• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegaitan pembelajaran pendidikan agama. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru-siswa dalam peristiwa belajar aktual tertentu.4

Startegi yang berarti “Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus” adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat dan evaluasi). Dengan kata lain strategi mengajar adalah taktik yang digunakan dalam melaksanakan / praktek mengajar di kelas. Nilai guna yang didapat bagi guru adalah agar tercapainya tujuan melalui kegiatan yang terprogram.5

Strategi pembelajaran pendidikan. Agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar tujuan pendidikan agama tercapai yaitu dengan cara mengejar kurikulum yang telah disepakati yakni kurikulum al- Azhar Mesir serta kurikulum pemerintah yang merupakan kurikulum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Selain itu strategi yang diupayakan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah dengan cara santri melakukan penghafalan secara sendiri terhadap materi pembelajran yang telah diberikan, hal ini dimaksudkan agar pelajaran yang telah diberikan oleh para guru tidak cepat hilang serta tidak cepat lupa, ibarat otak manusia itu diumpamakan seperti komputer yang dapat menyeimpan file dan file tersebut tidak akan hilang jika telah disimpan di dalam komputer, dan ketika sewaktu- waktu file tersebut dibutuhkan, ia dapat dibuka kembali kapanpun jika diperlukan, maka demikian halnya dengan otak manusia yang dapat menyimpan banyak memori pelajaran dan mencari pelajaran itu akan akan tersimpan dengan baik jika telah dihafal. Maka jika jika sewaktu-waktu memori tersebut diperlukan ia dapat dipanggil kemabali.

4M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat

Pers, 2002), Cet. Ke-12, h. 22.

5

50

Di Pondok Pesntren At-Taqwa Pusat Putera para santri dibiasakan dengan diberikan materi pelajaran yang bersifat hafalan seperti menghafal al-fiyah, al- Qur’an hadis dan materi-materi hafalannya. Selain itu mereka diwajibkan untuk mengkuti ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pokok bahasa, sedangkan untuk ta’bir atau pemahaman tentang yang apa yang telah mereka hafal, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing santri sesuai tingkat kemampuan mereka. Sebab jika mereka telah dapat menghafal nateri yang telah diberikan, mereka akan lebih mudah dalam mehami dan menguasai materi pelajran yang diberikan.

Strategi lain yang di gunakan di pondok pesantren At-Taqwa pusat putera adalah dengan cara mendatangkan tenaga baru (Guru) dari luar yang baru datang dari luar negri. Karena mereka memiliki pengelaman ketika ia belajar di luar negri, strategi ini bertujuan agar para santri lebih ber semangat serta lebih giat lagi dalam belajar dan tidak menjadi bosan dalam belajar karena adanya guru baru tersebut, kehadiran guru baru tersebut setidaknya akan membawa suasana baru dalam kegiatan dalam pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera. Para guru baru tersebut tidak lain adalah merupakan alumni Pondok Pesantren At- Taqwa pusat putera sendiri ketika tamat belajar di pondok pesantren At- Taqwa pusat putera mereka melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti kuliah di Luar Negeri antara lain ke Mesir, Malaisia, Sudan serta Negara Timur Tengah lainnya. Maka ketika mereka menyelesaikan masa studinya dan kembali pulang ke Indonesia biasanya pihak pengelola Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera mencoba mereka dengan memasukan mereka sebagai tenaga pengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera.

Sedangkan untuk alumni Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera yang memiliki propesi yang lain di luar propesi guru, seperti menjadi wartawan, dan lain sebagainya. Biasanya sesekali mereka diundang untuk memberikan ceramah atau kursus-kursus singkat yang di tujukan kepada para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Hal ini di maksutkan agar para

51

santri memiliki bekal yang memadai sehinga jika kelak mereka telah lulus dan kembali kemasyarakat, mereka mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai.

Strategi lain yang digunakan di pondok pesantren At- Taqwa Pusat Putera yaitu dengan melakukan studi banding ke beberapa Pondok Pesantren di Indonesia hal ini dimaksutkan agar para santri memiliki wawasan dan pengalaman yang cukup luas. Selain itu para santri dapat saling bertukar informasi dan pengalaman demi kemajuan pendidikan yang di cita-citakan.6

Selain itu strategi pembelajaran pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar materi pembelajaran sampai ketujuan adalah dengan melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) di mana santri dituntut memgang peranan dan lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menyediakan atau menciptakan kondisi pembelajaran santri secara terencana dan baik.

Sedangkan metode pengajaran pendidikan agama yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera yaitu menggunakan dua bentuk metode (a) Metode Pendidikan Tradisional, (b) Metode Pendidikan Modern.

a. Metode Pendidikan Tradisional

Metode pendidikan tradisional yaitu merupakan bentuk-bentuk metode pengajaran yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti bandongan, sorongan, wetonan, serta metode-metode tradisional lainnya. Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera metode pengajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama, selama ini menggunakan metode bandongan di mana pengertian dari metode bandongan itu sendiri adalah kiai membaca dan memberi makna apa yang ada dalam kitab kuning, kemudian para santri memberi makna sesuai dengan apa yang disampaikan oleh kiai.7 Sedangkan pelaksanaan metode bandongan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera untuk kelas-kelas 6

Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.

7 M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan Karya

52

dasar seperti tingkat Madrasah Tsanawiyah, metode bandongan diberikan dengan cara guru yang membaca sekaligus memberi makna dari kitab atau buku pelajaran yang berbahasa Arab, setelah itu kemudian ia terangkan maksud bacaannya, sedangkan santri hanya memperhatikan kitab/bukunya sendiri, membuat catatan-catatan (baik arti dan keterangan) tentang kata atau kalimat yang sulit, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir biasanya guru melakukan pengetesan (post-test) dengan cara meminta salah seorang santri untuk membaca kembali pelajaran atau kitab yang telah dipelajari sebelumnya tadi, Evaluasi di akhir satuan pelajaran ini adalah semacam alat untuk mengadakan kontrol atau penilaian sampai di mana penguasaan atau penerimaan murid terhadap pelajaran yang baru saja diberikan. Sedangkan pelaksanaan metode bandongan untuk tingkat Madrasah Aliyah khususnya jurusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Adalah dengan cara santri yang membaca kitab atau buku pelajaran berbahasa Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia, Sedangkan guru hanya sebatas menerangkan saja dari apa yang telah dibaca oleh santri tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena pada malam sebelumnya santri sudah mempersiapkan terlebih dahulu dengan cara mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari/diberikan esok hari dengan bermudzakarah bersama teman-temannya, sedangkan pengertian mudzakarah itu sendiri adalah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas masalah diniyah seperti ibadah (ritual) dan aqidah (teologi) serta masalah agama pada umumnya.8 Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera para santri ketika malam hari melakukan mudzakarah/berdiskusi yang mereka lakukan dengan cara duduk di depan asrama masing-masing dengan diawasi oleh para guru asuh yang bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran untuk esok hari.

b. Metode Pendidikan Modern.

Metode pendidikan modern, yaitu suatu cara penyampaian pelajaran dengan cara-cara modern. Metode pengajaran pendidikan agama yang

8

No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi 10 a. Sangat menarik b. Menarik c. Kurang menarik d. Membosankan 6 37 5 2 12% 74% 10% 4% Jumlah 50 100% 53

digunakan oleh para guru yang mengajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera saat ini telah memakai metode pengajaran modern antara lain terdiri dari metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,9 Metode pemberian tugas (resitasi) serta berbagai macam metode lain yang terdapat dalam teori dan prosedur pendidikan. Metode-metode ini digunakan secara bervariasi sehingga akan membangkit” rasa kebosan santri dalam mengikuti pelajaran. Selain itu penggunaan metode-metode modern tersebut dimaksudkan agar pelajaran- pelajaran yang sedang diberikan dapat lebih cepat mengenai sasaran. Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menjelaskan materi pendidikan agama dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 14

Cara Guru Menjelaskan Materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat menarik, sendangkan sebanyak 74% responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10% respoden menyatakan kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membosankan.

9

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi 11 a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup Baik d. Kurang Baik 10 31 9 0 20% 62% 18% 0% Jumlah 50 100% 54

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 15

Cara Guru dalam Menyampaikan Materi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20% responden menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik sekali, sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18% respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera kurang baik tidak ada.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini

55

Table 16

Metode yang Digunakan Guru dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

12

a. Ceramah dan Tanya Jawab b. SorongandanWetonan c. Diskusi d. Lain-lain 24 2 8 16 48% 4% 16% 32% Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 48% responden menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain- lain.

Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera berkaitan dengan metode yang paling disukai oleh para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Table 17

Metode Pendidkan Agama yang Paling Disukai Santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi

13 a. Ceramah b. Sorongan dan Wetonan c. Diskusi d. Lain-lain 8 4 27 11 16% 8% 54% 22% Jumlah 50 100%

56

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 16% responden menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah metode ceramah, sedangkan sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22% menyatakan metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera lain-lain.

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa

Dokumen terkait