• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Kepribadian Tokoh Utama Novel Gelang Giok Naga

4.1.2 Struktur Kepribadian A Sui

Sistem kepribadian id merupakan suatu komponen dalam kepribadian manusia yang telah ada sejak manusia lahir. A Sui tumbuh dan besar di lingkungan harmonis yang menjunjung tinggi adat dan kerja keras. Ia juga mendapat Pendidikan yang memperluas dasar-dasar pengetahuannya. Lingkaran keluarga dan Pendidikan formal yang ia dapat menjadi latar belakang setiap kepribadian id yang ia miliki. Sistem kepribadian id yang terdapat di dalam tokoh utama A Sui dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Pada tokoh A Sui mempunyai kepribadian id yang asih berjumlah dua (2), kepribadian id yang cemburu berjumlah dua (2), dan kepribadian id yang tulus berjumlah satu (1), kepribadian id yang ulet berjumlah satu (1), kepribadian id yang bestari berjumlah satu (1), dan kepribadian id yang religius berjumlah satu (1).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang asih.

“Aku begitu menyayangi anjing itu karena dia begitu setia mengantarkanku ke sekolah dan begitu pintar untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjemputku.” (Helena, 2006:51).

Anjing itu sering berjaga di depan pintu kelas A Sui ketika waktu pulang tiba, dan menemani A Sui pulang ke rumah, sehingga A Sui begitu menyayangi anjingnya. Asih menurut KBBI adalah kasih, sayang.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang cemburu.

“Gadis-gadis anak pemilik restoran sebelah secara terang-terangan menggoda mereka setiap kali lewat, memamerkan gigi mereka seperti monyet. Hatiku langsung terbakar api cemburu karena mereka menggoda tidak pandang bulu.

Kian Li yang sudah memiliki istri pun mereka goda! Aku semakin uring-uringan saat memikirkan apa saja yang dilakukan Kian Li sebelum aku dayang menyusulnya.” (Helena, 2006:105).

A Sui mengetahui bahwa suaminya digoda oleh gadis restoran sebelah, hati A Sui begitu cemburu mengetahui suaminya digoda oleh gadis restoran sebelah. Cemburu menurut KBBI adalah merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; sirik; iri.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang tulus.

“Aku akan membelikanmu rumah yang besar nanti. Untuk sementara kita tinggal dulu di sini karena yang lain sudah penuh.” Ucap Kian Li berusaha menghiburku.

“Ah, Kian Li. Tidakkah kau cukup mengenal diriku? Bagiku materi tidaklah penting. Jika ada cinta, air tawar pun terasa manis.” Aku tersenyum menenangkannya, mengelus perutku yang buncit, mengandung anak kedua kami.

(Helena, 2006:113).

Meskipun Kian Li hanya mampu menyewa rumah sederhana, A Sui tetap mencintai Kian Li dengan tulus. A Sui tidak mempermasalahkan tinggal dan menyewa di rumah sederhana. Tulus menurut KBBI adalah sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dari hati yang suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas.

Pada kutipan percakapan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang ulet.

“Seorang laki-laki berpeci menghentikan sepedanya di depanku.”

“Cim, baek-baek aje? Perlu ke bidan?” tanyanya khawatir.

“Dia pasti bingung melihat keadaanku yang hamil dan menangis sendirian.”

“Baek, gak usah lepot-lepot. Baek . . . baek.” Aku berdiri dan mulai melanjutkan perjalananku. Aku harus kuat. Ada bayi dalam perutku dan enam kakaknya perlu dikasih makan. (Helena, 2006:120).

A Sui yang sedang dalam keadaan hamil harus tetap kuat dan berjuang untuk menghidupi keenam anaknya. Ulet menurut KBBI adalah tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusahan mencapai tujuan dan cita-cita.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang asih.

“Dialah cucuku, tapi dia bukan cucuku yang pertama. Dia cucu dari anak perempuanku. Karenanya, semakin menegaskanku untuk tidak berhak menyebutnya cucuku. Dia cucu luar. Namun, aku sangat mencintainya.” (Helena, 2006:128).

Dalam budaya masyarakat Cina, cucu yang berasal dari anak perempuan disebut sebagai cucu luar karena dianggap tidak dapat meneruskan marga atau garis keluarga.

Akan tetapi, A Sui begitu menyayangi cucunya. Asih menurut KBBI adalah kasih, sayang.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang cemburu.

“Sui Giok gue bawain ayam arak. Dimakan ye? Gue tadi potong ayam jago gue, liat aje nih ayam gemuk banget banyak minyaknye. Ini ayam khusus, ayam kebiri.” Ucap A Lin mertuanya Sui Giok.

“Sui Giok manut. Dia meraih rantang dan mulai memakannya. Hatiku panas.

Putriku sendiri lebih menurut kepada mertuanya daripada kepadaku.” (Helena, 2006:129).

Pada saat A Lin datang dan menawarkan ayam arak buatannya, Sui Giok mau untuk memakan ayam arak tersebut. Hal inilah yang membuat A Sui merasa cemburu karena Sui Giok anaknya lebih memilih ayam arak buatan mertuanya daripada buatan A Sui ibunya sendiri. Cemburu menurut KBBI adalah merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; sirik; iri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang bestari.

“Lagi pula, untuk apa memakan ayam kebiri. Sebagai ibu baru, Sui Giok harus memakan ayam dara. Ayam kebiri untuk laki-laki impoten.” (Helena, 2006:129).

A Sui tahu betul, sebagai ibu yang baru melahirkan seharusnya Sui Giok memakan ayam dara yang dimasak dalam botol berisi arak dan irisan jahe, bukan memakan ayam jantan kebiri. Karena ayam jantan kebiri untuk pengobatan laki-laki yang

impoten. Bestari menurut KBBI adalah luas dan dalam pengetahuannya; berpendidikan baik; baik budi pekerti.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian id A Sui yang religius.

“Setiap hari Minggu, Popo Sui akan bersiap-siap ke Gereja.” (Helena, 2006:135).

A Sui rutin pergi ke Gereja setiap hari Minggu untuk beribadah, selain itu A Sui juga rajin merenungkan isi dari Alkitab Injil yang selalu dibacanya sebelum tidur.

Religius menurut KBBI adalah bersifat religi; bersifat keagamaan; yang bersangkut paut dengan religi.

2. Ego (Das Ich)

Ego merupakan suatu sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan realitas.

Sistem kepribadian ego muncul setelah berinteraksi dengan orang lain. Pengalaman yang A Sui dapatkan di lingkungan keluarga dan sekolah formal masih menjadi dasar setiap kepribadian ego yang ia miliki. Ketika A Sui menikah dan mengalami berbagai cobaan seperti kesulitan ekonomi dan kehilangan suaminya, pengalaman yang ia dapat menyebabkan karakternya berkembang dan meluas sehingga mendorong munculnya kepribadian ego. Sistem kepribadian ego yang terdapat di dalam tokoh utama A Sui dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena adalah sebagai berikut:

Pada tokoh A Sui mempunyai kepribadian ego yang teguh berjumlah tiga (3), kepribadian ego yang rajin berjumlah dua (2), kepribadian ego yang malu berjumlah dua (2), kepribadian ego yang sumarah berjumlah dua (2), kepribadian ego yang toleran berjumlah dua (2), kepribadian ego yang kolot berjumlah dua (2), dan kepribadian ego yang sopan, minder, bestari, altruistis, demokratis, ramah, cemburu, ulet, sederhana, religius, dan satiris masing-masing berjumlah satu (1).

Kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang sopan.

“Terima kasih Guru, terima kasih atas ilmu yang tak pupus oleh masa sehingga kami berhikmat selamanya!” (Helena, 2006:50).

Sebelum kelas berakhir A Sui mengucapkan terima kasih kepada Guru yang mengajar di kelasnya hari itu. Sopan menurut KBBI adalah beradab (tentang tingkah laku, tutur kata, pakaian dan sebagainya); tahu adat; baik budi bahasanya.

Kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang rajin.

“Aku sudah menguasai semua aksara dan berhitung pembagian, bahkan aku juga belajar filsafat.” (Helena, 2006:50).

A Sui merupakan seorang siswa di sekolah keputrian yang terletak di desanya, dan saat ini ia sedang mengikuti kelas paling tinggi yang mengharuskannya untuk rajin belajar. Rajin menurut KBBI adalah suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol;

sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.

Kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang malu.

“Ketika dia duduk di sampingku, kulihat ujung jarinya yang panjang mulai membuka kerudungku dan sorakan penonton makin tak terkendali. Aku masih belum memandang wajahnya, aku tidak berani” (Helena, 2006:70).

Ketika berada di dalam kamar, Kian Li sebagai suami A Sui membuka kerudung yang dipakai A Sui untuk memberinya telur rebus yang sudah dikupas, tetapi A Sui tidak berani menatap Kian Li karena menuruti egonya yakni, malu. Malu menurut KBBI adalah segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak takut, dan sebagainya.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang rajin.

“Aku juga diizinkan kembali bersekolah. Aku mengepang dua rambutku sebelum berangkat ke sekolah dan menggelungnya kembali menjadi konde setiba di rumah.” (Helena, 2006:79).

Meski A Sui sudah menikah dan menjadi seorang istri, A Sui tetap ingin bersekolah untuk mendapatkan banyak ilmu. Rajin menurut KBBI adalah suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang minder.

“Beberapa kawanku tentu saja mengetahui kalau aku sudah menikah, tapi aku terlalu malu untuk menunjukkannya secara terang-terangan.” (Helena, 2006:79).

Di usianya yang masih sangat muda dan statusnya sebagai seorang pelajar, A Sui sudah menikah. Hal inilah yang membuat A Sui tidak menunjukkan secara terang-terangan kepada teman-teman sekolahnya kalau ia sudah menikah. Minder menurut KBBI adalah rendah diri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang bestari.

“Batavia lain dengan Ipoh, ma. Lain kota, lain pulau, lain koloni. Ipoh di bawah koloni Inggris sedangkan Batavia di bawah koloni Belanda.” Kataku, walaupun aku tidak boleh langsung memamerkan pengetahuanku kepada orangtuaku.”

(Helena, 2006:81).

Ketika sedang berbincang dengan ibunya, A Sui menyadari bahwa ia telah menuruti egonya untuk memamerkan pengetahuannya tentang dunia luar. Bestari menurut KBBI adalah luas dan dalam pengetahuannya; berpendidikan baik; baik budi pekerti.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian A Sui yang altruistis.

“Ibuku mengeluarkan sepasang gelang giok dari balik kutangnya. Diantaranya adalah gelang ini. Satu-satunya yang masih tersisa, diturunkan dari generasi ke generasi, dan anehnya, selalu diwariskan pada anak perempuan. Sungguh berlawanan dengan adat kita yang selalu mengagungkan anak laki-laki. Karena itu, aku ingin memberikannya kepadamu. Jagalah baik-baik.” Ibuku memasangkan gelang itu pada kedua lenganku.

“Mama, bagaimana dengan Kakak A Cen dan Kakak A Pei?” tanyaku, mengingat dua kakakku yang juga perempuan. (Helena, 2006:82).

Ketika A Sui akan diberikan gelang giok naga yang selalu diwariskan pada anak perempuan, ia memikirkan kedua kakaknya yang juga perempuan. Padahal gelang tersebut A Sui butuhkan, sebab masyarakat Cina percaya giok bisa menangkal mara bahaya. Altruistis menurut KBBI adalah bersifat mendahulukan kepentingan orang lain.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang demokratis.

“Orang Jepang menamakan tempat Xu Fu mendarat Fu-kuoka yang berarti bukit Fu. Mereka bahkan merayakan Shen Wu Tian Huang Tenno setiap lima puluh tahun sekali sejak kedatangan Xu Fu. Aku lupa kapan mereka merayakannya terakhir kali.” Ucap saudara ipar A Sui.

“Tujuh tahun lalu,” tiba-tiba saja bibirku kelepasan. Ibuku juga langsung tersedak makanan dimulutnya, tak mengira aku berani membuka suara dalam diskusi laki-laki. (Helena, 2006:85).

Ketika A Sui sedang mendengar duduk bersama antara sepupu dan kakak iparnya.

Tiba-tiba A Sui mengeluarkan suara dan pendapat ditengah percakapan mereka.

Demokratis menurut KBBI adalah bersifat demokrasi.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang ramah.

“Mungkin memang benar banyak wanita yang diselundupkan dari Cina. Aku tersenyum lemah pada wanita disebelahku dan mencoba berbincang dengannya, sebelum kusadari dia berbahasa dengan dialek yang tidak kumengerti.” (Helena, 2006:101).

Ketika A Sui berada dalam sel, ia tersenyum dan berbincang dengan teman wanita yang berada disebelahnya. Ramah menurut KBBI adalah baik hati dan menarik budi restoran sebelah? Seperti anak kecil yang dilarang membeli gula-gula.” Kian Jin berkata sambil menatap wajahku yang pasti sangat merah sekarang. Aku tidak heran jika dia bisa melihat asap keluar dari hidung dan telingaku.

“A Sui, kamu sakit? Cuaca di sini memang lebih panas daripada di Tiongkok sana.” Kian Li menatapku dengan khawatir.

“Ku gelengkan kepalaku kuat-kuat.”

“Kian Li, kamu memang bebal. Istrimu ini cemburu dengan gadis-gadis sebelah!”

Kian Jim berucap.

“Kian Jin tidak memedulikan wajahku yang mungkim sudah berwarna ungu sekarang.” (Helena, 2006:105-106).

A Sui memang tidak langsung mengungkapkan bahwa ia sedang cemburu, tetapi raut wajah dan sikap A Sui begitu tampak kalau ia sedang cemburu. Cemburu menurut KBBI adalah merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dan sebagainya; sirik; iri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadain ego A Sui yang teguh.

“Seratus perak, hanya segitu yang kudapat. Betapa sombongnya wanita itu. Walau dengab perhiasan gemerlap di tubuhnya, tetap saja aku tahu dia keturunan Khe’

berkaki besar. Memandang rendah kepadaku, mengharap aku memelas kepadanya? Tidak akan.” (Helena, 2006:118).

Meskipun A Sui dalam keadaan miskin, ia tidak ingin memelas di depan Nyonya Lin. Baginya harga diri jauh lebih penting, daripada harus memelas kepada Nyonya Lin.

Teguh menurut KBBI adalah kuat berpegang (pada adat, janji, dan perkataan).

Pada kutipan di bawah menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang sumarah.

“Mama, maafkan aku. Aku terpaksa menggadaikan gelang itu. Pak Yahya berkata akan mengusirku karena aku sudah terlalu sering menunggak sewa rumah.

Padahal dia sudah memindahkan kami ke rumah sudut, paling ujung dari gang buntu, rumah terkecil. Beberapa hari yang lalu, dia bahkan menarik Sui Lai putriku yang sudah gadis dari kamar mandi dan meludahinya karena aku tidak memiliki uang untuk membayar.” Ucap A Sui dalam hati. (Helena, 2006:118).

A Sui sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa agar bisa membayar tunggakan sewa rumah, akhirnya A Sui terpaksa menggadaikan gelang giok naga pemberian ibunya kepada A Lin. Hanya itu yang dapat A Sui lakukan, karena keadaanlah yang memaksanya dan A Sui hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat banyak usaha. Sumarah menurut KBBI adalah menyerah kepada keadaan; pasrah.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang sumarah.

“A Sui, anakmu yang terakhir ini sebaiknya kau berikan saja pada temanku untuk diadopsi. Mereka hidup berkecukupan dan tinggal di Bandung. Mereka sudah bertahun-tahun berumah tangga, tetapi tidak memiliki anak. Dia pasti akan menyayanginya dan memberikan yang terbaik bagi anakmu ini,” ucap teman A Sui.

“Aku dan Kian Li menyetujuinya, walaupun hati kami hancur berkeping-keping.

Semalaman aku tidak tidur. Kusulam selimut yang indah untuk bayiku bergambar seekor harimau betina dan seekor anak, sesuai dengan shio lahirnya. Sulaman itu begitu hidup dengan belang-belang hitam di atas kulit keemasan. Jika dewasa nanti mungkinkah dia akan mencari ibu aslinya?”

“Tekad kami cuma satu. Dia lebih baik dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan. Sejak itu, kondisi Kian Li semakin menurun. Dia semakin kurus dan termenung sendiri. Dia pergi untuk selamanya.” (Helena, 2006:119).

Pada saat itu A Sui dan suaminya memang sedang dalam keadaan yang sangat miskin, pasca tutupnya usaha mebel suaminya. A Sui hanya bisa pasrah ketika bayinya diadopsi oleh temannya Syu Lan dan berharap bayinya dapat kehidupan yang layak.

Sumarah menurut KBBI adalah menyerah kepada keadaan; pasrah.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego yang teguh.

“Aku akan bunuh diri, begitu kata Sui Giok ketika aku katakan bahwa seumur hidupku, aku tidak akan mau mengemis di hadapan Nyonya itu lagi, walaupun itu untuk meminta pertanggungjawaban anaknya.” (Helena, 2006:122).

A Sui menegaskan kepada anaknya, bahwa ia tidak akan pernah mengemis di hadapan A Lin. Benar saja, A Sui tidak mengemis kepada A Lin supaya anaknya mau menikahi anaknya A Sui. Teguh menurut KBBI adalah kuat berpegang (pada adat, janji, dan perkataan).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang ulet.

“Orangtua yang mengadopsi bayiku memberikan sebuah mesin jahit Singer, sangat bagus. Dengan demikian, aku bisa menerima jahitan dan juga pesanan sulaman tangan. Tak ada satu pun anakku yang boleh kelaparan, mereka juga harus bersekolah walaupun hanya sekadar bisa baca-tulis dan berhitung.” (Helena, 2006:119).

Walaupun dalam kondisi yang sangat memprihatikan dan miskin, A Sui tetap berusaha selama ia bisa. Ia berusaha untuk bisa mencukupi kebutuhan anak-anaknya dengan menerima jahitan dan sulaman tangan. Ulet menurut KBBI adalah tidak mudah putus asa disertai dengan kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang teguh.

“Jika Bun Kun mencintainya, dia harus datang melamarmu, tapi aku tidak mau menjual harga diriku.” Kataku pada Sui Giok. (Helena, 2006:122).

A Sui tetap pada pendiriannya, bahwa ia tidak pernah mengemis dan mengiba di hadapan A Lin. A Sui mengatakan kepada Sui Giok bahwa ia tidak akan mengemis dan mengiba di hadapan A Lin supaya Bun Kun anaknya mau bertanggungjawab. Teguh menurut KBBI adalah kuat berpegang (pada adat, janji, dan perkataan).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang sederhana.

“Begitulah, ketika akhirnya aku pulang membawa sebuah rencana pernikahan. Si Janda tidak menginginkan pesta, juga tidak mengharapkan Bun Kun menikahi anaknya di Gereja. Hanya di Kantor Catatan Sipil.” (Helena, 2006:125).

A Sui tidak menginginkan pesta yang mewah untuk pernikahan putrinya, ia juga tidak menuntut putrinya harus dinikahin di Gereja. Ia hanya meminta putrinya dinikahin

sah secara agama dan hukum negara. Hal ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang sederhana. Sederhana menurut KBBI adalah bersahaja; tidak berlebih-lebihan.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang religius.

“Jika aku menginap di rumah Popo Sui, sebelum tidur dia akan membaca Alkitab injil berhuruf kanji Cina. Dia membaca Alkitab itu seperti membaca novel. Bukan hanya membaca satu perikop untuk direnungkan. Dia akan mulai dari Kitab Kejadian, pada hari-hari berikutnya akan diteruskan sampai Kitab Wahyu dan kembali lagi ke Kitab Kejadian.” (Helena, 2006:132).

Sebelum tidur A Sui selalu menyempatkan untuk membaca Alkitab Injil, dimulai dari Kitab Kejadian dan diteruskan dengan Kitab Wahyu pada hari berikutnya. Religius menurut KBBI adalah bersifat religi; bersifat keagamaan; yang bersangkut paut dengan religi.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang toleran.

“Seminggu sebelum Imlek, Popo Sui akan mengirimkan kue keranjang kepada para kenalannya yang tidak merayakan Imlek. Terutama keluarga almarhumah Ummi, yang sekarang tinggal di gang Awab (asal kata Arab).” (Helena, 2006:134).

Seminggu sebelum Imlek, A Sui akan menyiapkan dan mengirimkan kue keranjang kepada para temannya yang tidak merayakan Imlek sebagai bentuk saling menghargai dan berbagi. Toleran menurut KBBI adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang malu.

“Aku adalah cucu kesayangan Popo Sui, dia akan meneleponi ibuku jika aku tidak datang pada hari Sabtu dan liburan sekolah dan selalu memberikan sesuatu yang lebih dibandingkan dengan sepupuku yang lain. Walaupun Popo Sui mati-matian menyangkal dan hampir ratusan kali selalu menyebutku dengan sebutan cucu luar.” (Helena, 2006:136).

A Sui begitu menyayangi Swanlin cucunya. Tetapi A Sui selalu menyangkal bahwa ia tidak menyayangi Swanlin karena ia merupakan cucu luar atau cucu dari anak

perempuannya. A Sui malu mengakui bahwa ia menyayangi Swanlin, tetapi dari cara A Sui memperlakukan Swanlin terlihat jelas bahwa A Sui sangat menyayangi Swanlin cucunya. Malu menurut KBBI adalah merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah, dan sebagainya) karena berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dan sebagainya).

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang toleran.

“Swanlin tidak mau makan babi lagi.” Swanlin berkata.

“Terserah kau Swanlin. Sekarang ini, setiap orang bisa memilih makanan untuk mengisi perutnya.” A Sui menjawab. (Helena, 2006:144-145).

A Sui membebaskan pilihan Swanlin yang tidak mau memakan babi. A Sui juga berpendapat bahwa setiap orang berhak menentukan makanan apa yang akan ia konsumsi. Toleran menurut KBBI adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Pada kutipan di bawah ini menunjukkan struktur kepribadian ego A Sui yang satiris.

“Giok laen kali bilangin Sui Lan, buku yang kemalen udah gue baca kalo bisa bawain buku laen, di kota kan banyak.” Ucap A Sui berusaha merendahkan A Lin yang tidak bisa membaca. (Helena, 2006:202).

A Sui berbicara kepada Sui Giok dengan maksud untuk merendahkan dan bersifat mengejek karena A Lin tidak dapat membaca secara implisit. Satiris menurut KBBI adalah bersifat menyindir atau mengejek, mengandung sindiran atau ejekan.

A Sui berbicara kepada Sui Giok dengan maksud untuk merendahkan dan bersifat mengejek karena A Lin tidak dapat membaca secara implisit. Satiris menurut KBBI adalah bersifat menyindir atau mengejek, mengandung sindiran atau ejekan.

Dokumen terkait