• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4 Peta lokasi penelitian

III. KELOMPOK TERSIER

5.5. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Wilayah dan Strategi Pengembangannya di Kabupaten Raja Ampat

5.5.4. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata Bahar

Berdasarkan studi literature atau hasil-hasil penelitian tentang pengembangan pariwisata bahari yang sedang berlangsung di Kepulauan Raja Ampat dari Tahun 1998-2007, maka dapat menentukkan faktor internal dan eksternal (Tabel 33 dan 34).

Tabel 33. Faktor Strategi Internal Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata Bahari di Kepuluan Raja Ampat Provinsi Papua Barat.

Faktor-faktor Strategi Internal A. Kekuatan

1. Keindahan pulau, pasir, hutan dan bawah laut 2. Karakteristik pantai: pantai berpasir putih

3. Perairan di Kepulauan Raja Ampat diusulkan sebagai Lokasi Warisan Dunia (World Herritage Site) oleh Pemerintah Indonesia.

4. Kepulauan Raja Ampat dinobatkan sebagai daerah keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia

5. Kejernihan atau kecerahan air di perairan Raja Ampat berkisar antara 4 – 23 meter dengan rata-rata kejernihan 12,91 meter.

6. Banyaknya lokasi penyelaman yang mempunyai kedalaman sama 7. Variasi kegiatan seperti menyelam, snorkling, berenang dan lainnya 8. Kebersihan laut

9. Keunikan sumberdaya alam (terumbu karang, ikan dan lainnya) 10. Banyak spesies endemik (ikan dan terumbu karang dan lain-lain) 11. Banyak pulau dengan bentuk kars dan atol yang indah yaitu 610 pulau 12. Kebersihan udara dan lokasi penyelaman

13. Keamanan dan keselamatan penyelaman 14. Banyaknya potensi sumberdaya alam 15. Keutuhan potensi

16. Kenyamanan dan keamanan

17. Partisipasi LSM, Pemerintah dan Masyarakat 18. Penelitian ilmiah dan riset

19. Adanya investor (investasi) yaitu adanya PT.Papua Diving B. Kelemahan

1. Tingginya kegiatan eksplorasi ekstraktif yang kurang bijaksana seperti penangkapan ikan dengan sianida (potasium) dan penangkapan ikan berlebihan (over fishing) serta pengeboman ikan sehingga merusak ekosistem terumbu karang

2. Pemanfaatan daging penyu secara berlebihan selama pesta adat dan perkawinan

3. Pencurian ikan

4. Penambangan Nikel dapat merubah kondisi geologi lingkungan seperti estetika/keindahan, erosi dan pencemaran air laut

5. Kerawanan kawasan

6. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi 7. Mata pencaharian penduduk bertani dan nelayan

8. Tingkat pendidikan masyarakat lokal rendah

9. Persepsi masyarakat rendah terhadap pengelolaan SDA

10. Rendahnya penegakan hukum yang diterapkan oleh pemerintah daerah 11. Rencana Tata Ruang Wilayah yang kurang didasarkan pada kondisi

wilayah Raja Ampat yang sebagian besar merupakan ekosistem laut 12. SDM yang sangat terbatas dan kemampuan berbahasa yang kurang 13. Kelayakan air untuk dikonsumsi masih kurang

14. Kurangnya sarana prasarana

15. Saling klaim hak ulayat antara suku yang satu dengan suku yang lainnya 16. Belum adanya perda tentang pariwisata terutama retribusi & pajak daerah

Tabel 34. Faktor Strategi Eksternal Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata Bahari di Kepuluan Raja Ampat Provinsi Papua Barat.

Faktor-faktor Strategi Eksternal A. Peluang

1. Jumlah penduduk Raja Ampat 34.562 jiwa pada Tahun 2007 2. Tingkat kebutuhan wisata yang terus meningkat

3. Jumlah wisatawan mancanegara ± 700 orang per tahun

4. Jarak Pintu Gerbang Udara (Bandara Eduar Osok Sorong) ke lokasi wisata 36 mil dan 1,30 menit dengan menggunakan speed boat

5. Jarak tempuh ke objek wisata bahari dari ibukota Kabupaten Raja Ampat di Waisai 30 menit dengan jarak 7 km2

6. Kepulauan Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Papua New Guinea dan Australia sehingga merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.

7. Akomodasi yang cukup tersedia (PT.Papua Diving) B. Ancaman

1. Gelombang laut atau ombak yang besar pada musim kemarau dengan ketinggian yang berkisar antara 0 – 1,7 meter

2. Frekwensi kapal atau speed boat yang kurang memadai 3. Percepatan angin pada musim kemarau yang tinggi

4. Adanya bahaya geologi karena banyak patahan dan pusat gempa (mengakibatkan tsunami). Pulau-pulau yang dikategorikan ke dalam kategori dengan nilai Intensitas Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) antara lain Pulau Waigeo, Pulau Gag, Pulau Gam, Kawe dan Misool 5. Suhu di Perairan Raja Ampat berkisar 27.01 – 34.97˚C, rata-rata 29.16˚C. 6. Salinitas di lapisan permukaan Perairan Raja Ampat rata-rata 33,91˚/˚˚ dan

salinitas kedalaman 10 meter rata-rata 34,15˚/˚˚

Setelah faktor internal dan eksternal diketahui, langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor internal eksternal dalam matriks SWOT (Tabel 34). Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Tabel 35. Matrik Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata Bahari di Kepuluan Raja Ampat Provinsi Papua Barat

Unsur Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Unsur Eksternal

1. keindahan

2. karakteristik pantai 3. lokasi warisan dunia 4. keanekaragaman hayati

laut terkaya di dunia 5. kejernihan air 6. banyaknya lokasi

penyelaman

7. variasi kegiatan wisata 8. budaya masyarakat lokal 9. kebersihan laut

10.keunikan SDA

11.banyak spesies endemik 12.ada 610 pulau

13.kebersihan udara dan lokasi penyelaman 14. keamanan dan

keselamatan penyelam 15.banyak potensi SDA 16.keutuhan potensi 17.kenyamanan & keamanan 18.partisipasi pemerintah masyarakat dan LSM 19.investor

1. tingginya eksplorasi SDA 2. pencemaran laut

3. pemanfaatan daging penyu 4. pencurian ikan 5. rusaknya lingkungan akibat penambangan 6. kerawanan kawasan 7. tingkat pengangguran 8. mata pencaharian penduduk

9. tingkat pendidikan rendah 10. persepsi rendah

11. penegakan hukum rendah 12. RTRW kurang

didasarkan pada ekosistem laut 13. SDM dan kemampuan

berbahasa kurang 14. air bersih yang kurang 15. kurangnya sarana

prasarana

16. saling klaim hak ulayat 17. belum adanya perda

pariwisata

Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)

1. jumlah penduduk 2. kebutuhan wisata 3. jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung 4. jarak dari bandara 5. jarak tempuh ke objek 6. terletak di jantung pusat

segitiga karang dunia

(Coral Triangle)

7. akomodasi yang cukup memadai

1. pengelolaan kelestarian SDA

2. mengembangkan budaya- budaya masyarakat yang berkaitan dengan dunia pariwisata 3. peningkatan kenyamanan terhadap wisatawan 1. pengawasan terhadap kelestarian SDA 2. peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) penduduk Raja Ampat 3. membangun infrastruktur dasar (sarana prasarana) yang memadai

Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT)

1. frekwensi transportasi yang kurang memadai 2. gelombang/ombak yang

besar

3. percepatan angin tinggi pada musim kemarau 4. bahaya geologi dan

pusat gempa (tsunami) 5. suhu di musim kemarau 6. salinitas yang tinggi

1. peningkatan promosi produk wisata bahari 2. pengadaan transportasi

laut yang

berkesinambungan

1. pembinaan dan penyuluhan bagi masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam pelayanan pariwisata bahari dan pemeliharaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Berdasarkan alternatif strategi dalam analisis SWOT, pengelolaan dan pengembangan pariwisata bahari di Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat, maka priorotas pengelolaan dan pengembangan pariwisata bahari di Kepuluan Raja Ampat adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan dan pengawasan terhadap kelestarian sumberdaya alam 2. Peningkatan kenyamanan terhadap wisatawan

3. Peningkatan promosi produk wisata bahari

4. Peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) penduduk Raja Ampat 5. Membangun infrastruktur dasar (sarana prasarana) yang memadai

6. Mengembangkan budaya-budaya masyarakat yang berkaitan dengan dunia pariwisata

7. Pengadaan transportasi laut yang berkesinambungan

8. Pembinaan dan penyuluhan bagi masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam pelayanan pariwisata bahari dan pemeliharaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Pengelolaan dan Pengawasan terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam

Dampak pembangunan ekonomi mempunyai sisi ganda yaitu sisi cerah dan sisi curam. Dampak yang cerah ialah dampak postifnya terhadap masyarakat dan sisi curamnya adalah dampak negatifnya terhadap lingkungan. Karena dua faktor ini saling terkait dan berinteraksi, maka perhatian terhadap lingkungan alam sekitar juga akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Yakin, 1997).

Pengelolaan dan pengawasan kelestarian sumberdaya alam sangat penting dalam pengembangan wisata bahari di Kepulauan Raja Ampat, hal ini didasarkan bahwa Kepulauan Raja Ampat yang terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Papua New Guinea dan Australia sehingga merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini. Oleh karena itu, pengawasan kelestarian sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan hidup secara tepat merupakan salah satu prasyarat terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Kabupaten Raja Ampat yang sebagian besar terdiri dari laut ini memiliki keanekaragaman

kekayaan laut mulai dari jenis-jenis ikan, terumbu karang dan kawasan yang merupakan habitat bagi berkembangbiaknya berbagai biota laut yang telah dikenal di mancanegara.

Kabupaten Raja Ampat kaya dengan keanekaragaman hayati yang unik dan spesies-spesies endemik, baik flora maupun fauna. Hal ini menjadikan Kepulauan Raja Ampat sebagai area prioritas untuk kegiatan konservasi. Kawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah dan diusulkan berupa rekomendasi bupati merupakan rekomendasi bupati, yang semuanya berupa kawasan konservasi perairan/laut (Anonimous, 2006). Penetapan kawasan ini sebagai kawasan konservasi karena keadaan alamnya yang khas dan kaya akan sumberdaya alam perairan (berbagai jenis terumbu karang, ikan, moluska dan lainnya). Penetapan strategi pengawasan terhadap kelestarian sumberdaya alam ini dalam rangka pengembangan wisata bahari di Kepulauan Raja Ampat selaras dengan pendapat Gunn (1993) diacu Lawaherilla (2002) yang mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata dikatakan baik dan berhasil apabila didasarkan kepada empat aspek yaitu: 1) mempertahankan kelestarian lingkungannya, 2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, 3) menjamin kepuasaan pengunjung, dan 4) meningkatkan keterpaduan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zona pengembangannya.

Pengembangan ekonomi yang menitikberatkan pada pertumbuhan sering bertentangan dengan prinsip pelestarian lingkungan, sehingga sering dikatakan bahwa antara pembangunan ekonomi dan lingkungan terkesan kontradiktif. Akan tetapi hal tersebut tidak selalu benar, karena dua kepentingan ini bisa saling berinteraksi sehingga kepentingan ekonomi dan lingkungan bisa sama-sama tercapai (Yakin, 1997).

Peningkatan Kenyamanan terhadap Wisatawan dan Promosi Produk Wisata

Program pengadaan sarana dan prasarana diadakan untuk mendukung kenyamanan dan pelayanan kepada wisatawan guna peningkatan minat wisatawan berkunjung ke kawasan Kepulauan Raja Ampat. Sarana prasarana yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan pusat informasi

Pengadaan ini diperlukan guna memudahkan wisatawan untuk merencanakan perjalanan dan menggunakan waktu mereka dengan sebaik-baiknya. Informasi ini mencakup semua kegiatan yang ditawarkan dan potensi sumberdaya alam (bahari) yang ada di Kepulauan Raja Ampat, berbagai fasilitas yang mendukung seperti penginapan atau tempat perkemahan juga dicantumkan di pusat informasi ini. Untuk memberikan informasi yang jelas dan baik diperlukan peta detail dari objek-objek wisata bahari (lokasi penyelaman dan lokasi wisata lainnya), sehingga lokasi yang ditunjukkan dapat menjadi minat wisatawan. Dalam informasi ini dilengkapi jarak tempuh, lama perjalanan, kedalaman penyelaman, kesulitan medan dan bahaya yang mungkin dihadapi. Selayaknya pembangunan pusat informasi diadakan di Jakarta, Bali, Makassar dan Manado sebagai pusat kunjungan wisatawan mancanegara secara umum dan secara khusus dalam hal ini Kota Sorong (Bandara Eduar Osok) sebagai ajang promosi.

b. Penambahan Sarana Komunikasi

Komunikasi sangat diperlukan untuk memberikan informasi dan bantuan dengan cepat apabila terjadi kecelakaan atau bahaya. Pemakaian handphone belum memungkinkan karena tidak ada signal, kecuali yang mempunyai langganan operator satelit tertentu. Oleh karena itu, diharapkan pengadaan tower signal suatu operator handphone sangat diperlukan di setiap Distrik atau pulau yang strategis. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat diharapkan menjalin kerjasama dengan pihak telkom atau operator lain dalam melaksanakan pembangunan tower signal ini. Pengadaan sarana komunikasi ini dilakukan secara bertahap, untuk memaksimalkan fungsi dari sarana komunikasi tersebut.

Perbaikkan Mutu Sumberdaya Manusia Penduduk Raja Ampat

Pemerintah sering memberikan konsep-konsep pembangunan kepada masyarakat yang bukan menjadi kebutuhan pada rakyat setempat, hal ini disebabkan perumusan konsep kebutuhan tersebut tidak melibatkan masyarakat secara langsung. Menyikapi hal ini, masyarakat dituntut kritis dalam menilai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Melalui pendidikan formal dan informal yang ditawarkan kepada masyarakat, dapat membuat pengetahuan

individu dan masyarakat meningkat dan mampu menyikapi dengan bijaksana tentang kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata bahari di Kepulauan Raja Ampat.

Menurut Baum dan Tolbert (1983) diacu Bengen (2004), pendidikan memiliki makna strategis bagi kemajuan suatu bangsa di masa mendatang. Negara-negara yang berhasil dalam pembangunannya ternyata memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sumberdaya manusia di sektor pendidikan. Lebih lanjut Bengen (2004) berpendapat bahwa indikasi pendidikan berperan dalam memperlancar proses alih dan penciptaan teknologi, memberikan gambaran bahwa investasi yang tinggi pada pendidikan adalah prasyarat yang harus dikerjakan terlebih dahulu dalam proses modernisasi, guna mendukung investasi pada modal fisik.

Langkah-langkah teknis dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang bisa diterapkan di Kepulauan Raja Ampat guna mendukung pengembangan pariwisata adalah : (1) penyuluhan, kursus dan pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat kepulauan merupakan salah satu jurang utama pengembangan pembangunan berkelanjutan. (2) Pendampingan dan advokasi, proses untuk mentransfer ilmu pengetahuan, informasi dan berbagai ketrampilan bisa dilakukan dengan upaya-upaya yang jelas. (3) Rekomendasi kebijakan operasional. Unsur paling substansial adalah kebijakan. Mekanisme pengambilan kebijakan, proses yang ditempuh, maupun pemahaman yang luas dari para pengambil kebijakan adalah hal yang perlu dipadukan. (4) Aplikasi teknologi ramah lingkungan, difokuskan pada kebutuhan masyarakat kepulauan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam memanfaatkan sumberdaya bahari dan pesisir secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistemnya.

Membangun Infrastruktur Dasar (Sarana Prasarana) yang Memadai

Untuk menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara, perlu adanya pembangunan infrastruktur dasar (sarana prasarana) pariwisata yang memadai oleh Pemerintah Raja Ampat. Infrastruktur dasar tersebut seperti membangun prasarana jalan dan jembatan, pengadaan transportasi berupa kapal penumpang, speed boot dan membangun dermaga, membangun

sarana listrik di setiap distrik. Membangun sarana telekomunikasi, prasarana pasar, lembaga keuangan berupa perbankan, serta kerjasama dengan pihak swasta atau investor untuk membangun hotel, restoran, sarana rekreasi pantai dan daratan, sarana hiburan, olah raga dan arena atraksi budaya serta usaha pariwisata lainnya harus menyesuaikan dengan kondisi alam dan memperhatikan kelestariannya.

Mengembangkan Budaya-Budaya Masyarakat yang Berkaitan dengan Dunia Pariwisata

Budaya tarian adat yang unik dan kesenian suling tambur masyarakat perlu dikembangkan untuk mendukung pengembangan wisata bahari di Kabupaten Raja Ampat. Dimana kebanyakan wisatawan mancanegara selain menikmati keindahan alam bawah laut, mereka juga menikmati tarian-tarian adat yang unik dan menarik.

Pengadaan Transportasi Umum yang Berkesinambungan

Pengadaan transportasi umum yang berkesinambungan ditujukan untuk memudahkan pelayanan hubungan, sehingga setiap hari layanan transportasi tersedia dalam jumlah yang banyak, ini sangat berkaitan dengan promosi dan pelayanan yang diberikan. Sulitnya suatu lokasi objek wisata yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas, dengan sendirinya mematikan produk wisata itu sendiri.

Kabupaten Raja Ampat terdiri dari pulau-pulau dengan wilayah laut yang lebih luas dari daratan sehingga transpotasi laut lebih diutamakan bila dibandingkan dengan transportasi darat. Oleh karena itu, diharapkan Pemerintah Raja Ampat membangunan sarana prasarana yang mendukung seperti dermaga atau pelabuhan dan bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengoperasikan kapal-kapal penumpang yang banyak dan berkesinambungan sehingga pelayanan aksebilitas dengan mudah dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan.

Pembinaan dan Penyuluhan bagi Masyarakat Lokal

Pembinaan dan penyuluhan bagi masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam pelayanan pariwisata bahari dan pemeliharaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup mutlak dilaksanakan. Ini erat kaitannya dengan mata

pencaharian masyarakat lokal sebagai nelayan sehingga aktivitas hariannya berhubungan langsung dengan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan bahari dan pesisir Kepulauan Raja Ampat. Dengan adanya penyuluhan dan pembinaan yang terus menerus diharapkan masyarakat dapat mengerti betapa pentingnya keberadaan sumberdaya alam dalam menunjang perekonomian wilayah kepulauan lewat kegiatan pariwisata dan mempunyai rasa memiliki untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Menurut Dahuri (1998), pengembangan sumberdaya manusia hendaknya diarahkan untuk memenuhi kelemahan di tiga bidang utama, yaitu: 1) pengelolaan eksplorasi dan produksi sumberdaya alam, 2) pengelolaan pencemaran, 3) pengelolaan bentang alam, rekayasa dan konstruksi, dan 4) pendekatan sistem dan interdisipliner untuk perencanaan dan pengelolaan secara terpadu.

Pariwisata terkendali merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan penerimaan daerah dengan tetap memprioritaskan pada kelestarian lingkungan hidup dan alam untuk melangsungkan kehidupan seperti aslinya. Hal ini dapat dilaksanakan apabila peran serta masyarakat sudah optimal untuk menjaga sumberdaya alam secara langsung dan menikmati hasil dari pengelolaan sumberdaya alam tersebut.