• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pembelajaran berbasis pendidikan multicultural

PENENTUAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS

C. Penentuan Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS Dalam Lingkungan Yang Beragam

2) Strategi pembelajaran berbasis pendidikan multicultural

Berdasarkan tulisan Bunyamin Maftuh dalam buku “Inovasi Pembelajaran IPS” (Soemantri, dkk; 2010 : 148) pendidikan multicultural merupakan sebuah upaya menanamkan kesadaran bahwa siswa di sekolah dapat bersifat multicultural yakni beranekaragam dalam hal etnis, budaya, agama, tingkatan social ekonomi, dan sebagainya.

Menurut Gunawan (2013 : 121) pendidikan multicultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus dan toleran terhadap

91

keanekaragaman budaya yang hidup di tengah masyarakat yang plural.

Menurut Manning dan Baruth (1996) dalam Soemantri (2010 : 142) mengemukakan beberapa prinsip pendidikan multicultural sebagai berikut : a) Siswa yang berbeda secara budaya

memerlukan materi kurikulum yang sesuai. Materi ini mesti meningkatkan konsep diri, memelihara minat belajar di kelas, dan menyediakan contoh, kosa kata, dan model yang berkaitan dengan siswa yang berbeda secara budaya.

b) Focus kurikulum yang utama meliputi keterampilan dalam berfikir analitis dan kritis. c) Materi, aktivitas dan pengalaman mesti

membantu siswa memahami perbedaan etnis dan keragaman budaya dengan bersifat asli dan multidimensi dan mesti mencakup baik keterampilan kognitif maupun afektif.

92

Banks (1999) dalam Slavin (2011 : 153) mengemukakan lima dimensi utama pendidikan multikultur, antara lain :

a) Integrasi isi pelajaran adalah penggunaan contoh, data dan informasi dari berbagai budaya dari guru.

b) Konstruksi (pembentukan) pengetahuan merujuk pada guru yang membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan diciptakan dan bagaimana hal itu dipengaruhi oleh kedudukan ras, etnis, dan kelas social individu dan kelompok

c) Pengurangan prasangka merupakan sasaran penting pendidikan multikultur.

d) Pedagogi kesetaraan merujuk pada penggunaan teknik pengajaran yang mempermudah keberhasilan akademis siswa dari kelompok etnis dan kelas social yang berbeda

e) Budaya sekolah yang memberdayakan adalah budaya yang membuat organisasi dan praktik

93

sekolah bersifat kondusif bagi pertumbuhan akademis dan emosi semua siswa.

Cara mengintegrasikan pendidikan multikultur menurut Bunyamin Maftuh dalam Somantri, dkk (2010 : 149-156) selain penerapan dalam proses belajar mengajar juga dengan cara sebagai berikut :

a) Melalui pengembangan buku IPS

Pendidikan multikultur yang diterapkan melalui buku teks dapat berupa penjelasan penjelasan konsep ataupun cerita-cerita untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan siswa akan keanekaragaman.

b) Diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung bagi penerapan gagasan pendidikan multikultur di sekolah, antara lain OSIS, organisasi yang didasarkan pada bakat dan minat (OR, seni dan budaya) dengan mengadakan kegiatan-kegiatan sekolah seperti

94

pementasan budaya, peringatan hari besar agama, hari besar nasional, peringatan hari Kartini, dan sebagainya.

c) Kebijakan sekolah yang mendukung, misalnya: (i) Pihak sekolah memperlakukan secara adil

kepada siswa, guru, dan staf tata usaha dari berbagai keragaman etnis, budaya, agama, jenis kelamin, lapisan social dan sebagainya tanpa adanya diskriminasi. (ii) Guru dan tata usaha bukan hanya diambil

dari satu kelompok etnis, budaya tertentu, tetapi juga dapat dari kelompok etnis atau budaya lain yang ada di masyarakat.

(iii)Peristiwa –peristiwa budaya yang diselenggarakan di sekolah dapat mewakili berbagai keanekaragaman budaya yang ada di sekolah itu.

d) Penataan lingkungan kelas dan sekolah

Penataan lingkungan fisik kelas dan sekolah dapat juga mendukung bagi penerapan gagasan pendidikan multikultur, misalnya di

95

dinding kelas atau sekolah dapat ditempel berbagai pajangan gambar atau poster dari berbagai etnis, budaya, agama, lapisan social yang ada di Indonesia, khususnya mewakili keanekaragaman siswa yang ada di kelas atau sekolah itu serta dapat juga di temple tulisan atau moto yang berisi pesan-pesan nilai, misalnya saling menghormati perbedaan budaya, etnis dan agama yang mendukung pada persatuan bangsa.

Kompetensi pendidik multikultur yang efektif menurut Bunyamin Maftuh dalam Somantri, dkk (2010 : 156-157) terdiri atas tiga kategori :

a) Pengetahuan, mencakup pemahaman budaya yang dimiliki siswa.

b) Keterampilan, mencakup pengakuan dan respon secara tepat terhadap kekuatan dan kelemahan siswa, respon terhadap hubungan antara gaya belajar dan budaya, dan memberikan pengalaman sekolah didasarkan

96

pada orientasi siswa terhadap sekolah dan keberhasilan akademis, menggunakan metode mengajar yang telah terbukti sesuai dengan anak-anak yang beragam budaya.

c) Sikap, mencakup pengembangan sikap dan nilai positif, menciptakan lingkungan belajar yang sesuai secara budaya, dan menjadi contoh atau model bagi siswa untuk belajar menghormati dan peduli pada semua orang.

Perilaku guru yang esensial dalam kelas multicultural menurut Manning & Baruth (1996) dalam Somantri, dkk (2010 : 157-158) antara lain sebagai berikut :

a) Guru mesti memberikan pengalaman belajar yang mencerminkan bagaimana budaya siswa mempengaruhi persepsi kompetensi, kesejahteraan kelompok, berbagi, motivasi dan keberhasilan.

b) Guru mesti memberikan pengalaman belajar yang mencerminkan perbedaan gender. Contoh penentangan bias gender dalam materi

97

kurikulum adalah mendorong integrasi gender melalui tutor sebaya dan kelompok belajar lainnya, serta melalui dialog dan kerjasama terbuka.

c) Guru mesti memberikan pengalaman mengajar yang mencerminkan keragaman secara budaya pada gaya belajar siswa.

d) Guru mesti mendorong dan mendukung pengembangan program bilingual (dwibahasa). e) Guru mesti melibatkan siswa dalam berbagai

kegiatan berbahasa lisan yang bermakna, relevan, dan fungsional dalam masyarakat yang pluralistic.

f) Guru mesti memperlakukan semua siswa dengan adil dan memiliki keterampilan atau kemampuan untuk membangun kelas demokratis dimana semua siswa menerima perlakuan yang sama.

g) Guru mesti mengharapkan semua siswa secara akademik berhasil ketimbang secara otomatis

98

mengharapkan siswa dari kelompok budaya minoritas berprestasi kurang baik.

h) Guru mesti menggunakan kelompok yang heterogen untuk meningkatkan rasa harga diri dan mendorong interaksi etnis.

i) Guru mesti menunjukkan keperluan akan nilai dan sikap demokratis, filosofi pendidikan multicultural, dan kemampuan memandang peristiwa dan situasi dari perspektif dan sudut pandang etnis yang beragam.

j) Guru mesti mendorong persahabatan dan interaksi lintas budaya, kerjasama, dan sosialisasi antara anak laki-laki dan perempuan dari semua budaya di sekolah, di tempat bermain dan di masyarakat.

k) Guru mesti menangani masalah-masalah khusus yang dihadapi para orang tua dan keluarga yang beragam budaya seperti kesulitan bahasa dan salah paham terhadap system sekolah dan harapannya.

99

l) Guru mesti mempunyai pengetahuan factual tentang perbedaan siswa seperti budaya, ras, etnis, kelas social, dan gender dan memiliki komitmen professional untuk membuat pengalaman pendidikan yang mencerminkan perbedaan tersebut.

m) Guru mesti mendorong dan merancang ruang kelas yang mencerminkan keragaman budaya melalui majalah dinding, pajangan karya siswa di dinding kelas, dan karya budaya yang beragama.

n) Guru mesti mendorong siswa bekerja dalam kelompok kerja sama dan penataan lintas budaya lainnya untuk memungkinkan terjadinya interaksi social, percakapan, dan dialog yang bermakna.

Dokumen terkait