• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

C. Strategi Visual

1. Strategi Visual secara umum:

a. Merancang rebranding yang menarik dan lengkap. Dengan rebrand,

produk dan perusahaan akan semakin dikenal orang dan memasyarakat.

b. Menciptakan corporate identity yang menarik dan relevan dengan tujuan

menciptakan brand image baru DOJO Hotspot Center.

2. Strategi Visual Verbal

a. Kepala berita (Headline)

Headline sering juga disebut judul. Headline juga merupakan bagian terpenting dari suatu media promosi yang dipakai sebagai penangkap perhatian utama. Salah satu kunci keberhasilan promosi adalah adanya

headline yang persuasif. Karena fungsi utama headline sendiri untuk menarik perhatian khalayak dengan cepat dan berusaha menarik konsumen

sebanyak-banyaknya. Headline hendaknya, singkat, informative to the

point dan dapat dibaca dengan jelas. Headline pada perancangan visual branding ini akan menggunakan “ Hotspot Center “.

b. Sub Headline

Anak judul (sub headline) sebagai jembatan penghubung antara

headline dengan body text. Sub headline digunakan untuk lebih

commit to user

pesan yang ingin disampaikan sekaligus mengarahkan pembaca sehingga tertarik seperti yang di harapkan.

Adapun sub headline yang digunakan pada materi iklan ini adalah: Alamat:

Pogung Kidul No. 2B Rt 02/ 49 SIA XVI Sinduadi, Mlati, Sleman, DIY

c. Bodycopy

Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertuliskan dalam headline sampai diperkirakan pembaca sudah mampu untuk memahaminya, sehingga perlu dibuat sekomunikatif dan seefektif mungkin. Body copy menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dan ilustrasi.

Misal:

1. Peta lokasi

2. Kata-kata menarik dan unik

3. Keterangan mengenai kecepatan

4. Keterangan mengenai harga

5. Dll.

d. Slogan / Keyword

Slogan adalah intisari dari pesan yang ingin disampaikan. Slogan dapat membantu mengenalkan dan menanamkan citra produk pada benak masyarakat. Salah satu unsur dalam keberhasilan suatu slogan adalah kalimat atau kata-kata yang digunakan harus padat, jelas, dan komunikatif

commit to user

sehingga dapat terus diingat konsumen. Dalam hal ini DOJO Hotspot Center memakai slogan :

“The First, The Only, The Best”

Slogan ini dipilih untuk menunjukkan totalitas sekaligus pengharapan yang lebih kepada DOJO, sebagai yang pertama, satu-satunya dan yang terbaik. e. Baseline

Base line merupakan kalimat di bawah bodycopy yang akan melengkapi dan juga pelengkap bagi keterangan yang dibutuhkan dalam

setiap media promosi dari DOJO. Dan baseline untuk DOJO Hotspot

Center adalah nama perusahaan beserta logo dan keterangan yang akan melengkapi keterangan di atasnya serta sebagai penutup yang menarik bagi media promosi yang bersangkutan.

3. Strategi Visual Non Verbal

a.Tata Letak (Layout)

Layout adalah penataan antara naskah dan gambar sehingga terbentuk suatu keharmonisan dalam satu tata ruang iklan. Pembaca akan senang membaca sesuatu yang jelas dan tersaji rapi sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat dimengerti (Syahril Iskandar, 2007:86-88).

Pada perancangan media promosi ini akan mengacu pada 10 tipe layout, seperti :

1. AXIAL

Elemen iklan diletakkan berdasarkan sebuah sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman iklan. Pada metode ini ditampakkan banyak bidang kosong.

commit to user

2. GROUP

Layout ini menggunakan sejumlah elemen berupa foto atau keterangan mendukung yang diletakkan berkelompok dalam suatu titik konsentrasi pandang di halaman iklan. Tujuannya adalah untuk memberikan satu pusat perhatian.

3. BAND

Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk, tetapi letaknya membujur secara vertikal. Tipikal tersebut memberikan blocking materi setinggi halaman iklan.

4. PATH

Model ini menyebarkan materi, baik berupa foto maupun teks secara zig-zag seluas halaman iklan. Secara estetika, model itu membuat mata pembaca cepat capek, tetapi dalam trik tertentu halaman iklan itu mendapatkan perhatian merata pada permukaan halaman.

commit to user

5. T

Walaupun ini termasuk model yang sudah kuno, tetapi ternyata model itu masih banyak yang menggunakan karena dirasa masih efektif.

6. Z

Ide penggunaan mode ini adalah untuk meratakan perhatian di seluas permukaan halaman. Biasanya mode ini digunakan

dalam iklan-iklan berscript latin yang dibaca

dari kiri ke kanan.

7. S

Layout ini merupakan kebalikan dari mode Z, tetapi dipergunakan bagi pembaca yang

menggunakan script non latin dan

membacanya dari kanan ke kiri, misalnya huruf Arab.

8. U

Elemen iklan yang dipasang mengikuti huruf U.

commit to user

9. GRID/SISTEM KOLOM

Model ini mirip dengan Axial, tetapi ukuran dan letak elemen lebih memenuhi bidang iklan sehingga tidak banyak bidang kosong.

10.CHECKERBOARD/PAPAN CATUR

Model yang memasang elemen-elemen gambar/foto secara rapi menyerupai kotak-kotak papan catur. Model ini cocok dipergunakan untuk iklan yang memiliki banyak elemen foto yang serupa.

Tipe layout yang lain yang juga dapat digunakan sebagai acuan yaitu seperti berikut:

1. Picture Window

Tata letak dimana gambar atau ilustrasi mendominasi

ruangan kemudian diikuti dengan headline,bodycopy,logo

dan nama perusahaan. 2. Copyheavy Layout

Tata letak dimana headline dan bodycopy paling mendominasi.

3. Frame Layout

Tata letak dengan menggunakan border di pinggirnya, dengan menggunakan rangkaian produk yang dihasilkan sebagai border tersebut.

commit to user

4. Panel Layout

Rancangan yang berbasis pada grid, acuannya adalah bidang, sehingga tampilannya merupakan pengolahan bidang baik horizontal maupun vertical.

5. Bleed Layout

Tata letak dengan menggunakan gambar yang dikelilingi bidang putih di semua sisinya.

6. Grid Layout

Format layout yang bertumpu pada garis-garis vertical dan

horizontal yang membagi bidang sehingga terkotak-kotak,

mengacu pada checkerboard.

b. Ilustrasi

Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas.

Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah: “Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi

commit to user

yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.

Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagai penarik pandang, menjelaskan suatu pernyataan dan merangsang khalayak untuk dapat membaca keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar,

foto, pictograf, symbol dan vector art. Ilustrasi harus relevan dengan

produk yang ditawarkan dan mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Ilustrasi juga harus mewakili terhadap apa yang akan disampaikan dalam setiap desainnya.

Dalam desain, ilustrasi yang dipakai adalah berupa logo dari DOJO, foto pendukung dan vector sebagai grafik pendukung, misal yang berbau Jepang dan atau yang mengandung unsur tekno. Penggunaan ilustrasi yang dioalah dengan sedemikian rupa diharapkan bisa menjadi alat komunikasi yang efektif. Sehingga orang akan dapat menangkap isi dan tujuan desain.

c. Tipografi

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai “visual

language', yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang digunakan, koran atau majalah yang dibaca, label pakaian yang dikenakan dan masih banyak lagi. Hampir semua hal

commit to user

yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.

Untuk membuat desain yang indah dan komunikatif, tipografi tidak dapat dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain keberadaan elemen tipografi harus diperhitungkan karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan dari suatu karya desain. Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi visual harus dapat membaca dan mengartikan bentuk atau gambaran. Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus dapat mengetahui

bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan

meramalkan reaksi dari pengamatnya.

Pengaturan elemen-elemen tipografi yang membentuk kata atau

kalimat menjadi satu kesatuan (typography syntax) harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1.Keseimbangan ruang (space) terhadap elemen (form to void

relationship).

2.Keseimbangan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain.

Komposisi yang dinamis dapat dicapai karena adanya interaksi antara

bidang positif (form atau elemen grafik) dan bidang negatif (void atau

tempat elemen disusun). Selain. itu juga harus memperhatikan legibility,

yaitu kualitas pada huruf-huruf agar huruf-huruf dapat terbaca. Ernpat prinsip yang harus dipenuhi dalam penggunaan tipografi adalah:

commit to user

1. Legibility, adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat dibaca dengan jelas. Huruf terlihat dan dikenali dengan jelas. 2. Readibitity, adalah kualitas pada teks yang membuat teks tersebut

dapat mudah dibaca, menarik dan tidak melelahkan mata.

3. Visibility, adalah kemampuan huruf dan teks untuk terbaca. Dalam

hal ini, tujuan dan ukuran dari typeface sangat berpengaruh pada

terbaca atau tidaknya huruf dan teks yang digunakan.

4. Clarity, adalah kualitas pada teks dan huruf untuk dapat dimengerti dengan jelas; kejelasan pesan yang disampaikan. Misalnya: penggunaan bahasa dan slogan yang tepat.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggabungkan

huruf yang berbeda untuk menghasilkan gabungan yang legible

adalah:

5. Contrast : Typeface yang berbeda.

Karakter huruf yang berbeda. Ada 4 karakter bentuk huruf:

a. Vertical : mempunyai stroke vertikal sebagai stroke utamanya. Contoh: E, F, H, I, L, T.

b. Curved : stroke utamanya melengkung. Contoh: C, O, Q, S.

c. Combination : stroke ulamanya gabungan antara vertikal dan melengkung. Contoh: B, D, G, J, P, R, U. d. Oblique : stroke utamanya diagonal. Contoh: A, K, M, N.

commit to user

6. Simplicity :Bidang negatif dan positif yang dihasilkan dari penggabungan kedua huruf yang tidak terlalu kompleks.

7. Proportional : Proporsi huruf yang tampak dan tidak tampak

harus tepat supaya kedua huruf yang digabung tampak legible.

Tipografi yang dipilih juga berkaitan dengan tendensi alami dari mata. Pemilihan tipografi yang tepat dapat langsung menarik perhatian orang untuk melihatnya langsung. Adapun tendensi alami dari mata dalam melihat sebuah pola visual adalah:

1.Similarity

Objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini ditentukan lewat bentuk, wama, arah dan ukuran. Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu.

2. Proximity

Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan. 3. Closure

Bentuk yang tertutup atau menyambung terlihat lebih stabil.

Tendensi: tanpa sadar mata akan mencoba menyambung bagian dari lingkaran yang terputus (Danton Sihombing, 2001: 81).

Desain tipografi dapat menggambarkan emosi, sifat, karakter, bentuk atau gambar, efek, suasana dan Iain-lain. Oleh karena itu pemilihan tipografi harus tepat untuk menyampaikan pesan, dalam hal ini pesan yang disampaikan melalui logo. Berdasarkan hasil survey kuesioner konsumen,

commit to user

29 orang dari 100 orang yang disurvey suka akan logo yang dinamis. Oleh karena ilu logo baru DOJO memakai huruf-huruf yang dapat memberi

kesan dinamis, seperti huruf-huruf tanpa kait (san serif), huruf-huruf yang

miring (italic), atau huruf- huruf yang menyerupai goresan tangan.

Berdasarkan teori yang ada, dengan menyesuaikan karakter dan ciri khas dari DOJO, maka beberapa font yang akan digunakan adalah:

1. Gang_of_Three

Abcdefghijklmnopqrstuvwqyz

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890

Alasan pemakaian jenis font ini karena terlihat fleksibel, cocok dengan DOJO yang bertema Jepang.

2. Continuum_medium_regular

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890

Alasan memakai font ini dikarenakan karakteristiknya yang simple dan tingkat keterbacaannya yang mudah.

3. Harvest

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890

Alasan pemakaian jenis font ini karena karakter hurufnya yang simpel dan tegas, sehingga cocok untuk karakter DOJO yang kuat.

4. Lightmorning_regular

commit to user

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890

Alasan pemakaian jenis font ini karena karakternya unik dan berdasarkan tipe hurufnya berkesan dinamis futuristik.

5. Hirosh



 

Alasan memakai font ini dikarenakan karakter dari font ini yang bertema Japanese, sehingga cocok dengan tema DOJO yang diambil.

d. Warna

Setiap wama memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan karakteristik di sini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu wama. Secara garis besar, sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua, yaitu: wama panas dan wama dingin. Di antara

keduanya ada warna antara (intermediates).

Yang termasuk waraa-wama panas adalah wama jingga, merah, coklat dan kuning. Sedang warna-wama dingin adalah warna biru, hijau dan ungu (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 51).

Warna sangat sering memacu emosi manusia, ini adalah konsep sederhana yang sering diabaikan. Saat manusia hidup di dunia hitam dan putih, seperti: televisi dan penerbitan, tetapi pada tahun 60an

commit to user

semua ini berubah dan sekarang wama adalah unsur terpenting untuk menarik perhatian. (Contohnya: di sebuah toko, wama menandakan rasa, merek dan produk seperti hijau pada produk pencuci mulut

menandakan rasa mint dan biru menandakan rasa mint yang kuat.

Di bawah ini definisi wama menurut Jordan:

1. Warna putih, memicu emosi seperti murni, damai dan sempurna,

tetapi dapat memberikan kesan lemah lembut.

2. Warna merah, menstimulasi rasa hangat, lapar dan gembira.

3. Warna hijau dan biru, merupakan warna dingin dan menambah

kesan tenang dan memiliki rasa.

4. Wama abu-abu dan coklat, memberi kesan suram dan tertekan,

tetapi terlihat bagus dengan warna merah.

5. Warna coklat keabu-abuan dan biru juga dapat memberi kesan

solidaritas.

Berdasarkan hasil survei kuesioner konsumen, warna yang sesuai untuk sebuah logo warung hotspot adalah wama-warna cerah. Warna-wama cerah cenderung menunjukkan tendensi emosional yang tinggi. Warna-warna cerah merupakan warna-warna panas, yaitu: jingga, merah, coklat dan kuning.

Sedang menurut Dra. Sulasmi Darma Prawira dalam bukunya “Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain”, yang mengutip

dari buku Design in Dress oleh Marian L. David, mengatakan bahwa

wama mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang, yaitu:

commit to user

2. Warna merah :cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik,

bahaya, dosa, pengorbanan dan vitalitas.

3. Warna coklat :hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan,

tenang, sentosa dan rendah hati, netral.

4. Warna kuning :cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat dan

intelektual (1989:48).

Sesuai dengan konsep yang diusung, dalam perancangan

corporate identity DOJO Hotspot Center ini, DOJO menghindari warna-warna dingin atau unsur air seperti contohnya biru dan hijau. Akan tetapi cenderung menggunakan warna-warna cerah yang

menyala, seperti merah, kuning, orange, dan coklat sebagai colour

identity-nya.

Dokumen terkait