• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2 Strategi Belajar Bahasa Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA

Dari paparan data pada Tabel 4.3, peneliti menemukan macam-macam strategi belajar bahasa dari siswa yang bergaya aural dan read/write. Pada bagian

4.2.2.1 berikut ini, strategi belajar bahasa dari siswa bergaya aural diuraikan dalam kaitannya dengan belajar empat keterampilan berbahasa. Pada bagian 4.2.2.2, strategi belajar bahasa dari siswa bergaya read/write diuraikan dalam kaitannya dengan belajar empat keterampilan berbahasa.

4.2.2.1 Strategi Belajar Bahasa Siswa Bergaya Belajar Aural dalam Empat Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Ketika siswa bergaya belajar aural mempelajari empat keterampilan berbahasa tersebut, mereka memperlihatkan pemakaian strategi belajar bahasa yang berbeda.

1. Strategi Belajar Bahasa dalam Keterampilan Menyimak

Strategi belajar bahasa dalam keterampilan menyimak yang digunakan oleh siswa bergaya aural adalah sebagai berikut. Kelima siswa bergaya belajar aural ketika belajar keterampilan menyimak menggunakan strategi seperti yang terlihat dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Strategi Belajar Bahasa Siswa Bergaya Aural yang Dominan Digunakan dalam Menyimak Nomor Pernyataan Nama Siswa EIH RGS TSW TBF YWS 1 - - - - - 4 - - - - -

7 SKog (5) SKog (4) SKog (4) SKog (4) - 14 SKom (5) SKom (4) SKom (4) SKom (4) SKom (4)

16 - SMet (4) SMet (4) SMet (4) SMet (4)

17 SMet(5) SMet (4) SMet (5) SMet (5) SMet (5)

18 - - SMet (4) SMet (4) -

19 - - - SMet (4) -

23 - SAfek (5) - - -

26 - SSos (4) SSos (5) SSos (4) -

28 - SSos (4) SSos (4) SSos (5) SSos (4)

Jumlah 3 Strategi 5 Strategi 4 Strategi 4 Strategi 3 Strategi Keterangan:

Kode 4 adalah indikator sering, dan kode 5 adalah indikator selalu.

Siswa bernama EIH dalam menyimak dominan menggunakan 3 strategi, yaitu strategi kognitif, kompensasi dan metakognitif. Pertama, melaui strategi kognitif EIH mampu berpikir tentang belajarnya. Sub strategi yang EIH lakukan adalah praktik bahasa dengan penerapan praktik alami, didasarkan pada pernyataan (7) saya menonton acara TV berbahasa Indonesia yang diucapkan dalam bahasa Indonesia atau menonton film yang dituturkan dalam bahasa Indonesia.

Kedua, melalui strategi kompensasi EIH mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya. Sub strategi yang EIH lakukan adalah tebak dengan penerapan gunakan sinonim, didasarkan pada pertanyaan (14) saya mencoba menebak apa yang akan dikatakan orang lain dalam percakapan atau tuturan bahasa Indonesia dengan sub yang digunakan adalah tebak. Ketiga, melalui strategi metakognitif EIH

melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia. Sub strategi yang dilakukan EIH adalah memusatkan belajar dengan penerapan memperhatikan, didasarkan pada pernyataan (17) saya memperhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Indonesia.

Siswa bernama RGS pada keterampilan menyimak dominan mengunakan strategi kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif dan sosial. Pertama, pada strategi kognitif RGS mampu berpikir tentang belajarnya. Sub strategi yang dilakukan RGS adalah praktik bahasa dengan penerapan praktik alami, didasarkan pada pernyataan (7) saya menonton acara TV berbahasa Indonesia yang diucapkan dalam bahasa Indonesia atau menonton film yang dituturkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, pada strategi kompensasi RGS mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya. Sub strategi yang dilakukan RGS adalah tebak dengan penerapan gunakan sinonim, didasarkan pada pertanyaan (14) saya mencoba menebak apa yang akan dikatakan orang lain dalam percakapan atau tuturan bahasa Indonesia.

Ketiga, pada strategi metakognitif RGS melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia. Sub strategi yang dilakukan RGS adalah atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan pernerapan memperhatikan, didasarkan pada pernyataan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan memperhatikan, didasarkan pada pernyataan (17) saya memperhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Indonesia. Keempat, pada afektif RGS mengelola perasaan ketika belajar bahaasa Indonesia. Sub strategi yang dilakukan RGS adalah dorong diri dengan penerapan

hargai keberhasilan, didasarkan pada pernyataan (23) Saya memuji diri saya sendiri ketika saya berhasil dengan baik dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Keempat, pada strategi sosial RGS melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya. Sub strategi yang dilakukan RGS adalah tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi, didasarkan pada pernyataan (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain.

Siswa bernama TSW pada keterampilan menyimak dominan menggunkan strategi kognitif, kompensasi, metakognitif dan sosial. Pertama, pada strategi kognitif TSW mampu berpikir tentang belajarnya menggunakan strategi praktik bahasa dengan penerapan praktik alami, didasarkan pada pernyataan (7) saya menonton acara TV berbahasa Indonesia yang diucapkan dalam bahasa Indonesia atau menonton film yang dituturkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, pada strategi kompensasi TSW mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi tebak dengan penerapan gunakan sinonim, didasarkan pada pertanyaan (14) saya mencoba menebak apa yang akan dikatakan orang lain dalam percakapan atau tuturan bahasa Indonesia.

Ketiga, pada strategi metakognitif TSW melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan pernerapan memperhatikan, didasarkan pada pernyataan (16) saya

melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan memperhatikan, didasarkan pada pernyataan (17) saya memperhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Indonesia, dan sub strategi memusatkan belajar penerapan cari dan cipta kesempatan, didasarkan pada pernyataan (18) saya mencoba mencari tahu bagaimana menjadi pembelajar bahasa Indonesia yang lebih baik. Keempat, pada strategi sosial TSW melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya menggunakan sub strategi tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi didasarkan pada pernyataan (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, dan sub kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain.

Siswa bernama TBF dalam menyimak dominan menggunakan strategi kognitif, kompensasi, metakognitif dan sosial. Pertama, pada strategi kognitif TBF mampu berpikir tentang belajarnya menggunakan sub strategi praktik bahasa dengan penerapan praktik alami, didasarkan pada pernyataan (7) saya menonton acara TV berbahasa Indonesia yang diucapkan dalam bahasa Indonesia atau menonton film yang dituturkan dalam bahasa Indonesia. Kedua , pada strategi kompensasi TBF mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi tebak dengan penerapan gunakan sinonim didasarkan pertanyaan (14) saya mencoba menebak apa yang akan dikatakan orang lain dalam percakapan atau tuturan bahasa Indonesia.

Ketiga, pada strategi metakognitif TBF melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyataan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan meperhatikan (17) saya memperhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan cari dan cipta kesempatan didasarkan pada pernyataan (18) saya mencoba mencari tahu bagaimana menjadi pembelajar bahasa Indonesia yang lebih baik, dan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan mencari kesempatan praktik didasarkan pada pernyataan (19) Saya merencanakan jadwal saya sehingga saya akan memiliki cukup waktu untuk belajar bahasa Indonesia. Keempat, pada strategi sosial TBF melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya menggunakan sub tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, dan sub kerja sama dengan penerapan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain.

Siswa bernama YWS dalam menyimak menggunakan strategi kognitif, metakognitif dan sosial. Pertama, pada strategi kognitif YWS mampu berpikir tentang belajarnya menggunakan sub strategi praktik bahasa dengan penerapan praktik alami didasarkan pada pernyataan (7) saya menonton acara TV berbahasa Indonesia yang diucapkan dalam bahasa Indonesia atau menonton film yang

dituturkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, pada strategi metakognitif YWS melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyataan (16) Saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub memusatkan belajar dengan penerapan meperhatikan (17) Saya memperhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Indonesia.

2. Strategi Belajar Bahasa dalam Keterampilan Berbicara

Strategi keterampilan berbicara yang digunakan oleh siswa bergaya aural adalah sebagai berikut. Kelima siswa bergaya belajar aural ketika belajar keterampilan berbicara menggunakan strategi seperti yang terlihat dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Strategi Belajar Bahasa Siswa Bergaya Aural yang dominan Digunakan dalam Berbicara

Pernyataan Nama Siswa

EIH RGS TSW TBF YWS

1 - - - - -

4 - - - - -

6 - - - SKog (4) -

11 - SKom (4) SKom (4) SKom (5) SKom (4)

12 - SKom (4) SKom (4) SKom (5) -

18 - - SMet (4) SMet (4) -

19 - - - SMet (4) -

21 - - - SAfek (4) -

22 - SAfek (5) - SAfek (4) -

23 - SAfek (5) - - -

26 - SSos (4) SSos (5) SSos (4) -

27 - SSos (4) SSos (4) SSos (5) SSos (4)

28 - SSos (4) SSos (4) SSos (5) SSos (4)

29 - SSos (4) SSos (4) SSos (4) -

30 - - SSos (4) SSos (4) -

Jumlah - 4 Strategi 3 Strategi 5 Strategi 3 Strategi Keterangan:

Kode 4 adalah indikator sering, dan kode 5 adalah indikator selalu.

Siswa bernama EIH dalam keterampilan berbicara tidak terdapat strategi yang dominan. Artinya bahwa jawaban EIH dalam kuesioner tidak memenuhi kriteria sering dan selalu.

Siswa bernama RGS dalam keterampilan berbicara dominan menggunakan strategi kompensasi, metakognitif, afektif, dan sosial. Pertama, pada strategi kompensasi RGS mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan gunakan gesture, didasarkan pada pernyataan (11) ketika saya tidak bisa memikirkan kata saat percakapan dalam bahasa Indonesia, saya menggunakan gerakan yang membantu saya mendeskripsikan kata tersebut, dan sub strategi atasi keterbatasan

dalam wicara dan tulisan dengan penerapan memodifikasi pesan, didasarkan pada pernyataan (12) saat saya tidak mengetahui kata bahasa Indonesia yang tepat, saya mencari kata baru dengan arti yang sama. Kedua, pada strategi metakognitif RGS melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyataan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia.

Ketiga, pada strategi afektif RGS mengelola perasaan ketika belajar bahaasa Indonesia menggunakan sub strategi dorong diri dengan penerapan hargai keberhasilan, didasarkan pada pernyataan (23) Saya memuji diri saya sendiri ketika saya berhasil dengan baik dalam menggunakan bahasa Indonesia. Keempat, pada strategi sosial RGS melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya menggunakan sub strategi tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi, didasarkan pada pernyataan (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, sub strategi kerja sama penerapan dengan ahli, didasarkan pada pernyataan (27) saya meminta orang lain untuk mengoreksi saya ketika saya berbicara bahasa Indonesia, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (29) saya bertanya menggunakan bahasa Indonesia.

Siswa bernama TSW dalam keterampilan berbicara menggunakan strategi kompensasi, metakognitif, dan sosial. Pertama, pada strategi kompensasi TSW mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan gunakan gesture, didasarkan pada pernyataan (11) ketika saya tidak bisa memikirkan kata saat percakapan dalam bahasa Indonesia, saya menggunakan gerakan yang membantu saya mendeskripsikan kata tersebut, dan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan memodifikasi pesan, didasarkan pada pernyataan (12) saat saya tidak mengetahui kata bahasa Indonesia yang tepat, saya mencari kata baru dengan arti yang sama.

Kedua, pada strategi metakognitif TSW melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyatan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, dan sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan cari dan cipta kesempatan, didasarkan pada pernyataan (18) saya mencoba mencari tahu bagaimana menjadi pembelajar bahasa Indonesia yang lebih baik. Ketiga, pada strategi sosial TSW melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya menggunakan sub strategi tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi, didasarkan pada pernyataan (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, sub strategi kerja sama penerapan dengan ahli, didasarkan pada pernyataan (27)

saya meminta orang lain untuk mengoreksi saya ketika saya berbicara bahasa Indonesia, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan, (29) saya bertanya menggunakan bahasa Indonesia, sub strategi empati dengan penerapan kembangkan pemahaman budaya (30) saya mencoba belajar tentang budaya penutur bahasa Indonesia dari orang yang berbicara, misal pembicara suku Jawa, Dayak, Batak, Papua, dll.

Siswa bernama TBF dalam keterampilan berbicara dominan menggunakan strategi kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif dan sosial. Pertama, pada strategi kognitif TBF mampu berpikir tentang belajarnya menggunakan sub strategi praktik bahasa dengan penerapan mengulang, didasarkan pada pernyataan (6) Saya mengucapkan atau menulis kata-kata bahasa Indonesia yang baru saya ketahui beberapa kali.

Kedua, pada strategi kompensasi TBF mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan gunakan gestur, didasarkan pada pernyataan (11) ketika saya tidak bisa memikirkan kata saat percakapan dalam bahasa Indonesia, saya menggunakan gerakan yang membantu saya mendeskripsikan kata tersebut, dan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan memodifikasi pesan didasarkan pada pernyatan (12) saat saya tidak mengetahui kata bahasa Indonesia yang tepat, saya mencari kata baru dengan arti yang sama. Ketiga, pada strategi metakognitif TBF melakukan pengaturan tentang cara belajar

bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyatan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan cari dan cipta kesempatan, didasarkan pada pernyataan (18) saya mencoba mencari tahu bagaimana menjadi pembelajar bahasa Indonesia yang lebih baik, sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan mencari kesempatan praktik, didasarkan pada pernyataan (19) saya merencanakan jadwal saya sehingga saya akan memiliki cukup waktu untuk belajar bahasa Indonesia.

Keempat, pada strategi afektif TBF mengelola perasaan ketika belajar bahaasa Indonesia menggunakan sub strategi turunkan kecemasan dengan sub meditasi, pernapasan, relaksasi didasarkan pada pernyataan (21) saya mencoba untuk rileks setiap kali merasa takut menggunakan bahasa Indonesia, dan sub dorong diri dengan penerapan ambil resiko didasarkan pada pernyataan (22) saya mendorong diri saya untuk berbicara bahasa Indonesia bahkan ketika saya takut melakukan kesalahan. Kelima, pada strategi sosial TBF melibatkan orang lain dalam interaksi belajarnya menggunakan sub strategi tanyakan dengan penerapan tanya untuk koreksi, didasarkan pada pernyataan (26) jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Indonesia, misal kata tertentu, saya meminta lawan bicara untuk memperlambat atau mengatakannya lagi kata tersebut, sub strategi kerja sama penerapan dengan ahli, didasarkan pada pernyataan (27) saya meminta orang lain untuk mengoreksi saya ketika saya berbicara bahasa Indonesia, sub strategi kerja

sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain, sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (29) saya bertanya menggunakan bahasa Indonesia, dan sub strategi empati dengan penerapan kembangkan pemahaman budaya (30) saya mencoba belajar tentang budaya penutur bahasa Indonesia dari orang yang berbicara, misal pembicara suku Jawa, Dayak, Batak, Papua, dll.

Siswa bernama YWS dalam keterampilan berbicara dominan menggunakan strategi kompensasi, metakognitif dan sosial. Pertama, pada strategi kompensasi YWS mampu mengatasi keterbatasan pengetahuannya menggunakan sub strategi atasi keterbatasan dalam wicara dan tulisan dengan penerapan gunakan gesture, didasarkan pada pernyataan (11) ketika saya tidak bisa memikirkan kata saat percakapan dalam bahasa Indonesia, saya menggunakan gerakan yang membantu saya mendeskripsikan kata tersebut.

Kedua, pada strategi metakognitif YWS melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyataan (16) Saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia. Ketiga strategi sosial YWS menggunakan sub strategi kerja sama dengan penerapan dengan ahli, didasarkan pada pernyataan (27) saya meminta orang lain untuk mengoreksi saya ketika saya berbicara bahasa Indonesia, dan sub strategi kerja

sama dengan penerapan dengan teman sebaya didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain.

3. Strategi Belajar Bahasa dalam Keterampilan Membaca

Strategi keterampilan membaca yang digunakan oleh siswa bergaya aural adalah sebagai berikut. Kelima siswa bergaya belajar aural ketika belajar keterampilan membaca menggunakan strategi seperti yang terlihat dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Strategi Belajar Bahasa Siswa Bergaya Aural yang Digunakan dominan dalam Membaca

Pernyataan Nama Siswa

EIH RGS TSW TBF YWS 1 - - - - - 2 SM (4) SM (4) SM (4) 3 - - - - - 4 - - - - - 5 - SM (4) SM (4) - SM (4) 8 - - SKog (4) - - 13 - - - SKom (4) -

16 - SMet (4) SMet (4) SMet (4) SMet (4)

19 - - - SMet (4) -

20 - SMet (4) - - -

23 - SAfek (5) - - -

28 - SSos (4) SSos (4) SSos (5) SSos (4)

Keterangan:

Kode 4 adalah indikator sering, dan kode 5 adalah indikator selalu.

Siswa bernama EIH dalam keterampilan membaca tidak terdapat strategi yang dominan. Artinya bahwa jawaban EIH dalam kuesioner tidak memenuhi kriteria sering dan selalu.

Siswa bernama RGS dalam keterampilan membaca domianan menggunakan strategi memori, metakognitif, afektif dan sosial. Pertama, pada strategi memori RGS mampu melakukan pengaturan tentang cara mengingat bahasa menggunakan sub ciptakan hubungan mental dengan penerapan tampilan terstruktur, didasarkan pada pernyataan (2) saya menggunakan kata-kata bahasa Indonesia yang baru saya pahami dalam sebuah kalimat, sehingga saya dapat mengingatnya dan sub ciptakan hubungan mental dengan penerapan hubungkan kata dengan tempat, didasarkan pada pernayataan (5) saya ingat kata bahasa Indonesia yang baru saya ketahui, dengan mengingat lokasinya di halaman, di papan tulis, atau di papan tanda jalan.

Kedua, pada strategi metakognitif RGS melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyatan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia, sub strategi memusatkan belajar dengan penerapan cari dan cipta kesempatan, didasarkan pada pernyataan (18) saya mencoba mencari tahu bagaimana menjadi pembelajar bahasa

Indonesia yang lebih baik, sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan mencari kesempatan praktik, didasarkan pada pernyataan (19) saya merencanakan jadwal saya sehingga saya akan memiliki cukup waktu untuk belajar bahasa Indonesia, dan sub strategi atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan menentukan sasaran didasarkan pada pernyataan (20) saya mencari peluang membaca sebanyak mungkin untuk dalam bahasa Indonesia. Ketiga, pada strategi afektif RGS mengelola perasaan ketika belajar bahaasa Indonesia menggunakan sub strategi dorong diri dengan penerapan hargai keberhasilan, didasarkan pada pernyataan (23) saya memuji diri saya sendiri ketika saya berhasil dengan baik dalam menggunakan bahasa Indonesia. Keempat, pada strategi sosial RGS menggunakan sub kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya, didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain

Siswa bernama TSW dalam keterampilan membaca domianan menggunakan strategi memori, kognitif, metakognitif dan sosial. Pertama, pada strategi memori TSW mampu melakukan pengaturan tentang cara mengingat bahasa menggunakan sub ciptakan hubungan mental dengan penerapan hubungkan kata dengan tempat, didasarkan pada pernayataan (5) saya ingat kata bahasa Indonesia yang baru saya ketahui, dengan mengingat lokasinya di halaman, di papan tulis, atau di papan tanda jalan. Kedua, pada strategi kognitif TSW mampu berpikir tentang belajarnya menggunakan sub strategi analisis dan bernalar dengan penerapan terjemahkan, didasarkan pada pernyataan (8) saya membaca karena kesenangan saya berbahasa Indonesia.

Ketiga, pada strategi metakognitif TSW melakukan pengaturan tentang cara belajar bahasa Indonesia menggunakan sub atur dan rencanakan kegiatan belajar dengan penerapan buat pernyataan positif didasarkan pada pernyatan (16) saya melihat kesalahan bahasa Indonesia saya dan menggunakan informasi itu untuk membantu saya menjadi lebih baik dalam berbahasa Indonesia. Keempat, pada strategi sosial TSW menggunakan sub kerja sama dengan penerapan dengan teman sebaya, didasarkan pada pernyataan (28) saya berlatih bahasa Indonesia dengan siswa lain.

Siswa bernama TBF dalam keterampilan membaca dominan menggunakan strategi memori, kompensasi, metakognitif dan sosial. Pertama strategi memori TBF mampu melakukan pengaturan tentang cara mengingat bahasa menggunakan

Dokumen terkait