• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Kepribadian Tokoh Utama Novel Gelang Giok Naga

4.1.3 Struktur Kepribadian A Lin

Sistem kepribadian id merupakan suatu komponen dalam kepribadian manusia yang telah ada sejak manusia lahir. A Lin mendapat pengetahuan dari berbagai hal yang ia alami secara langsung. Sejak kecil A Lin sudah dipaksa bekerja dan menjalani hidup yang keras alih-alih mendapat pendidikan formal seperti anak seusianya. Ketika beranjak remaja, A Lin mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menjadi istri simpanan bagi seorang pria Belanda. Saat A Lin jatuh cinta dengan pria Belanda tersebut, kehidupan keras terus berlanjut dan memaksa dirinya untuk patah hati. Berbagai cobaan yang A Lin dapat sejak kecil hingga remaja menjadi trauma sekaligus pelajaran yang mendorong perkembangan pada aspek kepribadian id yang ia miliki. Sistem kepribadian id yang terdapat di dalam tokoh utama A Lin dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Pada tokoh A Lin mempunyai kepribadian id yang syak berjumlah tiga (3), kepribadian id yang stereotipikal berjumlah tiga (3), kepribadian id yang posesif, hina, dilematik, bingas, antisipatif, insaf, tabah, dan cerdik masing-masing berjumlah satu (1).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang posesif.

“Ya. Jayalah Belanda di Hindia,” bisikku dalam hati.

“Aku ingin Cornell selalu ada di sini. Apakah aku juga bisa berdoa supaya istri Cornell mati saja?” (Helena, 2006:90).

A Lin menginginkan Cornell selalu bersamanya, sehingga A Lin ingin berdoa agar istri Cornell di Belanda mati saja. Posesif menurut KBBI adalah bersifat merasa menjadi pemilik; mempunyai sifat cemburu.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang hina.

“Ada naluri yang menyuruhku mengiba di depan Cornell, merayu, dan memohon agar dia tidak meninggalkan aku, atau paling tidak, dia membawaku ikut bersamanya ke Belanda.” (Helena, 2006:97).

Sesaat setelah Cornell mengatakan kepada A Lin bahwa ia akan pulang ke Belanda dan tidak akan kembali lagi, struktur kepribadian id A Lin merespon dengan keinginan untuk memohon dan mengiba agar Cornell tidak meninggalkannya. Hina menurut KBBI adalah rendah kedudukannya (pangkatnya, martabatnya).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang dilematik.

“Kupandangi kertas di hadapanku. Apakah yang akan terjadi jika aku menolak?

Hatiku menjerit. Baru pada kemudian hari aku mengetahui bahwa si kembar hanya memiliki hubungan hukum denganku sebagai ibu yang melahirkannya karena Cornell tidak pernah secara sah menikahiku. Dengan memberikan cap jariku, berarti aku setuju anakku diadopsi oleh Cornell. Biadab, lebih terkutuk lagi diriku yang tetap buta huruf sehingga dengan gampang dibodohi seperti itu.”

(Helena, 2006:99).

A Lin memikirkan apakah yang akan terjadi jika ia menolak untuk menyetujui dokumen tersebut. Situasi ini begitu sulit bagi A Lin dan dia harus menentukan pilihan yang tidak menguntungkan baginya. Dilematik menurut KBBI adalah berkenaan dengan dilema; bersifat dilema.

Pada kutipan di baawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang bingas.

“Payudaraku mengencang lebih karena emosi yang menggeliat di dalam dadaku.

Naluriah ibu yang masih menyusui bayinya.” (Helena, 2006:99).

Setelah A Lin mengetahui bahwa anaknya akan dibawa Cornell ke Belanda. A Lin begitu emosi, sebagai seorang ibu yang masih menyusui naluriah A Lin merespon dengan struktur kepribadian id A Lin yang lekas marah. Bingas menurut KBBI adalah lekas marah; beringas; berangasan.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang antisipatif.

“Loi Kun bekerja di perusahaan tekstil milik Belanda dengan gaji tiap bulan lebih dari cukup untuk membiayai kami semua. Bahkan beberapa minggu yang lalu, dia mendapatkan warisan banyak dari ibunya. Hal inilah yang mendorongku untuk memberanikan diri meminjam uang darinya karena aku tahu pasti perusahaan

milik Belanda itu tidak akan berlangsung lama. Persis seperti Cornellku yang sudah pergi. Aku tidak ingin warisan yang kami miliki itu terkikis sedikit demi sedikit.” (Helena, 2006:108).

A Lin tidak ingin dikemudian hari mereka harus hidup miskin karena tidak memikirkan masa depan. Untuk itu A Lin meminjam uang kepada suaminya, untuk membuka usaha sebagai aset untuk masa tua yang akan datang. A Lin mengetahui bahwa suatu saat suaminya akan berhenti bekerja, dengan membuka usaha mereka bisa membiayai hidup lewat usaha tersebut. Antisipatif menurut KBBI adalah bersifat tanggap terhadap sesuatu yang sedang (akan) terjadi.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang syak.

“Dia tersenyum. Dia mencintaiku, bahkan terlalu mencintaiku. Namun, aku merasa tidak layak mendapatkanya, sebenarnya, karena aku tidak mencintainya.

Aku tidak bisa. Bagaimana jika suatu saat nanti dia berhenti mencintaiku, pergi meninggalkanku, mencari wanita simpanan, atau maut tiba-tiba memisahkan kami. Tidak, aku tidak mau merasakan sakit hati lagi. Aku telah cukup belajar.”

(Helena, 2006:108-109).

A Lin berpandangan bahwa suatu saat suaminya bisa saja meninggalkannya dan mencari wanita simpanan lain. A Lin memikirkan kemungkinan terburuk karena ia tidak mencintai maupun mempercayai suaminya. Syak menurut KBBI adalah kurang percaya, ragu, curiga, tidak yakin, ragu-ragu.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang stereotipikal.

“Seperti juga dihadapanku sekarang. Seorang janda yang sedang hamil. Tidak ada satu perhiasan pun yang dipakainya, tapi dia terlihat sangat cantik. Menurutku dia terlalu muda untuk menjadi janda. Ini berbahaya karena seorang janda dengan keadaan ekonomi seperti itu sangat rentan menjadi penggoda suami orang.

Berbeda dengan gadis muda yang tidak mau menjadi madu, seorang janda biasanya akan bersedia dijadikan sekadar simpanan, terutama pada masa kesulitan seperti sekarang.” (Helena, 2006:115).

A Lin beranggapan bahwa seorang janda yang sedang dalam kesulitan ekonomi akan mau untuk dijadikan simpanan, padahal anggapan A Lin tersebut belum tentu benar dan pasti. Stereotipikal menurut KBBI adalah bersifat stereotip.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang stereotipikal.

“Mama mau ape tadi emaknya Sui Lai dateng?” Anak sulungku Lin Ai bertanya.

“Emaknya siape?” tanyaku.

“Emaknya Sui Lai, bekas teman sekolah aye dulu. Tapi, sekarang die udah berhenti karena biaya sekolahnya dipake untuk membiayai adik-adiknye yang laen. Kasihan, mereka miskin, Sui Lai ngebantuin emaknya jahit baju ama nyulam. Tapi kita masih sering ketemu, rumahnya dekat sekolah.” Lin Ai menjawab.

Aku terkesiap, “Lin Ai, elo dengar kate emak lo ye, jangan maen ama tu Sui Lai lagi,” kataku mengancam.

“Emangnye kenape? Dia dulu paling pintar di sekolah,” tanyanya mencoba membangkang.

“Pokoknye kagak boleh, orang miskin cuma bawa susah,” kataku mengakhiri.

(Helena, 2006:117).

A Lin melarang putrinya untuk tidak bermain lagi bersama putrinya A Sui. A Lin melarang karena beranggapan bahwa orang miskin hanya akan membawa susah, padahal anggapan A Lin tersebut belum tentu benar dan pasti. Stereotipikal menurut KBBI adalah bersifat stereotip.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang stereotipikal.

“Begini, aye dateng. Pasal si Bun Kun anak aye bilang, anak Encim ini dibuntingin ama die.” Ucap A Lin.

“Aku sudah bersiap-siap melihat wajah Janda itu mencibir penuh kemenangan karena anaknya berhasil menggaet anak orang kaya. Di luar dugaanku, wajahnya justru terlihat sangat sedih sekan-akan ingin menangis.” (Helena, 2006:124-125).

A Lin berprasangka bahwa A Sui akan senang karena Sui Giok anaknya berhasil menggait Bun Kun anaknya A Lin yang sangat kaya. Tetapi A Sui justru terlihat sedih dan ingin menangis. Stereotipikal menurut KBBI adalah bersifat stereotif.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan strukur kepribadian id A Lin yang insaf.

“Seorang bayi menangis histeris mendengar suaraku yang menggelegar. Ibu bayi itu langsung panik dan menyuruhnya diam, yang lain menatapku penuh ketakutan.

Aku langsung tersadar bahwa aku telah bertindak keterlaluan. Apa maksudku datang ke sini? Memamerkan harta dan menyalahgunakan kekuasaanku? Dewa, maafkan aku. Ibuku memang menginginkan aku memiliki penghidupan yang baik, tapi dia pasti tidak akan pernah bangga atas perbuatanku yang satu ini.

Perbuatan mirip para tuan tanah Toinghoa yang kejam.” (Helena, 2006:142).

Suara A Lin yang menggelegar karena marah membuat seorang bayi menangis, menyadari akan hal itu A Lin merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan. A Lin

menyadari bahwa tindakannya tersebut sudah keterlaluan. Insaf menurut KBBI adalah sadar akan kekeliruannya dan bertekad akan memperbaiki dirinya.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang tabah.

“Kita terlalu miskin sehingga mengeluh adalah jenis harta yang tidak bisa kita miliki atas segala keadaan yang mengimpit. Apakah dengan mengeluh bisa mengembalikanmu ke dalam rahim dan memohon pada Dewa Langit Yang Agung untuk memilih dilahirkan sebagai laki saja?” (Helena, 2006:149).

Ketika dalam perjalanan, A Lin mengingat perkataan ibunya bahwa wanita suku Hakka harus kuat. A Lin meyakinkan dirinya bahwa tidak ada gunanya mengeluh dan dengan mengeluh tidak akan merubah apapun. Tabah menurut KBBI adalah tetap dan kuat hati (dalam menghadapi bahaya dan sebagainya); berani.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang syak.

“Mereka bilang aku pikun. Semua berkonspirasi melawanku. Mulai dari dokter gigi hingga ke anak cucu. Nama penyakitnya saja aneh, entah apa, aku tidak peduli. Swanlin seperti biasa mengoceh nama penyakit itu diambil dari nama Dewi Yunani yang pernah membuat saudaranya bingung dan lupa mengganti musim.” (Helena, 2006:269).

A Lin merasa ragu dan kurang percaya kalau dia pikun karena nama penyakit tersebut saja aneh. Syak menurut KBBI adalah kurang percaya, ragu, curiga, tidak yakin, ragu-ragu.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Lin yang syak.

“Mereka tidak memercayai ucapanku. Mereka berkata hartaku sudah banyak yang dijual sejak bertahun-tahun yang lalu. Bah, mereka pasti mencurinya. Menjadi pencuri di rumah mereka sendiri. Memalukan!” (Helena, 2006:270).

A Lin merasa curiga dan tidak memercayai kalau hartanya telah habis. A Lin ragu dengan ucapan mereka dan beranggapan bahwa mereka yang telah mencuri hartanya.

Syak menurut KBBI adalah kurang percaya, ragu, curiga, tidak yakin, ragu-ragu.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur keribadian id A Lin yang cerdik.

“Harta yang paling berharga tidak kusimpan dalam lemari besi, karena akan menjadi tempat pertama yang mereka tuju. Emas dan permata kusimpan dalam stoples bumbu di dapur. Sejumlah uang dan surat berharga kumasukkan dalam kapuk di kasur, tapi kusisakan sedikit di lemari besi untuk menyenangkan hati perampok.”

“Aku juga akan mengacak-acak rambutku dan anak gadisku, memberikan warna hitam arang pada kulit kami. Berlagak seakan-akan kami kurang waras dan menjijikkan. Jika demikian mereka tidak akan menyentuh kami, dan harta kami juga tidak akan ludes.” (Helena, 2006:271).

A Lin sudah mengerti bagaimana cara untuk mengatasi jika rumahnya dijarah oleh perampok. A Lin tidak menyimpan emas, permata, uang, dan surat-surat pentingnya di dalam lemari besi melainkan disimpan secara terpisah di dalam stoples. A Lin juga akan berpura-pura tidak waras agar perampok tidak menyentuhnya dan segera meninggalkan rumahnya. Cerdik menurut KBBI adalah cepat mengerti (tentang situasi dan sebagainya) dan pandai mencari pemecahnya dan sebagainya; panjang akal; banyak akal.

2. Ego (Das Ich)

Ego merupakan suatu sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan realitas.

Sistem kepribadian ego muncul setelah berinteraksi dengan orang lain. Pola pikir A Lin yang dibentuk oleh lingkungan yang keras dan trauma masa lalu telah menjadi dasar yang kuat dalam dirinya. Hal-hal mendorong dan melatarbelakangi munculnya ego sebagai respon dari setiap kejadian yang dialaminya. Sistem kepribadian ego yang terdapat di dalam tokoh utama A Lin dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Pada tokoh A Lin mempunyai kepribadian ego yang patuh berjumlah empat (4), kepribadian ego yang pesimistis berjumlah empat (4), kepribadian ego yang bingas berjumlah empat (4), kepribadian ego yang cekatan, dan karim berjumlah tiga (3), kepribadian ego yang jujur, kejam, sarkastis, stereotipikal, fisiognmis, kejam, dan panik, masing-masing berjumlah dua (2), kepribadian ego yang rendah hati, naif, realistis, tabah, tegas, mandiri, angkuh, glamor, riang, solider, tulus, cerewet, dan cemas masing-masing berjumlah satu (1).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang patuh.

“Dasar bodoh, kamu cuma la ye. Teriakanmu lebih keras daripada babi yang disembelih. Cepat, cuci sana celanamu. Jangan pernah menjerit seperti itu lagi karena setiap bulan kamu akan berdarah seperti itu.” Ucap Nyonya Mong lalu

masuk ke dalam rumah, dan ketika kembali, dia memberiku dua potong kain yang biasa dia pakai untuk membersihkan jegala di dapur.

“Masukkan ini ke dalam celana dalammu. Kalau sudah penuh, cuci dan ganti dengan kain lainnya.” Nyonya Mong berkata.

“Kuturuti perintahnya, tapi celana dalamku begitu longgar sehingga Nyonya Mong memberiku tali rami untuk mengikatnya” (Helana, 2006:73).

Ketika A Lin sedang haid untuk pertama kalinya, Nyonya Mong menyuruhnya untuk mencuci celana dan memasukkan dua potong kain ke dalam celana dalamnya. A Lin menuruti perkataan Nyonya Mong sebagai bentuk ego A Lin yang Patuh. Patuh menurut KBBI adalah suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya); berdisiplin.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang patuh.

“Setelah mengendus badanku dengan hidungnya yang mancung, dia menyuruhku untuk mandi kembali. Aku harus mandi dua kali lagi sebelum dia membantuku memakai seperangkat pakaian yang sudah disiapkannya.” (Helena, 2006: 74).

Sebelum A Lin dijual oleh Nyonya Mong, Mevrouw Ulrike sebagai calo menyuruhnya mandi dua kali agar lebih bersih dan harum saat ia bertemu dengan majikan barunya yang bernama Cornell van der Beek. A Lin menuruti perkataan Mevrouw Ulrike sebagai bentuk ego yang patuh. Patuh menurut KBBI adalah suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya);

berdisiplin.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang pesimistis.

“Mulai sekarang kau tidur di kamar Yao, tapi hanya di lantai. Dan kau harus menuruti segala kemauannya.” Perintah Nyonya Mong.

“Ini bukan bentuk kedermawanan Nyonya Mong, Yao adalah putra bungsunya.

Parasnya buruk penuh dengan bopeng bekas cacar dan agak idiot. Berbeda dengan masalah haid yang tidak kumengerti, aku mengetahui hubungan seksual. Aku melihat babi kawin hampir tiap hari. Menemani putra Nyonya Mong di kamarnya berarti putus sudah harapanku untuk diangkat menjadi menantunya yang sah.

Selain itu, dia pun bisa mengusirku kapan saja dia mau.” (Helena, 2006:73-74).

Menemani putra Nyonya Mong di dalam kamar dan menuruti segala kemauannya tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah membuat A Lin berpandangan tidak mempunyai harapan baik, sehingga harapannya untuk menjadi menantu sah Nyonya

Mong tidak akan mungkin terjadi. Pesimistis menurut KBBI adalah bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik atau mudah putus harapan; bersikap tidak mengandung harapan baik; (sikap) ragu akan kemampuan atau keberhasilan usaha.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang cekatan.

“Aku sudah mahir berbahasa Belanda sekarang. Setiap jenis hidangan Belanda juga sudah kupelajari cara memasaknya. Mevreow Ulrike juga mengajarkanku bagaimana caranya menjaga keuangan rumah tangga sehingga pengeluaranku tidak melebihi apa yang sudah diberikan Cornell.” (Helena, 2006:86).

Keterampilan A Lin dalam berbahasa Belanda, memasak masakan Belanda dan mengatur keuangan dalam rumah tangga merupakan bentuk dari struktur kepribadian ego A Lin yang cekatan. Cekatan menurut KBBI adalah cepat mengerti; pintar; cerdik.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang jujur.

“Cornell tampaknya sangat puas dengan ketelatenanku. Dia selalu memberikan kelebihan uang belanja untukku. Aku tidak pernah berlaku curang seperti nyai-nyai lain yang suka mengutil uang belanja untuk keperluan mereka sendiri.”

(Helena, 2006:86).

Ketelatenan A Lin dalam mengurus rumah tangga membuat Cornell selalu memberikan kelebihan uang belanja kepada A Lin. A Lin tidak pernah berlaku curang atau berbohong untuk mendapatkan uang lebih dari Cornell. Jujur menurut KBBI adalah lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang rendah hati.

“Aku sangat terkesan akan sikapnya, tapi yang mengagetkanku adalah, dia memanggilku dengan mevrouw, bukan nyai, seakan aku adalah istri sah Cornell.

Tak ayal sesampai di rumah, kulayani tamu itu sebaik mungkin, layaknya seorang mevrouw. Bahkan, Noni dan Nona hanya sebentar saja kuizinkan menyusu dariku.” (Helena, 2006:91).

A Lin bersikap dan melayani tamu Cornell dengan baik dan tidak bersikap sombong. Rendah hati menurut KBBI adalah hal (sifat) tidak sombong atau tidak angkuh.

Pada kutipan di bawah menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang bingas.

“Aku harus pulang ke Holland, Lince. Istriku memberi kabar bahwa kedua orangtuaku sakit dan mungkin aku tidak akan kembali lagi ke sini. Sudah ada

orang yang ingin membeli pabrik kertasku, rumah ini juga sudah masuk daftar pelelangan. Besok, Ulrike akan datang dan ia akan. Ehm mencarikan pelindungmu yang baru.” Cornell berkata, dengan agak gugup mengucapkan kata-kata terakhirnya.

“Mendengar itu, otakku membeku dan hatiku tib-tiba mengeras. Aku menjerit sekuat-kuatnya, menyumpah, memaki sepuasnya laki-laki yang sangat kucinta, mengingatkannya pada segala janji yang pernah dia ucapkan pada malam-malam kebersamaan kami.” (Helena, 2006:96). terbatas. Seketika hatiku diliputi perasaan hangat seorang yang mencinta. Aku mencintai Cornell. Jika dia menginginkanku menjadi Kristen, aku akan menurutinya tentu saja.” (Helena, 2006:94).

Cornell meminta A Lin untuk menganut agama Kristen, permintaan itupun dituruti oleh A Lin karena ia sangat mencinta Cornell. Patuh menurut KBBI adalah suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya);

berdisiplin.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang naif.

“Cornell pasti senang sekali jika aku menjadi Kristen.” Ucapku.

“Jangan terbawa mimpi Lince, kalau kau tak mau jatuh dan merasakan sakitnya.”

Ulrike berkata pedas.

“Apa?” tanyaku pura-pura melipat kain batik, jelas sekali dia bisa membaca air mukaku yang sedang jatuh cinta.

“Cornell bukanlah suamimu. Suatu saat dia akan pergi, pulang ke Holland dan meninggalkanmu.” Ulrike berkata.

“Mungkin juga dia tidak akan pulang,” sanggahku bandel.

“Pabrik kertasnya maju karena banyak orang yang membuka usaha penerbitan sekarang.” Ucapku.

“Dia punya istri di Belanda,” tukas Ulrike.

“Istri yang tak bisa memberikan anak,” kataku lagi.

“Lince,” Ulrike terdengar bersungguh-sungguh sekarang.

“Aku sudah sering mendapati kejadian seperti ini, seorang wanita begitu bodoh membohongi dirinya sendiri bahwa dia tidak akan pernah ditinggalkan. Kuharap kamu tidak mengulangi pola yang sama. Seorang nyai akan bahagia selama dia berperan sebagai nyai dan tidak pernah berharap lebih daripada itu. Jika dia mengharap lebih daripada itu, tidak ada ubahnya dengan pelacur yang mengemis untuk dijadikan istri. Jadi, jangan pernah mengharapkan lebih dari apa yang memang layak kamu dapatkan. Suka tidak suka, kamu harus mempersiapkan hatimu bahwa Cornell suatu saat akan pergi.” Ulrike berkata.

“Aku tidak menjawab, hanya mengangguk pelan untuk menyenangkan hati Ulrike, yang tatapan matanya begitu kilat membara.” (Helena, 2006:95-96).

Saat sedang mengobrol dengan Ulrike, A Lin memberitahunya bahwa Cornell akan senang jika A Lin menganut Kristen dan Cornell tidak akan meninggalkannya.

Namun pernyataan A Lin disanggah oleh Ulrike, karena Ulrike sudah berpengalaman terkait masalah seperti ini. A Lin pun menganggukkan kepala tanda ia setuju dan untuk menyenangkan hatinya Ulrike. Naif menurut KBBI adalah sangat bersahaja; tidak banyak tingkah; lugu (karena muda dan kurang pengalaman); sederhana.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang realistis.

“Aku berdiri. Aku bisa memilih untuk menjadi pengemis dan mengumpulkan sisa-sisa harga diriku yang berserakan. Kupandangi Cornell lagi, dan akhirnya aku putuskan untuk tidak melakukan perbuatan yang sia-sia. Cornell tidak pernah benar-benar mencintaiku. Baginya, aku hanyalah babu berbusana mewah pada siang hari dan guling hangat pada malam hari.” (Helena, 2006, 97).

A Lin memilih untuk tidak melakukan perbuatan sia-sia seperti memohon kepada Cornell supaya tidak meninggalkannya. A Lin berpikir dengan realistis bahwa memang ia hanya seorang nyai dan bukan istri sah dari Cornell. Realistis menurut KBBI adalah bersifat nyata (real); bersifat wajar.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang tabah.

“Kulangkahkan kaki ke luar kamar. Entah mengapa kaki ini membawaku ke dapur dan aku membaringkan tubuhku di sana. Dingin. Lihatlah mama, aku tidak menangis.” (Helena, 2006:97).

Saat sedang membaringkan tubuhnya di lantai dapur yang dingin, A Lin begitu tabah menghadapi kenyataan hidup yang begitu pahit baginya. Hal ini menunjukkan

struktur kepribadian ego A Lin yang tabah. Tabah menurut KBBI adalah tetap dan kuat hati (dalam menghadapi bahaya dan sebagainya); berani.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Lin yang tegas.

“Aku tidak mau menjadi nya lagi,” kataku tiba-tiba. Mereka berdua berpaling, memandangku bingung.

“Tapi Lince” gumam Mevrouw Ulrike.

“Tapi Lince” gumam Mevrouw Ulrike.

Dokumen terkait