• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan A Isu Strategis Pengembangan Drainase

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R 1 Lingkup Kegiatan 3R

8.4.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan A Isu Strategis Pengembangan Drainase

Isu strategis terkait dengan kondisi serta pemasalahan dalam menghadapi pengelolaan drainase saat ini serta tantangan yang dihadapi antara lain meliputi :

 Belum adanya ketegasan dari fungsi sistem drainase yang ada, terkait dengan masih terjadinya pengaliran yang sama dari sistem pembuangan air hujan dengan pembuangan air limbah rumah tangga.  Penanganan sistem drainase yang belum terpadu secara hirarki antara

sistem saluran drainase utama, sekunder dan tersier yang ada, khususnya saluran di kawasan permukiman penduduk yang menuju saluran sekunder dan saluran primer.

 Kurangnya penanganan terhadap aliran air yang cukup besar pada saat puncak air, sehingga mengurangi kemampuan daerah resapan yang ada untuk menyerap air, yang pengaruhnya paling dirasakan pada kawasan permukiman padat penduduk dengan kerapatan bangunan yang padat serta pada kawasan permukiman kumuh di Kota Palopo.  Kurangnya kelengkapan perangkat peraturan yang mengikat secara

fungsional, sehingga koordinasi yang diperlukan menjadi lemah dalam sistem penanganan jaringan drainase.

VIII - 51 B. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Kondisi eksisting saluran drainase yang ada saat di Kota Palopo secara umum adalah saluran terbuka dan belum tertata dalam suatu system dengan pola jaringan drainase yang baik. Saluran drainase yang ada belum dapat berfungsi optimal untuk mengalirkan air permukaan dan buangan. Kondisi tersebut disebabkan karena masih adanya saluran-saluranyang kurang jelas arah pengalirannya dan arah pembuangannya yang menuju ke tempat pembuangan akhir seperti sungai atau laut.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan dari total panjang saluran drainase yang ada, yaitu 151.009 m, sebagian besar baik saluran primer, sekunder dan tersier, kurang berfungsi disebabkan oleh terjadinya penumpukan sampah di saluran drainase, tumbuhnya rumput/semak hingga terjadinya sedimentasi/pendangkalan akibat bertambnya lumpur di dasar saluran.

Tabel 8.7.

Jenis, Panjang, Kondisi dan Kapasitas Penampang Saluran Drainase di Kota Palopo Tahun 2012 No Eksisting saluran Kapasitas penampang saluran (m) Sumber permasalahan Jenis saluran Panjang saluran (m) Kondisi saluran

1 Drainase Primer 10.455 Baik 4,50

- Penumpukan sampah - Ditumbuhi rumput/semak - Terjadi pendangkalan/

sedimentasi 2 Drainase Sekunder 9.990 Baik dan sedang 1,50

- Penumpukan sampah - Ditumbuhi rumput/semak - Terjadi pendangkalan/

sedimentasi 3 Drainase Tersier 130.564 Baik dan sedang 0,36

- Penumpukan sampah - Ditumbuhi rumput/semak - Terjadi pendangkalan/

sedimentasi

Sumber : PU Cipta Karya Kota Palopo, 2014

Selain itu, identifikasi yang dilakukan menunjukkan masih terdapat penyatuan antara saluran buangan untuk air limbah rumah tangga dengan saluran untuk pengaliran air hujan. Disisi lain, pola aliran air hujan/limbah yang ada juga belum merupakan satu kesatuan hirarki saluran pembuangan yang jelas.

VIII - 52

Beberapa saluran yang masih berkonstruksi tanah pada saat puncak debit air belum mampu mengalirkan air yang ada di tempat tersebut ke saluran pembuangan air yang lebih makro. Sehingga dampaknya terlihat masih terdapat genangan-genangan air pada beberapa kawasan, yang belum memiliki sistem saluran drainase yang memadai.

Secara teknis kondisi sistem jaringan drainase di Kota Palopo masih belum berjalan dengan optimal. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa dimensi saluran yang kurang sesuai, sehingga menyebabkan kapasitas tampungan menjadi kurang besar dan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan saluran akibat debit air yang banyak. Penyebab lain adalah terjadinya perubahan tata guna lahan di kawasan pusat Kota Palopo, yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di daerah aliran sistem drainase yang memiliki tingkat aktifitas kegiatan dan kepadatan bangunan yang cukup tinggi. Berikut disajikan data mengenai dimensi saluran drainase yang ada di Kota Palopo berdasarkan jenis kegiatan kawasannya.

Tabel 8.8.

Lokasi, Jenis dan Dimensi Saluran Drainase di Kota Palopo Tahun 2014 No. Lokasi

Kawasan Jenis Saluran

Kondisi eksisiting dimensi saluran LA (m) LB (m) Tinggi (m) 1 Perumahan Tersier 60 30 50 2 Perkantoran Tersier 80 40 60 3 Pendidikan Tersier 80 40 60 4 Perdagangan Tersier 60 30 50 5 Terminal Tersier 60 30 50

Sumber : PU Cipta Karya Kota Palopo, 2014

Aspek kelembagaan dalam penanganan sistem jaringan drainase di Kota Palopo memerlukan reorganisasi yang mendasar bagi peningkatan fungsi pengelolaan sistem saluran drainase yang ada. Penanganan tersebut dapat dilakukan terhadap sumber limpasan air baik dari rumah tangga atau sumber aktivitas lainnya hingga pengelolaan terhadap sumber saluran distribusi melalui saluran drainase tersier, sekunder hingga ke pembuangan akhir. Sehingga sangat memungkinkan perlunya petunjuk dari pihak yang bertanggungjawab atau instansi yang menangani pengelolaan sistem jaringan drainase dalam menerapkan

VIII - 53

metode dan konsep yang tepat dalam mengurangi permasalahan sistem drainase yang ada.

Disamping itu, aspek kelembagaan dalam hal ini Dinas PU Cipta Karya, juga bertanggung jawab terhadap pengembangan rencana dan program, persiapan dan implementasi sistem pembangunan, melakukan operasi dan pemeliharaan, manajemen keuangan dan menjaga sistem pendukung pengambilan keputusan.

Aspek pendanaan dalam penanganan sistem drainase masih menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Palopo, yang pelasaksanaannya ditangani langsung oleh instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kota Palopo. Sistem pembiayaan dalam pengelolaan sistem jaringan drainase yang ada juga menggunakan biaya bantuan dari pemerintah provinsi melalui dana APDB Provinsi dan APBN dari pusat tergantung jenis pekerjaan jaringan drainase yang dikerjakan. Secara umum jaringan drainase di daerah perkotaan Kota Palopo khususnya di kawasan pusat aktivitas dan kawasan permukiman terdiri dari jaringan drainase sekunder dan tersier yang pembiayaan pembangunannya lebih banyak berasal dari pembiayaan APBD Kota Palopo.

Aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan jaringan drainase sangat dibutuhkan mengingat untuk membantu proses pemeliharaan dan kesinambungan kinerja jaringan drainase, keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting. Sebab pada dasarnya terjadinya banjir dan genangan di beberapa kawasan perkotaan Kota Palopo, dan di daerah sekitarnya itu disebabkan oleh kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menata dan menjaga sistem saluran yang masih berfungsi. Sehingga kapasitas jaringan drainase yang pada awal perencanaannya dapat menampung debit air yang lewat, menjadi berkurang seiring dengan kurangnya perhatian dan partisipasi masyarakat untuk meminimalkan dampak terjadinya banjir dan genangan tersebut.

VIII - 54

Dokumen terkait