• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN USAHA Produk Kelautan

Dalam dokumen LAPORAN TEKNIS TA 2014 (Halaman 106-110)

Komoditas Garam (Kabupaten Sumenep) Biaya Investasi

Komponen investasi tambak garam meliputi lahan tambak garam, gudang penyimpanan garam, kincir angin, pemadat tanah (guluk), pengkais (kaot – kaot), garuk (racak), pengukur kadar garam (timbangan), sepeda, penumbuk tanah, sekop garam, keranjang dan perata garam. Lahan tambak garam merupakan komponen terbesar dari investasi yang mencapai hingga 95% dari total biaya investasi. Lahan tambak merupakan modal utama yang dibutuhkan dalam proses pembuatan garam, produksi garam berbanding lurus dengan luas lahan garam yang dimiliki. Usaha tambak garam ini hanya bisa dilakukan pada sebuah lahan yang membutuhkan sinar matahari langsung (Amaliya, 2007).

Biaya investasi tahun 2013-2014 tidak mengalami perubahan. Beberapa barang investasi meliputi gudang penyimpanan, kincir angin, pengkais, penggaruk dan sepeda. Sedangkan barang investasi lainnya harganya masih tetap. Sehingga belum terdapat perubahan pada komponen biaya investasi. Biaya investasi yang dimaksud merupakan biaya investasi rata-rata per hektar dari seluruh pelaku usaha garam yang menjadi responden di Kabupaten Sumenep, komponen biaya tersebut dijelaskan dalam Tabel berikut:

Tabel 4.44. Perkembangan Biaya Investasi Usaha Tambak Garam Per 1 Hektar di Kabupaten Sumenep, 2013 dan 2014

Rincian Satuan Vol Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) Umur Teknis

2013 2014 2013 2014

1. Gudang Penyimpanan unit 4 450.000 450.000 1.800.000 1.800.000 5 2. Kincir Angin unit 2 650.000 650.000 1.300.000 1.300.000 7 3. Pemadat tanah ( Guluk ) unit 1 200.000 200.000 200.000 200.000 7 4. Pengkais ( Kaot-kaot ) unit 4 70.000 70.000 280.000 280.000 4 5. Penggaruk ( Racak ) unit 2 20.000 20.000 40.000 40.000 3 6. Alat kadar garam unit 1 10.000 10.000 10.000 10.000 3 7. Sepeda unit 1 600.000 600.000 600.000 600.000 6 8. Penumbuk tanah unit 1 15.000 15.000 15.000 15.000 2 9. Sekop garam unit 1 30.000 30.000 30.000 30.000 4 10. Keranjang unit 4 30.000 30.000 120.000 120.000 2 11. Perata Garam unit 2 30.000 30.000 60.000 60.000 5

Total 4.455.000 4.455.000

64

BAB IV. STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN USAHA

Biaya Operasional Usaha

Biaya operasional usaha pada tambak garam diartikan sebagai biaya yang diperlukan bagi petambak dalam melakukan usahanya. Usaha tambak garam tidak memerlukan barang input dalam jumlah banyak seperti pupuk atau pakan seperti pada usaha budidaya maupun biaya bahan bakar minyak pada bidang perikanan tangkap. Sebagian besar input dalam usaha tambak garam merupakan tenaga manusia. Operasional usaha mulai dari persiapan lahan yaitu perbaikan konstruksi tanah, pemadatan tanah sampai dengan panen mengandalkan tenaga manusia. Biaya ini dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang rutin dikeluarkan dan tidak tergantung pada total produksi yang dihasilkan. Komponen biaya tetap diantaranya adalah pembayaran pajak dan sewa lahan bagi responden yang tidak memiliki lahan sendiri. Sedangkan biaya tidak tetap besaranya disesuaikan dengan usaha yang dijalankan oleh petambak dan dipengaruhi besarnya output dari usaha yang dilakukan.

Biaya sewa pompa air jika tenaga kincir angin kurang dan perbaikan kincir angin, dan berbagai biaya perbaikan lahan termasuk dalam kategori biaya tidak tetap. Selain itu yang termasuk dalam biaya tidak tetap lainya adalah biaya pemanenan. Biaya pemanenan merupakan biaya untuk memindahkan garam dari tambak ke gudang sementara atau langsung ke gudang tetap. Selain itu juga terdapat biaya pengarungan, pengangkutan dan konsumsi tenaga kerja pemanenan yang perlu untuk dikeluarkan oleh pelaku usaha disesuaikan dengan besarnya produksi yang dihasilkan, Berdasarkan data yang diolah maka dapat diketahui bahwa untuk komponen biaya tidak tetap sewa pompa air pada tahun 2014 mengalami penurunan dari biaya sewa pompa air pada tahun 2013. Hal ini berlaku baik pada pemilik maupun penyewa lahan. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2013 cuaca kurang mendukung bagi usaha pegaraman, dengan kondisi cuaca yang kering membutuhkan tenaga pompa air lebih sering untuk dapat mengalirkan air tua yang menjadi input utama pada usaha pegaraman dan berakibat meningkatnya biaya sewa pompa air. Hal lain yang bisa menjadi perhatian adalah biaya pemanenan pada pemilik yang meningkat cukup tajam dari tahun 2013 ke tahun 2014, hal ini dikaitkan dengan total volume produksi yang meningkat pada tahun 2014. Secara keseluruhan biaya yang signifikan menjadi pembeda antara responden pemilik dan penyewa adalah biaya sewa lahan. Data tahun 2013 dan 2014 masih belum terdapat peningkatan biaya sewa lahan. Data lebih lengkap ditampilkan dalam tabel berikut yang menjelaskan komponen Biaya Tetap (Fixed) dan Tidak Tetap (Variable)Usaha Tambak Garam Per 1 Ha Berdasarkan Status Penguasaan Lahan di Kabupaten Sumenep, 2013 dan 2014.

65

BAB IV. STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN USAHA

Tabel 4.45. Perkembangan Biaya Tetap dan Tidak TetapUsaha Tambak

Garam Per 1 Ha Berdasarkan Status Penguasaan Lahan di Kabupaten Sumenep, 2013 dan 2014

Rincian Satuan

Status Penguasaan Lahan

Pemilik Penyewa

2013 2014 2013 2014

1. Biaya Tetap

a. Sewa lahan (Rp/musim) - - 4,000,000 4,000,000

b. Pajak (Rp/musim) 15,000 15,000 -

2. Biaya Tidak Tetap

a. Bagi hasil - - - -

b. Sewa Pompa Air (Rp/musim) 178,476 55,990 299,231 95,097

c. Sewa Kincir Angin (Rp/musim) - 38,254 - -

d. Bensin (Rp/musim) 50,978 - 8,333 29,960

e. Perbaikan Saluran Tambak (Rp/musim) 2,214,338 2,405,881 945,779 397,333

f. Perbaikan Meja Tambak (Rp/musim) 365,638 380,331 248,000 90,133

g. Perbaikan Kincir Angin (Rp/musim) 435,890 162,674 256,599 177,374

h. Perbaikan Gudang (Rp/musim) 177,398 205,283 257,167 38,667

I. Pemanenan (Rp/musim) 570,016 982,112 1,202,060 1,269,964

j. Pengarungan (Rp/musim) 257,395 429,171 370,753 566,618

k. Pengangkutan (Rp/musim) 2,489,871 1,794,203 1,704,000 2,017,593

l. Bahan Karung (Rp/musim) 4,200 2,400 - -

m. Konsumsi Tenaga Kerja Panen (Rp/musim) 222,536 222,536 358,272 358,272

3. Total Biaya 6,981,735 6,693,835 9,650,194 9,041,013

Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan 2014

Produksi dan Penerimaan Usaha

Tahun 2014 produksi garam di Kabupaten Sumenep meningkat tajam dibandingkan tahun 2013. Cuaca yang lebih mendukung, ditandai dengan awal musim garam dimulai pada bulan Juni 2014, dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2013 yang baru bisa panen pada bulan Agustus 2013. Hal ini membuktikan bahwa produksi garam sangat bergantung faktor cuaca (musim kemarau), semakin panjang musim kemarau maka produksi garam akan semakin meningkat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada tahun 2014 harga garam relatif stabil, tidak dapat perbedaan signiikan sepanjang tahun, meskipun dijual pada saat musim atau diluar musim garam. Perkembangan produksi dan penerimaam usaha tambak garam di Kabupaten Sumenep digambarkan sebagai berikut:

66

BAB IV. STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN USAHA

Tabel 4.46. Perkembangan Produksi dan Penerimaan Usaha Tambak Garam Per 1 Ha di Kabupaten Sumenep, 2013 dan 2014.

Status Penguasaan Aset Produksi (ton) Harga (Rp/ton) Nilai Produksi (Rp)

2013 2014 2013 2014 2013 2014

1. Pemilik Lahan

Dijual Saat Musim Garam 24,49 30,54

a. Garam KW 1 8.52 12.19 550.000 475,000 4,684,596 5,789,052 b. Garam KW 2 15.98 16.33 500.000 455,000 7,988,047 7,429,708 c. Garam KW 3 0.00 2.02 450.000 375,000 - 758,806 Dijual Diluar Musim Garam 9,51 21,58

a. Garam KW 1 4.47 9.20 750.000 475,000 3,352,862 4,369,897 b. Garam KW 2 5.04 12.19 600.000 455,000 3,021,105 5,545,517 c. Garam KW 3 0.00 0.19 550.000 375,000 - 70,587

2. Penyewa Lahan

Dijual Saat Musim Garam 34,92 34,40

a. Garam KW 1 6.10 6.75 550.000 475,000 3,355,120 3,208,061 b. Garam KW 2 26.71 24.81 500.000 455,000 13,355,120 11,288,362 c. Garam KW 3 2.11 2.83 450.000 375,000 950,980 1,062,092 Dijual Diluar Musim Garam 12,72 24,83 - a. Garam KW 1 6.67 7.06 750.000 475,000 5,000,000 3,352,941 b. Garam KW 2 6.06 17.12 600.000 455,000 3,633,987 7,790,512 c. Garam KW 3 0.00 0.65 550.000 375,000 - 245,098 3. Pendapatan Usaha a. Pemilik Lahan 19,046,611 23,963,566 b. Penyewa Lahan 26,295,207 26,701,967

67

BAB IV. STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN USAHA

Dalam dokumen LAPORAN TEKNIS TA 2014 (Halaman 106-110)

Dokumen terkait