• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.3.4 Strategi Produk

Menurut Tjiptono (2000:109) secara garis besar strategi produk

1. Strategi Positioning Produk

Strategi Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga

terbentuk citra yang lebih unggul dan pesaing. Paling tidak ada tujuh

pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning yaitu :

a. Positioning berdasarkan atribut, ciri – ciri atau manfaat bagi

pelanggan (attribute positioning) yaitu dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu, karateristik

khusus atau dengan manfaat bagi pelanggan. Pemeliharaan yang

akan dijadikan basis positioning harus dilandaskan pada 6 kriteria

berikut :

1. Derajat, kepentingan (importance) artinya atribut tersebut sangat bernilai di mata sebagian besar pelanggan.

2. Keunikan (distinciveness) artinya atribut tersebut tidak ditawarkan perusahaan lain. Bisa pula atribut itu di kemas

secara lebih jelas oleh perusahaan dibandingkan pesaingnya.

3. Superioritas artinya produk tersebut lebih unggul daripada cara

– cara lain untuk mendapatkan pesaingnya.

4. Dapat dikomunikasikan (communicability) artinya atribut dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas sehingga

pelanggan dapat memahaminya.

5. Pembelian lebih dahulu (preemptive) artinya atribut tersebut tidak mudah ditiru oleh para pesaing.

6. Terjangkau (affordability) artinya pelanggan sasaran akan mampu membayar perbedaan atau keunikan atribut tersebut.

Setiap tambah biaya karateristik khusus di pandang sepadan

nilai tambahannya.

7. Profitability artinya perusahaan bisa memperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

b. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu positioning yang berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya

menekankan harga murah sebagai indikator nilai.

c. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use/ application positioning).

d. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning) yaitu mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakaian.

e. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning) misalnya permen kopiko yang posisikan sebagai kopi dalam permen.

f. Positioning berdasarkan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.

g. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning). Kunci utama berhasilnya strategi positioning produk terletak pada persepsi yang

posisi atau citra sebuah perusahaan dipengaruhi pula oleh para

pesaing dan pelanggan mereka.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah :

a. Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga

produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek – merek yang

bersaing.

b. Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan

beberapa hal pokok kepada pelanggan.

Prosedur untuk melakukan penempatan posisi yang tepat meliputi

tujuh langkah pokok yaitu :

a. Menentukan produk atau pasar yang relevan

Suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari

satu keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu suatu produk dapat

diposisikan diberbagai pasar yang berbeda. Langkah dalam

melakukan positioning adalah mendaftarkan semua kebutuhan dan

keinginan yang mungkin dapat dipenuhi produk.

b. Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing primer maupun pesaing

sekunder.

Pesaing primer adalah adalah pesaing – pesaing yang bersaing

untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder

adalah pesaing – pesaing tak langsung, yakni mereka yang tidak

langsung muncul dipikiran bilamana seseorang sedang berpikir

c. Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam

mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Biasanya seseorang akan mengevaluasikan berbagai alternatif

pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara dan

berdasarkan standar – standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan

perlu melakukan riset pemasaran agar dapat memahami cara dan

standar yang digunakan konsumen dalam evaluasi keputusan

pembelian.

d. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

(dengan membuat perceptual map).

Pemasar perlu mengidentifikasikan posisi yang ditempati pesaing

dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut produk. Situasi pemakai atau kelompok pemakai.

e. Mengidentifikasikan senjang atau gap pads posisi yang ditempati. Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling

bersaing, maka dapat ditentukan daerah – daerah atau aspek –

aspek yang belum tergarap maupun yang telah digarap banyak

pesaing.

g. Merencanakan dan Melaksanakan Positioning

Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki

ditetapkan maka pemasar harus merancang program pemasaran

yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk

persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen melaui kampanye

promosi.

h. Memantau Posisi

Posisi aktual suatu produk atau merek dipantau setiap saat guna

melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan

lingkungan.

2. Strategi Repositioning Produk

Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat

kemungkinan berikut :

1. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan

berdampingan dengan merek perusahaan sehingga membawa

dampak buruk terhadap pemangsa pasar perusahaan.

2. Preferensi konsumen telah berubah.

3. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru yang diikuti

dengan peluang yang menjanjikan.

4. Terjadi kesalahan dalam positioning berikutnya.

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi

produk atau bauran pemasaran saat ini, serta berusaha mencari posisi

baru yang lebih tepat bagi prodik tersebut. Tujuan strategi ini adalah

untuk meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk

mengoreksi kesalahan penentuan posisi sebelumnya.

1. Peningkatan pertumbuhan penjualan produk dan produktivitas

(dari pelanggan saat ini)

2. Perluasan pasar secara keseluruhan (dari para pemakai baru). Jadi

perusahaan mengharapkan agar dapat menempatkan produk pada

jalur pertumbuhan dan profitabilitas yang meningkat.

3. Peningkatan penjualan, pangsa pasar profitabilitas (melalui

pemanfaatan baru yang sudah ada).

3. Strategi Overlap Produk

Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan

persaingan terhadap merek milik tertentu milik perusahaan sendiri.

Persaingan ini dibentuk melalui tiga cara, yaitu :

1. Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada.

2. Penggunaan label pribadi (private labeling) yaitu menghasilkan suatu produk yang menggunakan nama merek perusahaan lain.

3. Menjual komponen – komponen yang dipergunakan dalam produk

perusahaan sendiri kepada para pesaing.

Tujuan penerapan strategi ini adalah :

a. Untuk menarik lebih banyak pelanggan pada produk sehingga

meningkatkan pasar keseluruhan.

b. Agar dapat bekerja pada kapasitas penuh

c. Untuk menjual kepada para pesaing sehingga dapat

4. Strategi Lingkup Produk

Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk

suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerapkan strategi produk

tunggal, strategi multi produk atau strategi system of products. Masing – masing strategi ini memiliki tujuan sendiri, yaitu :

a. Strategi produk tunggal. Untuk meningkatkan skala ekonomis,

efisiensi dan daya saing dengan melakukan spesialisasi dalam satu

lini produk saja.

b. Strategi multi Produk. Untuk mengantisipasi resiko keusangan

potensial suatu produk tunggal dengan menambah beberapa produk

lain.

c. Strategy System Of Products. Untuk meningkatkan ketergantungan pelanggan terhadap produk perusahaan sehingga mencegah pesaing

masuk pasar.

Melalui ketiga strategi di atas diharapkan dapat tercapai

peningkatan, pertumbuhan pangsa pasar dan laba, khusus melalui

strategy system of products, perusahaan bisa memperoleh pengendalian monopolistik terhadap pasar dan memperluas konsep

peluang produk atau pasarnya.

5. Strategi Desain Produk

Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk.

1. Produk Standar

Untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produksi

masa.

2. Customized Product

Untuk bersaing dengan produsen produksi massa (produk standar)

melalui fleksibilitas desain produk.

3. Produk Standar dengan Modifikasi

Untuk mengkombinasikan manfaat dan strategi di atas agar dapat

menjalankan ketiga strategi di atas dengan baik, diperlukan analisis

mendalam terhadap perspektif produk dan pasar, serta perubahan

lingkungan khususnya perubahan teknologi. Hasil yang diharapkan

dari strategi – strategi ini adalah peningkatan dalam pertumbuhan,

pangsa pasar dan laba. Strategi produk standar dengan modifikasi juga

memungkinkan perusahaan untuk melakukan hubungan yang erat

dengan pasar dan memperoleh pengalaman dalam pengembangan

standar produk yang baru.

6. Strategi Eliminasi Produk

Strategi eliminasi produk dilaksanakan dengan jalan mengurangi

komposisi portofolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan

baik dengan cara jumlah produk. Tujuan utama strategi eliminasi

produk ini adalah untuk membentuk bauran atau paduan produk yang

Umumnya produk yang masuk dalam kategori tersebut memiliki

ciri – ciri sebagai berikut :

a. Profitabilitasnya merendah

b. Volume penjualan atau pangsa pasarnya bersifat stagna atau

bahkan menurun sehingga terlalu mahal untuk membangun

kembali produk tersebut.

c. Resiko keusangan teknologi cukup besar

d. Produk mulai masuk ke dalam tahap kedewasaan atau penurunan

pada product Life Cycle (PLC).

e. Produk tersebut kurang sesuai dengan kekuatan atau misi unit

bisnis.

Hasil yang diharapkan dari strategi ini dalam jangka pendek adalah

penghematan biasa melalui aktivitas produksi yang lebih sedikit

berkurangnya persediaan. Sedangkan dalam jangka panjang

diharapkan penjualan dari produk – produk yang tetap dipertahankan

dapat meningkat karena segala sesuatu perusahaan dikonsentrasikan

pada produk – produk tersebut.

7. Strategi Produk Baru

Pengertian produk baru meliputi produk orisinil, produk yang

disempurnakan, produk yang dimodifikasi dan merek baru yang

dikembangkan melalui riset pengembangan. Mengidentifikasikan

enam kategori produk baru, berdasarkan kebaruannya. Keenam

a. Produk yang benar – benar baru (baru bagi dunia). Dalam hal ini,

produk baru sebagai hasil inovasi yang menciptakan pasar baru.

b. Lini produk baru. Produk baru yang memungkinkan perusahaan

untuk memasuki pasar sebelumnya telah ada untuk pertama kali.

c. Tambahan pada lini produk yang sudah ada. Produk baru yang

melengkapi lini produk yang sudah ada (misalnya ukuran kemasan

baru, rasa yang berbeda dan lain – lain).

d. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada.

Penyempurnaan produk merupakan pengenalan versi baru atau

model yang telah disempurnakan untuk menggantikan produk

lama.

e. Repositioning. Produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen pasar baru.

f. Pengurangan biaya. Produk baru yang menghasilkan unjuk kerja

yang sama pada tingkat biaya yang lebih rendah.

8. Strategi Diservikasi

Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk

atau pasar. Secara garis besar, strategi diservikasi dikembangkan

dengan berbagai tujuan diantaranya :

a. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang ada telah

mencapai tahap kedewasaan dalam product life (PLC).

b. Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba.

2.4 Pelayanan

2.4.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan mengandung arti menolong, menyediakan segala

sesuatu yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan

juga dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana,

memberikan (membantu) menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

Menurut Lukman (2003:6), pelayanan adalah suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam fisik dan menyediakan kepuasan

pelanggan.

Sedangkan Kotler (2001:34), mengemukakan bahwa pelayanan

merupakan jasa yang bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka

dari itu mutu pelayanan harus dapat diperhatikan agar konsumen tidak

kecewa dan beralih pada perusahaan lain.

Pendapat Swastha (2000:36) tentang pelayanan yaitu kegiatan yang

dilakukan secara lisan dalam bentuk percakapan agar wiraniaga dengan

satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan untuk melakukan

penjualan.

Dari definisi para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk melayani konsumen

dengan barang – barang atau jasa yang dibutuhkan sehingga konsumen

2.4.2 Tujuan Pelayanan

Dengan membuat kesan yang baik maka perusahaan tersebut dapat

mempengaruhi atau merangsang konsumen untuk melakukan pembelian

kembali kepada perusahaan tersebut. Perusahaan berusaha

mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan perusahaan juga dapat

menambahi konsumen baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Munir Fuadi (2005:47), kelancaran layanan hak

tergantung pada kesadaran para petugas terhadap kewajiban yang

dibebankan, misalnya sistem prosedur dan metode yang memadai,

pengorganisasian tugas pelayanan yang tuntas, pendapatan petugas atau

pegawai yang cukup untuk kebutuhan hidup minimal, kemampuan dan

ketrampilan pegawai dan sarana kerja yang memadai.

Pelayanan secara umum adalah sebagai berikut :

a. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan

b. Mendapatkan ketepatan pelayanan

c. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih – pilih

d. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang

Pelayanan juga menentukan perkembangan perusahaan untuk masa

– masa yang akan datang, sebab dengan pelayanan yang baik dapat

menimbulkan suatu tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri konsumen,

melakukan pembelian terhadap barang atau jasa setiap kali

membutuhkannya.

2.4.3 Kebijakan Pelayanan

Untuk dapat terlaksana pelayanan yang baik sehingga betul – betul

dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen maka

dalam pelaksanaan pelayanan tersebut harus disertai dengan garis – garis

kebijaksanaan dari perusahaan sehingga kebijaksanaan tersebut nantinya

akan dilaksanakan oleh para karyawan berdasarkan ketentuan yang ada.

Menurut Effendi (2002:234), kebijaksanaan pelayanan sebagai berikut:

a. Reponsibility For Service (Tanggung Jawab dalam Pelayanan)

Persoalan pertama yang penting dalam kebijakan pelayanan adalah

pengakuan tanggung jawab produk terhadap kejadian – kejadian yang

timbul bentuknya pada penjualan. Untuk dapat terlaksana kebijakan

maka dalam pelaksanaannya harus melalui kebijakan yang aktif dan

efektif dengan perusahaan lain yang menanamkan pelayanan kepada

pemilik barang.

b. Reduction Of Service Requirements (Penurunan Syarat – syarat pelayanan).

Produk yang sempurna dapat dikatakan tidak ada atau sukar untuk

dicapai karena disebabkan antara biaya lain biaya yang tidak cocok

ataupun merupakan kebijakan (barang dalam tertentu akan rusak),

yang dimaksud disini dengan keadaan Reduction Of Service Requirements adalah produk yang bersangkutan mempunyai syarat –

syarat antara lain meliputi desain yang baik dengan pelayanan yang

baik pula. Hal ini akan lebih baik bila sejak awal sudah diperhatikan

sehingga lebih memudahkan dalam pemecahan terhadap masalah yang

mungkin terjadi.

c. Adequency Of Service (Pelayanan yang cukup)

Yang dimaksud d isini adalah persoalan yang melekat pada produk,

sehingga menimbulkan ketidaksenangan, gangguan, dan kejengkelan

karena produk yang bersangkutan mempunyai kelemahan – kelemahan

yang seharusnya dapat dihindari oleh perusahaan. Sedangkan

konsumen menginginkan barang tersebut d isamping bentuk yang

menarik, peralatan tak membosankan. Untuk itu perusahaan harus

berusaha agar reputasinya terjamin, yaitu dengan Adequency Of Service yang tentu dengan mempertimbangkan ongkos yang layak. d. Definiteness in Arrangement (Kepastian dalam penyusunan)

Suatu kebijakan pelayanan yang efektif harus mempertimbangkan

batasan – batasan lingkungan antara pembeli dan penjual. Bahkan

dalam beberapa persoalan selalu mengadakan penelitian. Bila biaya

disediakan untuk bentuk pelayanan tertentu, maka pembeli harus

diberitahu, dan setiap usaha perusahaan dapat menimbulkan

kesenangan, kebaikan pada konsumen dengan biaya tertentu terhadap

pembeli potensial. Penjual dapat mengambil bagian dengan

mengadakan perlindungan terhadap permintaan yang tidak beralasan

menyediakan pelayanan demi untuk memberikan penjelasan yang baik

akan barang atau jasa yang di jual sehingga konsumen tidak merasa

tertipu dan terlepas dari pemilihan yang keliru terhadap barang atau

jasa.

e. Definitenees Of Policy (Kebijaksanaan yang pasti)

Yang dimaksud di sini adalah kebijakan yang menampilkan dengan

jelas pelayanan yang diberikan dalam hal – hal tertentu, jumlah,

maupun syarat – syarat tertentu.

f. Non Varying Price Policy (Kebijaksanaan yang pasti)

Kebijakan ini biasanya dipakai pada diskriminasi harga, dalam hal ini

harus diusahakan agar tidak semua barang dijadikan diskriminasi

harga, karena akan menjadikan konsumen bingung atau kurang senang

terhadap produk yang bermacam – macam yang sebenarnya hanya

beberapa macam saja. Jadi perusahaan harus mengurangi diskriminasi

harga produknya.

g. Policy Based Upon Adequated Record (Kebijakan berdasarkan pencatatan yang memadai)

Apabila perusahaan bertindak rasional dalam pelayanan maka

kebijakan yang didasarkan pada pengalaman dan sebab – sebab dari

luar serta pencatatan yang cukup sangatlah penting. Jadi disini

perusahaan mengadakan analisa terhadap suatu permasalahan

Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas, telah jelas

bahwa pelayanan memegang peranan penting di dalam usaha memberikan

kepuasan kepada konsumen sehingga dapat memperlancar penjualan.

2.5 Keputusan Pembeli 2.5.1 Pengetian keputusan

Menurut Kotler (2004 : 256) tahap penilaian keputusan

menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa

merek yang tergantung dalam beberapa perangkat pilihan. Ada 2 faktor

yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan pembeli.

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sikap pihak lain yang

mempengaruhi seseorang sehingga dapat mengurangi satu alternatif yang

disukainya tergantung pada dua hal :

1. Intensitas pada sikap negatif pihak lain pada pilihan alternatif

konsumen.

2. Motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain, semakin kuat

intensitas sikap negatif orang lain dan makin dekat dengan orang lain

itu dengan konsumen, maka akan banyak kemungkinan konsumen

untuk mengurungkan maksudnya untuk membeli sesuatu.

Menurut Kotler (2004 : 130) keputusan adalah penentuan

serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Maksud

pembelian juga dipengaruhi oleh faktor – faktor situasional yang tak

faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga dan keuntungan yang

diharapkan pada produk itu. Bila konsumen hampir tiba pada keputusan

untuk membeli, maka faktor-faktor situasi yang tak terduga itu muncul

untuk mengubah maksud pembelian.

2.5.2 Proses Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2004 : 253) bagi beberapa produk,pembeli itu

agak mudah diidentifikasikan. Hal ini tergantung dari peran seseorang

dalam keputusan membeli antara lain :

1. Pengambilan inisiatif (iniator), adalah orang-orang yang pertama menyarankan atau memikirkan membeli produk atau jasa.

2. Orang yang mempengaruhi (influences), seseorang yang memberikan pengaruh yaitu orang yang memberikan pandangan atau penasehat

diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

3. Pembuat keputusan (decides) adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli

apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, dan di

mana membeli.

4. Pembeli (buyer) adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user) seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk.

Dokumen terkait