• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Kepribadian Tokoh Utama Novel Gelang Giok Naga

4.1.4 Struktur Kepribadian Swanlin

Sistem kepribadian id merupakan suatu komponen dalam kepribadian manusia yang telah ada sejak manusia lahir. Sejak kecil, rasa ingin tahu Swanlin mendorongnya untuk mengeksplorasi setiap fenomena yang ia lihat, baca, dan dengarkan. Hidup di tengah keluarga yang berkecukupan memberinya keistimewaan dan kemudahan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Lingkungan yang multikultural dan dipenuhi berbagai lapisan kelas sosial juga memberinya berbagai pandangan tentang seperti apa dunia.

Berbagai hal tersebut menjadi latar belakang bagaimana kepribadian id Swanlin. Sistem kepribadian id yang terdapat di dalam tokoh utama Swanlin dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Pada tokoh Swanlin mempunyai kepribadian id yang cemas berjumlah tiga (3), kepribadian id yang minder berjumlah dua (2), kepribadian id yang cermat berjumlah dua (2), kepribadian id yang deduktif berjumlah dua (2), kepribadian id yang bimbang, berjiwa nasional, pesimistis, asertif, stereotipikal, empiris, simpatik, reaktif, dan jujur masing-masing berjumlah satu (1).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang cemas.

“Melihat gelang giok tersebut pertama kali di pergelangan tangan Popo Lin hatiku berkecamuk dengan perasaan kaget dan juga takut.” (Helena, 2006:199).

Suasana hati Swanlin berkecamuk karena gelisah saat Swanlin melihat untuk pertama kalinya Popo Lin memakai gelang giok naga tersebut. Swanlin merasa takut jika Popo Lin mengetahui bahwa popo Sui pernah menanyakan keberadaan gelang tersebut.

Cemas menurut KBBI adalah risau hati (karena khawatir, takut); gelisah.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan sturktur kepribadian id Swanlin yang bimbang.

“Nah, elo pilih deh satu, yang mane yang elo demen?” Popo Lin berkata enteng seakan-akan sedang menawarkan permen yang tidak ada harganya.

“Aku berdiri diam tak bersuara. Ini adalah ujian, seperti dalam cerita Bawang Merah Bawang Putih. Apakah aku dianggap serakah jika memilih kalung Elizabeth itu? Ataukah aku harus memilih perhiasaan yang paling sederhana sehingga aku dianggap berbudi baik dan semua yang ada justru menjadi milikku.”

(Helena, 2006:205-206).

Swanlin diberi tawaran oleh Popo Lin untuk memilih perhiasan yang ia suka, namun Swanlin merasa ragu dan tidak tetap hati untuk memilih perhiasan yang ditawarkan oleh Popo Lin. Bimbang menurut KBBI adalah (merasa) tidak tetap hati (kurang percaya); ragu-ragu.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang bersifat nasional.

“Mau diapain tuh kain batik?” Tanya Popo Lin kepadaku yang masih terbengong-bengong.

“Bulan depan ada acara tujuh belas Agustusan. Rencananya setiap panitia musti pake baju tradisional karena temanya Betawi. Swanlin mau pake kebaya.”

(Helena, 2006:210).

Swanlin yang merupakan panitia tujuh belas Agustusan ingin memakai kebaya pada perhelatan acara mendatang. Nasional menurut KBBI adalah bersifat kebangsaan;

berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang pesimistis.

“Popo Lin mulai membuka lemarinya lagi, idih mana mau aku memakai kutang Popo Lin. Bukannya karena rasa jijik, melainkan kurang pantas saja memakai kutang nenek sendiri. Namun, ternayata yang dia keluarkan adalah sebuah korset yang lagi-lagi membuatku sangat takjub. Korset Noni Belanda.” (Helena, 2006:211).

Saat Popo Lin mulai membuka dan mencari sesuatu di lemarinya, Swanlin beranggapan bahwa Popo Lin akan memberikan kutang bekas untuk dipakai Swanlin.

Namun, Popo Lin memberikan sebuah korset Noni Belanda yang sangat indah dan bagus untuk dipakai Swanlin. Pesimistis menurut KBBI adalah bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik atau mudah putus harapan; bersikap tidak mengandung harapan baik (sikap) ragu akan kemampuan atau keberhasilan suatau usaha.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang cemas.

“Dalam hati aku sangat waswas jika Engkong Said yang duduk di sebelah Pak Yono, sopir, tiba-tiba kumat bengeknya di tengah jalan.” (Helena, 2006:215).

Saat akan menuju tempat kediaman gambang keromong, hati Swanlin diselimuti perasaan cemas karena Engkong Said mempunyai penyakit sesak napas. Swanlin takut jika dalam perjalanan penyakit bengek Engkong Said kambuh. Cemas menurut KBBI adalah risau hati (karena khawatir, takut); gelisah.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang asertif.

“Aku belajar untuk tidak menjadi submisif atau ‘mentang-mentang perempuan’, dan juga bagaimana mengatur air mata.” (Helena, 2006:225).

Swanlin mencoba untuk menjadi pribadi yang kuat, walaupun Swanlin perempuan bukan berarti ia tidak bisa tegas dan kuat. Untuk itu Swanlin belajar untuk menjadi pribadi yang asertif. Asertif menurut KBBI adalah tegas.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kperibadian id Swanlin yang stereotipikal.

“Tidak, aku sama sekali tidak tomboy. Bukankah para gadis yang berambut cepak dan kecowok-cowokan justru lebih genit daripada yang kemayu? Karena mereka senantiasa ingin selalu berdekatan dengan kaum lelaki.” (Helena, 2006:225-226).

Swanlin menyangkal bahwa ia tidak tumbuh sebagai tomboy. Swanlin beranggapan bahwa awanita tomboy cendurung lebih genit karena mereka selalu ingin dekat dan berteman dengan pria. Stereotipikal menurut KBBI adalah bersifat stereotip.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang minder.

“Gue pake contact lens sekarang.” Aku mendelik-delikkan mataku yang berlepotan eye shadow di hadapan Nasir.

“Tampangku pasti menggelikan sekali, tidak secantik Cleopatra yang mempopulerkan eye shadow pertama kali ribuan tahun yang lalu.” (Helena, 2006:229).

Ketika bertemu dengan Nasir, Swanlin merasa bahwa wajahnya sangat menggelikan dan Swanlin beranggapan bahwa ia tidak secantik Cleopatra ketika memakai eye shadow. Minder menurut KBBI adalah rendah diri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang minder.

“Walaupun tampak ragu, si mbak akhirnya mempersilakan kami masuk. Rumah yang membuatku teresap oleh romantisme yang tidak bisa dijelaskan. Sebuah museum yang ditata menjadi ruang tamu. Lampu gas yang menggantng, meja marmer, bangku rotan yang tidak nyaman. Lukisan buah-buahan di dinding hasil karya seniman yang tak pernah menjadi terkenal, tapi sekarang mulai berharga karena antik. Aku berharap sedang memakai rok panjang dan blus putih berkancing belakang, mirip noni-noni zaman dulu, agar tidak terlalu ganjil dengan ruangan ini.” (Helena, 2006:235).

Saat memasuki rumah Mevrouw Ulrike, Swanlin terkesan melihat betapa mewah dan megahnya rumah tersebut. Swanlin merasa busana yang sedang ia pakai tidak pantas berada di ruangan dalam rumah tersebut karena terlalu ganjil dengan ruangan yang ditata seperti rumah Belanda. Minder menurut KBBI adalah rendah diri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang cermat.

“Forgive me ik kira ye teman lama.” Seorang wanita berumur lanjut, berdiri di ujung ruangan. Matanya berkilat masih memandangku. Inilah dia Mevrouw Ulrike yang diceritakan Popo Lin kepadaku. Tubuhnya langsing tinggi tanpa bungkuk sedikit pun. Wajah Eropanya dengan hidung mancung bisa dibilang tidak sesuai dengan matanya yang sipit dan hitam. Inilah Indo. Aku heran, mengapa Popo Lin berkali-kali mengatakan bahwa Mevrouw Ulrike berpenampilan aneh. Dia cantik, walau mungkin hidungnya yang bangir itu tidak sesuai untuk udara tropis seperti Indonesia sehingga meler setiap hari.” (Helena, 2006: 235).

Saat pertama kali bertemu dengan Mevrouw Ulrike, Swanlin begitu memperhatikannya dengan teliti. Mulai dari wajah, mata, hidung, dan tinggi badan tak luput dari perhatian Swanlin yang penuh minat memperhatikannya. Cermat menurut KBBI adalah penuh minat (perhatian); saksama; teliti.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang cermat.

“Rodo duduk di hadapanku. Matanya terkadang memicing berusaha melihat benda-benda yang dilintasi kereta di luar jendela. Aku menilainya tanpa sadar.

Jam kinetik antibentur, antiair, dan anticopet, karena double buckle. Ransel besar impor keluaran Kanada. Sepatu hiking dengan gigi-gigi khusus menyeramkan yang mampu menggigit cadas-cadas licin, kuliah di universitas swasta. Anak orang kaya.” (Helena, 2006:248).

Saat berada dalam kreta, di depan Swanlin duduk seseorang bernama Rodo.

Tanpa sadar Swanlin memperhatikannya dengan teliti mulai dari jam tangan, ransel, hingga sepatu yang Rodo kenakan tak luput dari perhatian Swanlin. Cermat menurut KBBI adalah penuh minat (perhatian); saksama; teliti.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang empiris.

“Jika kamu sudah mengetahuinya, kenapa kamu masih juga memaksa ikut Swanlin?” Bisik nuraniku yang setia.

“Karena kau masih ingin membuktikannya.” Kataku.

“Tidakkah aku sudah sering membisikimu, membentangkan di hadapanmu, memalui indramu kesekian yang tak masuk hitungan?” Si Nurani mulai cerewet.

“Aku harus mengetahuinya dengan pasti. Aku perlu alasan.” Kataku.

“Kamu tahu jawabannya, kamu hanya tidak mau mengakuinya!” Si Nurani emang kelewatan.

“Diam, jangan ganggu aku lagi, sampai kau bisa memberikan alasan yang masuk akal!” kataku.

“Tanpa sadar aku telah menutup kedua telinga dengan tanganku.” (Helena, 2006:249-250).

Swanlin berdebat dengan nuraninya sendiri karena bertentangan dengan egonya Swanlin yang ingin membuktikan bahwa ia bisa mendaki gunung. Berdasarkan pengalaman nurani Swanlin mecoba menahan agar Swanlin tidak ikut dalam pendakian karena Swanlin mudah kelelahan. Empiris menurut KBBI adalah berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang deduktif.

“Aku terdiam walaupun rasanya otakku mau pecah dipenuhi berbagai jalinan kalimat yang ingin kulontarkan. Iwan, aku tahu, aku tahu aku hanya akan menjadi hambatan jika kau ingin maju menjadi ketua senat. Bukan karena engkau tidak bisa membagi waktu, tapi kau perlu dukungan sebanyak mungkin, dari semua golongan baik kiri maupun kanan, baik hijau ataupun merah. Aku cukup tahu diri, taka da yang mau memilih ketua senat yang berpacaran dengan Cina, kelompok minoritas yang seharusnya dihindari. Hal inilah yang sering dibisikkan sang Nurani yang setia kepadaku. Namun, aku sering menyangkalinya hingga sekarang.” (Helena, 2006:263).

Nurani Swanlin menyimpulkan bahwa ia tidak akan bisa bertahan lama dengan Iwan. Iwan berambisi untuk menjadi ketua senat di fakultas, dan membutuhkan banyak massa untuk memenangkannya, akan tetapi hubungan mereka menjadi hambatan bagi Iwan jika ia terus berpacaran dengan orang Cina yang merupakan minoritas. Deduktif menurut KBBI adalah bersifat deduksi.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang simpatik.

“Aku tak tahan lagi. Aku nyaris berlari menuju pintu gerbang, keluar dari suasana yang terlalu memilukan. Ya, apa salahnya, apa salah kami. Kami hanya anak-anak bangsa yang terlalu mencintai negeri dan bangsa ini.’”

“Suasana di luar rumah sakit tidak lebih baik. Beberapa mahasiswa melontarkan umpatan-umpatan kasar terhadap tentara sambil menendang setiap benda di sekelilingnya. Karenanya, aku sebagai salah seorang mahasiswi yang menangis tersedu-sedu tidak lagi menjadi pemandangan menarik yang layak mendapatkan perhatian. (Helena, 2006:267).

Swanlin sedih karena beberapa temannya menjadi korban dari aksi demo yang mereka lakukan. Swanlin bertanya dalam hati dan menyetujui bahwa anak-anak bangsa yang mencintai negeri ini tidak berhak disakiti. Simpatik menurut KBBI adalah rasa kasih; rasa setuju (kepada); rasa suka.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang deduktif.

“Dahi Ruli berkedut-kedut, mungkin dia tersinggung dengan ucapanku.” Bah peduli setan.

“Jika demikian jadilah pacarku” kata Ruli.

“Dia pasti sudah kehilangan pikiran warasnya. Jika perhitunganku tidak salah, para korlap (kordinator lapaangan) tidak ada yang tidur dengan layak selama seminggu terakhir.” Jawabku.

“Walaupun aku sulit mengakui perasaanku sendiri, terimalah cintaku” Ruli berusaha menyakinkan.

“Ruli kamu hanya perlu tidur, dan juga mandi. Tapi dia mengatakan cinta, caranya menyatakan cinta juga penuh dengan keangkuhan seperti Mr. Darcy dalam pride and Prejudice-nya Jane Austen. ‘I have struggled in vain. It will not do. I cannot restrain my feelings. You must allow me to tell you how much I passionately, I adore, and love you” kataku. (Helena, 2006:269).

Pikiran Swanlin menyimpulkan bahwa Ruli hanya perlu tidur karena dalam seminggu terakhir ia tidak mendapatkan tidur yang layak. Ruli berusaha menyakinkan Swanlin akan cintanya, tetapi Swanlin tidak terlalu menanggapinya karena hati Swanlin telah menyimpulkan bahwa Ruli hanya kelelahan sehingga ia kehilangan akal sehatnya dan menyatakan cinta. Deduktif menurut KBBI adalah bersifat deduksi.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang reaktif.

Seperti bisa membaca pikiranku, Swanlin menjawab, “Swanlin tadi lagi demonstrasi di Salemba. Kemarin ada mahasiwa ditembak di Grogol. Ini temen Swanlin satu kampus, dia yang temenin Swanlin kemari.”

“Aku menoleh. Aku tidak menyadari sedari tadi ada pemuda berambut gondrong yang menyertai Swanlin.” (Helena, 2006:271).

Melihat situasi semakain ricuh, Swanlin segara datang ke rumah Popo Lin dan menyuruh Popo Lin untuk mengungsi ke rumahnya saja. Popo Lin sebenarnya juga takut dan ingin meninggalkan rumahnya. Beruntung Swanlin datang tepat waktu dan menyuruh Popo Lin untuk mengungsi ke rumahnya untuk sementara waktu. Reaktif menurut KBBI

adalah sifat cenderung tanggap atau segera bereaksi terhadap sesuatu yang timbul atau muncul.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang cemas.

“Ruli, tiba-tiba saja nama itu muncul dari pikiranku. Ya, Ruli. Kau ada di mana?

Badanku lemas seketika dan berteriak pada Amir yang melintas di depanku.”

“Amir, di mana” Aku belum lagi menyelesaikan kalimatku.

“Iwan ada di dalam, tapi tenang Lin, gue rasa dia tidak akan bertindak bodoh menentang tentara yang bersenjata.” Kata Amir.

“Bukan, bukan Iwan, di mana Ruli? Jika Iwan di dalam berarti Ruli bisa dipastikan ada di dekatnya.” Ucapku.

“Ya Tuhan, lindungilah dia. Aku belum sempat menjawab cintanya.” Ucapku sambil berdoa. (Helena, 2006:275).

Saat Swanlin tidak menemukan Ruli, hatinya begitu gelisah dan khawatir jika sesuatu terjadi kepada Ruli. Cemas menurut KBBI adalah risau hati (karena khawatir, takut); gelisah.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id Swanlin yang jujur.

“Oke, pikirku. Aku juga tidak butuh. Tapi nuraniku meronta, Ruli harus tahu kejadian yang sebenarnya.” (Helena, 2006:289).

Lubuk hati Swanlin yang paling dalam ingin memberitahu Ruli kejadian yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jujur menurut KBBI adalah lurus hati;

tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya).

2. Ego (Das Ich)

Ego merupakan suatu sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan realitas.

Sistem kepribadian ego muncul setelah berinteraksi dengan orang lain. Keluarga dan kedua neneknya sebagai figur menambah pandangan Swanlin terhadap kehidupan.

Swanlin dipengaruhi oleh bebrapa kepribadian neneknya dalam memandang kehidupan.

Kemudian ditambah pengalamannya akan realitas membentuk dirinya menjadi lebih lengkap. Hal tersebut menjadi latar belakang dalam merespon setiap realitas dalam

bentuk ego. Sistem kepribadian ego yang terdapat di dalam tokoh utama Swanlin dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Struktur kepribadian ego pada tokoh Swanlin mempunyai kepribadian ego yang bestari berjumlah enam (6), kepribadian ego yang penasaran berjumlah dua (2), kepribadian ego yang penasaran berjumlah tiga (3), kepribadian ego yang kesal berjumlah tiga (3), kepribadian ego yang bijaksana berjumlah tiga (3), kepribadian ego yang stereotipikal berjumlah dua (2), kepribadian ego yang optimistis berjumlah dua (2), kepribadian ego yang kesal berjumlah dua (2), kepribadian ego yang berani berjumlah dua (2), kepribadian ego yang iri, minder, legawa, patuh, sopan, rajin, pesimistis, karim, canggung, sigap, efisien, altruistis, setia, futuristis, dan teledor masing-masing berjumlah satu (1).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang iri.

“Mata Popo Sui yang lebar dan berwarna cokelat diwariskan pada semua sepupuku yang rata-rata perempuan. Hal ini membuatku sangat iri, karena mataku sangat sipit.” (Helena, 2006:135-136).

Swanlin yang memiliki mata sipit iri kepada sepupunya yang memiliki mata lebar dan berwarna cokelat yang diwariskan oleh Popo Sui. Iri menurut KBBI adalah kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dan sebagainya); cemburu; sirik; dengki.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang minder.

“Mataku sangat sipit belum lagi aku harus memakai kacamata yang sangat tebal sejak aku berumur enam tahun, hal yang membuatku minder dalam pelajaran olahraga di kelas atau permainan anak-anak yang menantang, seperti lompat tali dan adu benteng.” (Helena, 2006:136).

Swanlin merasa minder kepada teman-temannya karena ia memiliki mata sipit dan berkacamata tebal hal yang membuatnya terbatas dalam pelajaran olahraga dan permainan anak-anak yang menantang. Minder menurut KBBI adalah rendah diri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang stereotipikal.

“Berbeda dengan sepupu-sepupuku dari pihak ibu, aku tidak pernah akrab dengan sepupuku dari pihak ayah. Bagiku mereka sangat arogan dan sering mecela.”

(Helena, 2006:136).

Swanlin berteman akrab dengan sepupu dari pihak ibunya, tetapi Swanlin tidak berteman akrab dengan sepupu dari pihak ayahnya. Swanlin berpandangan bahwa sepupu dari pihak ayahnya memiliki sifat arogan dan suka mencela. Hal inilah yang menyebabkan Swanlin tidak berteman akrab dengan sepupu dari pihak ayahnya.

Stereotipikal menurut KBBI adalah bersifat stereotip.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang legawa.

“Popo Lin tidak pernah sayang kepadaku karena dia selalu membanding-bandingkan aku dengan Lina, anak dari Apak (kakak laki-laki ayah) Tang Kun, pamanku yang juga tinggal di situ. Menurut Popo Lin, Lina sangat pintar di sekolah dan sangat cantik. Aku tahu pasti itu tidak benar karena para pembantu Popo Lin mengatakan bahwa Lina sering membolos dan malas membuat PR. Dia juga tidak terlalu cantik, sepupuku dari pihak Popo Sui jauh lebih cantik. Selain itu, secara terang-terangan Popo Lin selalu memberikan hadiah-hadiah pada Lina di hadapanku. Jelasnya, Popo Lin selalu berusaha menunjukkan bahwa Lina adalah kesayangannya. Namun, bagiku hal itu tak masalah. Aku memiliki Popo Sui.” (Helena, 2006:136-137).

Swanlin tidak cemburu atau iri kepada Lina karena ia sering diberi berbagai hadiah oleh Popo Lin dan Swanlin juga tidak keberatan jika Lina menjadi kesayangan dari Popo Lin. Legawa menurut KBBI adalah dapat menerima keadaan atau sesuatu yang menimpa dengan tulus hati; ikhlas; rela.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang patuh.

“Mama, ngapain sih tiap Minggu Swanlin musti pergi ke rumah Popo Lin? Biar Mama selalu kasih Popo Lin ayam obat, dia tetap selalu nyela Mama. Katanya Mama bawa sial. Sejak Papa kawin ama Mama, usaha Popo Lin bangkrut.”

Ucapku.

“Jangan bandel Swanlin. Popo Lin musti makan ini, biar rematiknye kagak kambuh. Cepet pergi sono, entar keburu malam,” Mama berkata tidak sabar.

“Dalam pemahamannya Popo Lin sangat sayang kepadaku, walaupun cara menunjukkannya sangat-sangat aneh. Begitulah, aku sekali lagi terpakasa melangkahkan kaki menuju Popo Lin yang terletak tiga gang dari rumahku.”

(Helena, 2006:137).

Swanlin merasa jengkel karena setiap Minggu harus mengantar ayam obat ke rumah Popo Lin. Swanlin beranggapan Popo Lin suka mencela Mamanya, sehingga Swanlin tidak mau untuk mengantarkan ayam obat kepada Popo Lin. Namun, Swanlin

tetap mengantarkan ayam obat tersebut karena perintah Mamanya. Patuh menurut KBBI adalah suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya); berdisiplin.

Pada kutipan di bawah ini menggambarkan struktur kepribadian ego Swanlin yang sopan.

“Pak Haji Navis, pembuat jamu tiba-tiba memanggilku.”

“Cucu Nyonya Lin, kemari bentar. Mao ke rumah nenek, ye?” tanya Pak Haji Navis.

“Iya, Kong, mao antar obat,” kataku takut-takut. Setiap anak di daerah sini memang takut pada Pak Haji Navis yang galak.

“Nih, bawa jambu buat nenek lo sekantong. Sekantong lagi buat emak lo. Bilang dari Navis, gue tau nenek elo demen ama jambu aer ijo, pasal kagak asem. Kalo die mao lagi bilang aje, pohon gue lagi bebuah banyak.” Ucap Pak Haji Navis.

“Makasih, Kong.” Aku mengucapkan terima kasih, merasa sedikit senang karena ada untungnya juga punya nenek seperti Popo Lin. (Helena, 2006:138).

Ketika Swanlin akan mengantarkan ayam obat untuk Popo Lin, ia dipanggil oleh Haji Navis yang memberinya dua kantong jambu air hijau. Satu untuk Popo Lin dan satunya lagi untuk Mamanya. Swanlin mengucapkan terima kasih sebagai bentuk sopan santun dan rasa syukur. Sopan menurut KBBI adalah hormat dan takzim (akan, kepada);

tertib menuntut adat yang baik.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego Swanlin yang bestari.

“Ke mana dulu si Swanlin?” Cucuku itu selalu saja membuatku terkejut dengan pengetahuan dan komentarnya yang aneh-aneh. Suatu kali, aku sedang memakaikan Lina sebuah kalung dengan liontin berlian delapan belas karat di depan Swanlin. Kukatakan pada Lina berlian itu akan menjadi miliknya jika dia sudah dewasa nanti. Tiba-tiba Swanlin berkata, “Tahukah Popo berlian terbesar di

“Ke mana dulu si Swanlin?” Cucuku itu selalu saja membuatku terkejut dengan pengetahuan dan komentarnya yang aneh-aneh. Suatu kali, aku sedang memakaikan Lina sebuah kalung dengan liontin berlian delapan belas karat di depan Swanlin. Kukatakan pada Lina berlian itu akan menjadi miliknya jika dia sudah dewasa nanti. Tiba-tiba Swanlin berkata, “Tahukah Popo berlian terbesar di

Dokumen terkait