• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI PADA PT SURAPITA CABANG SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI PADA PT SURAPITA CABANG SIDOARJO."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI

PADA PT SURAPITA UNITRANS CABANG SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran " Jawa Timur

Disusun oleh : Wahyu Dian Naturaliana

NPM 0642010064

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA

(2)

2010

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI

PADA PT SURAPITA UNITRANS CABANG SIDOARJO

Oleh :

WAHYU DIAN NATURALIANA NPM 0642010064

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Pada Tanggal 10 Juni 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji : 1. Ketua

Hj. Suparwati, Dra, M.Si. Hj. Suparwati, Dra, M.Si

NIP : 030 175 349 NIP : 030 175 349 2. Sekertaris

Nurhadi, Drs, M.Si NIP : 030 227 930

3. Anggota

Eddy

Poernomo,Drs,SE,MM NIP :

(3)

Mengetahui DEKAN

Hj. Suparwati, Dra, M.Si. NIP : 030 175 349

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI

PADA PT SURAPITA UNITRANS CABANG SIDOARJO

Disusun oleh :

WAHYU DIAN NATURALIANA NPM 0642010064

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Hj. Suparwati, Dra, M.Si. NIP : 030 175 349

(4)

Hj. Suparwati, Dra, M.Si. NIP : 030 175 349

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulisan laporan penelitian dengan judul "Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Kawasaki Pada PT Surapita Unitrans Cabang Sidoarjo." ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini tidak akan berjalan lancar serta tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Suparwati, Dra, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, koreksi serta dorongan hingga terselesaikannya laporan penelitian ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

(5)

2. Bapak Drs. Sadjudi, SE, M.Si. selaku Ketua Program Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

4. Dosen – dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

5. Bapak M. Nurwahyudi. selaku pimpinan PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo yang telah banyak membantu penulis

6. Abah, Umi tercinta serta saudara – saudara penulis yang selalu memberi dukungan baik secara moril maupun materiil.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan penelitian ini, maka penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Besar harapan bahwa laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

(7)

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 7

2.1.2 Manajemen Pemasaran ... 10

2.1.3 Konsep Pemasaran ... 11

2.1.4 Bauran Pemasaran ... 13

2.2 Harga ... 15

2.2.1 Pengertian Harga... 15

2.2.2 Tujuan Penetapan Harga ... 16

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 17

2.2.4 Tahapan Penetapan Harga... 20

2.2.5 Strategi Penetapan Harga ... 23

(8)

2.3.1 Pengertian Produk ... 33

2.3.2 Penggolongan Produk ... 35

2.3.3 Proses Perencanaan Strategi Produk ... 37

2.3.4 Strategi Produk... 38

2.4 Pelayanan ... 48

2.4.1 Pengertian Pelayanan ... 48

2.4.2 Tujuan Pelayanan ... 49

2.4.3 Kebijakan Pelayanan... 50

2.5 Keputusan Pembeli ... 53

2.5.1 Pengertian Keputusan... 53

2.5.2 Proses Keputusan Membeli... 54

2.5.3 Tipe-Tipe Perilaku Membeli ... 54

2.5.4 Tahap-Tahap Proses Keputusan Membeli ... 55

2.5.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli... 57

2.6 Kerangka Berpikir... 65

2.7 Hipotesis... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 67

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 67

3.2 Teknik Penentuan Sampel... 70

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 71

3.3.1 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 71

(9)

3.4.1 Uji Validitas ... 72

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 73

3.5 Asumsi Klasik ... 75

3.5.1 Pengujian Model ... 75

3.6 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 78

3.6.1 Teknik Analisis ... 78

3.6.2 Pengujian Hipotesis... 79

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 83

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dan Penyajian Data ... 83

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 83

4.1.2 Lokasi Perusahaan... 84

4.1.3 Struktur Organisasi ... 85

4.2 Penyajian Data ... 87

4.2.1 Karakteristik Responden ... 87

4.2.1.1 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 88

4.2.1.2 Klasifikasi Responden Menurut Umur ... 88

4.2.1.3 Klasifikasi Responden Menurut Pekerjaan ... 89

4.2.2 Variabel-variabel Penelitian... 90

4.2.2.1 Harga (X1) ... 90

4.2.2.2 Produk (X2) ... 92

4.2.2.3 Pelayanan (X3) ... 93

4.2.2.4 Keputusan Konsumen (Y)... 95

(10)

4.3.1 Uji Validitas ... 97

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 99

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 100

4.3.4 Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 104

4.3.5 Uji Hipotesis ... 105

4.3.5.1 Uji F (Uji Simultan) ... 106

4.3.5.2 Uji T (Uji Parsial) ... 108

4.4 Pembahasan... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN... 119

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Klasifikasi Kelamin Responden... 88

(11)

Tabel 4.3 Klasifikasi Pekerjaan Responden... 89

Tabel 4.4 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Harga (X1)... 90

Tabel 4.5 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Produk (X2)... 92

Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pelayanan (X3) ... 94

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Keputusan Konsumen (Y)... 96

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas... 98

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 99

Tabel 4.10 Durbin Watson ... 100

Tabel 4.11 Nilai Statistik Kolinearitas ... 101

Tabel 4.12 Nilai Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 104

Tabel 4.13 Tabel Regresi Berganda ... 105

Tabel 4.14 Uji F (Anova) ... 107

Tabel 4.15 Uji T (Uji Parsial) ... 109

(12)

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Dalam Proses Membeli ... 55

Gambar 2.2 Tahapan antara Evaluasi berbagai alternatif keputusan membeli... 57

Gambar 2.3 Kerangka berpikir... 66

Gambar 3.1 Kurva Distributor F ... 79

Gambar 3.2 Kurva Distributor t ... 81

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 85

Gambar 4.2 Gambar Scatterplot ... 102

Gambar 4.3 Gambar P – Plot (Normalitas Data) ... 103

Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho ... 108

Gambar 4.5 Kriteria Daerah Penerimaan Dan Penolakan Variabel Harga (X1) 110 Gambar 4.6 Kriteria Daerah Penerimaan Dan Penolakan Variabel Produk (X2)... 111

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuisioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Program SPSS 11.5 For Windows

Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis dengan Program SPSS 11.5 For Windows

(14)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR KAWASAKI

PADA PT SURAPITA CABANG SIDOARJO Oleh :

Wahyu Dian Naturaliana 0642010064

Abstraksi

Masalah yang sedang dihadapi oleh Kawasaki adalah penjualan yang menurun sedangkan jumlah sepeda motor di Indonesia terus meningkat pesat. Perbandingan peningkatan penjualan sepeda motor Kawasaki dengan kebutuhan tidak sesuai yaitu, pada tahun 2009 penjualan sepeda motor Kawasaki tercatat sebanyak 13.000 unit. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan penjualan tahun 2008 yang mencapai 225.000 unit. Selain itu harganya yang relatif mahal dan dominan digemari kalangan menengah ke atas.

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada konsumen yang telah melakukan pembelian sepeda motor di dealer PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo sebanyak 66 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling ( convenience Sampling), yaitu prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau di akses. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Harga (X1), Produk (X2), dan Pelayanan (X3) terhadap Keputusan Konsumen (Y) dalam membeli sepeda motor Kawasaki pada PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo, yang akan di uji dengan menggunakan program SPSS 11.5 dengan tingkat signifikasi 5 %.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa dengan menggunakan uji F didapatkan bahwa Harga (X1), Produk (X2), dan Pelayanan (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Keputusan Konsumen (Y) dalam membeli sepeda motor Kawasaki pada PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo sedangkan dengan menggunakan uji t didapatkan bahwa Harga (X1) secara parsial signifikasi dan negatif terhadap Keputusan Konsumen (Y) sedangkan Produk (X2), dan Pelayanan (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). Pelayanan (X3) memberikan pengaruh dominan terhadap Keputusan Konsumen (Y) dalam membeli sepeda motor Kawasaki pada PT Surapita Unitrans.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan dunia sekarang ini yang telah ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi terutama pada bidang pelayanan jual beli kendaraan menunjukkan persaingan pasar yang semakin ketat sehingga menuntut adanya sistem pemasaran yang semakin baik pada tiap perusahaan. Demikian halnya dunia otomotif khususnya sepeda motor merupakan salah satu bidang usaha yang berkembang cukup pesat di negara kita, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang membutuhkan alat yaitu transportasi sepeda motor, yang mana hal ini akan memicu persaingan bisnis antara perusahaan otomotif yang menghasilkan sepeda motor yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar konsumen.

Dalam pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi itu semakin mendorong timbulnya persaingan yang semakin ketat di dunia usaha. Bidang usaha otomotif mempunyai persaingan yang ketat dan untuk menghadapi persaingan ini sehingga mengharuskan manajemen meningkatkan mutu produk dan pelayanan kepada konsumen.

(16)

manusia jika satu keinginan dapat dipenuhi maka akan timbul keinginan dan hasrat baru lainnya yang selalu dipenuhi agar dapat mencapai suatu tingkat kepuasan yang maksimal. Untuk itu perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk sepeda motor yang dihasilkan agar sesuai dengan yang diharapkan konsumen yang secara tidak langsung akan mempengaruhi volume penjualan dan keuntungan bagi perusahaan, karena kepuasan konsumen secara tidak langsung akan mempengaruhi loyalitas terhadap suatu produk tersebut.yang mana akan dibuktikan dengan adanya pembelian ulang atas produk tersebut.

(17)

memberikan rasa percaya diri bagi konsumen dapat merasa puas. Karena keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor saat ini lebih cenderung memilih produk yang bisa memberikan nilai keuntungan, oleh karena itu perusahaan harus bisa memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen secara tepat.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka tiap perusahaan harus berupaya mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan kepada konsumen. Masalah yang sedang dihadapi oleh Kawasaki adalah penjualan yang naik turun sesuai keinginan konsumen sedangkan jumlah sepeda motor di Indonesia sangat meningkat pesat. Selain itu para pengusaha saling bersaing dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh persaingan ini khususnya dalam hal harga, pelayanan dan fasilitas.

(18)

Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk atau jasa pun konsumen umumnya memperhatikan berbagai faktor diantaranya, seperti harga, pelayanan dan desain fisik. PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo menggunakan faktor – faktor tersebut untuk dipelajari dan diimplementasikan karena diyakini bahwa atribut tersebut dapat berpengaruh pada kepuasan konsumen dengan jaminan konsumen tidak akan merasa dirugikan

Berikut ini akan disajikan hasil penjualan motor Kawasaki di PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo periode bulan Nopember 2009 – Pebruari 2010.

Tabel 1.1

Penjualan Sepeda Motor Kawasaki secara kredit di PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo Periode bulan Nopember 2009 – Pebruari 2010

Periode Penjualan (unit)

Nopember 2009 Desember 2009 Januari 2010 Pebruari 2010

17 23 20 19

(19)

Berdasarkan alasan tersebut di atas maka peneliti ingin mengambil judul, “ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Kawasaki Pada PT Surapita Unitrans Cabang Sidoarjo.” sebagai judul penelitian, dengan tujuan untuk meneliti beberapa variabel yang berpengaruh pada keputusan konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang simultan antara harga, produk dan pelayanan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Kawasaki di PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara harga, produk dan pelayanan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Kawasaki pada PT Surapita Unitrans ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi maka dibuat suatu perumusan masalah adalah sebagai berikut :

(20)

2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial antara harga, produk dan pelayanan terhadap keputusan konsumen dalam mebeli sepeda motor Kawasaki di PT Surapita Unitrans cabang Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan pertimbangan lebih lanjut dalam menyusun kebijaksanaan perusahaan di dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumbangan, informasi diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya serta peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah ini.

3. Bagi Universitas

(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran

Dalam suatu perusahaan, pemasaran mempunyai peranan yang

sangat penting karena berhubungan langsung dengan berhasil tidaknya

kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran di ambil dari kata asing yaitu

market artinya pasar yang berarti orang-orang yang mempunyai kekuatan

membeli dan mempunyai kebutuhan akan barang dan jasa tertentu. Istilah

orang awam sering kali di identikkan dengan penjualan barang dan jasa

ternyata kurang tepat, karena penjualan (selling) hanyalah salah satu

fungsi di antara macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan untuk

pihak yang memasarkan barang ataupun jasa.

Pasar yang kompetitif ini pemasaran telah menjadi kunci pembeda

atara kesuksesan dan kegagalan. Di dalam suatu pemasaran yang

dibicarakan bukanlah masalah perdagangan melainkan mengenai peran

keunggulan suatu produk dan kepuasan pelanggan. Pemasaran merupakan

salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang

(22)

Menurut Gitosudarmo (2000:1) pemasaran adalah suatu kegiatan

yang mengusahakan agar produk yang di pasarkan dapat diterima dan

disenangi oleh pasar.

Menurut Stanton dalam bukunya “Fundamental Marketing” yang

dikutip swastha dan Irawan (2003:5) menyatakan bahwa pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Suratno (2001:4-7) pemasaran berarti pemenuhan

kebutuhan yang saling menguntungkan namun memahami apa yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen bukanlah hal yang mudah

untuk dilakukan.

Menurut Rismiati – Suratno definisi tersebut dapat dijelaskan

dengan menggunakan konsep-konsep inti pemasaran, yaitu :

1. Kebutuhan

Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada

dalam diri seseorang. Memiliki banyak kebutuhan yang komplek dan

tidak pernah berhenti atau puas sampai akhir hayat.

2. Keinginan

Merupakan kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kultur dan pribadi

individu. Dengan berkembangnya masyarakat maka keinginan anggota

(23)

3. Permintaan

Keinginan mereka menjadi permintaan apabila didukung oleh daya

beli.

4. Produk

Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

perhatian untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi

suatu kegiatan atau keinginan.

5. Pertukaran

Tindakan untuk memperoleh suatu obyek yang diinginkan seseorang

dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.

6. Transaksi

Merupakan perdagangan nilai antara dua belah pihak.

7. Pasar

Tempat bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa.

Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kunci

konsep pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menetukan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan kepada

konsumen untuk lebih efektif dan efisien daripada yang diberikan oleh

pesaing, di mana merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan

hidup perusahaan.

Kegiatan pemasaran tidak bermula pada selesainya proses produksi

(24)

juga harus dapat memberikan kepuasan. Di mana konsumen mempunyai

pandangan yang baik terhadap perusahaan sehingga jaminan yang baik

atas barang dan jasa yang dapat dilakukan sesudah penjualan.

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberi keputusan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen seluruh

kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemsaran harus

diarahkan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini

meliputi semua bagian – bagian yang ada, seperti kegiatan personalia,

produksi, keuangan dan pengembangan fungsi – fungsi lainnya.

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Rangkaian kegiatan pemasaran yang saling berhubungan sesuai

dengan definisi pemasaran tersebut haruslah dikelola dan dikoordinasi

secara baik sehingga dikenal dengan manajemen pemasaran.

Menurut Assauri (2000:12) manajemen pemasaran adalah

merupakan kegiatan menganalisa, perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian program yang dibuat untuk membantu, membangun dan

memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar, guna

mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.

Seperti yang diungkapkan oleh Kotler (2001:13) bahwa

manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep

harga, promosi dan distribusi barang – barang dan jasa untuk menciptakan

(25)

Adapun menurut Stanton (2000:6) manajemen pemasaran adalah

perencanaan, implementasi dan pengawasan program yang diracang

dengan tujuan untuk menimbulkan pertukaran yang diinginkan dengan

pasar yang menjadi tujuan guna mencapai sasaran organisasi.

Dari definisi di atas menekankan bahwa fungsi pokok manajemen

yang dihubungkan dengan fungsi pokok pemasaran jadi perpaduan antara

fungsi pokok manajemen dengan pemasaran menghasilkan bidang

manajemen pemasaran. Dan manajemen pemasaran menitikberatkan pada

pemenuhan kebutuhan dan keinginan harga serta penentuan harga,

mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu,

mendorong serta melayani atau manajemen pemasaran dirumuskan suatu

proses manajemen pemasaran yang meliputi penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang

diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa atau benda – benda lain

yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis maupun yang lainnya. Proses

pertukaran dapat ditimbulkan oleh pihak penjual maupun pembeli yang

menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan

distribusi yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen.

2.1.3 Konsep Pemasaran

Merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa tugas

pokok adalah menentukan, kebutuhan, keinginan dan penilaian dari pasar

(26)

rupa agar dapat menyampaikan kepuasan yang diinginkan pasarnya secara

lebih berdaya guna serta berhasil daripada pesaingnya.

Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep pemasaran adalah

sebagai berikut :

1. Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas

perusahaan.

2. Diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pola

keinginan pembeli.

3. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan di

bawah kontrol pemasaran yang terintegrasi.

4. Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik

dari pembeli atau konsumen.

Apabila perusahaan menganut konsep pemasaran maka semua

kegiatan diarahkan kepada konsumen. Bagian pemasaran berperan aktif

sejak dimulainya proses produksi, sebab konsumen tersebut yang akan

menjadi tujuan utama yaitu kepusannya, jadi tidak hanya peningkatan

volume penjualannya saja.

Menurut Swastha dan Irawan (2003:8), ada tiga unsur pokok yang

mendasari konsep pemasaran, yaitu :

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang berorientasi pada konsumen maka harus :

(27)

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualannya.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai

dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku konsumen.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau

desain yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dan konsep

pemasaran karena keuntungan dapat diperoleh melalui kepuasan

konsumen. Dengan keuntungan yang maksimal perusahaan dapat

tumbuh dan berkembang menggunakan kemampuan yang lebih besar,

dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen

lebih besar pada konsumen serta dapat memperkuat kondisi

perekonomian secara keseluruhan.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegunaan pemasaran

Dalam perusahaan perlu dilakukan cara untuk memberikan kepuasan

konsumen. Dalam suatu pemasaran diantaranya penyesuaian dan

koordinasi, kegunaan produk, harga saluran distribusi dan promosi

(28)

2.1.4 Bauran pemasaran

Konsep bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan

dengan baik yang dipakai sebagai struktur oleh pemasar. Konsep ini terdiri

dari berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu

dipertimbangkan agar berhasil. Di antaranya dilaksanakan dengan strategi

dan positioning pemasaran dalam pasar – pasar perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (2004:18) bauran pemasaran adalah seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus untuk mencapai

tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Keempat alat pemasaran tersebut

diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas, yaitu :

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu berupa barang, jasa, orang, tempat dan

gagasan yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,

dipakai atau di konsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan

atau suatu kebutuhan.

2. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang ditawarkan pelanggan untuk produk

tertentu pada elemen – elemen bauran pemasaran, harga adalah satu –

satunya elemen yang menghasilkan pendapatan. Harga juga

merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling fleksibel karena

dapat berubah dengan cepat.

(29)

Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran.

4. Place (Tempat)

Tempat adalah saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan

barang dari produsen ke konsumen atau pemakai industri.

Untuk mencapai tujuan pemasaran, maka ke empat unsur tersebut

harus saling mendukung antara satu sama lain. Manajemen harus berusaha

agar komponen – komponen itu dapat digunakan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Menurut Gitosudarmo (2000:110) bauran pemasaran adalah

perpaduan antara produk, harga, promosi dan distribusi yang digunakan

perusahaan dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya.

Bauran pemasaran yang umum meliputi produk tertentu,

ditawarkan dengan harga tertentu, dengan promosi tertentu untuk memberi

tahu antar pelanggan tentang produk tersebut serta cara untuk menjangkau

tempat pelanggan.

2.2 Harga

2.2.1 Pengertian Harga

Menurut Swastha (2003:241) harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

(30)

Menurut Alma (2004:169) di dalam teori ekonomi pengertian

harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang

dimaksud utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang

memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Sedangkan

value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk yang

ditawarkan. Jadi harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan

dalam uang.

Menurut Kotler (2001:439) harga memiliki dua peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi

dan peranan informasi :

1. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.

2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor – faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami

kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal

(31)

Harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran karena

harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar di

antara mereka sedangkan pembeli akan menawar dengan harga yang lebih

rendah dan mereka yang bersedia membayar.

2.2.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2000:152) ada empat jenis tujuan penetapan

harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba. Istilah ini dikenal dengan maksimisasi

laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai

sasaran laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume. Istilah ini bisanya disebut volume

pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat

mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan berorientasi pada citra. Citra atau image suatu perusahaan

dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat

menetapkan harga tinggi untuk mebentuk atau mempertahankan citra

prestisius. Pada hakekatnya baik penerapan harga tinggi maupun

rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap

keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan stabilitas harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif

terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya maka

pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini

(32)

tertentu yang produknya sangat terstandarisasi. Tujuan stabilisasi

dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan

hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga

pemimpin industri.

Tujuan – tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting

terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus

konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan

posisi relatifnya dalam persaingan.

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Pada kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Swastha dan Irawan (2003:242-245) tingkat

harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kondisi Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang

berlaku. Pada periode resesi misalnya merupakan suatu periode di

mana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah.

2. Penawaran dan Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada

tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah

akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran

merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang

ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada

(33)

lebih besar. Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu

titik pertemuan antara kurva permintaan dan penawaran.

3. Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat

permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya

mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume

yang dapat di jual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume

penjualan ini berbanding terbalik artinya jika terjadi kenaikan harga

maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

Beberapa sifat elastisitas permintaan antara lain :

a. Inelastis

Jika permintaan tersebut bersifat inelastic maka perubahan harga

akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume

penjualannya.

b. Elastis

Apabila permintaan tersebut bersifat elastis maka perubahan harga

akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam

perbandingan yang lebih besar.

c. Unitary Elasticity

Apabila permintaan bersifat Unitary Elasticity maka perubahan

harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang di jual dalam

(34)

harga sekitar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan

sebesar 10% pula.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada. Dari hasil pertanian misalnya, di jual dalam

keadaan persaingan murni (pure competition). Dalam persaingan

seperti ini penjual yang banyak jumlahnya aktif menghadapi pembeli

yang banyak pula. Selain persaingan murni dapat pula terjadi keadaan

persaingan lainnya seperti persaingan tidak sempurna, oligopoli dan

monopoli.

5. Biaya

Merupakan dasar dari penentuan harga, sebab peningkatan harga yang

tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya,

apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka akan

menghasilkan keuntungan.

6. Tujuan Perusahaan

Menetapkan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang

ingin dicapai perusahaan. Tujuan – tujuan yang ingin dicapai

perusahaan, antara lain :

a. Laba maksimum

b. Volume penjualan tertentu

c. Penguasaan pasar

(35)

7. Pengawasan Pemerintah

Merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan

pemerintah tersebut diwujudkan dalam bentuk penentuan harga

maksimum dan minimum, diskriminasi harga serta praktek lain yang

mendorong atau mencegah usaha ke arah monopoli.

2.2.4 Tahapan Penetapan Harga

Menurut Kotler (2000:341-351) perusahaan menetapkan harga

dasar mereka dan kemudian mengubahnya untuk memenuhi faktor – faktor

yang selalu berubah dalam lingkungannya. Secara umum ada dua faktor

utama yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu :

1. Faktor internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

termasuk sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan

organisasi perusahaan.

a. Sasaran Pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan

mengenai strateginya untuk produk. Bila perusahaan telah memilih

pasar sasaran dan memposisikan secara cermat. Maka strategi

bauran pemasaran termasuk harga biasanya sudah jelas.

b. Strategi Bauran Pemasaran

Strategi bauran pemasaran yaitu harga salah satunya alat bauran

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

(36)

rancangan produk, distribusi dan promosi untuk membentuk

program pemasaran yang konsisten dan efektif.

c. Biaya

Biaya menjadi dasar bagi harga yang ditetapkan oleh perusahaan

untuk produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang

menutup semua biaya yang dikeluarkannya untuk memproduksi,

mendistribusikan dan menjual produk serta mengembalikan usaha

dan resiko yang ditanggungnya pada tingkat yang sedang.

Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting

dalam strategi penetapan harga. Terdapat tiga tipe biaya yaitu :

1. Biaya tetap : Biaya yang tidak berubah pada tingkat produksi

dari penjualan.

2. Biaya variabel : Biaya yang berubah langsung dengan tingkat

produksi.

3. Biaya total : Jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk suatu

tingkat produksi.

2. Faktor Lingkungan Eksternal

a. Pasar dan Permintaan

Jika biaya menjadi batas terendah dari harga, pasar dan permintaan

menetapkan batas atas. Konsumen dan pembeli industri

menyeimbangkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat

(37)

pemasar harus memahami hubungan antara harga dan permintaan

untuk produknya.

b. Persaingan

Pasar dengan banyaknya pembeli dan penjual yang

memperdagangkan komoditi seragam tidak satu pun pembeli atau

penjual yang banyak mempengaruhi perkembangan pasar.

c. Persepsi Konsumen mengenai Harga dan Nilai

Pada akhirnya konsumen akan memutuskan apakah harga suatu

produk sudah tepat. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus

mempertimbangkan persepsi konsumen mengenai harga dan

bagaimana persepsi ini mempengaruhi keputusan membeli dari

konsumen. Keputusan penetapan harga yang berorientasi pada

pembeli.

d. Menganalisis Hubungan Harga – Permintaan

Setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan menghasilkan

tingkat permintaan yang berbeda. Hubungan antara harga yang

ditetapkan dan tingkat permintaan yang dihasilkan ditunjukkan

dalam kurva permintaan.

e. Biaya, harga dan tawaran pesaing

Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan penetapan

harga perusahaan biaya dan harga pesaing serta kemungkinan

reaksi pesaing terhadap perubahan harga perusahaan sendiri.

(38)

Selain faktor di atas, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor

kondisi ekonomi. (inflasi, resesi dan tingkat bunga) kebijakan dan

perusahaan serta aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan)

2.2.5. Strategi Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2000:170-177) strategi penetapan harga dapat

dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu :

A. Strategi Penetapan Harga Baru

Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat

memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Pada

hakikatnya ada dua strategi dalam menetapkan harga – harga pokok

baru, yaitu :

1. Skimming Price

Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi

suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian

menurunkan harga tersebut pada persaingan yang mulai ketat. Bila

segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga ini telah

terpuaskan maka perusahaan akan menurunkan harganya untuk

menarik segmen pasar lainnya.

Ada dua pedoman yang digunakan untuk menentukan seberapa

tinggi skimmingprice yang akan ditetapkan, yaitu :

a. Peluang masuknya pesaing

b. Elastisitas harga dalam kurva permintaan

(39)

Dalam strategi ini perusahaan berusahaan memperkenalkan suatu

produk dengan harga rendah dengan harapan dapat memperoleh

volume penjualan yang besar dalam jangka waktu yang relatif

singkat. Pada saat yang bersamaan strategi penetrasi juga dapat

mengurangi biaya per unit. Ada beberapa situasi yang sesuai

dengan penerapan strategi ini, diantaranya :

a. Produk yang dihasilkan memiliki daya tarik

b. Banyak segmen pasar yang sensitif terhadap harga

c. Harga awal yang rendah mengurangi minat pesaing

d. Biaya produksi per unit dan biaya pemasaran menurun drastis

seiring dengan volume produksi.

B. Strategi Penetapan Harga yang sudah Mapan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus

selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk – produk di

antaranya, yaitu :

a. Adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran

b. Adanya pergeseran permintaan

Dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi penetapan

harga yang dilakukan, perusahaan memiliki tiga alternatif strategi,

yaitu:

a) Mempertahankan Harga

Strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi

(40)

untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. Ada beberapa

persyaratan dan kondisi yang sesuai untuk menerapkan strategi ini,

yaitu :

1. Pasar yang dilayani perusahaan tidak terpengaruh oleh

perubahan lingkungan.

2. Ada ketidakpastian berkaitan dengan reaksi pelanggan dan

pesaing terhadap perubahan harga.

3. Image masyarakat terhadap perusahaan dapat ditingkatkan

dengan merespon pemerintah atau pendapat publik untuk

mempertahankan harga.

b) Menurunkan Harga

Ada dua penyebab atau alasan yang mendorong suatu perusahaan

perlu menurunkan harga produk – produknya yang sudah mapan.

Kedua alasan tersebut adalah :

1. Strategi defensif, di mana perusahaan memotong harga guna

menghadapi persaingan yang semakin tepat.

2. Strategi ofensif, di minta perusahaan berusaha memenangkan

persaingan .

Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh

perubahan lingkungan. Adanya inflasi berkelanjutan dan tingkat

harga yang semakin melonjak menyebabkan konsumen menjadi

(41)

C. Strategi Fleksibilitas Harga

Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang

berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu

penyampaian atau kompleksitas produk yang diharapkan. Strategi

fleksibilitas harga yaitu :

1. Strategi Satu Harga (Harga Tunggal)

Dalam strategi ini perusahaan membebankan harga yang sama

kepada setiap pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan

kuantitas yang sama pada kondisi yang sama pula (termasuk syarat

penjualannya sama). Tujuan strategi ini adalah mempermudah

penetapan harga dan untuk mempertahankan goodwill serta

menjalin hubungan baik dengan semua pelanggan. Ada beberapa

persyaratan yang perlu dipenuhi guna melaksanakan strategi ini

adalah :

a) Perlu adanya analisis secara terperinci mengenai posisi

perusahaan dan struktur biaya bila dibandingkan dengan

industri secara keseluruhan.

b) Dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan variabilitas hanya

pada penawaran harga yang sama kepada setiap orang.

c) Perlu pemahaman atas skala ekonomis yang tersedia bagi

perusahaan.

d) Dibutuhkan informasi tentang harga kompetitif, yaitu harga

(42)

Hasil yang diharapkan dari implementasi strategi satu harga

meliputi empat aspek pokok, yaitu :

a. Biaya penjualan dan biaya administrasi yang semakin menurun.

b. Margin laba yang konstan

c. Image yang baik terhadap perusahaan

d. Pertumbuhan pasar yang stabil.

Strategi penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan

harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk

yang kualitasnya sama. Penetapan harga fleksibel banyak diterapkan

dalam kalangan saluran distribusi, penjualan langsung produk – produk

industrial dan pada penjualan eceran produk – produk yang mahal,

serta dalam pemasaran homogeneous shopping product (McCarthy dan

Perreault, 1995), dikutip Tjiptono, (2005:177).

Strategi ini mengandung beberapa kelemahan :

a. Seorang pelanggan yang mengetahui bahwa ada orang lain yang

menikmati harga lebih murah untuk mendapatkan bauran

pemasaran yang sama akan merasa tidak puas.

b. Apabila konsumen mengetahui bahwa tawar menawar dapat

menguntungkan mereka, maka mereka akan meluangkan lebih

banyak waktu guna menawar harga barang. Hal ini bisa

(43)

c. Sebagian besar wiraniaga akan terbiasa melakukan penurunan

harga ini mengurangi peranan harga sebagai alat persaingan dan

menyebabkan turunnya harga.

Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam strategi penetapan harga

fleksibel antara lain :

a. Perusahaan memiliki segala informasi yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan strategi penetapan harga fleksibel.

b. Perlu dilakukan analisis costumer value terhadap produk.

c. Penekanan lebih besar pada margin laba daripada volume

penjualan.

d. Pemantauan terhadap reaksi persaingan terhadap perubahan harga

di masa lampau.

Hasil yang diharapkan dan implementasikan strategi ini adalah

peningkatan laba jangka pendek dan peningkatan penjualan yang

mengarah pada peningkatan pangsa pasar perusahaan.

D. Strategi Penetapan Harga Lini Produk

Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga satu lini

produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk. Tujuannya

adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk.

Persyaratan yang perlu dipertimbangkan :

1. Untuk produk yang ada dalam lini, strategi akan disusun

berdasarkan kontribusi produk terhadap pangsa pasar rata – rata

(44)

2. Untuk produk baru analisis pasar atau produk akan menentukan

apakah produk tersebut akan menguntungkan.

Hal yang diharapkan meliputi :

a. Jadwal penetapan harga seimbang dan konsisten di antara berbagai

lini produk.

b. Laba jangka panjang yang semakin besar.

c. Kinerja lini secara keseluruhan yang lebih baik.

E. Strategi Leasing

Leasing merupakan suatu kontak persetujuan antara pemilik aktiva

(lessor) dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut (lessee).

Dewasa ini objek leasing meliputi apartemen, kantor, rumah, mobil,

komputer bahkan bangunan pabrik. Pihak lesse mendapatkan manfaat,

yaitu dapat menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli sendiri.

Ada dua jenis leasing yang sering dijumpai, yaitu :

1. Operating Lease, yaitu leasing yang jangka waktunya dapat

dibatalkan dan jangka waktu tersebut lebih singkat.

2. Financial Lease, yaitu leasing dalam jangka panjang dan tidak

dapat dibatalkan.

Tujuan dari strategi leasing ini adalah :

a. Untuk meningkatkan pertumbuhan pasar dengan menarik

(45)

b. Untuk merealisasikan jangka panjang yang lebih besar karena

biaya produksi di amortasikan secara penuh. Biaya sewa

merupakan laba.

c. Untuk meningkatkan aliran kas.

Melalui implementasikan strategi ini diharapkan akan memperoleh

hasil yang berupa :

1. Peningkatan pangsa pasar karena pelanggan perusahaan juga

mencakup mereka yang tidak jadi membeli produk.

2. Penghasilan yang konsisten selama bertahun – tahun.

3. Aliran kas yang lebih besar karena biaya pajak, penghasilan yang

lebih rendah dari penghapusan depresiasi.

4. Peningkatan penjualan bila pelanggan melaksanakan hak opsi

pembelian mereka.

F. Strategi Bundling – Pricing

Strategi ini memasukkan margin ekstra dalam harga untuk

menutupi bermacam – macam fungsi dan jasa produk selama masa

manfaatnya. Strategi ini bisa disebut pula dengan istilah iceberg

pricing ini banyak diterapkan oleh perusahaan – perusahaan yang juga

menerapkan strategi leasing.

Tujuan dari strategi bundling – pricing, yaitu :

1. Untuk menghasilkan pendapatan ekstra guna menutupi biaya yang

diantisipasi.

(46)

3. Untuk membentuk dana kontingensi.

4. Untuk menghambat persaingan dengan pelayanan purna jual gratis.

Idealnya strategi ini cocok untuk produk berteknologi canggih dan

cepat usang karena produk tersebut biasanya di jual dalam suatu sistem

tertentu dan membutuhkan hal – hal berikut :

1. Bantuan penjualan teknis ekstra.

2. Customdesign dan konsep rekayasa untuk pelanggan.

3. Pelatihan personal pelanggan.

4. Peralatan peripheral dan aplikasi.

Ada beberapa hasil yang diharapkan dari strategi ini, antara lain :

1. Aktiva di jaga dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dapat di

jual kembali atau di leasing kan kembali.

2. Aliran kas positif.

3. Memperoleh informasi mengenai perubahan kebutuhan pelanggan

secara tepat.

4. Peningkatan penjualan berdasarkan konsep penjualan total

package, karena pelanggan merasa memperoleh manfaat dan nilai

yang besar.

G. Strategi Kepemimpinan Harga

Strategi ini dugunakan oleh pemimpin pasar (market leader) dalam

suatu industri untuk melakukan perubahan harga dalam industri

tersebut. Tujuannya adalah untuk melakukan pengendalian terhadap

(47)

pemasaran perusahaan pemimpin, misalnya menciptakan barrier to

entry, meningkatkan margin laba dan lain – lain.

Situasi yang mendukung terlaksananya strategi ini antara lain :

1. Strategi oligopolistik

2. Industri di mana semua perusahaan dipengaruhi oleh variabel harga

yang sama (misalnya biaya, persaingan dan permintaan).

3. Industri di mana semua perusahaan memiliki tujuan penetapan

harga yang umum.

4. Pemahaman yang sempurna mengenai keadaan industri. Kesalahan

dalam penetapan harga berarti kehilangan kendali.

Hal yang diharapkan dalam strategi ini adalah :

1. Perubahan penetapan harga yang stabil.

2. Pangsa pasar yang stabil.

3. Mencegah perang harga yang dapat merugikan semua pihak yang

terlibat.

H. Strategi Penetapan Harga Untuk Membentuk Pangsa Pasar

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah

mungkin untuk produk baru. Tujuannya adalah untuk meraih pangsa

pasar yang besar, sehingga mampu memiliki keunggulan biaya dan

pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing. Persyaratan yang perlu

dipenuhi dalam strategi ini adalah :

1. Sumber daya yang cukup

(48)

3. Pasar luas

4. Elastisitas permintaan yang tinggi

Hasil yang diharapkan dari strategi ini meliputi :

1. Kerugian dalam tahap awal bermanfaat untuk membentuk pangsa

pasar.

2. Terbentuknya barriertoentry pada industri yang bersangkutan.

3. Costleadership dalam industri.

Strategi untuk menetapkan harga produk atau jasa sering kali harus

diubah – ubah. Dalam hal ini perusahaan memikirkan harga yang tepat

sehingga dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan melihat dasar

penetapan baru (biaya, konsumen dan persaingan).

2.3 Produk

2.3.1 Pengertian Produk

Menurut Tjiptono (2001:95) produk merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai

kebutuhan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah

pemahaman subyektif dan produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan

sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan kompetensi dan

(49)

Setiap produk berkaitan secara hierarki dengan produk – produk

tertentu lainnya. Hierarki produk terdiri atas tujuh tingkatan (Kotler, et

al.1996) dikutip oleh Tjiptono (2001:95) yaitu :

1. Need family yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk produk

family. Contoh rasa aman.

2. Productfamily yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu

kebutuhan ini atau dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai.

Contohnya tabungan dan penghasilan.

3. Kelas produk (product class) yaitu sekumpulan produk didalam

product family yang di anggap memiliki hubungan fungsional tertentu,

misalnya instrument financial.

4. Lini produk (product line) yaitu sekumpulan produk didalam kelas

produk yang berhubungan erat, contohnya asuransi jiwa. Hubungan

yang erat ini bisa di karenakan salah satu dari empat faktor berikut

yaitu :

a. Fungsinya sama

b. Di jual kepada kelompok konsumen

c. Di pasarkan melalui saluran distribusi yang sama

d. Harganya berada pada skala yang sama

5. Tipe produk (product type), yaitu item – item yang dalam suatu lini

produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak

(50)

6. Merek (brand) yaitu nama yang dapat dihubungkan atau di asosiasikan

dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk

mengidentifikasikan sumber karakter item tersebut, contohnya asuransi

Bumi Putera.

7. Item yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang

dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau atribut

lainnya. Biasanya disebut pula stock keeping unit atau varian produk.

Misalnya Asuransi Jiwa Bumi Putera yang di perbarui.

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan

menetapkan manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang

ditawarkan untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka

manfaat yang ingin ditawarkan atas produk tersebut hendaknya dipenuhi

oleh kualitas produk yang baik. Kualitas atau mutu produk menunjukkan

kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Jadi untuk

menarik perhatian konsumen untuk membeli maka produk tidak hanya

penampilannya yang diperhatikan tetapi juga hendaknya ia merupakan

produk yang simple, aman, tidak mahal, sederhana, ekonomis, mutu dan

kualitas produk yang ditawarkan berkualitas baik sehingga dapat tercipta

suatu keputusan untuk mencoba menggunakan atau memiliki produk yang

ditawarkan (Umar 2002:32).

Menurut Indriyo (2002:94) produk adalah suatu hasil produksi

(51)

bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer. Yang diterima

oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Sedangkan menurut Kotler (2002:22) produk adalah apa saja yang

dapat ditawarkan pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipergunakan, atau

dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan

termasuk di dalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang, orang, tempat,

organisasi dan gagasan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan produk adalah suatu proses produksi yang berupa barang atau jasa

yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.3.2 Penggolongan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan manusia atau organisasi. Produk digolongkan ke dalam dua

golongan yaitu produk berwujud dan produk tidak berwujud. Produk

berwujud disebut barang sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Produk yang dihasilkan perusahaan dapat digolongkan ke dalam

dua golongan besar yang ditinjau dari pemakaiannya. Menurut Tjiptono

(2000:98) klasifikasi produk adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Daya Tahan Produk

a. Barang Tahan Lama yaitu barang yang berwujud yang biasanya

untuk dipakai dalam waktu lama, misalnya : alat perlengkapan

rumah tangga seperti tv, mebel dan sebagainya. Pada umumnya

(52)

pribadi, memberikan penjelasan tentang keunggulan barang yang

ditawarkan, kontinuitas supply biasanya memerlukan banyak

garansi atau pelayanan purna jual.

b. Barang Tidak Tahan Lama yaitu barang berwujud yang biasanya

habis dikonsumsi satu kali pemakaian. Misalnya makanan,

minuman dan sebagainya. Barang yang mudah didapat (banyak

pengecer) dan pembeli di motivasi untuk mencoba membangun

preferensi atau pilihannya melalui iklan yang intensif.

c. Jasa yaitu produk yang tidak berwujud biasanya berupa pelayanan

yang dibutuhkan oleh konsumen. Di utamakan harus menjaga

mutu, kredibilitas perusahaan pembeli jasa dan mudah

menyesuaikan perkembangan. Misalnya salon kecantikan, rumah

sakit dan sebagainya.

2. Berdasarkan Tujuan Penelitian

a. Barang Konsumsi adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh

pembelinya adalah konsumen akhir atau barang yang dibeli oleh

masyarakat sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dalam

pemberian jenis ini lebih banyak unsur emosional daripada unsur

rasionalnya. Dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Barang Kebutuhan Pokok (Convenience Goods) adalah barang

kebutuhan sehari – hari di mana konsumen dapat membelinya

di sembarang tempat penjualan dan pada setiap saat dan waktu,

(53)

2. Barang Pelengkap (Shopping Goods) adalah barang yang

pembeliannya memerlukan pertimbangan yang matang

mengenali harga, kemasan, bentuk fisik dari barang tersebut.

Misalnya : perabot rumah tangga, bahan tekstil dan barang

elektronika.

3. Barang Mewah (Specialty Goods). Barang mewag adalah

barang yang mempunyai cirri khas dan dapat di beli di tempat

tertentu saja. Dalam hal ini konsumen untuk membelinya harus

berdaya upaya mencarinya atau mengeluarkan pengorbanan

istimewa, misalnya pakaian wanita di butik tertentu, barang

antik.

b. Barang Industri yaitu barang yang dibeli untuk di proses produksi

lebih lanjut atau untuk kepentingan industri, konsumen dari barang

ini biasanya adalah para produsen atau lembaga – lembaga lain.

2.3.3 Proses Perencanaan Strategi Produk

Menurut Tjiptono (2000:103) proses perencanaan strategi produk

meliputi beberapa langkah yaitu :

1. Analisis Situasi. Analisis ini dilakukan terhadap lingkungan internal

dan lingkungan eksternal. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan antara

lain apakah perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan

oleh lingkungan eksternal melalui sumber daya yang dimiliki, seberapa

besar permintaan terhadap produk tertentu dan seberapa besar

(54)

2. Penentuan tujuan produk. Selain untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan, produk yang dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula

untuk memenuhi dan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian,

perlu dipertimbangkan apakah produk yang dihasilkan dapat

memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.

3. Penentuan Sasaran Pasar atau Produk. Perusahaan dapat berusaha

melayani pasar secara keseluruhan ataupun melakukan segmentasi.

Dengan demikian, alternatif yang dapat dipilih adalah produk standar,

customized product maupun produk standar dengan modifikasi.

4. Penentuan Anggaran. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini bisa bermanfaat sebagai

alat perencanaan, koordinasi sekaligus pengendalian.

5. Penetapan Strategi Produk. Dalam tahap ini, alternatif – alternatif

strategi produk dianalisis dan dinilai keunggulan dan kelemahannya

kemudian dipilih yang paling baik dan layak untuk kemudian

diterapkan. Strategi produk yang dapat dipilih akan dibahas pada

bagian tersendiri.

6. Evaluasi Pelaksanaan Strategi. Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi

atau penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang telah disusun.

2.3.4 Strategi Produk

Menurut Tjiptono (2000:109) secara garis besar strategi produk

(55)

1. Strategi Positioning Produk

Strategi Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga

terbentuk citra yang lebih unggul dan pesaing. Paling tidak ada tujuh

pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning yaitu :

a. Positioning berdasarkan atribut, ciri – ciri atau manfaat bagi

pelanggan (attribute positioning) yaitu dengan jalan

mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu, karateristik

khusus atau dengan manfaat bagi pelanggan. Pemeliharaan yang

akan dijadikan basis positioning harus dilandaskan pada 6 kriteria

berikut :

1. Derajat, kepentingan (importance) artinya atribut tersebut

sangat bernilai di mata sebagian besar pelanggan.

2. Keunikan (distinciveness) artinya atribut tersebut tidak

ditawarkan perusahaan lain. Bisa pula atribut itu di kemas

secara lebih jelas oleh perusahaan dibandingkan pesaingnya.

3. Superioritas artinya produk tersebut lebih unggul daripada cara

– cara lain untuk mendapatkan pesaingnya.

4. Dapat dikomunikasikan (communicability) artinya atribut dapat

dikomunikasikan secara sederhana dan jelas sehingga

pelanggan dapat memahaminya.

5. Pembelian lebih dahulu (preemptive) artinya atribut tersebut

(56)

6. Terjangkau (affordability) artinya pelanggan sasaran akan

mampu membayar perbedaan atau keunikan atribut tersebut.

Setiap tambah biaya karateristik khusus di pandang sepadan

nilai tambahannya.

7. Profitability artinya perusahaan bisa memperoleh tambahan

laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

b. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality

positioning), yaitu positioning yang berusaha menciptakan kesan

atau citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya

menekankan harga murah sebagai indikator nilai.

c. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use/

application positioning).

d. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning) yaitu

mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakaian.

e. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class

positioning) misalnya permen kopiko yang posisikan sebagai kopi

dalam permen.

f. Positioning berdasarkan dengan pesaing (competitor positioning)

yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.

g. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning). Kunci utama

berhasilnya strategi positioning produk terletak pada persepsi yang

(57)

posisi atau citra sebuah perusahaan dipengaruhi pula oleh para

pesaing dan pelanggan mereka.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah :

a. Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga

produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek – merek yang

bersaing.

b. Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan

beberapa hal pokok kepada pelanggan.

Prosedur untuk melakukan penempatan posisi yang tepat meliputi

tujuh langkah pokok yaitu :

a. Menentukan produk atau pasar yang relevan

Suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari

satu keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu suatu produk dapat

diposisikan diberbagai pasar yang berbeda. Langkah dalam

melakukan positioning adalah mendaftarkan semua kebutuhan dan

keinginan yang mungkin dapat dipenuhi produk.

b. Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing primer maupun pesaing

sekunder.

Pesaing primer adalah adalah pesaing – pesaing yang bersaing

untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder

adalah pesaing – pesaing tak langsung, yakni mereka yang tidak

langsung muncul dipikiran bilamana seseorang sedang berpikir

(58)

c. Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam

mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Biasanya seseorang akan mengevaluasikan berbagai alternatif

pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara dan

berdasarkan standar – standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan

perlu melakukan riset pemasaran agar dapat memahami cara dan

standar yang digunakan konsumen dalam evaluasi keputusan

pembelian.

d. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

(dengan membuat perceptual map).

Pemasar perlu mengidentifikasikan posisi yang ditempati pesaing

dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut

produk. Situasi pemakai atau kelompok pemakai.

e. Mengidentifikasikan senjang atau gap pads posisi yang ditempati.

Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling

bersaing, maka dapat ditentukan daerah – daerah atau aspek –

aspek yang belum tergarap maupun yang telah digarap banyak

pesaing.

g. Merencanakan dan Melaksanakan Positioning

Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki

ditetapkan maka pemasar harus merancang program pemasaran

yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk

(59)

persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen melaui kampanye

promosi.

h. Memantau Posisi

Posisi aktual suatu produk atau merek dipantau setiap saat guna

melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan

lingkungan.

2. Strategi Repositioning Produk

Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat

kemungkinan berikut :

1. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan

berdampingan dengan merek perusahaan sehingga membawa

dampak buruk terhadap pemangsa pasar perusahaan.

2. Preferensi konsumen telah berubah.

3. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru yang diikuti

dengan peluang yang menjanjikan.

4. Terjadi kesalahan dalam positioning berikutnya.

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi

produk atau bauran pemasaran saat ini, serta berusaha mencari posisi

baru yang lebih tepat bagi prodik tersebut. Tujuan strategi ini adalah

untuk meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk

mengoreksi kesalahan penentuan posisi sebelumnya.

(60)

1. Peningkatan pertumbuhan penjualan produk dan produktivitas

(dari pelanggan saat ini)

2. Perluasan pasar secara keseluruhan (dari para pemakai baru). Jadi

perusahaan mengharapkan agar dapat menempatkan produk pada

jalur pertumbuhan dan profitabilitas yang meningkat.

3. Peningkatan penjualan, pangsa pasar profitabilitas (melalui

pemanfaatan baru yang sudah ada).

3. Strategi Overlap Produk

Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan

persaingan terhadap merek milik tertentu milik perusahaan sendiri.

Persaingan ini dibentuk melalui tiga cara, yaitu :

1. Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada.

2. Penggunaan label pribadi (private labeling) yaitu menghasilkan

suatu produk yang menggunakan nama merek perusahaan lain.

3. Menjual komponen – komponen yang dipergunakan dalam produk

perusahaan sendiri kepada para pesaing.

Tujuan penerapan strategi ini adalah :

a. Untuk menarik lebih banyak pelanggan pada produk sehingga

meningkatkan pasar keseluruhan.

b. Agar dapat bekerja pada kapasitas penuh

c. Untuk menjual kepada para pesaing sehingga dapat

(61)

4. Strategi Lingkup Produk

Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk

suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerapkan strategi produk

tunggal, strategi multi produk atau strategi system of products. Masing

– masing strategi ini memiliki tujuan sendiri, yaitu :

a. Strategi produk tunggal. Untuk meningkatkan skala ekonomis,

efisiensi dan daya saing dengan melakukan spesialisasi dalam satu

lini produk saja.

b. Strategi multi Produk. Untuk mengantisipasi resiko keusangan

potensial suatu produk tunggal dengan menambah beberapa produk

lain.

c. Strategy System Of Products. Untuk meningkatkan ketergantungan

pelanggan terhadap produk perusahaan sehingga mencegah pesaing

masuk pasar.

Melalui ketiga strategi di atas diharapkan dapat tercapai

peningkatan, pertumbuhan pangsa pasar dan laba, khusus melalui

strategy system of products, perusahaan bisa memperoleh

pengendalian monopolistik terhadap pasar dan memperluas konsep

peluang produk atau pasarnya.

5. Strategi Desain Produk

Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk.

(62)

1. Produk Standar

Untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produksi

masa.

2. Customized Product

Untuk bersaing dengan produsen produksi massa (produk standar)

melalui fleksibilitas desain produk.

3. Produk Standar dengan Modifikasi

Untuk mengkombinasikan manfaat dan strategi di atas agar dapat

menjalankan ketiga strategi di atas dengan baik, diperlukan analisis

mendalam terhadap perspektif produk dan pasar, serta perubahan

lingkungan khususnya perubahan teknologi. Hasil yang diharapkan

dari strategi – strategi ini adalah peningkatan dalam pertumbuhan,

pangsa pasar dan laba. Strategi produk standar dengan modifikasi juga

memungkinkan perusahaan untuk melakukan hubungan yang erat

dengan pasar dan memperoleh pengalaman dalam pengembangan

standar produk yang baru.

6. Strategi Eliminasi Produk

Strategi eliminasi produk dilaksanakan dengan jalan mengurangi

komposisi portofolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan

baik dengan cara jumlah produk. Tujuan utama strategi eliminasi

produk ini adalah untuk membentuk bauran atau paduan produk yang

(63)

Umumnya produk yang masuk dalam kategori tersebut memiliki

ciri – ciri sebagai berikut :

a. Profitabilitasnya merendah

b. Volume penjualan atau pangsa pasarnya bersifat stagna atau

bahkan menurun sehingga terlalu mahal untuk membangun

kembali produk tersebut.

c. Resiko keusangan teknologi cukup besar

d. Produk mulai masuk ke dalam tahap kedewasaan atau penurunan

pada product Life Cycle (PLC).

e. Produk tersebut kurang sesuai dengan kekuatan atau misi unit

bisnis.

Hasil yang

Gambar

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Kawasaki secara kredit
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Dalam Proses Membeli
Gambar 2.3
Gambar 3.1 Kurva Distributor F
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari perolehan persamaan regresi dari model persamaan variabel kepuasan pelanggan (X1), kualitas jasa (X2), citra (X3) dan rintangan untuk berpindah (X 4 )

Berdasarakan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan Y= 40,544 – 0,106 X1 – 0,640 X2 + 0,041 X3, menunjukan bahwa variabel stres kerja lingkungan

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Citra Merek (X1) dan Kebijakan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Berdasarkan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan Promosi (X3) berpengaruh terhadap perpindahan merek (Y) pada konsumen kartu

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu jumlah ternak (X1), investasi (X2), harga susu (X3), pengalaman

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu jumlah ternak (X1), investasi (X2), harga susu (X3), pengalaman

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana : Y = Nilai Perusahaan X1 = Investment Opportunity Set IOS X2 = Komite Audit X3 = Dewan Komisaris

Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu umur X1, pendidikan X2,