Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kata “strategi” sendiri berasal dari kata Yunani “strategia” yang berhubungan dengan kemiliteran, berarti langkah untuk mencapai sasaran yaitu memenangkan peperangan (Stanton, 1996).
Keegan (1996) mendefinisikan :
Strategi sebagai respon yang dipertimbangkan sebuah perusahaan pada kenyataan dari perusahaan pihak yang bersangkutan dan kenyataan dari lingkungan usaha. Hax and Majluf (1984) merumuskan strategi lebih komprehensif, yaitu :
(1) Suatu pola keputusan yang konsisten, (2) menyatu dan integral, (3) menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam pengertian sasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya, (4) menyeleksi bidang yang akan dilakukan, (5) mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama dan (6) melibatkan semua hirarki dari organisasi.
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai keberhasilan organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Hal ini dikarenakan, tidak ada satu perusahaan pun yang mempunyai sumber daya yang tidak terbatas. Sehingga para ahli strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang akan memberi keuntungan terbesar kepada perusahaan (David, 2004).
Alasan-alasan usaha kecil bisa bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar usaha kecil memproduksi barang konsumen dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatn juga tidak berpengaruh pada permintaan, 2. Sebagian besar usaha kecil tidak mendapat modal dari Bank,
Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbda usaha skala besar yang banyak tergantung kepada perbankan, jika sektor perbankan bermasalah, maka ikut terganggu kegiatan usahanya, sedangkan usaha kecil dapat bertahan. Di Indonesia, usaha kecil menpergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah. 3. Usaha kecil mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing.
Dampaknya usaha kecil mempunyai spesialisasi produksi yang ketat. Hal ini memungkinkan usaha kecil mudah untuk pindah dari usaha yang satu ke usaha yang lain, hambatan keluar-masuk tidak ada.
4. Reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, proteksi industri hulu dihilangkan, usaha kecil mempunyai pilihan lebih banyak dalam pengadaan bahan baku. Akibatnya biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Akan tetapi, karena bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi, maka opengaruhnya tidak terlalu besar.
5. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjanganmenyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerja-pekerjanya. Para
penganggur tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang umunya berskala kecil, akibatnya jumlah usaha kecil meningkat.
Kendala-kendala dalam mempertahankan atau mengembangkan usaha (bisnis), antara lain kurang pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasi semua masalah itu usaha kecil harus memiliki strategi bisnis yang tepat.
1. Sejarah Roti dan Perkembangan Roti
Roti merupakan salah satu pangan yang paling tua usianya. Sejarah perkembangan roti diawali semenjak zaman neolitikum, dimana biji-bijian dicampur dengan air,kemudian menjadi adonan lalu dimasak. Pada zaman mesopotamia tepatnya di Mesir, masyarakat membuat roti terbuat dari biji gandum. Gandum dihancurkan terlebih dahulu, setelah itu dicampur dengan air. Pencampuran antara bubuk gandum dengan air tersebut, kemudian menjadi bahan yang lengket.Setelahitu dilakukan proses pematangan dengan cara dipanggang (Nasution,2006).
Saat ini, roti dibuat dalam perbagai variasi mengikuti keinginan dari pihak konsumen. Variasi tersebut berdasarkan rasa, ukuran, bentuk dan harga. Hal yang demikian untuk membantu konsumen agar dapat menyesuaikan dengan selera mereka masing-masing. Delfani dalam Nasution (2006) memaparkan bahwa variasi roti terbagi menjadi lima jenis,yaitu:
1. Bakery
Jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigu,mentega,telur ,susu,dan ragi.Jenis roti ini biasanya diisi dengan coklat ,keju,srikaya ,selai buah,kelapa,pisang,fla , daging sapi atau ayam, dan sosis . Bentuknya bisa beragam seperti bulat,lonjong,keong,gulung sampai pada bentuk-bentuk hewan
2. Roti Tawar
Jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu, mentega,telur,susu dan air.
Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan lain. Bentuknya bias kotak,panjang dan tabung.
3. Cake
Jenis roti yang berasa manis dengan tambahan rasa (essence) rhum, jeruk atau coklat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu,telur,mentega,susu,tanpa menggunakan isi. Jenis ini dibagi menjadi : spikuk, roll tart, zebra cake, fruit cake, brownies, muffin, tart cake, cake siram, dan caramel (sarang semut).
4. Pastry
Jenis roti kering yang bias berupa kue sus, grem dan croissant. Roti ini bias diisi dengan isi tambahan seperti kacang, keju,coklat, daging ayam dan sapi,sosis,fla,dan ada juga yang tidak diisi apapun.
5. Donat
Jenis roti tawar atau manis yang pematangan bias dengan cara digoreng atau di panggang . Roti ini dikenal dengan bentuknya khas yaitu bolong pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang sudah dikenal secara umum antara lain: donat siram,donat keju,donat mesis, donat kacang, dan donat isi.
2. Brownies
Brownies asal mulanya adalah kue coklat yang biasanya dipanggang padat atau dikenal “bantat”, sehingga menghasilkan tekstur yang agak keras. Brownis mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi. Brownies pun tergolong jenis kue yang mempunyai indeks glikemik tinggi, artinya sesaat setelah makan brownies akan merasa segar, karena gula darah cepat naik.
Brownies juga mengandung vitamin yang cukup lengkap seperti vitamin C, thiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, vitamin B6 dan vitamin B12. Kandungan mineralnya juga cukup lengkap seperti kalsium, besi, magnesium, natrium, kalium, seng , tembaga, mangan, dan selenium. Komposisi angka kecukupan gizi untuk setiap 100 gram brownies akan dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Angka kecukupan Gizi per 100 gram Brownies
Komposisi Gizi Kadar
Air (g) 2,8 Energi(kkal) 434 Protein (g) 4g Lemak (g) 14 Karbohidrat (g) 76,6 Kalsium (mg) 19 Besi (mg) 1,99 Magnesium (mg) 40 Fosfor (mg) 82 Natrium (mg) 303 Seng (mg) 0,64 Tembaga (mg) 0,276 Mangan (mg) 0,351 Selenium (mg) 2,6 Vitamin C (mg) 0,3 Thiamin (mg) 0,165 Riboflavin (mg) 0,162 Niasin (mg) 1,882 Asam pantotenat (mg) 0,131 Vitamin B6 (mg) 0,0067 Asam folat (mcg) 35 Vitamin A (IU) 11
Sumber : www.asiamaya.com tahun 2007
3. Brownies Kukus
Brownies kukus dikelompokan menjadi salah satu jenis kue basah. Kue ini merupakan hasil modifikasi dari seorang ibu rumah tangga Ny.Sumiwiludjeng yang berdomisili di kota Bandung. Beliau memiliki keahlian dibidang tata boga yang merupakan latar belakang pendidikannya. Berkat modal keahlian inilah akhirnya membawa Ny. Sumiwiludjeng berhasil menciptakan produk inovatif yaitu brownies kukus.
Pada awal tahun 1999, Ny. Sumiwiludjeng mendapatkan resep kue basah dari saudaranya . Resep itu memiliki kemiripan dengan kue brownies , tapi tidak dipanggang melainkan dengan cara dikukus. Bersama dengan putra pertamanya resep itu kemudian diolah, diuji coba, dan dikembangkan untuk menjadi produk andalan usaha kulinernya.
Kue hasil kreasi ibu dan anak ini akhirnya diberi nama brownies kukus, disebut brownies karena bentuk fisiknya hampir sama dengan brownies. Warnanya cokelat pekat dan bahan bakunya juga terbuat dari cokelat. Sedangkan kata kukus ditambahkan karena proses pematangannya dengan cara dikukus, selain untuk membedakan dengan brownies yang biasanya dikenal pematangannya dengan cara dipanggang.
Brownies kukus memiliki karakteristik tersendiri antara lain tekstur yang lembut, lembab, dan menghasilkan flavor yang baik. Dari segi kesehatan brownies yang dikukus termasuk lebih aman, karena tidak berpeluang terbentuknya radikal bebas. Kue ini memiliki daya simpan yang cenderung singkat, karena mengandung kadar air yang lebih tinggi daripada brownies biasanya.
III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden yaitu : pemilik perusahaan, bagian produksi dan bagian pemasaran. dan 30 konsumen brownies dengan alat bantu kuesioner, penetapan jumlah 30 konsumen berdasarkan ketentuan syarat minimal responden 30 orang, responden dipilih secara sengaja dengan cara melakukan wawancara kepada konsumen yang datang ke toko Brownies, Chocolate dan Pastry D’Wonk.
2. Pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka, dokumen dan laporan instansi terkait.