• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Industri Kecil Dengan memilih strategi pengembangan yang tepat dalam pengelolaan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Strategi Pengembangan Industri Kecil Dengan memilih strategi pengembangan yang tepat dalam pengelolaan

industri kecil akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun internasional. Atmadji dan Djoseno Ranupandoyo dalam Studi Perkembangan Usaha dan Investasi Pengaruhnya pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah Indonesia menyatakan bahwa Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melakukan beberapa upaya dalam menghadapi persaingan pasar bebas yaitu dengan menggembangkan Usaha Kecil Menengah yang mengacu pada beberapa hal antara lain:

a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UKM secara sistematik, mandiri dan berkelanjutan.

b. Mempermudah perijinan pajak, dan retribusi lainnya.

c. Mempermudah akses pada bahan baku, teknologi, informasi.

d. Menyediakan bantuan teknis (pelatihan penelitian) dan manajemen melalui BDSP (Business Development Service Program)

e. Mendorong BDSP untuk masing-masing memiliki keahlian.

f. Menciptakan sistem penjamin kredit (financial guarantee System) yang terutama disponsori oleh pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996) ada beberapa aspek yang perlu di tingkatkan untuk mengembangkan strategi yaitu antara lain:

a. Modal

Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar. Perbedaan fungsional antara modal kerja dan modal tetap menurut (Bambang Riyanto 1995) adalah:

1) Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhannya. Sedangkan modal tetap, sekali diberi tidak mudah dikurangi atau diperkecil.

2) Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka waktu tertentu, karena elemen-elemen dari modal tetap tidak

commit to user segera mengalami perubahan.

3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Menurut (Bambang Riyanto, 1995: 57) “Beberapa konsep pengertian modal kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional”. Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

2) Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar–benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar (net working capital).

3) Konsep Fungsional

Dalam konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi sekarang ini memperlihatkan perkembangan ke berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di berbagai bidang. Selain itu, perkembangan tidak selalu teratur. Adakalanya perkembangan menemui jalan buntu dan gagal. Apabila terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perkembangan baru tidak jarang teknologi yang lama terhenti.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kegiatan pemasaran karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama cara hidup dan pola konsumsinya. Misalnya, dengan diketemukannya alat hitung menghitung berawal dari abacus ( cipoa ), diperbaiki yang langsung dan tak langsung akan mempengaruhi kegiatan usaha yang ditekuninya. Perkembangan teknologi menyebabkan tambahan produksi dengan sumber-sumber yang sama ataupun jumlah output yang sama tetapi dengan input yang lebih sedikit, atau mungkin pula berupa barang-barang yang baru yang punya kegunaan yang lebih banyak.

Menurut Irawan dan M.Suparmoko (2002) teknologi dalam kehidupan sehari-hari ialah ” suatu perubahan dalam fungsi yang tampak dalam teknik produksi yang ada”.

c. Manajeman Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya dalam proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang dialihbahasakan oleh (T. Hani Handoko, 2003:8) sebagai berikut:

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Fungsi Manajemen antara lain:

1) Forecasting: Kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi apabila sesuatu dikerjakan.

2) Planning: Penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

3) Organizing: Pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.

commit to user

4) Staffing: Penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru, latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.

5) Directing:Usaha memberikan bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

6) Leading: Pekerjaan manager untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

7) Coordinating: Menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.

8) Motivating: Pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.

9) Controling: Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

10)Reporting: Penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan. d. Pasar

Pada saat sekarang peranan pasar masa kini sangatlah penting. Untuk menekan harga pokok, perusahaan industri menghasilkan barang secara massal karena dalam proses produksinya menggunakan mesin- mesin sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak yang mungkin lebih banyak dari yang dibutuhkan dengan waktu yang relatif singkat. Adanya pasar bagi barang-barang hasil produksinya sangatlah berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pada pasar tersebut produsen dan konsumen bertemu dan berkomunikasi. Melalui mekanisme pasar produsen mengajukan penawaran (supply) atas produknya dan melalui mekanisme pasar pula konsumen mengajukan permintaan (demand). Adanya tindakan penawaran dan permintaan akan dapat menimbulkan harga dan kesesuaian harga akan menimbulkan jual beli. Transaksi jual beli akan menimbulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keuntungan yang akan dapat menutupi biaya produksi serta menambah modal perusahaan.

Pasar adalah salah satu dari berbagai system, institusi, prosedur, hubungan social dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. (Suyadi Prawirosentono 2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dalam rangka pemindahan hak atas barang atau jasa yang dijadikan objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit. Pasar dalam arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial berada”.

Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan mengalami perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini. Persaingan merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat yang selalu menimbulkan segala kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal yang wajib terjadi di dalam dunia usaha. Dalam berdagang atau menjalankan usaha, juga terjadi persaingan antara para pedagang di dalam pasar. Seperti Pasar persaingan sempurna yang merupakan pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli yang menjual barang yang sama, sehingga tidak ada pihak yang bisa mempengaruhi harga pasar. Akibatnya, penjual tidak bisa seenaknya menentukan harga. Karena ketidak mampuan menentukan harga pasar, kedua belah pihak disebut sebagai penerima harga (price taker).

Pasar memiliki beberapa fungsi antara lain: 1) Fungsi Pokok

Sebagai sarana pelayanan dan penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat, juga sebagi sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja.

2) Fungsi pada skala kecil

Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi 19

commit to user

kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif maupun untuk bidang jasa.

e. Kewirausahaan Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd (10: 2008) menyatakan bahwa Kewirausahaan adalah “Proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”. Masih menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku sebagai bentuk tanggapan atas keputusan yang didasarkan pada pertimbangan ketidakpastian mengenai peluang yang mungkin untuk mendapatkan keuntungan.

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil yaitu:

1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

6) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak. 7) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang

teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

8) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas. (Kasmir,2007)

f. Kelembagaan Menurut Sudaryanto dalam Hermanto R (2010) kelembagaan adalah sebagai pranata dapat dikenali melalui unsure-unsurnya seperti aturan main, hak dan kewajiban, batas yuridiksi atau ikatan dan sangsi, dan juga terdapat struktur organisasi, tujuan yang jelas, mempunyai partisipan dan mempunyai teknologi serta sumber daya.

Unsur-unsur kelembagaan

1) Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat.

2) Norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat dan diterima 21

commit to user

secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur. 3) Peraturan dan penegakan aturan/hukum.

4) Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota.

5) Kode etik. 6) Kontrak. 7) Pasar.

8) Hak milik (property rights) 9) Organisasi.

10) Insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan.

g. Kemitraan usaha Pola kemitraan di Indonesia hingga detik ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: pola keterkaitan langsung dan keterkaitan tidak langsung. Pola keterkaitan langsung meliputi: Pertama, Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat), di mana Bapak Angkat (baca:usaha besar) sebagai inti sedang petani kecil sebagai plasma. Kedua, pola dagang, dimana bapak angkat bertindak sebagai pemasar produk yang dihasilkan oleh mitra usahanya. Ketiga, pola vendor, di mana produk yang dihasilkan oleh anak angkat tidak memiliki hubungan kaitan ke depan maupun ke belakang dengan produk yang dihasilkan oleh bapak angkatnya. Pola keterkaitan tidak langsung merupakan pola pembinaan murni. Dalam pola ini tidak ada hubungan bisnis langsung antara "Pak Bina" dengan mitra usaha.

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.

Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan ialah kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UB (Usaha Besar) yang memperhatikan prinsip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan, Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :

1) Inti Plasma,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti.

2) Subkontrak,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra; dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.

3) Dagang Umum,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra.

4) Keagenan,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra.

5) Pola Kerjasama Operasional Agribisnis

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra,dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk mengusahakan atau budidaya pertanian.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan diantaranya adalah:

commit to user 1) meningkatkatnya produktivitas,

2) efisiensi,

3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, 4) menurunkan resiko kerugian,

5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan 6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.

Dokumen terkait