• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.2 Strategi Komunikasi Politik

Gordon I. Zimmerman yang dikutip oleh Deddy Mulyana41 mengatakan bahwa manusia melakukan komunikasi dengan dua tujuan besar, yakni untuk menyelesaikan tugas-tugas penting yang menjadi kebutuhan manusia yang mendasar, dan selanjutnya untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Sehingga komunikasi memiliki fungsi isi, melibatkan pertukaran

       40

T. Tarrow dalam Miriam Budiardjo, op. cit., hlm. 383. 

41

informasi yang diperlukan oleh manusia untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai hubungan dengan pihak lain. Fungsi komunnikasi tidak dapat dilepaskan dari kegunaannya dalam konteks sosial, dan dalam hal pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak. Karena dalam keputusan terdapat suatu proses informasi yang melibatkan persuasi sehingga manusia memperoleh dukungan terhadap apa yang diputuskan dan dilakukannya. Dengan tujuan adalah menyamakan pengertian terhadap suatu informasi yang diproses dengan apa yang dipahami oleh orang lain.

Komunikasi memiliki banyak ruang dan sisi, sehingga pada prakteknya komunikasi juga bersifat multifaset. Riant N. Dwidjowijoto mengungkapkan bahwa faset komunikasi mencakup dua hal pokok yang bersifat teknis yakni pesan dan media.42 Komunikasi yang efektif hanya bisa dicapai minimal, pesannya benar, mudah dipahami, dan mudah dikomunikasikan, serta media atau cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi komunikator dan komunikannya. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

       42

Konteks Psikologis

Komunikator Pesan Media Komunikan

Konteks Sosiologis

Gambar 2. Proses Untuk Mencapai Kesamaan Makna Pesan

Sumber: Riant Nugroho Dwidjowijoto, 2004. Komunikasi Pemerintahan: Sebuah Agenda Bagi Pemimpin Pemerintahan Indonesia, hlm. 74

Dari gambar di atas tampak bahwa proses untuk mencapai kesamaan makna dipengaruhi oleh tiga faset atau sisi, yaitu sisi komunikasinya sendiri, sisi psikologi dari masing-masing, dan sisi sosiologis dari masing-masing. Faset psikologis berkenaan dengan nilai psikologis dari komunikator dan komunikan. Dalam bahasa yang lebih umum yang disebut sebagai nilai psikologis adalah kondisi kebutuhan dari masing-masing individu dalam melaksanakan komunikasi tersebut. Faset sosiologis merupakan konteks sosial dari individu, misalnya lingkungan, sistem nilai budaya, dan bentuk-bentuk sosial lainnya yang dapat mempengaruhi pengertian pesan antara komunikator dan komunikan.

Jika komunikasi dipandang dalam arti yang lebih luas meliputi seluruh pertukaran pesan di antara individu-individu warga masyarakat dari mulai kelompok terkecil hingga sampai pada kelompok yang lebih luas. Dalam jangkauannya, komunikasi tidak hanya berlangsung dalam ruang lingkup internal, namun juga eksternal.

2.2.2 Komunikasi Politik

Politik dan komunikasi merupakan dua entitas yang saling berhubungan, baik dilihat dari sudut panndang relasi empirik ataupun dalam tinjauan akademis. Secara empirik, politik adalah sebuah proses kekuasaan yang menyebabkan dinamika kehidupan berjalan secara struktural, formal, dan asimetris. Sedangkan untuk kajian maupun tinjauan akademis, politik dilihat dari bagaimana kekuasaan dan pemerintahan dilihat dari teori-teori yang ada, digunakan dalam menganalisis fenomena yang terjadi. Dalam kaitannya dengan komunikasi, di sini komunikasi menjadi instrumen yang akan menjelaskan baik secara vertikal maupun horizontal. Kata menjelaskan di sini adalah mempertegas dan menyebarluaskan inti dan hakikat dari politik kepada masyarakat.

Jurgen Habermas mengatakan bahwa untuk mencapai kekuasaan melalui politik, caranya adalah dengan meletakkan komunikasi sebagai sebuah politik, karena komunikasi merupakan sebuah proses perebutan pengaruh yang paling demokratis yang pernah ada. Cara memperoleh legitimasi atau dukungan ada beberapa jalan, antara lain melalui kekuatan fisik (termasuk militer), dengan uang, jabatan, dan pemerasan. Namun keempat hal di atas bukanlah sarana yang cukup fair jika dibandingkan dengan komunikasi. Di dalam komunikasi, mereka yang berebut kekuasaan harus mampu memengaruhi orang banyak baik dengan cara-cara yang kharismatikal ataupun cara-cara-cara-cara yang intelektual. Karena komunikasi merupakan sarana paling adil, bahkan paling manusiawi untuk saling mempertukarkan pengaruh dan memperebutkan kekuasaan.43

       43

Komunikasi politik yang bersinggungan dengan organisasi atau kelompok menjadi jiwa dari organisasi politik tersebut.44 Melalui itu, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai untuk memasyarakatkan suatu organisasi politik seperti yang dijelaskan oleh Redi Panuju, yakni dengan menyosialisasikan keberadaannya kepada masyarakat, membangun citra positif dalam rangka mencari dukungan, menggalang opini publik dalam rangka membangun, menyeleksi isu, dan merangkumnya menjadi formulasi kebijakan, dan membangun jaringan dalam rangka efektivitas kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi komunikasi politik untuk mewujudkan empat tujuan tersebut.

2.2.3 Langkah Strategik

Di kalangan militer terdapat ungkapan yang amat terkenal yang berbunyi “To win the war, not to win the battle” yang berarti memenangkan perang, bukan memenangkan pertempuran. Dalam hal ini, sangat diperlukan strategi untuk memenangkan perang, sedangkan taktiknya adalah untuk memenangkan pertempuran. Demikian pula dalam komunikasi, lebih-lebih komunikasi yang dilancarkan suatu organisasi, apakah itu komunikasi politik atau komunikasi bisnis. Pada ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun terkahir ini menumpahkan perhatian yang besar terhadap strategi komunikasi atau communication strategy, dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional di negara masing-masing. Fokus perhatian ini memang penting untuk ditujukan kepada strategi komunikasi, karena berhasil

       44

tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.45

Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunya fungsi ganda. Pertama, untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Kedua, untuk menjembatani ‘cultural gap’ akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang apabila dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan dari suatu aktivitas komunikasi. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, melainkah harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Dalam arti kata, ada pendekatan atau approach yang bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Pendekatan yang dilakuan terhadap efek yang ditimbulkan juga bisa bermacam-macam, seperti penyebaran informasi, melakukan persuasi, atau melaksanakan instruksi.

Dalam strategi komunikasi, peranan komunikator sangatlah penting, karena strategi komunikasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera membuat suatu perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi.46 Tahapan komunikasi hendaknya dimulai dengan

      

45 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung, 2003, hlm.299. 

46

membangkitkan perhatian atau atensi, dan dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada diri komunikator memang harus terdapat faktor daya tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan pendapatnya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan dengan komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikasi ini akan menimbulkan simpati komunikan.

Dalam kaitannya dengan fenomena politik, maka langkah strategi untuk memenangkan suatu ‘peperangan’ dalam tataran politik, dengan mengidentifikasi siapa yang pantas menjadi komunikator dalam komunikasi politik. Langkah utama dalam strategi komunikasi politik adalah merawat ketokohan, selain dari memantapkan kelembagaan, meningkatkan kemampuan dan dukungan lembaga dalam menyusun pesan politik, menetapkan metode, dan memilih media politik yang tepat. Suatu strategi dalam komunikasi politik adalah keseluruhan keputusan kondisional pada saat tertentu mengenai tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan politik pada masa depan.47

Langkah awal yang umumnya ditempuh adalah menguatkan faktor ketokohan sebagai komunikator dalam suatu gerakan politik. Dalam kepemimpinan atau ketokohan selalu ada indikator yang menjadi karakteristik, sehingga bisa dirumuskan menjadi bagian dari proses komunikasi, yang dalam hal ini adalah komunikasi politik. Penempatan figur yang tepat dalam menjalankan

       47

proses ini merupakan langkah atau strategi untuk mencapai tujuan. Uraian di atas merupakan deskripsi kemanfaatan analisis dengan mengambil objek atau subjek komunikasi dan politik sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh dukungan atau legitimasi, mempengaruhi khalayak, kegiatan mobilisasi massa, membangun citra dan kepercayaan (kredibilitas), serta menyebarluaskan ide-ide baru politik sehingga semua fungsi dalam sistem politik bekerja.

Dokumen terkait