• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembar Pengesahan Artikel yohan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lembar Pengesahan Artikel yohan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN DIRECT INSTRUCTION (DI) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA

KOMPETENSI KEJURUAN MENDIAGNOSIS PERMASALAHAN PENGOPERASIAN PC DAN PERIFERAL PROGRAM KEAHLIAN TKJ

KELAS X SMKN 01 BLITAR Yohan Agusta Setiawan

Syaad Patmanthara Yuni Rahmawati

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang

Artikel ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi.

Malang, Januari 2014 Pembimbing I

Dr.

Ir. H. Syaad Patmanthara, M.Pd . NIP 19620703 199103 1 001

Malang, Januari 2014 Pembimbing II

(2)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN DIRECT INSTRUCTION (DI) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA

KOMPETENSI KEJURUAN MENDIAGNOSIS PERMASALAHAN PENGOPERASIAN PC DAN PERIFERAL PROGRAM KEAHLIAN TKJ

KELAS X SMKN 01 BLITAR Yohan Agusta Setiawan

Syaad Patmanthara Yuni Rahmawati

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5 Malang

Astract: Learning in the classroom tends to make students passive and less creative in solving problems. This causes the material can not be deeply rooted in the students, so that the students tend to forget if commissionedreview the material. The purpose of this study was to know differences between learning method of PBL and DI on student learning outcomes. This study used a quasi experiment with pattern design pretest - posttest control group. Population of 210 students, with a sample of 68 students. Results of the study: ( 1 ) an increase in learning outcomes of problem based learning models, based on the average value of the initial capabilities of students increased from 65.66 to 84.20, while ( 2 ) the learning outcomes using direct instruction models only increased from 64.76 to 76.18 initial capability. ( 3 ) there are differences in learning outcomes in the control and experimental classes . It is evident from the sig value 0.00 < 0.05 in t-test two parties . This study concludes that there are significant differences average student learning outcomes between experimental and control classes.

Keyword: direct instruction, learning outcomes, problem based learning

Abstrak: Pembelajaran di kelas cenderung membuat siswa kurang kreatif dan pasif dalam memecahkan masalah. Hal ini menyebabkan materi belum bisa tertanam secara mendalam, sehingga siswa cenderung lupa jika dilakukan review materi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan model PBL dan DI terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperiment dengan pola pretest-posttest control group design. Populasi sebanyak 210 siswa, dengan jumlah sampel 68 siswa. Hasil penelitian: (1) terjadi peningkatan hasil belajar model problem based learning, berdasarkan nilai rata-rata kemampuan awal siswa sebesar 65,66 meningkat menjadi sebesar 84,20, sedangkan (2) hasil belajar menggunakan model direct instruction hanya 76,18 meningkat dari kemampuan awal 64,76. (3) terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Hal ini dibuktikan dari nilai sig 0,00 < 0,05 pada uji-t dua pihak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kontrol.

(3)

Sejauh ini situasi pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan pendekatan ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Seiring dengan berjalanya waktu dan proses perubahan yang cepat dalam lingkungan pendidikan, berdampak pada perubahan kurikulum pendidikan, yaitu dengan diterapkanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang memperbaiki kurikulum sebelumnya yang cenderung teacher-oriented daripada student-oriented dalam proses belajarnya.

Berdasarkan hasil observasai di SMK Negeri 01 Blitar diperoleh beberapa informasi bahwa model pembelajaraan di kelas masih cenderung membuat siswa tidak menjadi aktif dalam belajar. Siswa-siswi masih belum dapat menerima materi secara mendalam sehingga siswa cenderung lupa jika dilakukan review mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya dan siswa-siswi masih sulit untuk mengeksplorasi dan menginvestigasi dalam menyelesaikan permasalahan pengoperasian PC dan peripheral. Pada satu sisi kompetensi dasar ini menuntut siswa untuk berkompeten dalam menyelesaikan dan menemukan solusi/strategi dalam suatu permasalahan pengoperasian PC dan peripheral. Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan materi secara umum dan memberikan latihan kepada siswa tanpa memperlihatkan contoh cara penyelesaian masalah. Sehingga siswa merasa bingung bagaimana langkah awal dalam mengerjakan latihan (dalam menyelesaikan permasalahan pengopersaian PC dan peripheral).

Dengan demikian proses pembelajaran menjadi terhambat dan berpengaruh pada nilai hasil belajar siswa.

(4)

yang sesuai. Model yang dimaksud adalah model yang dapat memotivasi dan membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, mengeksplor dan menemukan langkah-langkah solusi/strategi menyelesaiakan masalah. Model pembelajaran yang memiliki karakteristik seperti uraian di atas adalah model problem based learning. Pada pelaksanaan model problem based learning, untuk membantu menguatkan konsep dan pemahaman siswa pada saat penyampaian materi digunakan alat bantu modul dan materi power point.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menggunakan model pembelajaran selain harus melihat dan memahami karakteristik siswa-siswi, juga harus memeahami karakterstik materi. Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan mengambil judul “Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Direct Instruction (DI) terhadap Hasil

Belajar pada Kompetensi Kejuruan Mendiagnosis Permasalahan Pengoperasian PC dan Periferal Program Keahlian TKJ Kelas X SMKN 01 Blitar”.

METODE

1.Populasi Sampel

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “quasi experiment” (eksperimen semu). Penelitian ini dikatakan quasi karena pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian tidak dikendalikan sepenuhnya oleh peneliti. Desain penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan pola “pretest-posttest control group

design” (Sugiyono, 2010:79). Penelitian ini menggunakan dua kelas penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen. Rancangan penelitian bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya sebab akibat yang terjadi pada kedua kelas tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah seperti berikut:

Tabel 1 Rancangan Penelitian

Kelompok AwalTes Perlakuan Tes HasilBelajar

E K

O1

O1

X1

X2

O2

O2

Keterangan:

E : Kelas eksperimen K : Kelas Kontrol O1 : Pengukuran Awal O2 : Pengukuran Akhir

X1 : Model Problem Based Learning X1 : Model Pembelajaran Direct

Instruction

Pada kedua kelas penelitian, yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol menurut rancangan penelitian di atas dilakukan pengukuran awal terlebih dahulu dimana kelas ekperimen dan kelas kontrol diberi pre-test untuk mengetahui kemampuan awal yang sama atau tidak jauh berbeda sebelum diberi perlakuan.

Selanjutnya setelah dilakukan pre-test terhadap kedua kelas maka langkah selanjutnya yaitu memberi perlakuan penerapan model problem based learning pada kelas ekperimen dan model pembelajaran direct instruction pada kelas kontrol. Langkah terakhir pada pembelajaran dilakukan pengukuran akhir dengan melakukan post-test pada kelas ekperimen dan kelas kontrol.

(5)

Variabel Bebas (X): (X1) Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan (X2) Penerapan Model Pembelajaran

Direct Instruction pada kelas kontrol. Variabel Terikat (Y): Hasil belajar siswa pada kompetensi kejuruan mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan periferal.

3.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 1 Blitar tahun ajaran 2013/1014 yang berjumlah 210 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ.1 sebagai kelas eksperimen dan X TKJ.2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas adalah 33 dan 35 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik sampling pertimbangan (purposive sampling) yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.

4.Instrumen Penelitian

Instrumen perlakukan ini berupa perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen serta pembelajaran langsung untuk kelas kontrol pada kompetensi kejuruan mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan periferal. Instrumen perlakuan terdiri dari silabus dan modul.

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pretest dan posttest dengan jumlah 30 soal pilihan ganda. Soal tes formatif disusun sesuai dengan materi pada kompetensi dasar ke-1 yang terdiri dari delapan indikator dan soal formatif yang disusun sudah mencakup setiap indikator.

Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dalam ranah afektif dan kognitif selama mendapatkan perlakuan, instrumen lembar observasi psikomotor menggunakan tiga skala penilaian dan afektif menggunakan empat skala penilaian, masing memiliki aspek penilaian yang berbeda sesuai dengan aspek yang dinilai. Kegiatan penilaian menggunakan lembar observasi baik psikomotor maupun afektif menggunakan rumus:

Nilai=Jumalah Skor yang Diperoleh

Jumlah Skor Maksimum x100

5.Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen menggunakan a). Uji Validitas Isi Soal Uji Coba, b) Uji Validitas butir soal

a) Uji Reliabilitas butir soal b) Uji Daya Beda butir soal

c) Uji Tingkat Kesukaran butir soal 6.Teknik Pengumpulan Data 7.Teknik Analisi Data

a) Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui gamabaran atau deskripsi mengenai nilai kemampuan awal dan hasil belajar siswa pada kompetensi kejuruan mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan periferal. b) Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

2) Uji Homogenitas

3) Uji Kesamaan Rata-Rata 4) Uji Hipotesis Perbedaan Hasil

Belajar HASIL

(6)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen

N

o RentangNilai Frekuensi(f) Frekuensi(%) Kriteria 1. 80 – 100 3 9.09 Sangat Tinggi 2. 60 – 80 18 54.55 Tinggi 3. 40 – 60 12 36.36 Sedang 4. 20 – 40 - - Rendah 5. 0 – 20 - - Sangat Rendah

Jumlah 33.00 100.00

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol

N o

Rentang Nilai

Frekuensi (f)

Frekuensi

(%) Kriteria 1. 80 – 100 4 11.43 Sangat Tinggi 2. 60 – 80 21 60.00 Tinggi 3. 40 – 60 9 25.71 Sedang 4. 20 – 40 1 2.86 Rendah 5. 0 – 20 - - Sangat Rendah

Jumlah 35.00 100.00

2. Deskripsi Data Hasil Belajar a) Ranah Kognitif

Tabel 4.10 Deskripsi Nilai Tes Tulis (Posttest)

Kelas TertinggiNilai TerendahNilai RerataNilai Eksperimen 96.67 63.33 81.11

Kontrol 86.67 30.00 70.76

Tabel 4.11 Deskripsi Nilai Tes Tugas

Kelas TertinggiNilai TerendahNilai RerataNilai Eksperime

n 90.50 69.00 78,78 Kontrol 90,50 36.75 63.01

b) Ranah Afektif dan Psikomotor Tabel 4.12 Deskripsi Nilai Observasi Afektif

Kelas

(pertemuan) TertinggiNilai TerendahNilai RerataNilai Eksperimen (1) 92.86 60.71 77.06

Kontrol (1) 75.00 57.14 66.73 Eksperimen (2) 96.43 67.86 82.36 Kontrol (2) 78.57 60.71 70.71 Eksperimen (3) 96.43 71.43 85.50

Kontrol (3) 85.71 64.29 76.43 Eksperimen (4) 96.43 78.57 88.85 Kontrol (4) 92.86 71.43 83.06 Tabel 4.13 Deskripsi Nilai Observasi

Psikomotor

Kelas TertinggiNilai TerendahNilai RerataNilai

Eksperimen (1) 100 75.00 84.09 Kontrol (1) 100 66.67 77.38 Eksperimen (2) 100 75.00 86.62 Kontrol (2) 100 66.67 79.76 Eksperimen (3) 100 83.33 90.40 Kontrol (3) 100 75.00 89.05 Eksperimen (4) 100 83.33 93.69 Kontrol (4) 100 75.00 92.86 c) Data Hasil Belajar

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

No RentangNilai Frekuensi(f) Frekuensi(%) Kriteria

1. 80 – 100 22 66.67 Sangat Tinggi 2. 60 – 80 11 33.33 Tinggi 3. 40 – 60 - - Sedang 4. 20 – 40 - - Rendah 5. 0 – 20 - - Sangat Rendah

Jumlah 33.00 100.00 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

No RentangNilai Frekuensi(f) Frekuensi(%) Kriteria

1. 80 – 100 6 17.14 Sangat Tinggi 2. 60 – 80 28 80.00 Tinggi 3. 40 – 60 1 2.86 Sedang 4. 20 – 40 - - Rendah 5. 0 – 20 - - Sangat Rendah

Jumlah 33.00 100.00 Tabel 4.16 Deskripsi Rata-Rata Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa

Kelas Rata-RataObservasi Psikomotor

Rata-Rata Nilai Tugas

Rata-Rata Observasi Afektif

Rata-Rata Nilai Tes

Tulis Eksperimen 88.70 78,78 83.44 81.11 Kontrol 84.76 63,01 74.23 70.76

(7)

Kelas TertinggiNilai TerendahNilai Rata-Rata Eksperimen 91,18 70,23 82,72 Kontrol 84,08 56,08 72,92

3. Pengujian Hipotesa

a)Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

Kelas Asymp-Sig Kesimpulan

Eksperimen 0,701 Normal

Kontrol 0,116 Normal

b)Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

Kelas X F-hitung Sig tabel F-Eksperimen 84,20 3,609 0,062 3,986 Kontrol 76,18

c) Hasil Uji Hipotesis

Tabel 4.20 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Hipotesis)

Kelas t-hitung Sig (2-tailed) t-tabel Eksperimen 4,970 0,000 1,997 Kontrol

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV. Dapat diketahui data kemampuan awal siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 83,33 dan 40,00 dengan rata-rata kelas eksperimen diperoleh 65,66.

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV. Dapat diketahui data hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 91,18 dan 70,23 dengan rata-rata kelas eksperimen diperoleh 82,72.

Hal ini menunjukkan terdapat perubahan hasil belajar dari keadaan sebelumnya. Jadi kesimpulanya bahwa menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV. Dapat diketahui data kemampuan awal siswa kelas kontrol dengan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 83,33 dan 33,33 dengan rata-rata kelas eksperimen diperoleh 64,76

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV. Dapat diketahui data hasil belajar siswa kelas kontrol dengan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 84,08 dan 57,08 dengan rata-rata kelas eksperimen diperoleh 72,92.

Hal ini menunjukkan model pengajaran langsung belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan baik dari nilai kognitif tes tulis dan tugas, nilai pengamatan afektif serta nilai nilai pengamatan psikomotor.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Bab IV bahwa antara dua kelas sama-sama terjadi peningkatan hasil belajar, tetapi peningkatan ini lebih didominasi oleh kelompok eksperimen artinya hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.

(8)

problem based learning dengan siswa yang diajar dengan model direct instruction.

Melihat penjelasan diatas diketahui bahwa hasil belajar kompetensi kejuruan mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan peripheral dengan penerapan model problem based learning lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran langsung. Karena siswa yang diajar dengan penerapan model problem based learning lebih mudah dalam memahami materi dan lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, mereka juga lebih mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru dalam menyelesaikan permasalahan. Guru selalu melakukan review konsep dan memberikan contoh sederhana agar siswa mudah dalam memahami dan menyelesaikan masalah pada kompetensi kejuruan mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan peripheral.

KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan

Ada pengaruh penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 01 Blitar. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran problem based learning yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model direct instruction.

Ada pengaruh penerapan model pembelajaran direct instruction terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 01 Blitar. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan hasil

belajar siswa pada pembelajaran direct instruction yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model problem based learning.

Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar Kompetensi Kejuruan Mendiagnosis Permasalahan Pengoperasian PC dan Peripheral antara siswa yang diajar dengan model problem based learning dengan siswa yang diajar menggunakan model direct instruction, dibuktikan dengan uji hipotesis (Ho ditolak dan Ha diterima). Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model direct instruction (pembelajaran langsung).

2.Saran

Bagi peneliti, dengan adanya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan dan informasi agar penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan lagi untuk materi pokok yang berbeda dengan pertimbangan pengelolaan kelas yang lebih baik dan pembelajaran yang seefisien mungkin.

Bagi guru, penggunaan model problem based learning dalam proses pembelajaran membutuhkan persiapan yang lebih banyak terutama dalam pembagian waktu. Guru hendaknya membuat perencanaan waktu yang lebih baik, sehingga siswa dapat lebih banyak mencari atau membangun pengetahuanya sendiri melalui buku dan sumber yang lainnya.

(9)

menyenangkan dan hasil belajar siswa yang lebih baik.

Bagi siswa, perlu diberikan perhatian khusus kepada siswa ynag memiliki tingkat hasil belajar yang belum maksimal sehingga menjadi motivasi bagi siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Bagi program studi SI pendidikan teknik informatika UM, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau referensi untuk penelitian-penelitian khususnya dalam bidang pendidikan agar dapat memberikan kontribusi yang efektif dalam lingkungan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, Fuad. 2000. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya.

Hamalik,Oemar.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara. Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu.

1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Mbulu, Joseph. 2001. Pengajaran Individual. Malang. Yayasan Elang Mas

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Keempat. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang. Setyorini. 2006. Pengaruh Metode

Problem Solving Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Geografi

Siswa Kelas XI MAN 3 Pasuruan. Malang : UM

Setyosari, Punaji.2001. Rancangan Pembelajaran. Malang : Elang Mas. Slameto. 2003.Belajar dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E. R. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Nusa Media.

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung PPs UPI

Subana, Rahadi. Moersetyo, Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwandono, Dhanisworo dan Mujiyono. 1997. Ensiklopedia Wayang Purwo I. Jakarta: DIT.JEN. Kebudayaan Departemen P & K. Tim Fakultas Teknik UNY. 2004.

Modul Mendiagnosis Permasalahan Pengoperasian PC dan Peripheral. Yogyakarta.

Trianto. 2007. Model-Model

Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

(10)

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

Penguatan kemitraan dalam pengembangan usaha difokuskan pada tahapan kemitraan yaitu, identifikasi kebutuhan mitra, penentuan aspek yang perlu dimitrakan, identifikasi

Tujuan Penelitian: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian Insomnia pada lansia di Puskesmas

Aliran ini sebenarnya masih memiliki keterkitan dengan aliran “Critical Legal Studies” Roberto Unger yang memfokuskan pada upaya Dekontruksi dan Rekontruksi

Anda akan memerlukan paku, krayon, dan untuk setiap anak sebuah copy dari Aktivitas 12 dan stiker yang sesuai dari Pekerjaan tangan Pratama. Berikan setiap anak sebuah

import android.os.Bundle; import android.util.Log; import android.view.Display; import android.view.View; import android.widget.Button; import android.widget.EditText;

Keselamatan dan kesehatan pekerja adalah hal utama yang harus dilaksanakan pada Badan Usaha Milik Negara atau perusahaan swasta, karena pekerja yang sehat dan tidak

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang

Risiko sistematis mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan secara positif terhadap return saham sehingga apabila beta saham tinggi maka keuntungan