• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi penanganan risiko merupakan siasat untuk melindungi aset dan kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil dengan mengurangi ancaman kerugian akibat dari peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Strategi pengelolaan yang disiapkan secara rinci dan spesifik dapat membantu perusahaan dalam menekan dan meminimalisasi besaran risiko yang dihadapi perusahaan. Sehingga pada akhirnya seluruh target dan harapan penerimaan yang sudah disiapkan pada proses perencanaan dapat dicapai dengan baik. Namun sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu menyusun strategi penanganan risiko dengan baik akan berdampak terhadap bertambahnya besaran kerugian yang pada akhirnya dapat mengurangi penerimaan perusahaan.

Analisis risiko yang merupakan rangkaian usaha penanganan dan pengendalian tingginya nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan menempatkan kegiatan penyusunan strategi penanganan risiko ini sebagai langkah final atau tahapan terakhir. Artinya, tahapan strategi penanganan risiko ini merupakan kajian aplikatif yang harus diterapkan apabila perusahaan hendak mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Strategi penanganan risiko yang disusun merupakan bentuk kajian yang diambil berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi pada perusahaan.

Dari identifikasi risiko yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada PT Istana Alam Dewi Tara mengalami risiko produksi dalam usaha perbanyakan tanaman hias Dipladenia crimson. Risiko produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perubahan cuaca dan iklim serta serangan hama dan penyakit.

73 Dilakukan pengukuran terhadap risiko produksi tersebut dan diperoleh hasil sebesar 0,445. Nilai tersebut merupakan kerugian yang dihadapi atas perolehan hasil produksi dengan adanya risiko produksi. Dari data diatas, maka dapat ditentukan strategi dalam menangani risiko produksi pada usaha perbanyakan tanaman hias Dipladenia crimson.

Strategi penanganan risiko yang telah di terapkan PT Istana Alam Dewi Tara adalah pengendalian hama dan penyakit, melakukan kemitraan serta menjalankan job description. Namun, masih terdapat strategi yang belum optimal dalam mengusahakan tanaman hias Dipladenia crimson.

Dalam kajian ini, strategi penanganan risiko produksi yang dapat dijadikan masukan bagi PT Istana Alam Dewi Tara sebagai alternatif penanganan, yaitu strategi preventif. Strategi preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Preventif dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

a. Membuat (memperbaiki) sistem dan prosedur b. Mengembangkan sumberdaya manusia c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik.

Strategi preventif merupakan strategi penanganan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko, strategi preventif yang dapat dilakukan pada PT Istana Alam Dewi Tara untuk perbanyakan tanaman hias Dipladenia crimson

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan penyiraman secara tepat jika terjadi kondisi cuaca buruk dengan mengatur timer sprinkle sesuai kebutuhan air. Dimana pada saat kemarau berlangsung, sebaiknya dilakukan pengaturan waktu penyiraman lebih sering jika dibandingkan dengan waktu penyiraman yang dilakukan saat kondisi hujan. Saat musim kemarau pengaturan waktu penyiraman sebaaiknya dilakukan setiap 5 menit sekali dan selama 15 detik, namun jika terjadi musim hujan maka waktu penyiraman dilakukan setiap 15 menit sekali dan selama 5 detik.

b. Dari hasil pengamatan di lapang, dilihat bahwa area tempat produksi tanaman hias Dipladenia crimson tumbuh tanaman-tanaman liar seperti rumput liar atau gulma, hal ini kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Kondisi

74 ini dapat menyebabkan hama dan penyakit banyak menyerang tanaman yang berada di sekitar gulma. Untuk itu, perlu dilakukan pembersihan gulma atau rumput liar secara rutin.

Pada pot yang berdiameter 20 cm atau disaat umur tanaman hias Dipladenia crimson 4 sampai 5 bulan, di letakkan di area terbuka sehingga tanaman terkena langsung sinar matahari dan hujan. Hal ini yang menyebabkan tanaman mudah terserang gulma atau rumput liar. Strategi preventif yang sebaiknya dilakukan yaitu membersihkan area pertanaman dari gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar area. Hal ini bertujuan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman hias

Dipladenia crimson.

c. Dalam melakukan perbanyakan sebaiknya pemilihan bibit yang akan distek lebih diperhatikan. Dimana pemilihan bibit untuk penyetekan dilakukan pada bibit yang tidak terlalu tua. Saat penyetekan pucuk sebaiknya pilih pucuk yang masih mudah dengan ukuran panjang kurang lebih 5 cm, karena bibit tersebut bersifat mudah berakar.

d. Selain memperhatikan bibit tanaman untuk perbanyakan sebaiknya alat yang digunakan dalam perbanyakkan juga perlu diperhatikan. Sebelum melakukan perbanyakan, peralatan yang akan digunakan hendaknya disterilkan terlebih dahulu. Dari pengamatan di lapang, didapat bahwa pernah ada tenaga kerja lapang melakukan kegiatan perbanyakan tanaman menggunakan peralatan yang tidak steril atau menggunakan alat yang telah dipakai untuk perbanyakan tanaman lain tanpa melakukan pencucian terlebih dahulu. Peralatan tersebut secara tidak langsung dapat membawa kotoran atau penyakit yang didapat dari tanaman lain. Sehingga penyakit yang terbawa oleh peralatan yang tidak steril tersebut dapat menempel pada tanaman yang akan dilakukan perbanyakan. Hal ini sangat berdampak pada kualitas tanaman Dipladenia crimson yang diperbanyak. Untuk itu, mensterilkan peralatan sangat dibutuhkan sebelum melakukan kegiatan perbanyakan tanaman. Hal ini dilakukankarena peralatan yang tidak steril dapat membawa penyakit bagi tanaman yang akan diperbanyak dan dapat menimbulkan kematian pada tanaman. Melakukan perbaikan dengan segera peralatan dan

75 bangunan seperti greenhouse dari kebocoran. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman hias Dipladenia crimson yang dihasilkan. Selain itu, perawatan peralatan dan bangunan juga perlu dilakukan agar peralatan dan bangunan tetap terjaga dengan baik. Perusahaan juga menggunakan molen sebagai pengaduk media untuk semua jenis tanaman, molen yang digunakan terlihat kotor dan berkarat, hal ini menyebabkan media tanam tidak steril dan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman hias terhambat. Sebaiknya perusahaan melakukan pembersihan terhadap molen atau pembaharuan alat.

e. Mengoptimalkan pelaksanaan manajemen perusahaan dengan baik, sehingga diharapkan setiap tenaga kerja dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan

job description yang diberikan oleh perusahaan. Manager produksi sebagai pengambil keputusan dalam kegiatan produksi harus dapat bersikap tegas dalam mengarahkan dan membimbing para karyawan lapang dalam melakukan kegiatan produksi tanaman hias Dipladenia crimson. Hal ini dilakukan agar para karyawan dapat bekerja lebih disiplin dan berhati-hati lagi dalam melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi

76

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

PT Istana Alam Dewi Tara menghadapi risiko produksi dalam pengusahaan tanaman hias Dipladenia crimson. Risiko ini dapat dilihat dari fluktuasi produksi pada perbanyakan tanaman hias Dipladenia crimson. Risiko produksi tersebut mengakibatkan kerugian yang ditanggung perusahaan. Dengan adanya risiko dalam kegiatan produksi berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman hias yang didapat dari hasil perbanyakan tanaman. Risiko produksi terjadi karena ada sumber-sumber risiko yang mempengaruhinya. Adapun sumber-sumber risiko yang ada pada PT Istana Alam Dewi Tara adalah perubahan cuaca atau iklim, serangan hama dan penyakit, bibit tanaman yang kurang baik, kondisi peralatan dan bangunan yang kurang memadai, serta tenaga kerja yang kurang terampil dan disiplin.

Berdasarkan hasil penilaian risiko dengan menggunakan variance, standard deviation dan coefficient variation. Diketahui bahwa perbanyakan Dipladenia crimson mengalami risiko produksi sebesar 0,445. Hal ini berarti setiap satu satuan rupiah yang diperoleh akan menghasilkan risiko sebesar 0,445.

Adanya risiko yang terdapat pada kegiatan produksi tanaman hias Dipladenia crimson, diperlukan upaya atau penanganan yang tepat untuk meminimalkan risiko produksi. Upaya atau penanganan yang dapat meminimalkan risiko adalah dengan melakukan perbaikan dan perawatan peralatan dan bangunan, mengoptimalkan pelaksanaan manajemen perusahaan, melakukan pembersihan gulma atau rumput liar pada area perbanyakan tanaman Dipladenia crimson, serta melakukan sterilisasi peralatan sebelum melakukan kegiatan perbanyakan tanaman Dipladenia crimson. Dengan adanya strategi pengelolaan risiko yang tepat, diharapkan dapat meminimalkan risiko produksi yang terdapat pada perusahaan dalam upaya memaksimumkan keuntungan perusahaan.

7.2 Saran

Agar dapat meminimalkan risiko produksi, sebaiknya perusahaan lebih dapat mengenali risiko yang terjadi sehingga dapat melakukan tindakan dengan tepat untuk mengurangi risiko tersebut. Selain itu, kegiatan pengusahaan tanaman hias

77

Dipladenia crimson yang sedang berjalan, hendaknya dijalankan sesuai dengan

job description masing-masing bagian pekerjaan. Agar terhindar dari pekerjaan yang kurang disiplin dan kurang berhati-hati. Manager produksi hendaknya memberikan kesadaran bagi para karyawan untuk bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Selain itu, hendaknya perusahaan membuat perencaan dan pengelolaan kegiatan dengan baik dari kegiatan yang akan dilakukan.

iii

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS

DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA