• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

HARSI PUSPITA RINI

K7406086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2010

Oleh :

HARSI PUSPITA RINI

K7406086

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

HALAMAN PERSETUJUAN

(3)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sunarto, M.M Dra. Dewi Kusuma W, M.Si

NIP:1954 08 06 1980 03 1 002 NIP:1970 03 26 1998 02.2.001

PENGESAHAN

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 5 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi: Tanda Tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd 1……

Sekertaris : Dra. Mintasih, I, M.Pd 2…….

Anggota I : Drs. Sunarto, MM 3……..

Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si 4…….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 1960 07 27 1987 02 1 001

ABSTRACT

(5)

commit to user

Harsi Puspitarini. STRATEGY OF DEVELOPING CARICA HOME INDUSTRY TO INCREASE INCOME IN WONOSOBO REGENCY 2010.

Thesis Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Januari 2011.

The aim of this research is :(1) To know the application strategy of developing

Carica home industry in Wonosobo regency in 2010. (2) To know the constraint

that faced by Carica home industry to increase the development home industry in

Wonosobo regency in 2010. (3) To know the influence of the development

strategy of Carica home industry to the producens’ income in Wonosobo regency.

The Research used qualitative descriptive method. The technique of getting

the sample was purposive sampling with snowball sampling. The techniques of

collecting the data were used interview, observation, and documentation

technique. The technique of analyzing the data was analysis SWOT which is

applicated by interactive method. The validity of the data that is used source

triangulation technique and triangulation method.

Based on the result of research can be concluded that : (1) By doing the

strategy of developing in Carica home industry, can give the advantages the

developing and increasing income Carica producen in Wonosobo regency. the

factors that can be developed, such as: capital, technology, management, market,

organization, business, miter business. (2) The contraints that’s faced by Carica

home industry as same as with the other home industries in general, such as lack

of capital, the use of traditional technology, less regulafior of management

process, and material problem. (3) The efforts that can done by producen, such as

using combination of strengths, weaknesses, opportunites and threats. That is

combination of strengths and opportunites, strengths and threats, weaknesses and

opportunites, weaknesses and threats.

ABSTRAK

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Harsi Puspitarini. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL

CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI

KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010

Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Januari 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk :. (1) Untuk mengetahui penerapan strategi

pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. (2)

Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica

dalam meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010.

(3) Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica

terhadap pendapatan pelaku industri carica (pengrajin) di Kabupaten Wonosobo

tahun 2010.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan cara

snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah dengan analisis SWOT yang diaplikasikan dalam metode

interaktif. Validitas data yang digunakan adalah dengan teknik triangulasi sumber

dan triangulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Dengan

melakukan strategi pengembangan pada sentra industri kecil Carica, dapat

memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pendapatan para

pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo. Faktor-faktor yang dapat

dikembangkan antara lain ialah modal, teknologi, manajemen, pasar,

kelembagaan, kewirausahaan dan kemitraan usaha. (2) Kendala-kendala yang

dialami oleh sentra industri kecil Carica sama halnya dengan industri kecil pada

umumnya, antara lain kekurangan modal, penggunaan teknologi sederhana, proses

manajemen yang kurang teratur, dan masalah bahan baku.(3)Upaya-upaya yang

dapat dilakukan oleh pengrajin antara lain yaitu dengan memanfaatkan kombinasi

(7)

commit to user

dari kekuatan (strength) kelemahan (Weakness), peluang (opportunity) dan

ancaman (threats), yaitu kombinasi kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan

ancaman, kelemahan dengan peluang dan kelemahan dengan ancaman.

MOTTO

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.”

( Q. S. Al Baqoroh : 286 )

 “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

( Q.S. Al Insyirah : 6 )

PERSEMBAHAN

(9)

commit to user

Karya ini ku persembahkan teruntuk

Bapak Ibu tercinta (Suharto dan Titik Wulandari) atas do’a, semangat dan kasih

sayangnya

Keluarga kecil Kakak ku yang selalu mendukung

(mbak.sari, mas.andi, dedek faris)

Adi ku yang selalu menyayangiku (Puput Adi Irawan)

Andre Bastian Ariyadi yang selalu membantuku dan menyemangatiku

Sahabat-sahabat terhebat ku (, Deny, Eka, Restuti, Dian , Dyah, Kemi, Nia, Septi,

Lya, Inung, Nita, Riris, Hery, Handoko, Gozali) terimakasih untuk persahabatan

ini.

Kos Putri Agung ( Teteh, Ani, Mpeb, Ari, Tika, Defi, Yaya, Kisna, Isna, afa, nela,

ana, sita, ita, windi, nanda, anis, dan Tria,yanti) terimakasih untuk bantuan,

semangat dan kecerian kalian

Teman-teman seperjuangan nunggu dosen (Iwon, pak pik,,riky,ardi,ari s, mbak

ratna, nida, parwa,yani) tetap semangat ya

Teman-teman seperjuangan PTN”06, Kawan kita ukir kenangan terindah bersama

Almamater

KATA PENGANTAR

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Ekonomi

bidang Keahlian Pendidikan Tata Niaga pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: STRATEGI

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN

PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010

ini penulis mendapatkan bimbingan , petunjuk , dan dukungan yang

berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik dan

dari lubuk hati yang terdalam secara tulus penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. DR. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna

penyusunan skripsi.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketau Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial,, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas

permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan pengarahan dan ijin dalam penytusunan skripsi ini.

4. Sudarno, S.Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

pengarahan dan ijin penyusunan skripsi

5. Drs. Sunarto, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan

(11)

commit to user

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si selaku pembimbimg II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

7. Tim penguji skripsi, yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk

menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi

guna menyelesaikan bangku kuliah.

8. Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat

menunjang terselesaikannya skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan bantuan serta memperlancar penyusunan skripsi ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun, yang sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat membuka khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat

bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGAJUAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN ABSTRAK... v

HALAMAN MOTTO... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Tinjauan Pustaka... 9

B. Kerangka Berpikir... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

B. Bentuk dan Strategi Penelitian... 29

(13)

commit to user

C. Sumber Data... 31

D. Teknik Sampling... 32

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

F. Validitas Data... 36

G. Analisis Data... 38

H. Prosedur Penelitian... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN... 45

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 45

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian... 48

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori... 56

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 72

A. Simpulan... 72

B. Implikasi ... 73

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 75

LAMPIRAN... 78

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Pemikiran... 28

2. Model Analisis Interaktif... 40

3. Prosedur Penelitian... 43

4. Gambar Matrik SWOT... 67

(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008 ... 3

1.2 Data UKM Pengolah Carica ... 5

3 Matrik SWOT ... 42

4.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008... 46

4.2 Tingkat Pendidikan penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008... 46

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi... 78

2. Pedoman Wawancara... 79

3. Daftar Nama Informan... 85

4. Field Note... 87

5. Triangilasi Sumber... 152

6. Triangulasi Metode ... 163

7. Dokumentasi... 166

8. Peta Produksi Carica... 173

9. Lembar Observasi... 174

10 . Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi... 175

11. Surat Permohonan Ijin Penelitian... 176

12 : Surat Ijin Menyusun Skripsi... 178

13: Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian…………... 179

(17)

commit to user

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk salah satu negara Agraris yang sebagian penduduknya

bertempat tinggal di pedesaan, dan menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Namun akibat dari pertumbuhan penduduk yang pesat dan

penyebarannya yang tidak merata menyebabkan lahan pertanian semakin

menyempit. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan kesempatan di luar

sektor pertanian yang dapat menopang kelangsungan hidup mereka.

Bekerja pada sektor industri kecil, merupakan salah satu alternatif dalam

usaha mengembangkan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi

masyarakat sekitar. Melalui sektor industri kecil dan menengah diharapkan dapat

menggerakkan perekonomian masyarakat.

Salah satu tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan pengembangan

ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), dengan adanya data tersebut dapat diketahui tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk.

Berikut laju pertumbuhan tiap sektor di kabupaten Wonosobo dari tahun 2005 –

2008.

Tabel : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008

No Sektor / tahun 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 3.14 3.34 3.31 3.36

2. Pertambangan dan Penggalian 3.14 3.34 3.31 3.36

3. Industri Pengolahan 1.89 2.77 2.70 2.55

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.97 0.32 2.59 3.07

5. Bangunan 3.38 3.06 4.34 4.39

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.62 4.03 4.56 4.09

7. Angkutan dan Komunikasi 2.39 2.75 5.89 5.88

8. Bank, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.14 2.68 3.98 4.17

9. Jasa-Jasa 3.22 3.14 2.89 3.18

PDRB / GRDP 3.19 3.24 3.58 3.69

Sumber: BPS kabupaten Wonosobo tahun 2008

Berdasarkan data di atas PDRB kabupaten Wonosobo mengalami

(19)

commit to user

2006 ,dan 3.58 pada tahun 2007 serta 3.69 pada tahun 2008. Meskipun tidak

semua sektor selalu mengalami kenaikan sebagai contoh sektor pertanian dari

tahun 2005 yaitu 3.14 meningkat 3.34 dan turun menjadi 3.32 dan pada tahun

2008 meningkat lagi menjadi 3.36, namun secara garis besar hal tersebut tidak

mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB kabupaten Wonosobo.

Dilihat dari komposisi PDRB kabupaten Wonosobo merupakan daerah

Agraris, hampir setengah dari PDRB daerah ini disumbang oleh sektor pertanian.

Selain sektor pertanian masih ada sektor lain antara lain peternakan dan

perdagangan, dimana terdapat beberapa komoditi yang telah berhasil menembus

pasar dunia antara lain kayu olahan, teh hitam, nata de coco dan makanan olahan

seperti Carica, keripik jamur, purwaceng, dan lain-lain.

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting

dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia.

Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya

56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi

kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta

mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas,

14/12/2001). Walaupun krisis ekonomi telah memporakporandakan kehidupan

bidang usaha besar dan menengah, ternyata usaha kecil tetap tegar dan berjalan

marak dikawasan kehidupan ekonomi tingkat bawah. Menurut tim bisnis UKM

(2001) ada beberapa alasan kenapa usaha kecil masih bisa bertahan dan cenderung

meningkat jumlahnya pada masa krisis antara lain:

1. Sebagian besar usaha kecil memproduksi barang konsumsi dan

jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah,

maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak

berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya

kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan.

2. Sebagian besar industri kecil tidak mendapatkan modal dari bank.

Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga,

tidak banyak mempengaruhi sektor ini.

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampaknya usaha kecil mempunyai spesialisasi produk yang ketat.

Hal ini memungkinkan usaha kecil mudah untuk berpindah dari usaha

yang satu ke usaha yang lain.

4. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan

sektor formal banyak memberhentikan pekerjanya. Para penganggur

tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang

umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah usaha kecil meningkat.

Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, usaha kecil dapat

bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang. Dengan demikian, usaha

kecil dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan datang dan harus didukung

dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta persoalan-persoalan yang

menghambat usaha-usaha pemberdayaan usaha kecil yang harus dihilangkan.

Dalam Aloysius Gunadi Brata (2003) Setidaknya terdapat tiga alasan yang

mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan

UKM. Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam

hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari

dinamikanya UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui

investasi dan perubahan teknologi. Ketiga karena sering diyakini bahwa UKM

memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar (Berry, dkk,

2001). Kuncoro (2000) juga menyebutkan bahwa industri kecilt di Indonesia telah

memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah

unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.

Dihampir setiap daerah banyak tumbuh sentra-sentra industri rumah

tangga yang menjadi andalannya masing-masing. Seperti di kabupaten Wonosobo

yang mempunyai potensi alam yang tinggi mempunyai hasil bumi yang

beranekaragam. Salah satunya adalah buah pepaya merupakan buah yang sering

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sekarang ini ditemukan satu spesies buah

pepaya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diperkirakan akan

menjadi buah yang penting dalam perekonomian Indonesia. Buah tersebut dikenal

dengan nama pepaya Gunung atau pepaya kecil dan biasa disebut Carica (Carica

(21)

commit to user

atau Carica Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau

di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng. Bedanya, jika pepaya

biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan

matahari, maka Carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di

tempat tinggi basah, 1.500-3.000 di atas permukaan laut, memerlukan temperatur

yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim

Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Tinggi pohon Carica dapat mencapai 5 m

dengan 4-7 cabang. Buahnya berbentuk seperti granat dengan panjang 6-15 cm

dan lebar diameter 3-8 cm, dengan lima sudut memanjang dari pangkal ke ujung,

sewaktu muda berwarna hijau dan menjadi kuning atau jingga di saat masak.

Tanaman tersebut sebenarnya sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat

di dataran tinggi Dieng dan sudah diolah menjadi produk manisan dalam sirup,

akan tetapi keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan dana membuat budidaya

maupun usaha pengolahannya masih dalam skala kecil dan hanya dipasarkan di

pasar lokal serta dengan pengolahan yang sederhana. Pengkajian lebih mendalam

tentang prospek buah tersebut sangat diperlukan terutama usaha pengolahan dan

budidaya buah tersebut.

Sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo ini awalnya hanya

membuat produk berupa manisan Carica, tetapi lambat laun produk yang

dihasilkan semakin beragam. Contoh produk yang diproduksi antara lain adalah

manisan Carica, sirup Carica , selai Carica,dan jus Carica.

Strategi pengembangan industri berpengaruh pada tingkat pendapatan

masyarakat di sekitar sentra industri. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut

disajikan data UKM Pengolah Carica yang dapat dijadikan referensi.

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BUAH

Yuasafood 16 40.0000 3.333 283.333.333 3.400.000.000 25 Podang Mas 15 37.500 3.125 265.625.000 3.187.500.000 25 Selera 12 30.000 2.500 212.500.000 2.550.000.000 12 Marina 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4 Tiara 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4 Dian rasa 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4 Telaga Mas 10 25.000 2.083 177.083.333 2.125.000.000 16 Panorama 1 2.500 208 17.708.333 212.500.000 3 Cendawan

Mas

15 37.500 3.125 265.625.000 3.187.500.000 26

Candi Dieng 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6 AA 8 20.000 1.667 141.666.667 1.700.000.000 6 Golden 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4

Sun Rise - - - -

-Sukses 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 4 Maju Makmur 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4 Dianeka 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4

Baried - - - -

-Adelweis - - - -

-Adib Putra - - - -

-Trisakti 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6 Amin 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6

Dieng Plateau - -

-Ciptoroso 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6 Mandiri 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6 Tiga Daun 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6

130 325.000 27.083 2.802.083.33 3

27.625.000.00 0

179

Sumber: Data Asosiasi Pengrajin Carica Tahun 2009

Berdasarkan data UKM Pengolah Carica di atas dapat dilihat bahwa

terdapat 25 UKM Carica di Wonosobo. Dimana setiap bulannya antara UKM

yang satu dengan UKM yang lainnya memiliki kebutuhan buah Carica yang berbeda-beda, sebagai contoh Yuasafood tiap bulan membutuhkan 16 ton buah

Carica untuk produksi, sedangkan sunrise tidak memberikan data yang pasti berapa ia membutuhkan buah Carica tiap bulan karena produksinya tidak

menentu. Dilihat dari data diatas petani tiap bulan minimal harus menyetok 130

ton Carica untuk 25 UKM.

Wilayah pemasaran Carica sendiri untuk lokal dan nasional baru digarap

sebesar 35% selain itu berpeluang juga untuk pasar ekspor. Sampai saat ini

permintaan dari konsumen belum dapat dipenuhi hal tersebut dikarenakan

beberapa sebab selain masalah kekurangan pasokan bahan baku terdapat

permasalahan faktor teknologi dan permodalan yang menjadi permasalahan para

(23)

commit to user

pembudayaan Carica masih belum maksimal. Selain itu sebagian besar para

pengrajin Carica masih banyak yang menggunakan teknologi sederhana dalam

proses produksi.

Melihat tingginya permintaan dan peluang pasar terhadap produk Carica,

dapat di katakan bahwa sentra industri kecil Carica bisa bertahan dan dapat

dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitarnya dan hal itu tidak lepas

dari faktor strategi pengembangan industri kecil Carica yang benar. Melihat

begitu pentingnya strategi pengembangan bagi sentra industri kecil Carica,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STRATEGI

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi pengembangan industri kecil Carica di

Kabupaten Wonosobo tahun 2010?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica dalam

meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010?

3. Bagaimana pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica

terhadap pendapatan pengrajin industri Carica?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi

pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten

Wonosobo tahun 2010.

2. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang

dihadapi industri kecil Carica dalam meningkatkan

pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan

industri kecil Carica terhadap pendapatan pengrajin

industri carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk Penulis

1) Memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang stategi usaha serta

menerapkan teori-teori strategi pengembangan dalam kondisi rill di

lapangan khususnya pada sentra industri Carica di kabupaten

Wonosobo.

2) Mengetahui secara lebih jelas bagaimana implikasi teori-teori yang

diperoleh dari bangku kuliah terhadap realita yang terjadi di lapangan

khususnya sentra industri Carica di kabupaten Wonosobo.

b. Untuk Pengrajin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran mengenai strategi

pengembangan industri kecil.

2. Manfaat Praktis a. Untuk Penulis

1) Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

bangku perkuliahan berupa teori-teori terutama berkaitan dengan

strategi pengembangan industri kecil.

2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sarana untuk

membandingkan antara teori dengan praktek dan keadaan yang

sesungguhnya di lapangan.

b. Untuk Pengrajin

(25)

commit to user

1) Untuk memberikan sumbangsih pemikiran bagi para pengrajin

Carica di Kabupaten Wonosobo guna kelangsungan usahanya

terkait dengan strategi pengembangan yang digunakan.

2) Dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi pengrajin dan calon

pengrajin dalam mengembangkan dan melestarikan usaha kecil

Carica.

c. Untuk Pembaca

Menambah referensi bagi para pembaca agar dapat mengetahui tentang

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Industri Kecil a. Pengertian Industri Kecil

Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering

disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian

industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegitan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Definisi industri kecil

sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan

No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik

keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil

penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Industri kecil dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp

50.000.000,00.

Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil skala

usahanya tergolong begitu besar dan masih memerlukan bantuan serta

pembinaan yang berkelanjutan

Biro Pusat Statistik mendefinisikan industri kecil sebagai berikut:

(27)

commit to user

Badan Pusat Statistik (1999:250) mengklasifikasikan industri menjadi

empat lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha yaitu:

1) Industri rumah tangga dengan pekerja sebanyak 1-4 orang

2) Industri kecil dengan pekerja sebanyak 5-19 orang

3) Industri kecil menengah dengan pekerja sebanyak 20-99 orang

4) Industri besar dengan pekerja sebanyak 100 orang

Menurut pembagian ini, yang dimaksud industri kecil adalah

perusahaan atau industri yang dapat mempekerjakan antara 5 sampai 19 orang.

b. Kategori Industri Kecil

Berdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil dan kerajinan

rumah tangga Indonesia dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu:

1) Industri Lokal

Yaitu kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidup

kepada pasar setempat yang terbatas serta relatif terbesar dari segi

lokasinya. Skala usaha kategori ini umumnya sangat kecil dan

mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem dimana

pemasaran produksinya ditangani sendiri, jasa pedagang perantara boleh

dikata kurang menonjol.

2) Industri Sentral

Yaitu kategori industri yang segi satuan usaha mempunyai skala kecil

tetapi membentuk pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari

kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Ditinjau dari

target pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas dari

pada yang pertama, sehingga jasa pedagang perantara menjadi lebih

menonjol.

3) Industri Mandiri

Yaitu kategori industri yang mempunyai sifat-sifat industri kecil namun

telah berkemampuan beradaptasi teknologi yang cukup canggih.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user perantara.

c. Ciri-ciri Industri Kecil

Sedangkan ciri-ciri industri kecil menurut Keputusan Menteri

Keuangan No.40/KMK.06/2003 ialah:

1) Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu

dapat berganti.

2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

tempat.

3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,

dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

4) Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai.

5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari

mereka sudah akses lembaga keuangan non bank

7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas

lainnya termasuk NPWP.

Sedangkan Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) ciri-ciri industri

kecil ialah:

1) Biasanya beroperasi di sektor informal;usahanya tidak terdaftar

2) Dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan pembagian

tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi

formal, sistem pembukuan formal.

3) Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak

dibayar.

4) Derajat mekanisme sangat rendah / umumnya manual;

tingkat teknologi sangat rendah

5) Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok

berpendapatan rendah

(29)

commit to user

6) Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin;motivasi

utama (survival)

7) Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri

8) Kebanyakan tidak punya akses ke program-program

pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis

dengan Industri besar.

9) Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat

tinggi.

Secaragaris besar dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri industri kecil yaitu:

1) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;

2) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak

berpindah-pindah;

3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan

keluarga, sudah membuat neraca usaha;

4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk

NPWP;

5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira

usaha;

6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik

seperti business planning.

d. Peranan Industri Kecil

Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) Industri Kecil memiliki beberapa

peranan penting antara lain membuka kesempatan kerja dan sumber

pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angkatan

kerja lagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan

serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan.

Pentingnya peranan dan kedudukan sektor industri memang tidak bisa

dibantah, tidak hanya oleh masyarakat pedesaan saja tetapi juga pemerintah.

Industri kecil telah memegang peranan penting dalam mendukung

program-program pembangunan ekonomi, khususnya di dalam membantu menyerap

kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat (Mudrajat Kuncoro, 2000: 311) sebagai berikut:

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam industri manufaktur ditinjau dari sisi jumlah usaha dan daya serap tenaga kerja. Dari total unit usaha manufaktur di Indonesia sebanyak 1524 juta; ternyata 99,2 % merupakan unit usaha IKRT. IKRT dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar 67,3 % dari kesempatan kerja total. Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada IKRT memperlihatkan betapa pentingnya peranan IKRT dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan.

Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil mempunyai

kedudukan yang penting baik dalam perekonomian negara maupun manfaat

(social benefits). Manfaat sosial industri kecil adalah bahwasanya industri

kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang

relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan

daya dukung permodalan dari pengusaha pada umumnya masih rendah.

Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi

(31)

commit to user

cenderung memperoleh modal dari tabungan pengusaha sendiri, atau tabungan

keluarga dan kerabatnya. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer

terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk

yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri

besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah

menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga memungkinkan

barang-barang hasil produksi dapat sampai ketangan konsumen secara cepat,

mudah dan murah.

Peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan golongan ekonomi

lemah merupakan jawaban terhadap ketidak selarasan dan berbagai

kesenjangan dalam struktur perekonomian. Butir-butir trilogi pembangunan

Indonesia yakni pemerataan, pertumbuhan dan stabilisasi yang secara tersirat

telah memberikan penekanan tersendiri mengenai peranan pengusaha kecil

dan golongan ekonomi lemah. Makna pemerataan tentu saja bukanlah sekedar

memperluas kesempatan kerja, namun lebih jauh lagi menyangkut juga

pemerataan kesempatan berusaha, distribusi pendapatan, serta keselarasan

pembangunan antar wilayah dan lingkungan.

2. Strategi Pengembangan Industri Kecil Dengan memilih strategi pengembangan yang tepat dalam pengelolaan

industri kecil akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun

internasional. Atmadji dan Djoseno Ranupandoyo dalam Studi Perkembangan

Usaha dan Investasi Pengaruhnya pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah

Indonesia menyatakan bahwa Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

melakukan beberapa upaya dalam menghadapi persaingan pasar bebas yaitu

dengan menggembangkan Usaha Kecil Menengah yang mengacu pada beberapa

hal antara lain:

a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif

dan menyediakan lingkungan yang

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UKM secara sistematik, mandiri dan

berkelanjutan.

b. Mempermudah perijinan pajak, dan

retribusi lainnya.

c. Mempermudah akses pada bahan baku,

teknologi, informasi.

d. Menyediakan bantuan teknis (pelatihan

penelitian) dan manajemen melalui

BDSP (Business Development Service

Program)

e. Mendorong BDSP untuk masing-masing

memiliki keahlian.

f. Menciptakan sistem penjamin kredit

(financial guarantee System) yang

terutama disponsori oleh pemerintah

pusat dan daerah.

Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996) ada beberapa aspek yang perlu di

tingkatkan untuk mengembangkan strategi yaitu antara lain:

a. Modal

Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah

keseluruhan aktiva lancar. Perbedaan fungsional antara modal kerja dan

modal tetap menurut (Bambang Riyanto 1995) adalah:

1) Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal

kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil,

disesuaikan dengan kebutuhannya. Sedangkan modal tetap,

sekali diberi tidak mudah dikurangi atau diperkecil.

2) Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen

modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan,

sedangkan modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka

(33)

commit to user segera mengalami perubahan.

3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka

waktu yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami

proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk

membiayai operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah

dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam

perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan

produksinya. Menurut (Bambang Riyanto, 1995: 57) “Beberapa konsep

pengertian modal kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu konsep kuantitatif,

konsep kualitatif, dan konsep fungsional”. Dengan penjelasan sebagai

berikut:

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva

lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja

bruto (gross working capital).

2) Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar

yang benar–benar dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan

kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar (net working capital).

3) Konsep Fungsional

Dalam konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau

digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi sekarang ini memperlihatkan

perkembangan ke berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di

berbagai bidang. Selain itu, perkembangan tidak selalu teratur. Adakalanya

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perkembangan baru tidak jarang teknologi yang lama terhenti.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kegiatan pemasaran

karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama

cara hidup dan pola konsumsinya. Misalnya, dengan diketemukannya alat

hitung menghitung berawal dari abacus ( cipoa ), diperbaiki yang langsung

dan tak langsung akan mempengaruhi kegiatan usaha yang ditekuninya.

Perkembangan teknologi menyebabkan tambahan produksi dengan

sumber-sumber yang sama ataupun jumlah output yang sama tetapi dengan input

yang lebih sedikit, atau mungkin pula berupa barang-barang yang baru yang

punya kegunaan yang lebih banyak.

Menurut Irawan dan M.Suparmoko (2002) teknologi dalam

kehidupan sehari-hari ialah ” suatu perubahan dalam fungsi yang tampak

dalam teknik produksi yang ada”.

c. Manajeman Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan

manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam

upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya

dalam proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang

dialihbahasakan oleh (T. Hani Handoko, 2003:8) sebagai berikut:

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Fungsi Manajemen antara lain:

1) Forecasting: Kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap

kemungkinan yang akan terjadi apabila sesuatu dikerjakan.

2) Planning: Penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai

hasil yang diharapkan.

3) Organizing: Pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk

(35)

commit to user

4) Staffing: Penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru,

latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas

memberi daya guna maksimal pada organisasi.

5) Directing:Usaha memberikan bimbingan saran-saran dan perintah dalam

pelaksanaan tugas masing-masing bawahan untuk dilaksanakan dengan

baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

6) Leading: Pekerjaan manager untuk meminta orang lain agar bertindak

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

7) Coordinating: Menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi

kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan jalan

menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan

bawahan.

8) Motivating: Pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada

bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara

sukarela.

9) Controling: Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

10)Reporting: Penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.

d. Pasar

Pada saat sekarang peranan pasar masa kini sangatlah penting.

Untuk menekan harga pokok, perusahaan industri menghasilkan barang

secara massal karena dalam proses produksinya menggunakan mesin- mesin

sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak yang mungkin

lebih banyak dari yang dibutuhkan dengan waktu yang relatif singkat.

Adanya pasar bagi barang-barang hasil produksinya sangatlah berkaitan

dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pada pasar tersebut produsen dan

konsumen bertemu dan berkomunikasi. Melalui mekanisme pasar produsen

mengajukan penawaran (supply) atas produknya dan melalui mekanisme

pasar pula konsumen mengajukan permintaan (demand). Adanya tindakan

penawaran dan permintaan akan dapat menimbulkan harga dan kesesuaian

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keuntungan yang akan dapat menutupi biaya produksi serta menambah

modal perusahaan.

Pasar adalah salah satu dari berbagai system, institusi, prosedur,

hubungan social dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan

tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. (Suyadi

Prawirosentono 2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar

merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan

transaksi jual beli dalam rangka pemindahan hak atas barang atau jasa yang

dijadikan objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit.

Pasar dalam arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial

berada”.

Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan

mengalami perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini.

Persaingan merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat yang selalu

menimbulkan segala kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal

yang wajib terjadi di dalam dunia usaha. Dalam berdagang atau menjalankan

usaha, juga terjadi persaingan antara para pedagang di dalam pasar. Seperti

Pasar persaingan sempurna yang merupakan pasar yang terdapat banyak

penjual dan pembeli yang menjual barang yang sama, sehingga tidak ada

pihak yang bisa mempengaruhi harga pasar. Akibatnya, penjual tidak bisa

seenaknya menentukan harga. Karena ketidak mampuan menentukan harga

pasar, kedua belah pihak disebut sebagai penerima harga (price taker).

Pasar memiliki beberapa fungsi antara lain:

1) Fungsi Pokok

Sebagai sarana pelayanan dan penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi

masyarakat, juga sebagi sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari

jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi

perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang

jasa dan pencipta kesempatan kerja.

2) Fungsi pada skala kecil

(37)

commit to user

kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif

maupun untuk bidang jasa.

e. Kewirausahaan Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah

orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha

dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya

bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut

atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A.

Shepherd (10: 2008) menyatakan bahwa Kewirausahaan adalah “Proses

penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya

yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko social

yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta

kepuasan dan kebebasan pribadi”. Masih menurut Robert D. Hisrich,

Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd tindakan kewirausahaan mengacu

pada perilaku sebagai bentuk tanggapan atas keputusan yang didasarkan

pada pertimbangan ketidakpastian mengenai peluang yang mungkin untuk

mendapatkan keuntungan.

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil yaitu:

1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk

menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat

diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana

pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih

dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai

kegiatan.

3) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar

prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,

pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian

utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus

dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam

bentuk uang maupun waktu.

5) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada

peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit

untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan

kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja

kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah

yang tidak dapat diselesaikan.

6) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik

sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha

tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

7) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang

teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu

memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana

direalisasikan.

8) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai

pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang

dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan,

antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta

masyarakat luas. (Kasmir,2007)

f. Kelembagaan Menurut Sudaryanto dalam Hermanto R (2010) kelembagaan

adalah sebagai pranata dapat dikenali melalui unsure-unsurnya seperti aturan

main, hak dan kewajiban, batas yuridiksi atau ikatan dan sangsi, dan juga

terdapat struktur organisasi, tujuan yang jelas, mempunyai partisipan dan

mempunyai teknologi serta sumber daya.

Unsur-unsur kelembagaan

1) Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial

masyarakat.

(39)

commit to user

secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai

tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur.

3) Peraturan dan penegakan aturan/hukum.

4) Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama

dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota.

5) Kode etik.

6) Kontrak.

7) Pasar.

8) Hak milik (property rights)

9) Organisasi.

10) Insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan.

g. Kemitraan usaha Pola kemitraan di Indonesia hingga detik ini dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu: pola keterkaitan langsung dan keterkaitan

tidak langsung. Pola keterkaitan langsung meliputi: Pertama, Pola PIR

(Perkebunan Inti Rakyat), di mana Bapak Angkat (baca:usaha besar) sebagai

inti sedang petani kecil sebagai plasma. Kedua, pola dagang, dimana bapak

angkat bertindak sebagai pemasar produk yang dihasilkan oleh mitra

usahanya. Ketiga, pola vendor, di mana produk yang dihasilkan oleh anak

angkat tidak memiliki hubungan kaitan ke depan maupun ke belakang

dengan produk yang dihasilkan oleh bapak angkatnya. Pola keterkaitan tidak

langsung merupakan pola pembinaan murni. Dalam pola ini tidak ada

hubungan bisnis langsung antara "Pak Bina" dengan mitra usaha.

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling

menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar

(Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh

pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan

memperkuat.

Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997

tentang Kemitraan ialah kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan,

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan

merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon

mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai

membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai

target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah

dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No.

44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :

1) Inti Plasma,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti.

2) Subkontrak,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra; dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan

oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.

3) Dagang Umum,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok

mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra.

4) Keagenan,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang

dan jasa usaha pengusaha mitra.

5) Pola Kerjasama Operasional Agribisnis

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra,dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk

mengusahakan atau budidaya pertanian.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan

kemitraan diantaranya adalah:

(41)

commit to user 1) meningkatkatnya produktivitas,

2) efisiensi,

3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,

4) menurunkan resiko kerugian,

5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan

6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.

3. Bahan Baku

Menurut Freddy Rangkuti (1997) menyatakan bahwa Setiap

industri pasti memerlukan persediaan tanpa adanya persedian, para

pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaanya pada suatu

waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Masih menurut Freddy

Rangkuti persediaan adalah ”sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang

disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan

untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan

untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu”.

Persediaan memiliki beberapa manfaat antara lain:

1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau

bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2) Menghilangkan resiko barang yang rusak.

3) Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara

musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada

dalam pasaran.

4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6) Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

sebaik-baiknya.

Setiap pengusaha harus menjaga persediaan yang cukup agar

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperhatikan adalah agar bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup

tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Hendaknya jumlah

persediaan itu jangan terlalu besar, sehingga modal yang tertanam dan

biaya-biaya yang ditimbulkan dengan adanya persediaan juga tidak besar.

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:60) “persediaan

dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi

perusahaan”. Adapu empat fungsi persediaan adalah:

1) untuk Men-“decouple” atau memisahkan beragam bagian proses

produksi.

2) untuk Men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan

bagi pelanggan.

3) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam

jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman

barang.

4) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Masih menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:61) terdapat

empat jenis persediaan yaitu:

1) Persediaan Bahan baku

Persediaan yang hanya untuk dibeli namun tidak diproses.

2) Persediaan barang setengah jadi

Ialah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa

perubahan tetapi belum selesai.

3) Persediaan pemeliharaan/perbaikan / operasi

Ialah persediaan yang diperlukan untuk menjaga agar permesinan dan

proses produkasi tetap produktif.

4) Persediaan barang jadi

Ialah proses yang sudah selesai dan menunggu pengiriman.

4. Pendapatan

(43)

commit to user

kegiatan usaha yang telah dilakukannya berupa pendapatan. Timbal balik yang

diperoleh berupa pendapatan atau penghasilan dalam bentuk uang maupun barang.

Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas

kebutuhan.

Pendapatan adalah tingkat hidup seseorang individu atau keluarga yang

didasarkan atas penghasilan mereka dari sumber-sumber pendapatan lainnya.

Pendapatan menurut UU RI no.10 tahun 1994 pasal 14 ayat (1) adalah sebagai

berikut:

Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pendapatan atau penghasilan yang diterima dapat berupa uang dan dapat pula berupa barang atau jasa yang ditaksir atau dinilai dengan uang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku standart

Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah “Arus masuk bruto

dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu

periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal”.

Dalam buku Teori Akuntansi yang berjudul Accounting Principle Board

yang dikutip oleh (Theodorus Tuanakotta,1984:153) pengertian pendapatan

adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat

penjualan barang dan jasa”.

Patton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat

ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono

(1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa

dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik

dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa

pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan

operasi perusahaan dalam arti luas.

Pendapatan tersebut dapat diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan

sampingan yang diterima pada waktu tertentu, misalnya satu bulan sekali,

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user pendapatan tersebut.

Menurut Sadono Sukirno (2005:132) menyatakan bahwa ” dalam kegiatan

pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada

kesempatan kerja”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan para petani maupun

pengolah akan meningkat.

Keputusan output yang relevan bagi perusahaan yang ingin

memaksimumkan labanya adalah penerimaan yang diperoleh dari penjualan 1 unit

terakhir barang yang dihasilkan. Bila perusahaan dapat menjual semua barang

yang dihasilkan sesuka hati tanpa menyebabkan terjadinya efek dalam harga

pasar, maka harga dianggap sebagai pendapatan marginal. (Walter Nicholson,

2002).

B. Kerangka Berfikir

Secara garis besar masalah-masalah yang akan diteliti, dituangkan dalam

bentuk suatu kerangka pemikiran untuk memperjelas dan mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Kerangka pemikiran

ini menggambarkan bahwa suatu perusahaan dalam hal ini adalah industri Carica,

harus mempunyai strategi pengembangan agar dalam pencapaian tujuan dapat

tercapai secara maksimal. Strategi pengembangan usaha meliputi modal,

teknologi, manajemen, pasar, kewirausahaan, kelembagaan, dan kemitraan usaha

Sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo memulai usahanya karena

ada kesempatan pasar yang baik. Bagi seorang pemasar, kesempatan pemasaran

merupakan kebutuhan pasar yang masih ada dan pemasar bertugas mengubah

sumber-sumber menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tidak

lepas dari adanya kesempatan pasar yang baik masih ada kelemahan, ancaman

maupun peluang yang muncul maka dari itu perlu dilakukan suatu analisis yaitu

analisis SWOT dimana didalamnya dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman yang ada dalam sentra industri Carica tersebut.

Dengan melakukan analisis SWOT ditemukan beberapa kendala yang

dihadapi oleh sentra industri kecil Carica sehingga diperlukan solusi untuk

(45)

commit to user

dilakukan dengan menggunakan strategi pengembangan usaha yang telah

ditemukan.

Diharapkan dengan menerapkan strategi pengambangan usaha dapat

menimbulkan keberhasilan pengrajin Carica di kabupaten Wonosobo dalam hal

peningkatan pendapatan pengrajin.

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.1: Kerangka Berfikir

(47)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa sentra industri kecil Carica yang

berada di daerah Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi

ini dikarenakan mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan selain itu

pengarajin sentra industri kecil Carica hanya bisa ditemukan di kabupaten

Wonosobo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan

penelitian. Penelitian ini di mulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan

terselesaikannya laporan ini.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Untuk mengkaji suatu permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan

suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk

penelitian yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang

disajikan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun

ciri-ciri penelitian kualitatif menurut (Moleong, 2006:9) adalah sebagai berikut:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan pada kenyataan jamak.

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola yang dihadapi.

Lebih lanjut Moleong (2004:34) mengemukakan bahwa ” Penelitian

kualitatif itu cenderung untuk mencari, menemukan dan menyimpulkan hipotesis;

hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang dan didasarkan pada

Gambar

   Gambar
   Tabel
Tabel : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008
Tabel 1.2 Data UKM Pengolah Carica
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika higroma membesar, kista dapat meluas ke daerah lateral atau anterior dari leher.. (gambar

mempengaruhi aliran khas neto suatu proyek. Peramalan inflasi yang tidak akurat akan.. menyebabkan ketidakakuratkan peramalan aliran kas neto. Tingkat inflasi di

An accurate placement of pitcher depth in soil is important to provide effective soil wetness in the root zone and reduce evaporation rate.. The right placement of pitcher

menggunakan model interaktif dari Miles and Huberman berupa data collection, reduksi data, penyajian data dan conclusion drawing/verifikasi. Tekhnik pemeriksaan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara kesesuaian penempatan kerja, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai baik

Tujuan Penulisan untuk menggambarkan upaya apa saja yang harus dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi guru dalam mengajar di sekolah.. Agar motivasi dapat

2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2007 Seri D Nomor 14) sebagaimana

Selain sikap untuk penilaian proses, penulis juga memfokuskan pada hasil keterampilan menulis/memproduksi tulisan yang sesuai dengan struktur isi teks, dengan media