• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program SMS (Short Message Service) Gateway Dalam Proses Perizinan (Studi Pada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program SMS (Short Message Service) Gateway Dalam Proses Perizinan (Studi Pada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Medan)"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sumber Lain

(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut

Bungin (2007 : 68), penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas

sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas

itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Dengan demikian, penelitian ini akan

menjelaskan gambaran realitas dari masalah yang akan dideskripsikan oleh peneliti dengan

menggunakan data-data yang ada.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution, Gedung Dinas

Pendapatan Kota Medan No. 32 lantai 2 & 3, Kota Medan, Sumatera Utara.

3.3 Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Hendarso menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk

membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian

yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja atau bertujuan.

Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagi

informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang

(3)

1. Informan Kunci (Key Informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi

informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Medan.

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pelaksana

kebijakan yaitu Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Kota Medan.

3. Informan Tambahan yaitu mereka yang memberikan informasi walaupun tidak

terlibat dalam interaksi social yang diteliti. Dalam hal ini akademisi, dan pihak-

pihak yang berkepentingan.

4. Responden adalah masyarakat yang mengurus izin di Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Medan yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat

dilakukan melalui berbagai cara yaitu :

a. Wawancara mendalam, yaitu proses pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung dengan pihak terkait untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dengan cara melakukan Tanya jawab

(4)

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara

langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gelaja yang di

temukan dilapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan

sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

c. Instrumen Data (Angket)

Anget atau kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden (Iskandar, 2008: 77).

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer dapat

dilakukan melalui instrumen berikut :

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau foto-foto dan rekaman, yang ada di lokasi penelitian serta

sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

(5)

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan

menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan menyusunnya

dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa

keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar

peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006 : 274). Menurut Miles dan

Huberman (dalam Sugiyono, 2007 : 243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui

dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Organisasi Data

Adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur

organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang

berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu, struktur organisasi

yang berbeda-beda tersebut terintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu,

struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran

perintah dan penyampaian laporan.

2. Reduksi Data

Reduksi dapat diartiakan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus

menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi

data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru

melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga

selain meringankan keraj peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan

(6)

Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang

penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga

memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk mencari data

selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Intepretasi Data.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

(7)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Pemerintahan Kota Medan

Kota Medan berlokasi di pulau sumatera, yang merupakan ibu kota dari

provinsi sumatera utara, Indonesia. Kota ini merupakan Kota terbesar di luar

pulau jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang bagi para wisatawan untuk

menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Kabupaten Karo, objek

wisata penangkaran Orang Utan di Bukit Lawang, serta Kawasan Danau Toba.

GAMBAR 4.1

Peta Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

(8)

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km2) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah di Sumatera Utara. Dengan demikian, Kota Medan memiliki

luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang lebih besar. Secara

geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' -

98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke

utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Batas Wilayah Kota Medan Secara Administratif

Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang

Barat Kabupaten Deli Serdang

Timur Kabupaten Deli Serdang

Sumber : www.pemkomedan.com

Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota Kota

Meda dan Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota Kota Medan.Wilayah Kota

(9)

Tabel 2: Kecamatan – Kecamatan di Kota Medan

Kecamatan di Kota Medan

Medan Amplas Medan Helvetia Medan Petisah

Medan Area Medan Johor Medan Polonia

Medan Barat Medan Kota Medan Selayang

Medan Baru Medan Labuhan Medan Sunggal

Medan Belawan Medan Maimun Medan Tembung

Medan Deli Medan Marelan Medan Timur

Medan Denai Medan Perjuangan Medan Tuntungan

Sumber : www.pemkomedan.com

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2015, Penduduk Medan

berjumlah 2,210,624 jiwa. K ota Medan memiliki beranekaragam Suku yang

menetap tinggal. Diantaranya Suku Mandailing, Suku Batak, Suku Karo, Suku

Melayu, Suku Nias, Tionghoa, India dsb. Keanekaragaman yang terdapat dikota

Medan dapat dilihat dari jumlah Mesjid, Gereja, dan Vihara Tionghoa yang

(10)

3.2 Gambaran Umum Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) Kota Medan

Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah

dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Pada hakekatnya penyelenggaraan otonomi daerah diarahkan

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya

saing daerah.

Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai

berlaku sejak tahun 2001 mendorong semangat baru dalam penataan sistem

birokrasi pemerintahan. Merujuk pada tujuannya, kebijakan otonomi pada

dasarnya memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri

dengan tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut,

ada pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan oleh negara menjadi

pembangunan oleh masyarakat.

Secara strategis, melalui kebijakan otonomi daerah diharapkan

muncul pusat-pusat kekuatan baru secara regional dalam sektor ekonomi,

kebijakan ini menggambarkan semangat mendorong tumbuhnya pusat ekonomi

baru. Di lain pihak karena adanya keterbatasan investasi di daerah menyebabkan

pemerintah membuka pintu bagi masuknya investasi swasta. Untuk itu harus

dilakukan serangkaian upaya yang sistematis yang mampu menciptakan iklim

investasi yang business friendly. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh

tantangan dan peluang, Pemerintah Daerah harus mampu melakukan inovasi

(11)

terkait. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi

adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang

semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan

dan pemerataan. Jadi, kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat

merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah.

Berkaitan dengan pelayanan jasa perijinan, pemerintah melakukan

terobosan yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

24 Tahun 2006 tentang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang

selanjutnya ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20

Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan

Terpadu di Daerah. Dalam Permendagri tersebut, pemerintahan kabupaten/kota

diwajibkan membentuk lembaga Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu atau

dikenal PPTSP paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan ditetapkan. Tidak

sebatas formalitas kelembagaan dalam artian institusi, tapi juga lembaga dalam

artian mekanisme dan nilai.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2009

Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Medan yang pertanggal 27 Januari berubah menjadi Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan. Kesederhanaan,

kepastian hukum, transparan dalam pelayanan perizinan, itulah harapan yang

ingin dicapai dari dibentuknya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Medan yang merupakan unit pelayanan perijinan dan

non-perijinan. Dalam rangka Good Governance, maka pelayanan prima kepada

(12)

masyarakat serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal

dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.

GAMBAR 1.10 DPMPTSP KOTA MEDAN

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi

adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang

semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan

dan pemerataan. Jadi kualitas layanan aparatur Pemerintah kepada ma

syarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan

dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) pada tahun 2009 dengan dasar

(13)

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;

3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Orgainisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Kesederhanaan, kepastian hukum, transparan dalam pelayanan

perijinan itulah harapan dari dibentuknya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan sekarang ini yang merupakan unit

kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam rangka Good Governance

maka pelayanan prima kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman,

transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu mutlak harus

dilaksanakan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta

menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi

dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.

4.4.1 Dasar Hukum Pembentukan DPMPTSP Kota Medan

1. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

2. PP 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.

5. Peraturan Daerah Kota Medan No.3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

(14)

7. Perwal No.36 Tahun 2010 Tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan

Proses dan Penandatanganan Perijinan Kepada Kepala DPMPTSP Kota

Medan.

4.4.1 Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu

a. Visi : Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk Mewujudkan

Medan Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli

dan sejahtera.

b. Misi :

1. Mewujudkan pelayanan Perijinan yang Optimal dan

Professional serta kepuasan masyarakat.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional

3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang

berbasis Infomasi Teknologi.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan

perizinan terpadu.

5. Meningkatkan hubungan kerja antar SKPD di lingkungan

Pemko Medan.

4.4.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Medan Pasal 159 dan 160, tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu (DPMPTSP) Kota Medan, adalah:

(15)

secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,

simplifikasi, keamanan dan kepastian.

b. Adapun fungsi dari DPMPTSP adalah:

• Pelaksanaan penyusunan program

• Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan

• Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan

• Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan

• Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya

4.4.3 Susunan Organisasi

a. Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Medan adalah :

1) Kepala Dinas

2) Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

(a). Sub Bagian Umum

(b). Sub Bagian Keuangan

(c). Sub Bagian Kepegawaian

(d). Bidang Pengolahan Data, Perencanaan dan

Pengembangan

(e). Bidang Promosi Penanaman Modal

(f). Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal,

Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Pelayanan

(g). Bidang Pelayanan Perizinan Usaha dan Tanda Daftar

(16)

Lingkungan Hidup

(i). Bidang Perizinan Kesehatan , Ketenagakerjaan dan

Perizinan Lainnya.

3) Bidang Pelayanan Perijinan I, terdiri dari :

(a). Sub Bidang Usaha

(b). Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian

4) Bidang Pelayanan Perijinan II, terdiri dari :

(a). Sub Bidang Ketentraman dan Ketertiban masyarakat

5) Bidang Pelayanan Perijinan III, terdiri dari :

(a). Sub Bidang Tata Ruang

(b). Sub Bidang Perhubungan

(c). Sub Bidang Lingkungan Hidup

6) Bidang Pelayanan Perijinan IV, terdiri dari :

(a). Sub Bidang Konstruksi

(b). Sub Bidang Kesehatan dan lain-lain

7) Tim Teknis

Sejumlah tenaga yang memiliki andil besar dalam proses

perijinan,perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat

Keputusan/Perijinan.

8) Kelompok Jabatan Fungsional

Sejumlah tenaga pada jenjang Jabatan yang terbagi

dalam berbagaikelompok sesuai dengan bidang keahlian dan

(17)

STRUKTUR 1.2

Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) Kota Medan

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Plt. KEPALA DINAS

Drs. M. Syafruddin, M.Si

Sekretaris

5. Bidang Perizinan Tata

(18)

4.4.4 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota

Medan

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan

Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas

Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan, maka Tugas Pokok

dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi adalah :

1) Sekretariat/Badan

a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh

Sekretariat yang

dipimpin oleh Kepala;

c. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena

jabatannya adalah

Kepala Badan;

(1) Badan mempunyai tugas pokok

melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan

pelayanan administrasi di bidang perijinan secara

terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,

sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

(19)

• Penyelenggaraan pelayanan

administrasi perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi proses

pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan administrasi pelayanan

perijinan;

• Pemantauan dan evaluasi proses

pemberian pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2) Bagian Tata Usaha

Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(1) Tugas Pokok

Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan

sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang

meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan

penyusunan program.

(2) Fungsi

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan

Bagian Tata Usaha;

• Pengelolaan administrasi Badan yang

(20)

tata persuratan, perlengkapan, dan rumah

tangga;

• Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan,

dan program Badan;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan Badan;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Tupoksi Sub Bagian Umum

(1) Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub

Bagian yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi

umum;

(2) Fungsi

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan

Sub Bagian Umum;

• Penyusunan bahan petunjuk teknis

pengelolaan administrasi umum;

• Pengelolaan administrasi umum yang

meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan

(21)

perlengkapan, dan penyelenggaraan

kerumahtanggaan Badan;

• Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan;

• Pelaporan lingkup administrasi umum;

• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan tugas;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala

Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya;

3) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan I

a. Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan

perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan

Perindustrian;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan

Perijinan menyelenggarakan fungsi :

• Penyusunan rencana, program dan

kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang

Pelayanan Perijinan I;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program

(22)

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim

Teknis yang berkaitan dengan

permohonan Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data

perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan

ijin dan pembuatan berita acara

pemeriksaan lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses

perijinan, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan

instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang

Pelayanan Perijinan I.

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

(23)

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan.

b. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup

pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman

dan ketertiban masyarakat;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan

Perijinan II menyelenggarakan fungsi :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan

Bidang Pelayanan Perijinan II;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan

Perijinan II;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja

Bidang Pelayanan Perijinan II;

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis

yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin

dan pembuatan berita acara pemeriksaan

lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses

(24)

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan

instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang

Pelayanan Perijinan II.

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan III

a. Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup

pelayanan perijinan yang berkaitan dengan tata ruang,

perhubungan, dan lingkungan hidup;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan

Perijinan III menyelenggarakan fungsi :

• Penyusunan rencana, program dan

(25)

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang

Pelayanan Perijinan III;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program

kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim

Teknis yang berkaitan dengan permohonan

Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin

dan pembuatan berita acara pemeriksaan

lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses

perijinan, perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan

instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang

(26)

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

6) Tupoksi Bidang Pelayanan Perijinan IV

a. Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala

Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup

pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi,

kesehatan dan lain-lain;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan

Perijinan IV menyelenggarakan fungsi :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan

Bidang Pelayanan Perijinan IV;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang

Pelayanan Perijinan IV;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program

kerja Bidang

Pelayanan Perijinan IV;

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim

Teknis yang berkaitan dengan permohonan

Ijin;

(27)

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan

lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin

dan pembuatan berita acara pemeriksaan

lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses

perijinan, perhitungan retribusi, penetapan

SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat

Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan

instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta

penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang

Pelayanan Perijinan IV;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

Kepala Badan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

7) Tim Teknis

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap

permohonan ijin apabila diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan

persiapan

(28)

e. Memberikan saran-saran atau

pertimbangan-pertimbangan kepada

Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas

dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8) Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah

tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin

oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk;

c. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja;

d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4.4.4 Keadaan Pegawai dan Fasilitas Kerja

a) Keadaan Pegawai

Penyelenggara urusan pelayanan perijinan terpadu selama

tahun 2013 secara kelembagaan digerakkan oleh sumberdaya

kepegawaian. Adapun sumberdaya kepegawaian yang ada pada akhir

Oktober tahun 2013 sebanyak 83 orang dibedakan berdasarkan kualifikasi

(29)

4.2.5 Sarana dan Prasarana atau Fasilitas di Kantor Dinas Pendapatan

Kota Medan

Sarana dan Prasaranana/ Fasilitas yang tersedia dapat menunjang

tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya serta akan

dapat mendukung suatu lancarnya pelaksanaan tugas – tugas dan pekerjaan yang

sedang ataupun yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendapatanm Kota Medan

untuk mencapainya suatu tujuan dan sasaran tersebut.

Berikut ini peneliti akan mengemukakan Hasil penelitian mengenai sarana dan

Prasaranan ( Fasilitas) di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, dapat dilihat pada

gambar – gambar dibawah ini:

GAMBAR 2.1 PUSAT INFORMASI

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR 2.2 FASILITAS

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR RUANG TUNGGU

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR RUANG TUNGGU

(30)

GAMBAR

FASILITAS TERHADAP PEGAWAI

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR

FASILITAS TERHADAP PEGAWAI

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR

CUSTUMOR SERVICE

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR

LOKET PENGAMBILAN IJIN

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR

RUANG SMS GATEWAY

Sumber : Yenny Silitonga, Januari 2017

GAMBAR

MONITOR SMS GATEWAY

(31)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Di dalam bab ini, penulis akan menyajikan sebuah data-data yang

diperoleh dari hasil Penelitian di lapangan melalui sebuah metode-metode

penelitian yang telah dijelaskan pada bab terdahulu.

Setelah mengumpulkan data terkait dengan implementasi kebijakan SMS

Gateway pada pelayanan perijinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintahan Kota Medan dari berbagai

informan, baik informan kunci, informan utama, yakni para pelayan publik di

DPMPTSP Pemko Medan selaku pihak yang merumuskan dan

mengimplementasikan SMS Gateway dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan,

serta informan tambahan dan responden yakni masyarakat sebagai responden

selaku pihak penerima pelayanan, maka dalam bab ini penulis akan menyajikan

data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di lapangan untuk

selanjutnya dapat dianalisis berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya.

Adapun data yang telah dikumpulkan penulis diperoleh melalui proses

wawancara terhadap beberapa informan dan melakukan observasi (pengamatan

secara langsung). Informan kunci terdiri dari satu orang yaitu Bapak Drs. M.

Syafruddin selaku Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Pemerintah Kota Medan. Informan utama terdiri dari Bapak Yance

Safriardhana, A.Md selaku staf pada Sub Bagian Umum, Bapak Kurniawan

(32)

ahli dibidang informasi. Sementara informan tambahan terdiri dari 3 orang dari

masyarakat yang sedang melakukan pengurusan perizinan di DPMPTSP Pemko

Medan, yaitu Bapak Dedi Syamsur Nasution, Bapak Muhammad Taufik, dan Ibu

Hernawati Limbong. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat proses

wawancara merupakan pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang

telah disusun oleh penulis, namun penulis tidak hanya terpaku pada

pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dalam pelaksanaannya, pertanyaan-pertanyaan-pertanyaaan tersebut

berkembang sesuai dengan permasalahan penelitian ini.

Data – data dalam penelitian ini akan diuraikan dengan dibagi menjadi dua

bagian yaitu, data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan cara melakukan wawancara dengan informan utama dan informan kunci

serta melakukan wawancara langsung dengan pengguna jasa SMS Gateway.

Pengumpulan data Sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai

dokumentasi seperti dokumen yang berkaitan dengan Implementasi UU No. 32

Thn 2004 tentang pemerintahan daerah, maka hak dan tanggungjawab pemerintah

daerah makin tinggi baik itu dalam pengelolaan sumber daya alam, manusia dan

potensi yang ada. Data-data diperoleh diperlukan untuk menjawab segala

permasalahan secara mendalam. Dalam penyajian data metode yang digunakan

dalam meneliti ini, menggunakan metode implementasi George C Edwards III.

Dengan variabel yang digunakan komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur

birokrasi.

Data ini merupakan hasil wawancara dari Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Terpadu Satu Pintu. Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu

(33)

peneliti menyusun draft pertanyaan yang hendak diajukan. Adapun indikator yang

digunakan untuk menganalisis implementasi kebijakan dalam penelitian ini yaitu:

A. KOMUNIKASI

Sebelum suatu kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harus

menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan perintah untuk

melaksanakannya telah dibuat. Salah satunya dapat dilihat dari komunikasi yang

terjalin diantara pelaksana kebijakan dalam hal penyampaian keputusan serta

sosialisasi keputusan bagi subyek keputusan yang telah dibuat.

Seperti kita ketahui bahwa Program SMS Gateway ini guna peningkatan

pelayanan publik di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Pemerintah Kota Medan merupakan bagian yang menjadi prioritas

saat ini. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pegawai di DPMPTSP Kota

Medan. Adapun hasil wawancaranya seperti dibawah ini.

Seperti yang diketahui bahwa Program SMS Gateway mulai dilaksanakan

pada tahun 2012. Dalam hal ini penulis menanyakan tentang sejauh mana

pemahaman pegawai DPMPTSP Medan tentang SMS Gateway dan dalam waktu

pelaksanaan program. Berikut pemaparan hasil wawancara dengan Bapak Drs.

Syafruddin, M.Si selaku Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota Medan melalui stafnya.

“Program SMS Gateway ini kami berangkat dari kebutuhan

masyarakat akan perizinana dimana kembali lagi guna peningkatan kualitas

pelayanan publik kami membuat program ini. Kami membuat tentu dengan

peencanaan yang matang, dan samapai sekarang SMS Gateway ini tetap

(34)

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Staf Sub Bagian Umum, Bapak

Yance Safriardhana, A.Md, berikut pernyataannya:

“Peningkatan pelayanan publik di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota Medan

merupakan bagian yang menjadi prioritas saat ini. Setelah pengembangan

sistem secara keseluruhan telah selesai dan telah digunakan sejak tahun 2012,

maka saat ini konsentrasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Medan adalah untuk meningkatkan

pelayanan publik kepada para pemohon dan pihak-pihak terkait yang

membutuhkan data dan informasi dari DPMPTSP Pemerintah Kota Medan.

Jadi dengan adanya program SMS Gateway ini pemohon sudah terbantu

dengan asas efektif dan efisiensi waktu, dan sejauh ini program ini sudah

berjalan dengan baik.” (Wawancara Febuari 2017)

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Mas Rian Siregar, selaku tenaga

ahli di bidang informasi, berikut pernyataannya:

“Salah satu rencana peningkatan pelayanan tersebut setelah

pengembangan website DPMPTSP utama dan mobile serta pusat pelayanan

digital di kantor DPMPTSP, SMS Gateway merupakan pelayanan lanjutan

yang dibangun untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para pemohon

untuk mendapatkan data dan informasi yang mereka butuhkan. Dengan

adanya SMS Gateway ini rasa saya cukup membantu para pemohon, tetapi

sampai saat ini belum banyak yang menggunakan SMS Gateway ini karenakan

(35)

Lalu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan tentu

terkait dengan strategi DPMPTSP Kota Medan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan perizinan.. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga terkait dengan

strategi DPMPTSP Kota Medan dalam meningkatkan pelayanan perijinan lebih

diarahkan kepada Kepala dan Pegawai DPMPTSP Kota Medan, karena beliau

merupakan informan kunci yang mempunyai andil besar dalam merumuskan

strategi di dalam Dinas tersebut. Hal pertama sekali yang ditanyakan oleh

penulis terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

mengenai apa kiat-kiat menurut Bapak dalam menumbuhkembangkan

profesionalisme kerja oleh DPMPTSP Kota Medan dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan perijinan, Bapak Drs. M. Syafruddin, M.Si

mengatakan :

Banyak strategi yang telah kami buat untuk meningkatkan

menumbuhkembangkan pelayanan perijinan di DPMPTSP Pemko Medan ini,

terutama strategi yang berkaitan dengan upaya mewujudkan visi, misi, tujuan

dan sasaran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Pemerintah Kota Medan. Itu ada tercantum dalam Rencana Strategi

DPMPTSP Pemko Medan Tahun 2016 – 2020. Strategi yang sudah kami buat

untuk meningkatkan pelayanan perijinan yaitu : menambah fasilitas di bidang

administrasi perkantoran, meningkatkan sarana dan prasarana bagi pegawai,

melakukan pembinaan kedisiplinan pegawai, meningkatkan kapasitas sumber

daya aparatur, mengembangkan sistem laporan capaian kinerja dan keuangan,

dan memperbaiki manajemen dalam pelayanan perijinan. Dengan begitu

(36)

Pertanyaan serupa penulis ajukan kepada Bapak YanceSafriardhana,

A.md, berikut penjelasan beliau.

“Menurut hemat saya, sebaiknya adanya “The Right Man On The Right

Place”, sehingga profesionalisme dan sebagainya berjalan dengan baik.”

(Wawancara Febuari 2017)

Setiap strategi diciptakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin

dicapai. Strategi diciptakan untuk selanjutnya dapat dilaksanakan agar kebutuhan

dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keberhasilan suatu strategi

bergantung pada tahap pelaksanaannya. Penulis kemudian menanyakan tentang

bagaimana proses pelaksanaan strategi di DPMPTSP Kota Medan, dan

beliau, Plt Kepala Dinas melalui Staf nya mengatakan :

Proses pelaksanaan strategi berjalan dengan cukup lancar.

Dalam hal ini peran dari para Kepala Bidang sangat dibutuhkan untuk

melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap anggota-anggota yang

bekerja di bidangnya masing-masing agar mampu melaksanakan

strategi-strategi tersebut secara efektif. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan

oleh DPMPTSP Kota Medan terkait dengan strategi yang sudah dibuat

yaitu: menerapkan sistem teknologi informasi, menerapkan pemrosesan izin

secara paralel, membuka loket pada jam istirahat, memasang CCTv untuk

memantau kinerja seluruh pegawai dan mencegah adanya pungutan liar di

DPMPTSP Kota Medan, menyediakan website DPMPTSP Pemko Medan,

meningkatkan target penerbitan izin perhari, menyelesaikan proses

perizinan dalam waktu yang cepat dan sesuai dengan SOP yang ada,

(37)

Febuari 2017)

Implementasi suatu program tentunya tidak terlepas dari orang-orang yang

berperan sebagai implementor (pelaksana). Kualitas dari setiap implementor

sangat dibutuhkan agar tujuan dan sasaran dari pelaksanaan suatu strategi dapat

tercapai secara maksimal. Terkait dengan hal tersebut, penulis menanyakan

tentang siapa saja orang-orang yang berperan sebagai implementor (pelaksana)

dalam menjalankan program yang telah dibuat di DPMPTSP Kota Medan, beliau

mengatakan:

Banyak pihak yang terkait dalam melaksanakan strategi yang

telah dibuat diDPMPTSP Kota Medan ini. Pihak pelaksana utama tentunya

kami sendiri yakni seluruh pegawai DPMPTSP Kota Medan mulai dari

jabatan tertinggi seperti saya selaku Plt Kepala Dinas dan para Kepala

Bidang, serta semua anggota dari tiap bidang. Namun dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi, kami juga turut dibantu oleh Tim Teknis dari

jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terdiri dari

dinas-dinas teknis terkait perizinan seperti: Dinas Pertamanan, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pekerjaan Umum, dan dinas terkait

lainnya.

Dalam menjalankan strategi tentunya dibutuhkan kerjasama yang baik

antara pembuat strategi dan kebijakan dengan orang-orang yang bekerja sebagai

pelaksana strategi. Kemudian penulis menanyakan apakah dalam menciptakan

koordinasi dan hierarki yang strategis yang sudah dijalankan di DPMPTSP Kota

Medan berhasil diterapkan dengan baik, beliau mengatakan :

(38)

meningkatkan kinerja pelayanan di DPMPTSP Kota Medan ini berhasil

dengan baik. Hal itu bisa dilihat dari kemampuan dari setiap pegawai di

Dinas ini untuk melaksanakan strategi yang telah dibuat, mereka dapat

melakukannya dengan baik. Bukti dari keberhasilan strategi tersebut juga

tampak dari meningkatnya kinerja dari setiap pegawai disini dan

masyarakat yang pernah melakukan pengurusan izin disini tampaknya puas

dengan pelayanan kami dikarenakan kami mampu mengelola perizinan

yang sedang diurus mereka dalam jangka waktu yang singka.”.

(Wawancara Febuari 2017)

Suatu strategi dapat berjalan secara efektif apabila ukuran-ukuran dan

tujuan-tujuan dari strategi yang telah diciptakan dapat dipahami secara jelas oleh

setiap individu yang terlibat dalam pencapaian tujuan dari strategi tersebut.

Kejelasan mengenai ukuran dan tujuan strategi sangat perlu dikomunikasikan

secara tepat oleh pembuat strategi dengan para implementor (pelaksana).

Komunikasi yang terjalin dengan baik antara semua personil yang terlibat dalm

pelaksanaan strategi akan mendorong kepada pencapaian tujuan secara lebih

optimal. Dalam hal ini penulis menanyakan mengenai bagaimana proses

komunikasi yang terjalin antara orang-orang yang berperan dalam merumuskan

strategi dengan para implementor (pelaksana) strategi di DPMPTSP Kota Medan

dan bagaimana proses komunikasi yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan

dengan masyarakat, beliau mengatakan :

Komunikasi antara pembuat strategi dengan para pelaksana

strategi di DPMPTSP Kota Medan ini terjalin dengan sangat baik,

(39)

kepada seluruh pegawai sehingga mereka yang berperan sebagai pelaksana

strategi dapat memahami dengan jelas dan akurat mengenai apa yang

hendak dilaksanakan terkait dengan strategi yang sudah dibuat. Peran dari

Kepala Bidang sangat dibutuhkan disini sebagai sumber informasi bagi

para anggota bidang dan sebagai penggkoordinir kinerja bidang

masing-masing. Kalau untuk masyarakat yang datang kesini, kami selalu berusaha

melayani mereka dengan maksimal. Para pegawai disini juga diwajibkan

untuk mau memberi informasi yang jelas kepada masyarakat yang datang

mengurus ijin kesini. Namun walaupun begitu masih ada juga masalah yang

harus kami hadapi dengan masyarakat. Sampai sekarang masih ada warga

Kota Medan yang usahanya masih beroperasi tapi tidak punya ijin.

Mungkin itu juga salah kami yang masih kurang sosialisasi. Makanya

didalam strategi DPMPTSP Kota Medan yang sudah berlangsung 5 tahun

ini, sosialisasi adalah salah satu strategi yang wajib kami jalankan.

B. SUMBERDAYA

Implementasi kebijakan yang dilakukan dengan jelas dan konsisten

tidak menjadi suatu jaminan kebijakan tersebut akan berhasil dilaksanakan

dengan baik. Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas

dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya

tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, sumber daya finansial, dan

fasilitas DPMPTSP. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi

(40)

di kertas menjadi dokumen saja.Untuk mengetahui kondisi sumber daya di

DPMPTSP Medan maka pertama penulis menanyakan mengenai kondisi

pegawai DPMPTSP Medan dalam pelaksanaan Programnya, berikut

pernyataan Bapak Plt. Kepala Dinas DPMPTSP:

“Kondisi pegawai di DPMPTSP Kota Medan sudah memadai. Pegawai

disini ada 137 pegawai dengan kualifikasi pendidikan yang berkaitan.

Dahulunya kami Badan Pelayanan Perizinan Terpadu memiliki jumlah

pegawai 87, sekarang karena dilebur dengan Dinas Penanaman Modal

maka sekarang DPMPTSP berjumlah 137.” (Wawancara Febuari

2017)

Apabila isi dari program sudah dikomunikasikan secara jelas, tetapi

implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, maka strategi tidak

akan berjalan secara efektif. Sumberdaya dapat berwujud sumberdaya manusia

dan sumberdaya finansial. Komponen sumberdaya meliputi jumlah staf, keahlian

dari para pelaksana, dan fasilitas-fasilitas pendukung seperti dana dan sarana

prasarana. Penulis kemudian menanyakan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan

DPMPTSP Kota Medan agar program yang telah dibuat dapat dilaksanakan

dengan baik, beliau mengatakan :

Kalau saya menilai, sebenarnya sumberdaya yang dibutuhkan

untukmelaksanakan strategi-strategri dan program-program di DPMPTSP

Kota Medan ini sudah terpenuhi, walaupun masih ada pegawai yang belum

memberikan kinerjanya secara maksimal namun itu hanya sebagian kecil

saja. Karena kami disini bekerja dengan berpedoman pada Standard

Operating Procedures yang ada, sehingga setiap pegawai yang bekerja

(41)

sesuai dengan Standard Operating Procedures yang dimiliki oleh

DPMPTSP Kota Medan. Jumlah staf disini yang masih agak kurang, di unit

bagian yang melakukan pengecekan lokasi ijin. Namun, pada saat

rekrutmen pegawai dibuka bagi DPMPTSP Kota Medan, kami akan

menempatkan orang-orang terbaik untuk menempati unit-unit bagian yang

masih kekurangan staf pegawai.” (Wawancara Febuari 2017)

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan

suatu program adalah sikap implementor. Jika implementor setuju dengan isi dari

strategi yang dirumuskan, maka implementor akan menjalankannya dengan baik.

Namun apabila terjadi penolakan terhadap bagian-bagian dari isi strategi maka

secara otomatis strategi itu nantinya tidak akan berjalan dengan efektif. Terkait

dengan hal tersebut, penulis menanyakan tentang sikap dan respon dari para

implementor (pelaksana) terhadap program-program yang dijalankan di

DPMPTSP Kota Medan, beliau mengatakan :

Para pelaksana strategi di DPMPTSP Kota Medan ini secara

keseluruhan mendukung penuh strategi-strategi yang telah dibuat dan

mereka juga berupaya melaksanakannya secara maksimal. Belum ada

pernah saya dengar penolakan-penolakan terhadap strategi yang sudah

dibuat, dikarenakan strategi yang dibuat semuanya adalah demi kemajuan

DPMPTSP Kota Medan dan kepuasan bagi masyarakat yang melakukan

pengurusan ijin.” (Wawancara Febuari 2017)

Dari keterangan tersebut diketahui bahwa kondisi pegawai DPMPTSP

Kota Medan dari segi kuantitas dan kualitas sudah cukup memadai. Adapun

(42)

kerja sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman masing-masing

pegawai. Adapun rincian komposisi pegawai DPMPTSP Kota Medan,

terlampir:

Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial juga merupakan hal

pokok yang harus dimiliki organisasi untuk menjalankan berbagai kebijakan

yang ada. Dalam hal ini penulis menanyakan bagaimana kondsi anggaran

dalam pelaksanaan Program, terutama program SMS Gateway ini:

“Anggaran dalam melaksanakan program ini, semua sudah terlampir

dalam renstra atau rencana strategis kami.”

C. DISPOSISI

Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki

oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti

komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi

efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor. Jika implementor

setuju dengan bagian-bagian isi dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan

dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat

kebijakan maka proses implementasi akan mengalami banyak masalah. Dalam hal

ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap implementor yakni

Pegawai DPMPTSP Kota Medan dengan dikeluarkannya Program.

Berdasarkan wawancara dengan Staf Ahli, Mas Rian Siregar, beliau

(43)

melaksanakan tanggungjawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan

dan selalu menggandeng Tim Teknis yang berasal dari dinas-dinas teknis terkait

dalam menerbitkan sebuah ijin, sebab DPMPTSP Kota Medan juga tidak

bias menerbitkan ijin apabila tidak didukung dari Tim Teknis. Kemudian penulis

menanyakan apakah DPMPTSP Kota Medan melibatkan Tim Teknis ketika

meninjau lapangan, beliau mengatakan :

Ya, tentu saja mereka ikut ketika melakukan pengecekan

lapangan sebab salah satu persyaratan kelengkapan berkasnya adalah

adanya rekomendasi dari instansi teknis terkait. Ketika berkas sudah

dinyatakan lengkap, maka kami dari DPMPTSP Kota Medan akan

mengundang Tim Teknis untuk ikut melakukan pengecekan lapangan.

Merekalah nantinya yang akan melihat bagaimana kondisi di lapangan,

apakah sesuai dengan yang dimohonkan atau tidak.” (Wawancara Febuari

2017)

D. STRUKTUR BIROKRASI

Struktur organisasi pelaksana kebijakan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur

yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang

standar (standard operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman

bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang panjang

akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape yaitu

prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, yang mana ini pada gilirannya

(44)

menanyakan bagaimana struktur organisasi yang ada pada DPMPTSP Kota

Medan dalam kaitannya dengan pelaksanaan program SMS Gateway berikut

pernyataan Bapak Plt. Kepala Dinas DPMPTSP Kota Medan:

Struktur organisasi juga turut memberikan pengaruh yang besar terhadap

pelaksanaan suatu strategi. Struktur organisasi yang panjang cenderung

memberikan pengaruh yang negatif terhadap pelaksanaan strategi terutama dalam

hal pengawasan. Penulis kemudian menanyakan tentang struktur organisasi

DPMPTSP Kota Medan, beliau mengatakan :

Struktur organisasi DPMPTSP Kota Medan ini sama sekali tidak

rumit, karena hanya terdiri atas Kepala Dinas, Sekretaris, Bagian Tata

Usaha yang terdiri atas 3 sub bagian (sub bagian umum, keuangan, dan

kepegawaian), kelompok jabatan fungsional, Bagian Pelayanan Perijinan

yang terdiri atas 4 bidang (bidang usaha, perdangan dan industri, bidang

ketenteraman dan ketertiban, bidang tata ruang, perhubungan, dan

lingkungan hidup, bidang konstruksi dan kesehatan), kini setelah peleburan

menjadi 6 bidang, yaitu, bidang pengolahan data, perencanaan dan

pengembangan lalu bidang promosi penanaman modal lalu bidang

pengendalian pelaksanaan penanaman modal, pengaduan, kebijakan dan

pelaporan pelayanan lalu bidang pelayanan perizinan usaha dan tanda

daftar lalu bidang perizinan tata ruang, perhubungan dan lingkungan hidup

lalu yang terakhir bidang perizinan kesehatan, ketenagakerjaan dan

perizinan lainnya, serta Tim Teknis yang anggotanya gabungan dari

pegawai DPMPTSP Kota Medan bersama jajaran satuan kerja perangkat

(45)

dilaksanakan oleh bidang masing-masing sesuai dengan Standard

Operating Procedures (SOP) dan tugas pokok dan fungsi bidang

masing-masing.” (Wawancara Febuari 2017)

Dalam proses perumusan strategi maupun pada tahap pelaksanaannya,

biasanya terdapat kendala yang sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap

tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Strategi yang telah dirumuskan

sebaiknya sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan agar pada tahap

pelaksanaan, strategi tersebut benar-benar memberikan dampak yang dapat

dilihat pada pencapaian sasaran dan tujuan. Terkait dengan hal tersebut, penulis

menanyakan tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh DPMPTSP Kota Medan

selama proses merumuskan strategi ataupun maupun pada tahap pelaksanaan

program dan beliau mengatakan :

Kami tidak begitu menemui kendala yang besar saat merumuskan

strategiataupun pada saat melaksanakan program itu. Kendala sudah pasti

ada, namun tidak sampai mengganggu tujuan dan sasaran yang ingin kami

capai. Hanya saja masih ada Kepala Bidang maupun anggotanya yang

belum mampu memberikan sumbangsih ide-ide pemikiran yang terbaik

sebagai solusi atas masalah-masalah yang dihadapi DPMPTSP Kota

Medan ini, masih ada yang hanya bergantung pada pemikiran dan

keputusan dari pimpinan saja. Namun, hal itu hanya terjadi sesekali saja.

Pada tahap pelaksanaan strategi dan pengimplementasian program, semua

pegawai disini mampu untuk melakukannya dengan baik. Walaupun masih

ada beberapa anggota yang belum menunjukkan performa kerja terbaiknya,

(46)

Bidangnya masing-masing. Strategi yang kami buat tentunya harus benar-

benar sinkron dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, agar strategi

itu bisa memberikan dampak yang positif untuk kemajuan DPMPTSP Kota

Medan ini.” (Wawancara Febuari 2017)

Pada tahap implementasi, suatu strategi direalisasikan secara operasional

dalam bentuk program dan kegiatan. Berbagai program dan kegiatan yang

dibentuk harus sesuai dan berkaitan erat dengan strategi yang telah dirumuskan

agar strategi tersebut benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif. Terkait

dengan pembahasan mengenai program dan kegiatan DPMPTSP Kota Medan,

penulis melakukan wawancara untuk informan utama yang pertama. Penulis

kemudian menanyakan tentang program dan kegiatan apa saja yang sudah

dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan terkait dengan strategi yang telah dibuat

demi meningkatkan kualitas pelayanan perijinan, beliau mengatakan :

Banyak program dan kegiatan yang sudah kami laksanakan di

DPMPTSP Kota Medan ini terkait dengan strategi yang kami buat untuk

meningkatkan kualitas pelayanan perijinan. Hal utama yang telah kami

lakukan yaitu pelaksanaan kebijakan penyederhanaan pelayanan perizinan

di DPMPTSP Kota Medan ini. Selama ini kami sudah berupaya secara

maksimal untuk memberikan pelayanan perizinan yang terbaik yaitu dengan

mempersingkat pengurusan izin yang dilakukan masyarakat baik dari segi

waktu, proses, prosedur yang harus dilengkapi, dan juga meminimalisir

biaya pengurusan perizinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat program

dan kegiatan yang sudah kami jalankan pada Rencana Strategis DPMPTSP

(47)

apa-apa saja program kegiatan yang sudah kami lakukan untuk

meningkatkan pelayanan perizinan”. (Wawancara Febuari 2017)

Sesuai dengan hasil wawancara, adapun program dan kegiatan yang secara

operasional telah dilaksanakan oleh DPMPTSP Kota Medan terkait dengan

strategi dalam meningkatkan pelayanan perizinan yang tertuang dalam Rencana

Strategi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kota Medan Tahun 2011

– 2015 sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelayanan

administrasi yang ada pada DPMPTSP Pemko Medan dengan

kegiatan-kegiatan berupa : penyediaan jasa tenaga administrasi/teknis

perkantoran, penyediaan jasa komunikasi dan telekomunikasi,

penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan jasa kebersihan

kantor, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan

penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, pelaksanaan rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini bertujuan untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor

serta pemeliharaan gedung dan peralatan kantor dalam rangka meningkatkan

kinerja proses pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan-kegiatan berupa :

pengadaan perlengkapan gedung kantor, pengadaan peralatan gedung kantor,

(48)

secara rutin dan berkala terhadap gedung kantor, kendaraan dinas/operasional,

perlengkapan gedung kantor, dan peralatan gedung kantor.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan semangat dan kinerja pegawai

dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan-kegiatan

berupa : pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya dan pengadaan

pakaian khusus untuk dikenakan pada hari-hari tertentu.

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas

aparatur guna mencapai pelayanan perizinan yang prima, dimana kegiatannya

meliputi : sosialisasi peraturan perundang-undangan yang

dimulai tahun 2012 di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kota

Medan.

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja

Keuangan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan

kerja serta sistem pelaporan kinerja dan keuangan dengan kegiatan-kegiatan

berupa : penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

SKPD, penyusunan laporan keuangan akhir tahun, penyusunan rencana kerja

dan anggaran SKPD, penyusunan buku produk perizinan di DPMPTSP Pemko

Medan, penyusunan laporan tahunan pelayanan perizinan terpadu pada

DPMPTSP Pemko Medan, dan penyusunan Rencana Strategis.

6. Program Peningkatan Kualitas Manajemen Pelayanan Perijinan Program ini

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan perizinan di DPMPTSP Pemko

(49)

sistem informasi perizinan, sosialisasi peraturan dan perundangan tentang

perizinan, kegiatan penerbitan resetifikasi tahun ke-3 ISO 9001:2008, service

excellent tahunan guna meningkatkan pelayanan perizinan di DPMPTSP

Pemko Medan, penyusunan SOP sesuai dengan standar pelayanan yang

ditetapkan pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 35

dan 36 Tahun 2012, sertifikasi ISO 27001:2005 tentang Informasi Security

Management System (SMS), penyusunan media informasi berupa SMS

Gateway untuk mempermudah masyarakat melihat proses perizinan yang

sedang diurus, surveilance audit tahunan dan maintenance ISO 9001:2008 serta

survey indeks kepuasan masyarakat, melakukan kajian analisis tahunan

terhadap kegiatan usaha di Kota Medan, dan pembuatan buku saku prosedur

perizinan yang dimulai pada tahun 2012.

Setiap organisasi memiliki prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai

pedoman sehingga setiap kegiatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar

tanpa adanya hambatan yang cukup berat. Demikian halnya dengan

penyelenggaraan pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan berpedoman

pada prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai acuan sehingga dapat membantu

DPMPTSP Kota Medan dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan

sebagaimana mestinya. Demi mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas,

DPMPTSP Kota Medan memiliki asas yang menjadi landasan utama dalam

penyelenggaraan pelayanan perijinan. Penerapan dari asas-asas ini disesuaikan

dengan substansi dari pelayanan publik itu sendiri sehingga dapat mewujudkan

tata pemerintahan yang baik dan kualitas pelayanan publik yang prima. Adapun

(50)

Kota Medan, yaitu :

1. Transparan

2. Akuntabel

3. Partisipatif

4. Kesamaan Hak

5. Efisien

6. Efektif

7. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban

8. Profesional

Untuk mengetahui informasi terkait penerapan asas-asas diatas dalam

penyelenggaraan pelayanan perijinan di DPMPTSP Pemko Medan, penulis

mencoba melakukan penelusuran yang dituang dalam bentuk rangkaian

pertanyaan melalui wawancara dengan Bapak Yance Safriardhana, A.Md, SP

selaku Kepala Sub Bagian Umum di DPMPTSP Kota Medan. Pada saat proses

wawancara, penulis berupaya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan

dengan konteks yang dibahas yaitu mengenai asas yang menjadi landasan bagi

DPMPTSP Kota Medan dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan. Berikut

akan disajikan hasil wawancara penulis terkait penerapan asas-asas

penyelenggaraan pelayanan perijinan di DPMPTSP Pemko Medan.

1. Transparan

Asas transparansi dalam pelayanan publik berarti pelayanan publik bersifat

terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta mudah untuk dimengerti. Berdasarkan hasil

(51)

kepada masyarakat yang melakukan pengurusan ijin, dimana badan ini

memperlihatkan secara jelas SOP (System Operational Procedures) pada bagian

front office kantor dengan tujuan agar para pemohon ijin yang datang kesana

dapat memahami mekanisme dan alur proses pelayanan perijinan di DPMPTSP

Kota Medan. Keterbukaan DPMPTSP Kota Medan dalam melaksanaan pelayanan

perijinan dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar 4.1 Mekanisme dan Alur Proses Pelayanan Perijinan DPMPTSP Kota Medan

Sementara itu, DPMPTSP Kota Medan juga menyediakan

(52)

masing-masing bentuk perijinan yang harus dipenuhi oleh pemohon ijin untuk

mengurus ijin yang mereka butuhkan. Selain itu, dalam upaya memberikan

kemudahan akses, masyarakat yang hendak mengurus perijinan pun diberi

kemudahan untuk dapat mengakses informasi mengenai pelayanan perijinan yang

diselenggarakan oleh DPMPTSP Kota Medan melalui website resminya yaitu

pemkomedan.info, dimana berbagai informasi yang cukup

lengkap terkait dengan DPMPTSP Pemko Medan tersaji dalam website tersebut.

Tidak hanya itu, adanya transparansi secara internal juga terlihat dari pernyataan

Bapak Yance Safriardhana, A.Md, SP yaitu :

Kami selalu transparan dalam memberikan informasi yang

dibutuhkan para pemohon ijin yang datang kesini dan kami bertanggung

jawab penuh atas informasi yang kami berikan, termasuk juga kepada

sesama pegawai disini dimana tidak ada ijin yang sedang dalam proses

maupun yang sudah terbit dirahasiakan, semua pegawai harus tahu.”

(Wawancara Febuari 2017)

2. Akuntabel

Asas akuntabel dalam pelayanan publik berarti pelayanan publik harus

dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Akuntabel juga dapat berarti penyelenggara pelayanan public

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal melalui koordinasi yang

baik antar penyelenggara pelayanan publik. Kemudian penulis menanyakan

kembali tentang koordinasi yang terjalin antara penyelenggara pelayanan

perijinan di DPMPTSP Kota Medan. Sebagai salah satu penyelenggara, beliau

(53)

“Koordinasi yang terjalin antar pegawai disini terjalin dengan

cukup baik dan tidak ada masalah, setiap permohonan yang ditunjukkan

kepada pegawai yang akan memprosesnya. Komunikasi antar pegawai pun

berjalan lancar dan kami tetap solid dalam mengerjakan apapun tugas

yang diberikan kepada kami dan semuanya saling membantu supaya tugas

cepat selesai.” (Wawancara Febuari 2017)

3. Partisipatif

Asas partisipatif dalam penyelenggaraan pelayanan publik berarti

pelayanan publik harus dapat mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperlihatkan aspirasi, kebutuhan,

dan harapan masyarakat. Dalam upaya mendorong keterlibatan masyarakat untuk

mewujudkan kualitas pelayanan publik yang prima, DPMPTSP Kota Medan telah

menyediakan kotak saran yang diletakkan pada bagian front office gedung kantor

DPMPTSP Kota Medan, dimana masyarakat dapat menuliskan berbagai kritik dan

saran mengenai pelayanan perijinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota

Medan dan kemudian memasukkannya kedalam kotak saran tersebut. Selain itu,

DPMPTSP Kota Medan juga melakukan kegiatan sosialisai ke beberapa tempat di

kawasan Kota Medan untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai

masalah dalam pengurusan ijin.

4. Kesamaan Hak

Asas kesamaan hak dalam penyelenggaraan pelayanan publik berarti tidak

diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan

gender. Melalui pernyataaa Bapak Yance Safriardhana, A.Md, SP, setiap

Gambar

GAMBAR 4.1 Peta Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tabel 1: Batas Wilayah Kota Medan Secara Administratif
Tabel 2: Kecamatan – Kecamatan di Kota Medan
GAMBAR 1.10
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sensor MLX90614 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dengan memanfaatkan radiasi gelombang infra merah.. Sensor ini didesain khusus untuk mendeteksi

Percobaan dilakukan di rumah kassa Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Jawa Barat Jl. Percobaan bertujuan untuk mengetahui pengaruh introduksi jamur Trichoderma spp.

Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, kira-kira 250 tahun yang lalu, zaman dimana Nobita Nobi, leluhur keluarga ini, masih hidup di Tokyo.Misi

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan

Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sub Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu U P B : Dinas Penanaman Modal

bahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan perizinan dan non perizinan di Kota Bogor yang dilimpahkan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Perizinan dan Non Perizinan dari Bupati kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sistem Elektronik

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN PADANG LAWAS UTARAARIAN LEPAS.. DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYAERIZINA PADANG