• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN

C. Karakteristik Pembelajaran PAI

3. Strategi Pembelajaran

Melihat tujuan dan materi pada pembelajaran PAI, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan seharusnya lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik, yaitu strategi-strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa dapat mengamalkan ajaran-ajaran agama yang didasari keyakinan dan pemahaman, karena pendidikan agama Islam adalah proses transformasi nilai dan penanaman moral serta pembentukan sikap dan keterampilan secara terintegrasi dan komprehensif sebagai wujud penguasaan kompetensi.

Dalam menerapkan strategi pembelajaran PAI harus memperhatikan beberapa asas berikut:

23

Permenag Nomor 0002312 Tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

a) Asas Agama, yakni penerapan metode harus mengacu pada sumber asasi ajaran Islam Al Qur’an dan Hadits

b) Asas Biologis, yakni penggunaan metode harus memperhatikan kondisi kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan peserta didik c) Asas Psikologis, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan

kondisi minat dan bakat atau motivasi peserta didik

d) Asas Sosial, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan sosial peserta didik yang selalu berubah dan berkembang setiap saat.24

Strategi pembelajaran yang baik sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahkan “Nabi Saw. sering mencontohkan beberapa cara penyampaian materi kepada para sahabatnya, seperti eksperimen, asistensi, tanya jawab, dan lain sebagainya”.25 Tentu untuk zaman sekarang harus mempertimbangkan situasi dan kondisi terkini untuk menentukan strategi apa dan bagaimana menerapkannya.

4. Evaluasi

Yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan agama Islam ialah “ kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama”.26 Selama ini para guru PAI lebih banyak mengenal model-model evaluasi acuan norma (norm referenced) dan evaluasi acuan patokan (criterian referenced). Dalam pendidikan agama ternyata yang dinilai bukan hanya hafalan surat-surat pendek, hafalan rukun shalat, dan lain sebagainya, tetapi apakah shalatnya rajin atau tidak. Disinilah perlunya memahami model Evaluasi Acuan Etik.

Guru PAI yang akan mengadakan tes atau pengukuran keberhasilan belajar siswa maka perlu mempertimbangkan masalah apa yang akan dites

24

A. Fatah Yasin, op., cit, h. 134.

25

Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi: Hadits-hadits Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 34.

26

Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf: Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: IAIN Sunan Ampel, 1983), h. 154.

atau dievaluasi? Jawaban terhadap masalah ini akan terkait dengan ketiga acuan diatas. yaitu:

a) Jika yang akan dites adalah kemampuan dasar (aptitude) maka yang digunakan adalah evaluasi acuan norma

b) Jika yang akan dites adalah prestasi belajar (achievement), maka yang digunakan adalah evaluasi acuan patokan.

c) Jika yang dites adalah kepribadian (personality), maka yang digunakan adalah evaluasi acuan etik.27

Beberapa alat evaluasi yang biasa digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.

Sedangkan teknik non tes antara lain: 1) pengamatan, yaitu cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap kegiatan siswa, 2) wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan, 3) angket, yaitu seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis dan sistematis tentang konsep yang menerangkan variabel-variabel yang diteliti, 4) analisis dokumen, yaitu telaah terhadap referensi yang berhubungan dengan kinerja maupun hasil belajar siswa.28

27

Muhaimin, op.cit,. h. 53.

28

D. Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

1. Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

Salah satu prinsip yang cukup dikenal dalam teori multiple intelligences ialah bahwa siswa akan menerima materi pelajaran dengan baik jika gaya mengajar yang dilakukan guru sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, penerapan teori multiple intelligences dalam pembelajaran lebih ditekankan pada aspek strategi.

Munif Chatib menamakan strategi tersebut sama dengan nama teorinya yakni strategi multiple intelligences.29 Strategi tersebut tidaklah berupa satu strategi yang dikembangkan untuk semua mata pelajaran. Istilah strategi multiple intelligences lebih merupakan sebuah wadah besar untuk berbagai macam strategi pembelajaran yang penerapannya sesuai dengan konsep multiple intelligences.

Ada banyak macam strategi pembelajaran yang mengacu pada teori multiple intelligences. Bahkan pada dasarnya semua strategi pembelajaran konvensional maupun modern dapat disesuaikan dengan teori multiple intelligences. Yang perlu diperhatikan ialah pada situasi dan kondisi bagaimana strategi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara lebih optimal.

a. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Linguistik-Verbal 1) Sumbang pendapat

2) Storytelling 3) Menulis Jurnal 4) Membaca Biografi

b. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis 1) Berpikir kritis 2) Bereksperimen 3) Pertanyaan Socrates 4) Penyelesaian Masalah 29

Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, op. cit., h. 138.

c. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial 1) Membuat potongan kertas berwarna-warni 2) Mewarnai gambar

3) Membuat sketsa

d. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Kinestetis -Jasmaniah 1) Studi lapangan

2) Bermain peran 3) Berpantomim

4) Menyelidiki bagian-bagian benda

5) Menggunakan bagian-bagian tubuh untuk menulis e. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Ritmik-Musikal

1) Diskografi 2) Musik instrument 3) Bunyi dan orang 4) Bentuk bunyi

f. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal 1) Jigsaw

2) Mengajar teman sebaya 3) Teamwork

4) Mencari orang yang mengenakan pakaian tertentu g. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

1) Melakukan tugas mandiri 2) Melakukan refleksi 3) Mengungkapkan perasaan 4) Membuat identifikasi diri

h. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Naturalis 1) Belajar melalui alam

2) Jendela belajar

3) Menggunakan tanaman sebagai alat peraga 4) Meniru bunyi-bunyi binatang

i. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial 1) Memberi respon pada suatu peristiwa

2) Menciptakan panggung beramal

2. Multiple Intelligences dalam Pembelajaran PAI

Sebagaimana penerapan konsep multiple intelligences pada mata pelajaran lainnya, maka langkah pertama yang perlu dilakukan guru PAI sebelum memulai program pengajarannya ialah mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh para siswa yang akan diajarnya.

Saat ini telah banyak cara yang dikembangkan untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk siswa, baik yang disusun berdasarkan sistem komputerisasi maupun yang masih menggunakan cara trasdisional dengan melakukan pengamatan terhadap kebiasaan orang.

Berikut ini salah satu contoh instrumen untuk mengetahui kecerdasan majemuk siswa:

a. Untuk anak-anak

Berilah tanda cheklist () pada masing-masing jenis kecerdasan di bawah ini berdasarkan kebiasaan dan kesukaan anak yang diamati.

Tabel 2.1

Survei kecerdasan majemuk untuk anak-anak30

Kecerdasan Karakteristik Umum Linguistik-Verbal ___

___ ___

Menulis lebih baik dari anak-anak seusianya

Suka berbicara dan menyampaikan cerita yang lucu

Mempunyai memori yang baik untuk nama, tempat, tanggal, atau hal-hal sepele

30

Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak: Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 25-28.

___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Senang bermain kata Senang membaca buku

Mampu mengucap kata secara akurat untuk anak-anak seusianya

Menghargai sajak-sajak walaupun berupa kata-kata yang tidak masuk akal Suka mendengar kata-kata lisan (cerita,

komentar dalam radio, dan buku-buku audio)

Memiliki kosakata yang baik untuk anak-anak seusianya

Mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui cara yang verbal

Logis-Matematika ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Mengajukan banyak pertanyaan tentang bagaimana sesuatu itu berjalan

Senang bekerja dan bermain dengan angka-angka

Suka mata pelajaran matematika

Selalu mencari permainan-permainan matematika dan komputer yang menarik

Senang bermain catur, keker-kereran, atau permainan strategi lainnya

Senang bermain teka-teki yang logik Senang meletakkan sesuatu dalam

kategori, hierarki, atau dalam pola-pola logik

Suka melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains atau dalam mainan sederhana

___

pelajaran yang berhubungan dengan sains

Mempu menyelesaikan dengan baik jenis tes berpikir logik atau jenis tes Piaget Visual-Spasial ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Senang menggambar hal-hal yang ada di sekitar

Lebih mampu membaca peta, diagram, gafik daripada membaca teks

Sering merenung dan berfikir Senang berbagai aktivitas seni

Hasil gambarnya lebih baik dari anak-anak seusianya

Sangat menyukai nonton film, slide, atau presentasi visual

Senang bermain teka-teki bergambar Mampu mengonstruksi tiga dimensi Mampu menangkap isi bacaan lebih

mudah dari gambar dibanding kata-kata

Menggambar diatas lembar kerja, atau semacamnya sambil melamun

Kinestetis -Jasmaniah ___ ___ ___ ___

Unggul dalam satu atau lebih jenis olahraga

Senang bergerak atau memukul-mukul sesuatu ketika duduk lama di suatu tempat

Suka meniru-niru sikap dan perilaku orang lain

Suka membongkar sesuatu dan memasangnya kembali

___ ___ ___ ___ ___ ___

Senang memegang apa yang dilihat Senang berlari, melompat-lompat,

bergulat, atau kegiatan lain yang sejenis

Menunjukkan ketrampilan tentang kerajinan tangan

Mengungkap sesuatu dengan cara dramatis

Senang mengungkapkan perasaan fisik ketika bekerja

Bermain dengan tanah liat atau pekerjaan taktis seperti menggambar dengan jari Ritmik-Musikal ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Mengetahui ketika bunyi musik tak sesuai tangga-nada

Mudah mengingat melodi lagu Memiliki suara yang merdu

Memainkan alat musik atau lagu-lagu dalam kelompok paduan suara

Menggunakan irama dalam berbicara dan bergerak

Senang bersenandung sendiri tanpa disadari

Memukul-mukul meja atau bangku sambil berirama walau sedang bekerja

Sensitif terhadap suara-suara alam seperti bunyi hujan diatas atap

Langsung merespon ketika mendengarkan atau diperdengarkan musik

___ Sering mengulang-ulang lagu yang dipelajari di dalam atau di luar kelas Intrapersonal ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Menunjukkan kemandirian dan keinginan yang kuat

Memiliki perasaan realistik terhadap kemampuan dan kelemahan dirinya Mengerjakan sesuatu dengan baik ketika

ditinggalkan sendiri

Berpendirian pada gaya atau cara belajarnya sendiri

Memiliki hobi dan minat pada sesuatu yang tidak banyak diceritakan

Pandai mengatur diri sendiri

Lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain

Mampu mengungkap perasaan dirinya dengan akurat

Mampu mengambil pelajaran dari keberhasilandan kegagalan dalam hidup

Keyakinan diri dan kemandirian berpikir lebih baik dari anak-anak lain

Interpersonal ___ ___ ___ ___

Senang bersosialisasi dengan teman sejawat

Kelihatan menjadi pemimpin secara alamiah

Sering memberi nasihat kepada persoalan teman-temannya

Tampak pintar di jalan (walaupun secara tiba-tiba melihat persoalan)

___ ___ ___ ___ ___ ___

Memiliki klub-klub, anggota, organisasi, atau kelompok kawanan tidak formal Senang mengajar anak lain secara tidak

formal

Senang bermain game dengan anak-anak lain

Mempunyai dua atau lebih teman akrab Memiliki empati dan kepedulian kepada

orang lain

Selalu diikuti oleh anak-anak lain

Naturalis ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Berbicara banyak tentang binatang, tumbuh-tumbuhan atau keadaan alam Senang berdarmawisata ke alam, kebun

binatang, atau ke museum

Memiliki kepekaan pada alam (seperti hujan, badai, petir, gunung, tanah, dan semacamnya)

Senang menyiram bunga atau memelihara tumbuh-tumbuhan dan binatang

Suka melihat kandang binatang, burung, atau akuarium

Senang ketika belajar tentang ekologi, alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan

Berbicara banyak tentang hak-hak binatang, dan cara kerja planet bumi Senang melakukan proyek pelajaran

yang berbasis alam (mengamati burung-burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya, tumbuh-tumbuhan

___

___

dan memelihara binatang)

Suka membawa kesekolah binatang-binatang kecil, bunga, daun-daunan, kemudian membagi pengalaman dengan guru dan teman-teman lain Mengerjakan dengan baik topik-topik

yang melibatkan sistem kehidupan binatang, cara kerja alam, dan bahkan manusia Eksistensial ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___

Mengambil peran dalam persoalan yang besar

Senang bertanya atau berdiskusi tentang aneka masalah kehidupan

Tekun menjalankan perintah agama Senang menikmati atau berkecimpung

dalam menghasilkan karya-karya seni Sering bertakhanus, berdzikir, atau

relaksasi dan meditasi

Senang mengunjungi tempat-tempat yang menggugah perasaan

Senang membaca dan mendalami ilmu filsafat (menanyakan hakekat dari sesuatu)

Memahami tujuan, manfaat, atau nilai sesuatu mempermudah pemahaman dalam belajar

Senang bertanya dan membicarakan tantang hal-hal yang gaib

Senang mengambil pelajaran berharga dai hasil bacaan atau pekerjaan

b. Untuk orang dewasa

Tulislah angka satu (1) pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan berikut jika Anda setuju atau sesuai dengan pengalaman Anda. Tulislah angka nol (0) jika tidak setuju atau tidak sesuai dengan pengalaman Anda.

Tabel 1.2

Survei kecerdasan majemuk untuk dewasa31

No Saya suka... No Saya suka... 1 Mendengar lagu di radio,

CD, atau HP

33 Mengamati gaya atau model pakaian, mobil, model rambut, dll. 2 Belajar seni rupa, seni

lukis

34 Mendaki gunung dan jalan-jalan 3 Membaca buku, komik,

majalah

35 Bersenandung dan bersiul-siul 4 Bermain dan memelihara

binatang

36 Menghitung angka-angka

5 Pelajaran matematika dan IPA

37 Bermain video games 6 Berdiskusi tentang

kehidupan

38 Bermediasi,

bertakhanus, dan berzikir

7 Berdansa, senam, atau sejenisnya

39 Berakting, drama komedi, pantomim 8 Sering bersama kawan- 40 Menulis,

31

kawan coret, mengarang 9 Menonton musik video di

TV

41 Bermain catur dan game di komputer 10 Bereksperimen mengunjungi museum IPA 42 Perhatikan sesuatu di lingkungan; pohon, bunga, burung, tupai, dll. 11 Sepakbola, basket, badminton, dll 43 Menceritakan perasaan orang lain 12 Menggambar, mengukir, kaligrafi, mengecat, atau desain grafik

44 Pergi ke konser musik dan mendengar langsung secara live 13 Melakukan sesuatu sendiri 45 Mengamati perubahan alam; hujan, dll 14 Menolong orang yang

butuh

46 Bermain kata,

scrabbel, teka-teki 15 Mengingat lagu, rap, atau

melodi

47 Bermain game computer sendirian 16 Mengambil peran dalam

persoalan besar

48 Mengatur berbagai kegiatan harian rumah dan sekolah 17 Menghafal kosakata baru 49 Memotret,

menciptakan gambar 18 Percaya bahwa agama

adalah sesuatu yang

50 Merenung, mengkaji, dan memahami

sangat penting perasaan sendiri 19 Bekerja sendiri daripada

dengan orang lain

51 Mondar-mandir ketika memikirkan sesuatu 20 Pergi ke kebun binatang,

taman, dan akuarium

52 Memelihara

lingkungan dan mendaur ulang 21 Hasil karya seni dan

memikirkan cara membuatnya

53 Menonton program sains pada saluran tertentu di TV 22 Mengkaji nilai dari

sesuatu

54 Seni bela diri, karate, bersepeda, dll 23 Menata ruang atau taman 55 Menulis kegiatan atau

catatan harian 24 Menonton film tentang

orang dan kehidupannya 56 Menghabiskan waktu bersama orang lain daripada sendirian 25 Mengunjungi tempat yang menggugah perasaan 57 Merasakan jawaban yang benar dari sesuatu

26 Menghabiskan waktu untuk menulis dan memikirkan tentang diri sendiri

58 Berbicara via telepon HP,sms,BB atau teleconference

27 Menyelesaikan masalah yang masih misteri bagi semua orang

59 Menulis pikiran dan perasaan sendiri dalam buku diari 28 Menjahit, pertukangan,

model

60 Mencari tahu mana yang baik dan

buruk 29 Belajar musik, lagu, atau

memainkan instrumen

61 Belajar lagu-lagu dan menghafalnya dengan mudah 30 Selalu berada diluar

rumah

62 Berbicara dalam forum diskusi 31 Menulis surat, email, FB,

twitter

63 Menaksir sesuatu dengan benar 32 Membuat pola, model,

atau rumus

Setelah berhasil melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis kecerdasan anak, maka langkah selanjutnya ialah menyusun strategi pembelajaran yang sesuai, baik sesuai dengan kecerdasan anak maupun sesuai dengan materi ajar. Semua jenis strategi pembelajaran dapat dilakukan selama itu sesuai dengan materi dan juga nilai-nilai Islam.

Sekarang sudah banyak buku-buku yang mengulas berbagai strategi pembelajaran dari yang konvensional hingga yang paling modern. Pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran tersebut tergantung kreativitas dan kepekaan guru.

Penggunaan strategi yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa, mengingat motivasi ini merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar. Ada empat ketegori yang

perlu diketahui seorang guru terkait motivasi “mengapa siswa belajar”,

yaitu:

1) Motivasi intrinsik (siswa belajar karena tertarik pada tugas-tugas yang diberikan)

2) Motivasi instrumental (siswa belajar karena akan menerima konsekuensi)

3) Motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan gagasannya ingin dihargai)

4) Motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya)32

Sebagai langkah terakhir yaitu melakukan evaluasi. Evaluasi pembelajaran hendaknya dilakukan secara menyeluruh meliputi tiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian yang mencakup ketiga hal tersebut banyak ditemukan pada jenis penilaian autentik. Yakni penilaian yang benar-benar mengukur kemampuan siswa secara berkelanjutan. Paradigma penilaian autentik antara lain; penilaian menekankan pada kompetensi yang diajarkan bukan pada peringkat dan mengklasifikasikan siswa; membantu siswa yang lemah untuk berkembang bukan malah mengesampingkannya; penilaian kempetensi cenderung membangun semangat kerjasama bukan semangat kompetisi yang cenderung berlebihan; pengumpulan informasi nilai melalui tes dan non-tes.33

Dokumen terkait