumah Tangga

Seorang perempuan keturunan Ambon yang hidup di Papua mengalami KDRT sejak 1995. Waktu suaminya dipecat dari kesatuan TNI AD, si suami berperilaku sangat kasar. Dengan alasan istrinya berselingkuh, suami memukul, menendang, menelanjangi kemudian memaksakan istrinya untuk melakukan hubungan seks. Berbagai cara telah diupayakan untuk menyelesaikan masalah ini. Pernah ada mediasi oleh seorang pastor, dan masalah penganiayaan dilaporkan kepada polisi. Pada tahun 2009, si istri mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, tetapi suami tidak mau berpisah karena sudah ikut agama istrinya menjadi seorang Kristen Katolik. Suami merasa berjasa, karena ia membawa istri ke Papua saat kerusuhan Ambon: “Kalo dia [istri] mau pisah dengan saya, dia harus tinggalkan Papua; jika tidak, dia akan mati. Dia su bawa sa masuk Katolik... ”76

KDRT dan MINUMAN KERAS

Pernyataan-pernyataan istri yang korban KDRT menunjukkan adanya kaitan erat antara minuman keras (suami menjadi mabuk) dan kekerasan fisik yang sangat mengerikan (ketika

mabuk, suami menjadi lebih keras lagi). Narasi salah satu mama mewakili sekian banyak mama lain yang juga menuturkan apa yang dialami ketika suaminya menjadi mabuk.

Perkelahian yang terjadi di dalam keluarga di lingkungan saya ini rata-rata terjadi karena suami mabuk setelah minum [minumas keras]...CT (Cap Tikus)... Yang saya lihat, biar kitong [kami] isteri-isteri sudah dapa pukul sampe[sampai] setengah mati dari suami yang mabuk... suami yang kacau tidak ditangkap atau diamankan. Ini mungkin juga karena selain beberapa orang masyarakat yang menjual CT ini, ada oknum polisi juga yang jual, bahkan minum. Jadi, bagaimana pihak keamanan mau menjaga keamanan?

Saya tinggal di asrama polisi. Barak ini sudah menjadi milik kami karena pengabdian orang tua kami... Kami di situ ada lebih kurang enam kepala keluarga... Sebagai istri, kami merasa sangat tidak nyaman karena suami-suami kami ini tidak memilik pekerjaan tetap, tapi

dong [mereka] semua...suka baku tambah uang [iuran/’patungan’] untuk beli minuman... Suami saya pernah hampir lumpuh, juga pernah hampir buta [akibat minuman]. Ini terjadi pada tahun 2008. Untung saja, dia masih bisa diselamatkan setelah dirawat di rumah sakit umum. Tapi...[dia] tidak bisa berubah; ...masih suka mabuk. Barangkali karena tidak ada hukuman untuk orang mabuk... Kadang-kadang di samping rumah oknum polisi itu, [ada]

anak-anak muda di sini duduk sambil minum CT. Saya heran; kenapa polisi kasih biar...? ...Uang yang rata-rata suami kasih tidak lebih dari Rp 50.000 sampai 100.000, sementara minuman CT ini harga satu botol... besar itu Rp 15.000 sampai Rp 20.000. Ini ’kan berat untuk saya, juga... teman ibu yang lain. Akibatnya, anak-anak kami tidak bisa sekolah karena beban biaya hidup su berat...

Saya tidak pernah lapor polisi kalau saya dapat pukul, meski saya tinggal di dalam barak asrama polisi. Yang saya lakukan adalah amankan diri di rumah saudara-saudara saya. Saya juga malu kadang-kadang minta bantuan saudara-saudara saya untuk penuhi kebutuhan dapur kalau sudah habis. Polisi juga tidak bisa amankan suami yang mabuk, karena dong

bilang itu urusan pribadi,[urusan] rumah tangga orang. Pernah saya dipukul sampai luka di kepala, dengan jahitan sampai enam atau delapan, tapi tidak ada urusan apa pun.

Saya menikah tahun 1985, nikah gereja. Anak-anak saya semua perempuan. Kadang- kadang saya pikir, “Mungkin karena saya tidak punya anak laki-laki, jadi suami saya terus minum.” Tapi saya ingat, suami saya minum sejak... masih sekolah di SMP. Minum dari masih muda. Sudah menikah, punya anak sampa...cucu, saat ini, masih minum. Jenis minuman yang suka diminum waktu masih muda itu...bir kaleng. Sekarang CT... Yang bikin ”ganas” [jengkel],...kalau ada uang hasil kerja, [dia] tidak serahkan... tapi pakai beli minuman. Kalau

su mabuk, saya tinggal dapat pukul... Keadaan ini membuat [kami tidak bisa tanggung] biaya pendidikan bagi anak-anak... Untung saja ada perhatian dari kakak-kakak saya... Anak saya yang tertua...bisa tamat SMA-nya itu karena om-omnya. Keluarga sudah ambil tindakan dengan pisahkan kami, tapi saya ingat [kasihan sama] anak-anak yang masih kecil, juga karena saya terikat nikah gereja. Jadi, saya bertahan sampai...saat ini... [Pihak] polisi harus menindak tegas para penjual CT... Mereka tidak punya izin, termasuk oknum polisi itu [yang ikut menjual, melindungi dan menggunakan].

53