• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab dan Fungsi Kepala Sekolah

BAB II KAJIAN TEORI

C. Pembinaan Kualitas Pendidik oleh Kepala Sekolah

1. Tanggung Jawab dan Fungsi Kepala Sekolah

Sebelum menjelaskan definisi kepala sekolah, terlebih dahulu disajikan

makna dari pemimpin. Vaughan dan Hogg menyatakan “Kepemimpinan adalah

usaha menggerakkan orang lain untuk dapat mencapai tujuan bersama

(kelompok).”52 Selanjutnya Robert E. Coffey menjelaskan “Kepemimpinan

merupakan proses pengarahan, memberi semangat dan tenaga kepada bawahan,

menyepakati komitmen, sebagaimana diharapkan pemimpin.”53

Ngalim Purwanto mengemukakan kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok menuju ke arah tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok hingga tercapai tujuan-tujuan dari kelompok itu secara bersama. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto secara umum menyatakan:

Pemimpin adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan bila perlu memaksa orang lain agar ia mau menerima pengaruh selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.54

Soewadji menyatakan “Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan

yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu

pendidikan disekolah.”55

Berkembangnya kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional di antara guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memiliki kekuasaan penuh membawa bawahannya untuk mencapai tujuan

52

Bedjo Sudjanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, (Jakarta: IKAPI, 2007), h. 67.

53

Ibid, h. 69.

54

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervsi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet. 2, h. 1.

55

Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggng Jawabnya, (Salatiga: Kanisius, 1994), h. 60.

yang telah diprogramkan bersama sesuai dengan norma yang berlaku, secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima pembelajaran.

Kepala sekolah sebagai pelaksana kepemimpinan di sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. 56 Keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam penerapan kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang kurikulum . b. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang public relation.

c. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan guru dan murid. d. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang personalia.

e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personalia di bidang non pengajaran. f. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan bimbingan. g. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan sekolah lain. h. Kepala sekolah adalah pemimpin dalam artikulasi dengan sekolah-sekolah

lain.

i. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah sekolah dan perlengkapan.

j. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.

Kepala sekolah adalah orang memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab yang besar, sehingga dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah tidak hanya satu bidang akan tetapi meliputi banyak bidang terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.

56

Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru akan ditimbulkan harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan.

Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut: 57

a. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)

Dalam melakukan fungsi sebagai Educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, serta team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Sumidjo mengemukakan, “Bahwa dalam memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu

dilaksanakan.”58

Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.

Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai pendidik dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, mengikutsertakan guru-guru dalam penataran untuk menambah wawasan para guru. Kedua, kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian

57

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 98-120.

58

hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah.

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Dalam rangka melakukan peranan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memilliki strategi yang tepat untuk memperdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.

Kemampuan menyususn program sekolah harus diwujudkan dalam (1) pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; (2) pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga samapi lima tahun; (3) pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun (program tahunan), termasuk pengembangan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah) dan ABS (Anggaran Biaya Sekolah). Dalam hal itu, kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodic, sistemik, dan sistematik.

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional berikut. 1) Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam penyususnan

kelengkapan data admisitrasi pembelajaran, bimbingna konseling, kegiatan praktikum, dan kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan. 2) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan

dalam penyususnan kelengkapan data administrasi peserta didik, kegiatan ekstrakulikuler, dan hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik. 3) Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam

pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru, tenaga kependidikan non guru (pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah, dan teknisi).

4) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, meubeler, alat mesin kantor, buku atau tambahan pustaka, alat laboratorium, alat bengkel, dan workshop.

5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat ke luar, surat keputusan, dan surat edaran.

6) Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, keuangan yang bersumber dari pemerintah yakni uang yang harus dipertanggungjawabkan, dan dana bantuan operasional.

d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisien dan efektivitas pembelajaran. Oleh Karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Kepala sekolah sebagai supervisi, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan control agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyususn program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kulikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, labolatorium, dan ujian.

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip:

1) Hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan hirarkis; 2) Dilaksanakan secara demokratis;

3) Berpusat pada tenaga pendidik;

4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga pendidik; 5) Merupakan bantuan professional.

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo

mengemukakan, “Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter

khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan

pengawasan.”59

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader

dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.

f. Kepala Sekolah sebagai Inovator

Sebagai inovator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel. Kepala sekolah harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

59

melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat belajar (PSB).

1) Pengaturan lingkungan fisik. Lingkungan yang kondusif akan menumbuhkan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mampu membangkitkan motivasi tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal.

2) Pengaturan suasana kerja. Suasana kerja yang tenang dan menyenangkan juga kan membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan para tenaga kependidikan, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.

3) Displin. Kepala sekolah harus berusaha menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan produktifitas sekolah. Beberapa strategi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam membina disiplin para tenaga kependidikan, yaitu:

a) Membantu para tenaga kependidikan dalam mengembangkan pola perilakunya.

b) Membantu para tenaga kependidikan dalam meningkatkan standar perilakunya.

c) Melaksanakan semua aturan yang telah disepakati bersama.

4) Dorongan. Motivasi merupakan faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor lain ke aras efektifitas kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan keprofesionalismenya. Prinsip tersebut ialah:

yang dilakukannya menarik dan menyenangkan.

b) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan di bekerja.

c) Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya.

d) Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.

e) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memerhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memerhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.

5) Penghargaan. Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidiian, dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Mellaui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif.

Dokumen terkait