• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Pembinaan Kualitas Pendidik

3. Strategi Pembinaan Kualitas Pendidik

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membina kualitas guru, salah satunya adalah dengan memberdayakan peran MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). Melalui kegiatan ini diharapkan para guru dapat menyebar luaskan upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain sebagai media untuk sharing pengalaman juga berfungsi sebagai kompetisi antar guru dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam bidangnya, misalnya; dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.

Pembinaan kualitas guru dapat juga dilakukan melalui optimalisasi pelaksanaan penelitian yang merupakan kegiatan sistematik dalam rangka merefleksi dan meningkatkan praktik pembelajaran secara terus-menerus sebab berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran berlangsung.44 Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa sebab melalui kegiatan ini guru

43

Danim Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: dari pra-jabatan, induksi, ke profesional madani (Jakarta: Kencana 2011), h. 92-94.

44

Saondi Ondi, Suherman Aris, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT Refika Aditama 2010), h.81.

dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dilakukan dan keterbatasan yang harus diperbaiki.

Pembinaan profesionalisme guru dapat dilaksanakan secara terpadu, konsepsional, dan sistematis. Beberapa pendekatan/strategi yang dapat dilakukan, melalui; pelaksanaan tugas, responsi, penelusuran dan perkembangan diri, dan dukungan sistem.45

a. Pelaksanaan Tugas

Pengembangan kompetensi melalui pelaksanaan tugas pada dasarnya merupakan upaya memadukan antara potensi profesional dengan pelaksanaan tugas-tugas pokoknya. Dengan cara ini, tugas-tugas yang diberikan dalam kegiatan pelaksanaan tugas, secara langsung maupun tidak langsung merupakan upaya peningkatan kompetensi guru. Pendekatan ini sifatnya lebih informal, sudah terkait dengan pelaksanaan tugas sehari-hari. Cara ini sangat tepat dalam berbagai situasi, melalui kegiatan-kegiatan:

1) Kerja kelompok untuk menumbuhkan saling menghormati dan saling memahami;

2) Diskusi kelompok untuk bertukar pikiran dan membahas masalah yang dihadapi bersama;

3) Melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri;

b. Responsi

Responsi adalah salah satu metode pembinaan dengan maksud agar guru dapat lebih memahami peran, fungsi dan tugasnya sebagai guru melalui latihan soal, tanya jawab, dan diskusi. Peningkatan kompetensi melalui responsi dilakukan dalam bentuk suatu interaksi secara formal atau informal yang biasanya dilakukan melalui berbagai interaksi seperti pendidikan dan latihan, seminar, lokakarya, ceramah, konsultasi, studi banding, penggunaan

45

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 131-137.

media, dan forum-forum lainnya. Hal yang dapat menunjang responsi ini adalah apabila para guru berada dalam suasana interaksi sesama guru yang memiliki kesamaan latar belakang dan tugas, misalnya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Dalam pendekatan ini, MGMP sebagai satu wadah para guru mata pelajaran sejenis dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan profesionalisme guru. Melalui MGMP, para guru akan memproleh peluang untuk saling tukar pengetahuan dan pengelaman, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan wawasan dan kualitas diri pribadi serta profesi. MGMP dapat mengembangkan suatu program kerja yang memungkinkan para guru sejenis dapat berkembang, misalnya mendatangkan pakar dalam bidangnya sebagai fasilitator dalam lokakarya, pelatihan, studi kasus, dan sebagainya.

c. Penelusuran dan Perkembangan Diri

Pada dasarnya, peningkatan kompetensi akan sangat tergantung pada kualitas pribadi masing-masing. Kenyataannya, setiap orang memiliki keunikan sendiri-sendiri dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, upaya peningkatan profesionalisme seyogyanya berpusat pada keunikan potensi kepribadian masing-masing. Pendekatan ini dirancang untuk membantu guru agar potensi pribadi dapat berkembang secara optimal dan berkualitas sehingga pada gilirannya dapat membawa kepada perwujudan profesionalisme secara lebih bermakna.

Potensi pribadi merupakan bagian dan keseluruhan kepribadian dalam bentuk kecakapan-kecakapan yang terkandung baik aspek fisik, emosional, maupun intelektual. Apabila potensi pribadi ini dapat dikembangkan secara efektif, maka akan menjadi kecakapan nyata yang secara terpadu membentuk kualitas kepribadian seseorang. Peningkatan kualitas dapat diproleh melalui suatu perencanaan yang sistematis dengan menata dan mengembangkan potensi-potensi pribadi. Perencanaan ini suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam mengenal, menata, dan mengembangkan potensi pribadi agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna.

d. Dukungan Sistem

Perkembangannya kompetensi guru akan banyak tergantung pada kondisi sistem dimana guru bertugas. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas seharusnya berlangsung dalam sistem organisasasi dan manajemen yang kondusif. Untuk hal ini perlu diupayakan agar organisasi dan lingkungan tertata sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu sistem dengan manajemen yang menunjang pengembangan kualitas guru. Manajemen dan sarana penunjang yang memadai sangat diperlukan untuk membentuk lingkungan kerja yang kondusif bagi pelaksanaan tugas yang efektif.

Mengingat besarnya peran guru pada tingkat institusional dan instruksional maka manajemen pendidikan harus memprioritaskan manajemen guru utama yang berkenaan dengan manajemen guru adalah bagaimana menciptakan suatu pengelolaan pendidikan yang memberikan suasana kondusif bagi guru untuk melaksanakan tugas profesinya secara kreatif dan produktif serta memberikan jaminan kesejahteraaan dan pengembangkan karirnya.

Manajemen guru harus mencakup fungsi-fungsi yang berkenaan: (1) profesionalisme, standar, sertifikasi dan pendidikan perajabatan, (2) rekrutmen dan penempatan, (3) promosi dan mutasi, (4) gaji, insentif, dan pelayanan, (5) supervisi dan dukungan profesional.46

Secara lebih teknis dan operasional strategi dan teknik peningkatan profesional guru dapat ditempuh kegiatan-kegiatan berikut:

1) In-house training (IHT), yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.

2) Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan didunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.

3) Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya.

46

4) Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.

5) Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi.

6) Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, melakukan dan mengevaluasi pembelanjaran, dan lain-lain sebagainya.

7) Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.

8) Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi peningkatakan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dalam memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi.

9) Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini dilaksanakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah.

10) Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.

11) Workshop. Dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaan bagi pembelajaran, meningkatkan kompetensi maupun pengembangkan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulim, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.

12) Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.

13) Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat membentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.

14) Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat peraktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.

15) Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat

atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.47

Untuk meningkatkan kualitas guru di sekolah, perlu dirumuskan sebuah instrumen yang jelas dan akurat yang dapat merekam dan menggambarkan indeks kinerja guru selama melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Dokumen terkait