• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Strategi Komunikasi Yang diterapkan FKUB Kota Medan

3. Strategi Dalam Bentuk Pelayanan

Strategi FKUB dalam upaya menjaga kerukunan antar umat beragama tidak hanya dilakukan dengan pendekatan struktural, akan tetapi juga kultural. Oleh karena itu FKUB mengajak masyarakat untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku khususnya dalam pemeliharaan kerukunan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan membuat aturan dan petunjuk teknis didalam pendirian rumah ibadah. Hal ini dilakukan guna tetap terciptanya kondusifitas kerukunan antar umat beragama di Kota Medan.

Berdasarkan hasil wawancara269 diperoleh informasi tahapan permohonan/ usulan pendirian rumah ibadah yakni:

a. Surat permohonan/ usulan pendirian rumah ibadah

Bahwa FKUB menerima usulan pendirian rumah ibadah dari komunitas agama tertentu. Perwakilan masyarakat salah satu agama tertentu datang ke kantor Sekretariat FKUB Kota Medan dengan membawa syarat-syarat seperti; 1) Surat permohonan/ usulan

Setiap pemohon harus membuat surat usulan pendirian rumah ibadah yang ditujukan kepada FKUB Kota Medan. Jika surat permohonan tidak ada maka berkas dinyataka tidak lengkap.

2) Struktur kepanitiaan pembangunan

Struktur kepanitiaan diperlukan guna memastikan apakah benar-benar rumah ibadah yang akan dibangun milik komunitas umat beragama atau milik pribadi. Hal ini juga dilakukan untuk melihat keseriusan dari masyarakat si pengusul.

3) Tandatangan dan identitas panitia pembangunan

Identitas dan tandatangan kepanitiaan diperlukan untuk memastikan bahwa pembangunan rumah ibadah tersebut memang merupakan kebutuhan masyarakat setempat.

4) Kesesuaian identitas pengguna dan pendukung a. Kesesuaian tandatangan dengan KTP pengguna

Tandatangan calon pengguna rumah ibadah yang dibutuhkan adalah minimal 90 orang. Data ini harus disesuaikan dengan KTP calon pengguna karena dikhawatirkan adanya penyalahgunaan KTP lain yang tidak termasuk pengguna rumah ibadah.

b. Kesesuaian tandatangan dengan KTP pendukung

Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa ada peluang untuk memanipulasi data maka penyesuaian tandatangan pendukung dengan KTP sangat diperlukan guna kehati-hatian.

c. Kesesuaian data dengan cap jempol pengguna dan pendukung d. Rekomendasi tertulis kepala kantor Kementerian Agama

Rekomendasi yang dimaksud disini adalah rekomendasi dari kantor Kementerian Agama Kota Medan. Karena rumah ibadah yang akan didirikan berada di kabupaten/ Kota maka rekomendasinya juga dari kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

5) Ketersediaan pengesahan dari Lurah/ Camat

Pengesahan yang dimaksud adalah pengesahan dari lurah atau camat tempat lokasi pendirian rumah ibadah. Sebagai Pemerintah di Kelurahannya maka ia wajib mengetahui bahwa di akan ada pendirian rumah ibadah.

6) Ketersediaan daftar tandatangan KTP pendukung

Tandatangan yang diperlukan sebagai pendukung berjumlah minimal 60 orang. Apabila tidak memenuhi dukungan dari minimal yang ditentukan maka persyaratan dianggap belum lengkap.

b. Peninjauan lokasi pendirian rumah ibadah 1) Kelengkapan berkas diantaranya;

a) Proposal usulan b) Izin pejabat setempat c) Gambar denah

d) Gambar desain bangunan e) Rencana anggaran biaya

2) Komposisi atau persentase agama daerah yang mengusulkan 3) Jarak rumah ibadah dengan rumah ibadah lain dan fasilitas umum 4) Potensi konflik di lokasi pendirian

5) Status tanah

6) Persentase pengguna rumah ibadah, penduduk setempat atau Kecamatan setempat

7) Peruntukan rumah ibadah dari sisi organisasi atau sekte 8) Adanya plang

9) Susunan pengurus aktif

10) Penyesuaian alamat sekretariat rumah ibadah c. Rapat pleno pengurus FKUB

Setelah dilakukan peninjauan lapangan maka hasil yang didapatkan dilapangan dibawa kepada sidang pleno pengurus FKUB untuk kemudian diambil keputusan. Pada sidang inilah putuskan apakah syarat-syarat pengajuan telah lengkap. Selanjutnya apakah berkas pengajuan telah sesuai dengan data dilapangan. Jika telah sesuai maka dilanjutkan dengan penerbitan rekomendasi.

d. Rekomendasi

Setelah semua syarat dan data sesuai dan lengkap maka FKUB mengeluarkan surat rekomendasi pendirian rumah ibadah. Surat rekomendasi ini kemudian diajukan kepada Walikota Medan sebagai syarat mengajukan surat izin mendirikan bangunan (IMB).270

Hal senada juga disampaikan oleh Erwan Efendi yakni ketika masyarakat datang melaporkan ingin mendirikan rumah ibadah maka FKUB melakukan pengecekan surat-surat kepemilikan tanah. Bagaimana status kepemilikan, jika tanah milik wakaf atau jamaah maka harus dibuktikan dengan dengan surat wakaf dari kantor urusan agama (KUA) Kecamatan, jika telah jelas kepemilikan tanah yang merupakan lokasi pendirian rumah ibadah, maka FKUB mengadakan penelitian atau pengecekan ke lokasi tanah yang akan dibangun rumah ibadah. FKUB akan bertanya dan mencari informasi lengkap terkait kepemilikan tanah kepada masyarakat sekitar lokasi, selanjutnya tanah yang akan dibangun rumah ibadah wajib dipasang plang pemberitahuan kurang lebih tiga bulan sebelumnya dengan bunyi “Disini akan dibangun Mesjid atau Gereja” hal ini untuk menghindari bahwa di kemudian hari tidak ada warga masyarakat yang menolak dibangunnya rumah ibadah dilokasi tersebut.271

Selanjutnya Erwan Efendi menambahkan terkait prosedur pengajuan permohonan rekomendasi pendirian rumah ibadah di Kota Medan bahwa setiap masyarakat wajib mempersiapkan syarat sebagai berikut;272

1. Daftar nama dan kartu tanda penduduk pengguna rumah ibadah paling sedikit 90 (Sembilan puluh) orang yang di sahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkatan batas wilayah.

270 Erwan Efendi tanggal 28 Oktober 2019, wawancara di Medan. 271 Ibid.

a. Apabila pengguna yang 90 (Sembilan puluh) orang berdomisili di satu Kelurahan, maka daftar nama dan foto copy kartu tanda penduduk disahkan oleh Lurah Kelurahan tempat rumah ibadah itu didirikan.

b. Apabila pengguna yang 90 (Sembilan puluh) orang berdomisili lebih daripada satu Kelurahan, atau dibeberapa Kelurahan, tetapi masih dalam satu wilayah Kecamatan, maka daftar nama dan foto copy kartu tanda penduduk disahkan oleh Camat Kecamatan tempat rumah ibadah itu didirikan.

c. Apabila pengguna yang 90 (Sembilan puluh) orang berdomisili lebih daripada satu Kecamatan, atau dibeberapa Kecamatan, tetapi masih dalam satu wilayah Kota Medan, maka daftar nama dan foto copy kartu tanda penduduk disahkan oleh Pemerintah Kota Medan.

2. Apabila pengguna yang 90 (Sembilan puluh) orang sebagian berdomisili di dalam wilayah Kota Medan dan sebagian lagi berdomisili di luar wilayah Kota Medan, maka daftar nama dan foto copy kartu tanda penduduk disahkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

3. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang disahkan oleh Lurah. Dukungan tersebut harus dibuat daftar nama penduduk dan foto copy KTP serta dibubuhi tanda tangan pendukung.

Kemudian agar penerbitan rekomendasi terhindar dari permasalahan setelah rekomendasi dikeluarkan, maka FKUB Kota Medan menetapkan persyaratan tambahan sebagai lampiran permohonan tersebut, yakni;

1. Foto copy surat tentang hak atas tanah yang diatasnya akan didirikan rumah ibadah.

2. Foto copy surat keputusan tentang susunan panitia pendirian rumah ibadah.

4. Pamplet atau plang pemberitahuan rencana pendirian rumah ibadah dilokasi rencana tempat bangunan rumah ibadah.

Selanjutnya, karena Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no. 9 dan no. 8 tahun 2006 mensyaratkan, selain syarat administratif juga syarat kerukunan, maka selain kelengkapan syarat administratif, juga diharapkan agar penduduk yang berbatasan langsung dengan lokasi bangunan rumah ibadah menjadi bagian dari pendukung atau penggunanya.

Selanjutnya Palit Muda Harahap menjelaskan, terkait permohonan pengalihan fungsi gedung atau bangunan yang digunakan sebagai rumah ibadah sementara, maka pemohon mengajukan kepada FKUB Kota Medan dengan syarat berikut; 273

1. Izin tertulis pemilik bangunan 2. Rekomendasi tertulis dari Lurah

3. Pelaporan tertulis kepada FKUB Kota Medan.

Kemudian terkait proses pengajuan pendirian rumah ibadah baru, ketika panitia pembanguna rumah ibadah datang ke kantor FKUB dengan membawa berkas-berkas yang diperlukan maka berkas yang masuk diseleksi oleh tim yang telah dibentuk, selanjutnya dibawa kepada sidang pleno untuk diambil keputusan apakah berkas yang masuk telah lengkap atau tidak, jika lengkap maka proses selanjutnya adalah peninjauan lapangan oleh tim, selanjutnya hasil dari peninjauan lapangan di bawa kembali kedalam rapat pleno dengan kesimpulan jika sesuai dengan prosedur dan syarat-syarat lengkap maka dikeluarkan rekomendasi tapi apabila kurang maka harus diperbaiki atau jika tidak mencukupi maka akan dibatalkan pengeluaran rekomendasinya.

Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Erwan Efendi274 bahwa FKUB meminta dan bertanya dimana alamat lengkap pendirian bangunan, tahun berapa dia berdiri, kalau seandainya bangunan berdiri tahun 2006 kebawah, maka bangunan tidak perlu surat izin atau surat rekomendasi untuk renovasi dari FKUB. Akan tetapi, jika pindah tempat atau perluasan dan penambahan bangunan walaupun hanya sedikit maka itu sudah dianggap bangunan baru oleh karena itu maka wajib ada surat izinnya.

Surat IMB tidak akan didapatkan jika belum ada rekomendasi dari FKUB. Mengapa FKUB memberikan banyak syarat ini dikarekan bahwa FKUB tidak mau menerima resiko dikemudian hari dengan adanya protes keberatan dari masyarakat atas rekomendasi yang telah dikeluarkan, maka FKUB akan bertanya, tahun berapa didirikan? Jika sudah jelas masalah izinnya maka lanjut kepada status tanahnya dengan cara di cek apakah tanah sebagai tempat pendirian bangunan ada masalah, misal apakah tanah tersebut pemberian orang tua atau wakaf dari masyarakat dan ini dibuktikan dengan surat wakaf dari KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan.

Oleh karena itu ketika ada masyarakat yang meminta rekomendasi setelah lengkap syarat-syarat diatas tadi, maka pihak panitia wajib memasang plang dilokasi tanah tempat pendirian rumah ibadah selama 3 bulan sebelum pendirian rumah ibadah. Memang tidak ada peraturan tertulis didalam buku panduan pendirian rumah ibadah tentang aturan pemasangan plang dilokasi. Akan tetapi jika ada masalah dengan pembangunan rumah ibadah maka FKUB akan dipertanyakan dan ini menjadi dampak terhalangnya proses pendirian rumah ibadah tadi. Selanjutnya untuk urusan KTP bahwa setiap KTP yang disyaratkan sebagai berkas pengajuan rumah ibadah diharuskan memakai cap jempol dan

tandatangan pemilik. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya manipulasi KTP.275

Aturan ini pengguna KTP ini adalah 60 orang pengguna rumah ibadah dan 90 orang pendukung pendirian. Selanjutnya mempunyai rekomendasi dari penduduk setempat. Ada beberapa kasus bahwa ketika mengajukan KTP maka pemohon mengajukan KTP yang merupakan bukan penduduk setempat misalnya KTP warga Kecamatan lain, dengan alasan bahwa yang bersangkutan merupakan jama`ahnya hanya saja berdomisili di Kecamatan berbeda, maka ini tidak bisa diterima. Ada juga alasan bahwa warga tersebut merupakan penyewa rumah di sekitar pendirian rumah ibadah akan tetapi domisili KTP masih di luar.276

Begitu juga halnya jika ada protes atas pendirian rumah ibadah agama tertentu maka perwakilan dari masyarakat datang ke kantor Sekretariat FKUB dengan membawa surat pernyataan keberatan atas pendirian rumah ibadah disertai alasan-alasan yang masuk akal disertai tandatangan para anggota masyarakat yang menolak tersebut.277