BAB II KERANGKA TEORI
B. Strategi Politik
1. Pengertian Strategi Politik
Strategi adalah ilmu tentang tekni atau taktik, cara atau kiat muslihat
untuik mencapai sesuatu yang diinginkan.23 Politik adalah interaksi antara
pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal
dalam suatu wilayah tertentu.24 Jadi, strategi politik adalah ilmu tentang
22
Niko Harjanto, Artikel politik kekerabatan,diakses pada tanggal 07 oktober 2015, jam 20.52 WIB
23
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), 448.
24
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT.Gramedia Widisuasarana, 1992), 10-11.
42
teknik, taktik, cara, kiat yang dikelola oleh politisi untuk mendapatkan dan
mempertahankan sumber-sumber kekuasaa, merumuskan dan melaksanakan
keputusan politik sesuai yang diinginkan.
Strategi politik adalah strategi yang digunakan untuk merealisasikan cita-
cita politik. Contohnya adalah pemberlakuan peraturan baru, pembentukan
suatu struktur baru dalam administrasi pemerintahan atau dijalankannya
program deregulasi, privatisasi, dan desentralisasi.25 Tanpa strategi politik
perubahan jangka panjang atau proyek-proyek besar sama sekali tidak bisa
diwujudkan. Politisi yang baik berusaha untuk merealisasikan rencana yang
ambisius tanpa strategi, seringkali menjadi pihak yang harus bertanggung
jawab dalam menciptakan kondisi social yang menyebabkan jutaan manusia
menderita.
Dalam kamus Ebster New World Dictionary (1979), strategi mempunyai
tujuan sebagai. Setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal, tetapi
perdamaian yang medasar. Dalam istilah politik, ‘perdamaian’ ini berarti
penerangan program-program yang tepat dan reformasi. Jika tujuan jangka
panjang strategi ini tidak tampak, misi kemenangan akan tampak sebagai
perjuangan bagi kekuasaan dan kekayaan pribadi, sebagai sebuah perjuangan
untuk mencapai tujuan-tujuan selain tujuann yag telah diciptakan.26 Tujuan
akhir strategi politik adalah idealism politik dan pragmatisme politik adalah
25
Peter Schoder, Strategi Politik (Jakarta: FNS, 2009), 5-6.
26
“Strategi Politik Persiapan Pemilu”, google.com (16 Januari 2016) 21:00
43
siapa yang mendapatkan apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa atau
dengan lain perkataan bagaimana kekuasaan bisa direbut dan dipertahankan.
Dalam pragmatisme menggunakan realisme menghalalkan segala cara dan
politisi dagang sapi.27
Dalam strategi politik sangat penting mengenal strategi komunikasi.
Strategi komunikasi sangat penting sehingga membawa keuntungan yang jelas
bagi seseorang, atau yang selama ini diabaikan oleh lawan. Citra yang
diinginkan (target image) antara lain dalam proses implementasi, kelemahan
pemerintah dan satuan eksekutif terutama sekali terletak dibidang kehumasan,
target image menetapkan landasan bagi pekerjaan kehumasan, dan semua
tindakan kehumasan hanya bertujuan untuk menyebarluaskan citra ini dan
menanamkannya dalam benak kelompok sasaran sarana. Citra yang
diinginkan (target image) terkait dengan pilihan tema, Gaya, Cara konfrontasi
dan tawaran sumber daya manusia.28
1. Perencanaan Konseptual Strategi Politik
Sistematika 10 langkah strategi politik yaitu :
a. Merumuskan Misi
Perumusan menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan
secara strategi. Hal ini harus mencakup tiga elemen yakni tujuan
secara keseluruhan yang menguraikan posisi yang ingin kita capai
27
Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 301-302
28
Rainer Aam, “Political Marketing Strategi Membangun Konstituen dengan Pendekatatn PR’,
google.com (16 januari 2016), 4-6.
44
melalui perencanaan strategi tersebut, alasan pentingnya pencapaian
tujuan keseluruhan tujuan harus dicapai.
Dalam sebuah strategi politik, misi dapat diartikan persetujuan
atas suatu posisi tertentu, partisipasi dalam suatu tugas tertentu, dipilih
sebagai kandidat.. sebuah perencanaan karir politik, misi harus
menyatakan untuk oleh siapa strategi itu direncanakan. Dengan
demikian misi dapat menetapkan suatu kerangka atau batasan.
Misi harus mengidentifikasi jangka waktu, hingga kapan
keseluruhan sasaran harus dicapai, dan misi tidak boleh dirumuskan
secara terlalu optimis sehingga menjadi tidak realistis.
b. Penilaian Situasional dan Evaluasi
Analisa situasi dan evaluasi membahas fakta-fakta yang
dikumpulkan, yang dikelompokkan dalam kekuatan dan kelemahan
serta perkiraan kemungkinan keberhasilan yang terealisasi.
1) Pengumpulan fakta
Pengumpulan fakta berarti pengumpulan fakta-fakta internal
dan eksternal yang relevan. Fakta internal adalah fakta yang
menyangkut organisasi sendiri. Fakta eksternal adalah fakta yang
menyangkut para pekerja atau lingkungan dimana akan direalisir.
Pembatasan antara fakta internal dan eksternal tidak terlalu mudah,
tetapi pembatasan dilakukan sebelum proses pengumpulan fakta
45
competitor atau pesaing adalah fakta yang berasal dari organisasi-
organisasi, yang merupakan pesaing langsung dari organisasi kita
sendiri. Fakta lingkungan adalah fakta yang berasal dari
masyarakat yang akan dijalankan.
2) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
Fakta-fakta telah terkumpul, secara sistematis digolongkan dan
ditimbang berdasarkan kadar relevansi, ukuran, kepentingan dan
regensi. Setiap fakta diteliti untuk menentukan apakah fakta-fakta
tersebut mendukung atau justru mengganggu pelaksanaan. Apabila
sebuah fakta mendukung, fakta ini menjadi kekuatan. Sebaliknya,
apabila mengganggu pelaksanaan, ia akan menjadi sebagai
kelemahan.
3) Analisa kekuatan dan kelemahan
Kekuatan dan kelemahan sudah diketahuoi, maka keduanya
harus dievaluasi. Setelah mengelompkkan mereka berdasarkan
kadar kepentingan, perlu untuk menetapkan apakah kita memiliki
pengaruh terhadap kelemahan-kelemahan tersebut dalam arti dapat
mengeliminir atau setidaknya menguranginya.
Dalam menganalisa dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan kita, yang diperhadapkan dengan pesaing atau lawan
dalam konteks perencanaan strategi politik dan lingkungan
46
4) Umpan-balik (freedback)
Setelah menganalisa kekuatan dan kelemahan, langkah
berikutnya adalah menentukan apakah dapat dicapai dalam kurun
waktu yang telah ditetapkan. Analisa kekuatan dan kelemahan
menunjukkan bahwa ada keuntungan strategis yang jelas sehingga
kemenangan pasti dapat diperoleh, dan kelemahan cukup dapat
dilindungi, maka tersebut memiliki kemungkinan untuk dapat
dicapai.
c. Perumusan Sub-Strategi
Sementara langkah penilaian situsional lebih menyibukkan diri
dengan keadaan dan situasi masa lalu, fokus kita harus bergerak maju
kedepan untuk perumusan sub-strategi. Langkah-kangkahnya sebagai
berikut menyusun tugas-tugas, merumuskan strategi dan mengevaluasi
strategi. Apabila penilaian situsional sudah selesai, menjadi jelas
sesuatu yang telah dirumuskan akan dijalankkan atau masih perlu
direvisi.
a) Menyusun tugas-tugas
Berdasarkan analisa kekuatan dan kelemahan, lahirnya tugas-
tugas yang harus diselesaikan. Tugas-tugas tersebut adalah
meneliti kelemahan kita yang harus diminimalisirkan, memberikan
pertahanan dengan cara menutupi, mengalihkan perhatian yang
47
menyerang lawan dan jika lawan menunjukkan kelemahan yang
tidak berhubungan dengan kekuatan kita, maka kita harus
membangun kekuatan ini.
b) Merumuskan strategi
Pertama-tama harus memilih isu-isu yang dihadapkan dengan
pesaing atau lawan. Isu-isu ini hendaknya berupa isu atau
argument yang membawa keuntungan yang jelas. Lingkungan
dimana sebuah isu dijalankan memainkan peranan yang penting
dalam penentuan isu dan memusatkan kekuatan serta semua
penyerangan hanya satu isu dalam waktu tertentu saja.
c) Mengevaluasi strategi
Masing-masing strategi yang dipilih untuk menyelesaikan
tugas haruslah saling melengkapi. Mereka harus saling cocok, baik
di tingkat sub-sub strategi maupun dalam strategi menyeluruh.
Karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi-strategi yang
dipilih setelah strategi itu dirumuskan.
d. Perumusan Sasaran
Setelah sasaran diputuskan, tanggung jawab untuk
memindahkan strategi ke unit-unit taktis, dan diimplementasikan
melalui pembagian-pembagian tugas. Strategi telah di tetapkan, maka
pendekatan untuk memanfaatkan kekuatan terhadap kelamahan lawan
48
harus menggambarkan keadaan pada akhir sebuah proses dalam
jangka waktu tertentu. Tujuan ini harus dapat dicapai dan tidak boleh
hanya menjadi sebagi ilusi belaka. Selain tujuan itu suda dirumuskan,
masing-masing strategi harus direalisasikan dan dijalankan. Tujuan ini
harus dibagi masing-masing dalam unit taktis yang bertanggung jawab
untuk pencapaian tujuan. Karena itu kuantitas, kualitas, jangka waktu
dan tanggung jawab harus ditetapkan setelah tujuan dirumuskan.
e. Target Image (Citra yang diinginkan)
Strategi untuk kegiatan kehumasan atau public relations (pr)
dirumuskan dan diimplementasikan di tingkat “PR”. Setelah keputusan
mengenai citra yang diinginkan (target iamage) ditetapkan. Target
image melukiskan citra yang diharapkan, yang hendak dicapai setelah
dijalankannya rangkaian pekerjaan kehumasan yang panjang dalam
kelompok target. Target image ditentukan oleh keputusan strategis
mengenai perumusan tugas dan pilihan-pilihan yang berkaitan dengan
isu, gaya, jenis konfrontasi dan orang-orang yang diperhitungkan.
f. Kelompok-kelompok Target
Kelompok target adalah kelompok-kelompok masyarakat atau
organsasi mereka yang penting untuk pencapian misi, kelompok ini
perlu didekati dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kelompok
ini diidentifikasi dengan mengimpretasikan keputusan strategis,
49
Apabila kelompok target telah didefinisikan, fonsai untuk
diimplementasikan strategi yang komunikatif ditetapkan. Fondasi ini
dilengkapi dengan pesan kelompok target dan instrument-instrumen
kunci.
g. Pesan Kelompok Target
Kelompok target yang telah dibahas diatas membutuhkan
informasi-informasi tertentu berdasarkan keputusan strategis yang
telah diambil sebelumnya untuk memungkinkan bereaksi sesuai
dengan apa yang telah direncanakan secara strategis. Informasi ini
dapat dikomunikasikan secara khusus dengan masing-masing
kelompok target, dan tidak untuk semua kelompok target yang ada.
Perlu diperhatikan bahwa pesan yang di terima masing-masing
kelompok target tidak boleh saling bertentangan. Perluasan pesan
kelompok target merupakan intrumen yang kerap digunakan pada
tahap akhir masa kampanye, untuk memberikan janji tertentu kepada
kelompok pemilih tertentu.
h. Instrumen-instrumen Kunci
Pemilihan instrumen kunci terutama berkaitan dengan aki-aksi
dan alat komunikasi yang akan digunakan. Instrument-instrumen dan
aksi ini disesuaikan secara khusus bagi kelompok target. Untuk itu ada
syarat bahwa kelompok yang dijadikan target telah dikenal terlebih
50
pendekatan atau komunikasi tertentu. Pemilihan instrument-instrumen
yang akan digunakan sekaligus menghasilkan keputusan-keputusan
penting yang berhubunan dengan sumber daya untuk
mengimplementasikan strategi serta efektifitas kampanye. Keputusan
ini, beserta kelompok target yang dipilih menjadi prasyarat
keberhasilan pelaksanaan starategi.
i. Implementasi Strategi
Dalam pengimplementasian strategi, factor manusia dan factor
operasional perlu diperhitungkan. Sebelum implementasi strategi
dilakukan terlebih dahulu perlu diambil keputusan mengenai tujuan
taktis, perumusan citra yang diinginkan, identifikasi kelompok target,
pesan kelompok target dan instrument kunci. Setelah itu barulah
peraturan untuk implementasi strategi perlu diciptakan dan diterapkan.
Dalam pengimplementasi strategi politik, factor manusia menjadi
signifikansi untuk tiga aspek yaitu pimpinan politik, pimpinan partai
politik yang bekerja penuh dan dan anggota partai yang bekerja paruh
waktu atau sukarelawan. Hubungan antara ketiga pihak ingin
kuantitas, kualitas, pendidikan, motivasi dan etika merupakan syarat
awal untuk keberhasilan tergantung pada prinsip-prinsip kecepatan,
51
j. Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi terdiri dari dua elemen yang menentukan
keberhasilan penerapan suatu strategi. Elemen yang pertama adalah
prinsip pengumpulan data intelejen dan perolehan informasi. Elemen
kedua adalah prinsip perlindungan informasi di pihak sendiri. Setelah
itu dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT, yakni Strength,
Weakness, Opportunities, Threats yang beraarti kekurangan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sementara SWOT membatasi diri
pada penilaian situasi dan perumusan strategi yang bergerak lebih jauh
pada evaluasi strategi dan terutama pelaksanan strategi politiknya.
Langkah strategi yang utama, selain mengukur diri dengan
analisis SWOT, adalah pengumpulan informasi secara objektif. Hal ini
perlu terutama untuk mengidentifikasi para pesaing dan bisa di dapat
dari informasi dari kubu pesaing, spionase, analisis survey, analisis
media, penjelasan dari aliansi pesaing. Selain itu, juga perlu secara
jelas mengetahui aturan main yang tertuang dalam produk perundang-
undangan yang berlaku.29
Dalam semua konsep penelitian tentang langkah-langkah
perencanaan strategi diatasi ini, titik tekannya adalah mengidentifikasi
dalaam segi kekuatan dan kelemahan dalam menjalankan sebuah
strategi politik.
29
Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, 302-303.
52