• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

D. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang dimiliki oleh para pelaksana kebijakan (implementor) turut mempengaruhi kemudahan dalam proses implementasi kebijakan. Apabila pelaksana kebijakan memiliki struktur birokrasi yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit implementasi kebijakan. Sebaliknya, jika implementor memiliki struktur birokrasi yang pendek dan jelas, akan lebih mengefektifkan proses implementasi kebijakan. Struktur Birokrasi menunjukkan kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan (Standard Operating Procedures)

yang digunakan pada saat proses implementasi berlangsung.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Medan memiliki struktur organisasi dengan rentang yang cukup panjang karena asil peleburan dinas dan badan yang terdiri dari 5 (lima) bagian utama yaitu sekretariat, bagian tata usaha, bidang pelayanan perijinan, tim teknis, dan kelompok jabatan fungsional. Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan, DPMPTSP Kota Medan berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik

kepada masyarakat dengan menjalankan berbagai strategi guna meningkatkan kualitas dalam pelayanan perijinan.

Struktur organisasi DPMPTSP Kota Medan yang relatif pendek turut mendukung proses implementasi strategi yang dilaksanakan oleh para implementor, karena dengan struktur organisasi yang pendek pelaksanaan strategi akan lebih mudah dikoordinir dan diawasi baik oleh Kepala Dinas maupun oleh Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Namun yang menjadi masalah dalam pembahasan mengenai struktur birokrasi dalam penelitian ini adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan DPMPTSP Kota Medan terhadap pejabat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait yang bekerja sebagai anggota tim teknis sehingga mengakibatkan lambatnya proses pendelegasian ijin dari SKPD terkait terhadap permohonan ijin yang diurus masyarakat di DPMPTSP Kota Medan.

Data hasil wawancara dengan Ibu Oktarukmana Banjarnahor, S.Sos menyatakan bahwa setiap bidang pelayananan perijinan yang ada di DPMPTSP Kota Medan memiliki tim teknis masing-masing yang anggotanya merupakan gabungan dari anggota DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat yang berasal dari SKPD terkait. Dimana yang menjadi masalah bagi DPMPTSP Kota Medan terkait hal tersebut adalah koordinasi yang masih kurang terjalin dengan baik antara DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat-pejabat SKPD terkait. Pada saat anggota tim teknis dari DPMPTSP Kota Medan akan melakukan tugas peninjauan lapangan, seringkali pejabat dari SKPD terkait tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Masalah waktu peninjauan lapangan yang tidak tepat dan adanya pekerjaan lain yang lebih diutamakan selalu menjadi alasan yang sering diutarakan oleh pejabat SKPD terkait. Sehingga DPMPTSP Kota Medan sering

melakukan peninjauan lapangan dengan anggota tim teknisnya sendiri tanpa bantuan dari pejabat SKPD terkait. Saat anggota tim teknis DPMPTSP Kota Medan telah selesai melakukan peninjauan lapangan biasanya mereka akan mengirimkan laporan mengenai kegiatan tersebut ke dinas-dinas terkait untuk meminta persetujuan dalam penerbitan ijin. Namun masalah yang sering dihadapi oleh DPMPTSP Kota Medan adalah lambatnya proses pendelegasian ijin oleh dinas-dinas terkait sehingga menyebabkan DPMPTSP Kota Medan akan semakin lama untuk melakukan proses lanjutan dari pengolahan data permohonan ijin. Hal ini tentu saja menghambat DPMPTSP Kota Medan dalam mengimplementasikan strateginya terkait peningkatan kualitas pelayanan perijinan, dimana salah satu tujuan yang hendak dicapai adalah terselesaikannya dalam waktu yang singkat setiap ijin yang ditangani DPMPTSP Kota Medan.

Dilihat secara struktur organisasi, DPMPTSP Kota Medan memang benar memiliki suatu struktur organisasi yang pendek. Namun apabila dilihat secara mekanisme kerja, DPMPTSP Kota Medan harus melewati beberapa bagian untuk dapat menghasilkan suatu perijinan dan kendala yang paling sering ditemui adalah pada bagian tim teknis dari SKPD terkait. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis bahwa DPMPTSP Kota Medan telah berupaya melakukan koordinasi yang baik dengan dinas-dinas terkait. Namun masih ada pejabat-pejabat dari dinas-dinas tertentu yang tidak memberikan respon yang cepat terkait penyelesaian proses perijinan. Hal itu menyebabkan adanya beberapa ijin yang mengalami keterlambatan dalam penerbitannya. DPMPTSP Kota Medan mengakui bahwa mereka masih kurang melakukan pengawasan terhadap anggota-anggota tim teknis yang berasal dari SKPD terkait, hal ini dikarenakan belum

adanya bidang yang secara khusus dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja seluruh pegawai maupun anggota SKPD terkait yang bekerja di DPMPTSP Kota Medan. Pemantauan kinerja hanya dilakukan oleh Kepala-kepala Bidang yang mana tidak selalu intens dilakukan.

DPMPTSP Kota Medan melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara pelayanan perijinan dengan berpedoman pada SOP (Standard Operating

Procedures) yang berlaku. Begitu pun dalam hal mengimplementasikan strategi,

SOP inilah yang dijadikan sebagai dasar utama bagi setiap implementor di DPMPTSP Kota Medan untuk bertindak. Jika dilihat secara struktur organisasi, setiap bidang yang ada di DPMPTSP Kota Medan sudah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Begitu pula dalam hal mengimplementasikan strategi, setiap bidang berupaya melaksanakan strategi melalui kinerja dan pelayanan yang optimal di bidangnya masing-masing.

Suatu strategi tidak akan bisa diimplementasikan secara efektif apabila semua implementor tidak bekerjasama dengan baik. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah bagi DPMPTSP Kota Medan dalam mengimplementasikan strategi peningkatan kualitas pelayanan perijinan. Dimana DPMPTSP Kota Medan memiliki hubungan yang tidak begitu erat terjalin dengan beberapa dinas-dinas terkait sehingga menyebabkan DPMPTSP Kota Medan tidak bisa melakukan pengawasan dengan lebih dekat terhadap kinerja SKPD terkait pelaksanaan tugas mereka sebagai bagian dari tim teknis DPMPTSP Kota Medan. Masalah inilah yang melahirkan masalah baru dan membawa dampak yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat pemohon ijin, dimana diantara mereka mengalami keterlambatan dalam memperoleh ijin yang mereka urus oleh karena lambatnya

pendelegasian ijin dari SKPD terkait.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut yang dibutuhkan adalah peran dari Kepala DPMPTSP Kota Medan sebagai pimpinan puncak untuk mampu bersikap lebih tegas terhadap pejabat-pejabat dari SKPD terkait yang sering mengabaikan tugas mereka sebagai bagian dari tim teknis di DPMPTSP Kota Medan. Ketegasan sikap dalam menangani masalah tersebut dapat dilakukan dengan membentuk suatu bidang baru yang secara khusus melaksanakan tugas pengawasan dan pemantauan. Dimana bidang ini yang akan bekerjasama dengan Kepala-kepala Bidang untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kinerja setiap pegawai termasuk para pejabat SKPD yang bekerja didalam tim teknis DPMPTSP Kota Medan. Sanksi yang tegas sangat perlu diberlakukan bagi pegawai yang dengan sengaja mengabaikan tugasnya ataupun melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan SOP yang berlaku di DPMPTSP Kota Medan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait