• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

5.3. Struktur dan Kinerja Perekonomian

Ekonomi Jawa Barat merupakan kekuatan ketiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Sesuai dengan data statistik, peranan Provinsi Jawa Barat dalam penciptaan nilai tambah nasional adalah sebesar 14.7% dibawah DKI Jakarta (16.4%) dan Jawa Timur (14.8%). Keuntungan berupa lokasi yang terletak dekat dengan pusat perekonomian dan pemerintahan (DKI Jakarta) serta letak Provinsi Jawa Barat di pulau Jawa yang sangat padat penduduknya menjadikan Jawa Barat sebagai bagian penting bagi pusat pertumbuhan nasional.

Dari segi struktur perekonomian, seperti terlihat pada Tabel 7, provinsi Jawa Barat dicirikan oleh tiga sektor utama sebagai mesin penggerak (engine power) roda perekonomian yakni masing masing sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Pertanian. Dari ketiga sektor tersebut tercatat hingga tahun 2010, sektor Industri memberikan kontribusi sebesar 37.7% dimana terutama berasal dari industri alat angkutan, mesin dan peralatannya serta industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Sementara itu, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai kontribusi sebesar 22.4% dan kontribusi Sektor Pertanian adalah sebesar 12.6%.

menjadi 37.7% pada tahun 2010. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran kontribusinya tidak mencapai 20% pada tahun 2007, namun meningkat pada tahun 2010 menjadi 22.4%. Sebagai tambahan, kontribusi sektor pertanian berkisar 11% – 12%.

Meskipun Sektor Industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Jawa Barat, namun peranannya didalam pembentukan nilai tambah menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Peranan sektor industri Jawa Barat tahun 2007 sebesar 45.0% dan menurun menjadi hanya sebesar 37.7% pada tahun 2010 (Tabel 7). Penurunan tersebut terjadi pada seluruh jenis industri termasuk industri utama Jawa Barat yaitu industri alat angkutan, mesin dan peralatan serta industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Apabila deindustrialisasi dilihat hanya sebagai penurunan peranan sektor Industri dalam perekonomian, maka bisa dikatakan bahwa telah terjadi deindustrialisasi di Provinsi Jawa Barat seperti halnya gejala deindustrialisasi yang terjadi di Indonesia yang banyak diperkirakan para ahli (Priyarsono, 2010).

Bertolak belakang dengan sektor industri, sektor yang menunjukkan peranan yang meningkat adalah sektor jasa jasa terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pasar retail terutama yang menjual produk dari industri tekstil dan pakaian jadi serta alas kaki mengalami perkembangan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian patut disayangkan bahwa pertumbuhan sektor perdagangan tersebut banyak didominasi oleh produk- produk perdagangan impor, khususnya pakaian jadi dan alas kaki dari Cina. Sementara itu produk tekstil, pakaian jadi dan alas kaki di Jawa Barat menunjukkan

Pangsa (%)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 12.0 11.5 12.3 12.6

2. Pertambangan & Penggalian 2.4 2.4 1.9 2.0

3. Industri Pengolahan 45.0 43.7 40.8 37.7

a. Industri Migas 2.6 3.7 3.0 2.6 b. Industri Tanpa Migas **) 42.4 40.0 37.8 35.1 1. Makanan, Minuman dan

Tembakau 4.6 4.2 4.4 4.0

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 12.1 10.1 9.5 8.2 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan

lainnya 0.5 0.4 0.5 0.4

4. Kertas dan Barang Cetakan 0.8 0.7 0.7 0.8 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 4.4 3.3 3.3 2.7

6. Semen & Brg. Galian bukan

logam 0.9 0.9 0.9 0.9

7. Logam Dasar Besi & Baja 0.3 0.2 0.2 0.2 8. Alat Angk., Mesin &

Peralatannya 18.0 19.6 17.7 17.5 9. Barang lainnya 0.8 0.7 0.7 0.5

4. Listrik, Gas & Air Bersih 2.9 2.7 2.8 2.8

5. Bangunan 3.0 3.4 3.5 3.8

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 19.1 20.5 21.6 22.4

7. Pengangkutan & Komunikasi 5.9 5.7 6.1 7.1

8. Keuangan, Persewaan, & Js.

Prsh. 2.9 2.7 2.7 2.7

9. Jasa-Jasa 6.8 7.4 8.2 8.9

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO 100.0 100.0 100.0 100.0

Sumber: BPS Jawa Barat, 2011

Peranan sektor industri yang terus menunjukkan penurunan didukung oleh tren dari peran masing masing sektor dari tahun 2007 s/d tahun 2010. Gambaran pertumbuhan PDRB sektor atas dasar harga berlaku mengindikasikan bahwa semakin rendah pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku suatu sektor dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya maka peranan sektor tersebut juga akan semakin Tabel 7. Perkembangan Pangsa PDRB Provinsi Jawa Barat, Berdasarkan

Sektor Tahun 2007-2010  

berkurang dalam perekonomian suatu daerah. Dengan demikian maka akan terjadi pergeseran peran sektor dan perubahan struktur ekonomi di daerah tersebut.

Indikasi adanya perubahan peran sektor dan struktur ekonomi di Jawa Barat juga terlihat dalam beberapa tahun terakhir seperti yang terlihat pada Tabel 8. Sektor industri di Jawa Barat mengalami pertumbuhan dengan rata rata pertumbuhan hanya sekitar 5% dari tahun 2007 s/d tahun 2010 dibawah pertumbuhan perekonomian secara total (10.2%). Kinerja sub-sektor industri tekstil, pakaian jadi barang dari kulit dan alas kaki lebih buruk lagi dengan rata rata pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku terkontraksi sebesar minus 0.1%.

Gambaran perubahan tren peran sektoral di Jawa Barat juga mengindikasikan bahwa peran sektor jasa jasa menunjukkan peran yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sektor jasa jasa seperti perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sangat signifikan di atas pertumbuhan rata-rata Jawa Barat yaitu sebesar 14.9%. Sektor jasa lainnya seperti jasa sosial, jasa perorangan, jasa kemasyarakatan menunjukkan trend rata rata pertumbuhan tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 17.9%. Sementara sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan yang berada diatas rata rata pertumbuhan Jawa Barat yaitu tumbuh rata rata sebesar 11.7%.

Penurunan peranan sektor industri tentunya menjadi kekhawatiran bagi pemerintah di tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sektor industri yang diharapkan dapat memberikan lapangan kerja bagi penduduk Jawa Barat justru mengalami kemunduran baik dalam peranannya dalam perekonomian maupun kinerja yang semakin menurun. Penurunan peranan yang terjadi dan berlangsung terus menerus dalam beberapa tahun terakhir ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari

pertumbuhan sektor Pertambangan. Namun sembilan sektor lainnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan sektor Industri, terutama sektor jasa-jasa seperti halnya Jasa Angkutan dan Komunikasi serta Jasa Lainnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja pertumbuhan sektor industri masih lebih rendah dibandingkan dengan kinerja sektor jasa-jasa maupun sektor pertanian dalam kurun waktu tahun 2007-2010.

Jumlah (Milyar Rupiah)

pertum buhan (%) Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 62.894,90 72.517,61 85.149,26 97.194,39 11.7

2. Pertambangan & Penggalian 12.621,31 14.904,13 13.278,19 15.546,26 6.1 3. Industri Pengolahan 236.628,97 276.714,35 281.275,08 290.754,72 5.5 a. Industri Migas 13.426,61 23.274,95 20.824,13 19.934,07 14.6 b. Industri Tanpa Migas **) 223.202,36 253.439,40 260.450,95 270.820,66 5.1 1. Makanan, Minuman dan

Tembakau 24.013,59 26.349,97 30.251,88 31.166,27 6.9 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 63.551,78 64.043,30 65.340,91 63.250,05 -0.1

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan

lainnya 2.664,30 2.702,43 3.260,14 3.178,66 4.9 4. Kertas dan Barang Cetakan 4,277.09 4.213,11 4.560,00 5.861,65 8.8 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 23.296,72 20.733,77 22.959,64 20.696,98 -2.5 6. Semen & Brg. Galian bukan

logam 4.792,83 5.502,08 6.016,82 6.564,96 8.3 7. Logam Dasar Besi & Baja 1.596,81 1.513,72 1.571,91 1.558,64 -0.6 8. Alat Angk., Mesin &

Peralatannya 9,858,10 124.181,43 121.767,54 134.569,01 9.9 9. Barang lainnya 4.151,15 4.199,59 4.722,11 3.974,45 -0.6 4. Listrik, Gas & Air Bersih 15.414,04 16.913,62 19.549,19 21.294,46 8.6

5. Bangunan 15.906,66 21.596,58 24.223,19 29.047,79 17.0

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 100.691,12 129.912,05 149.056,00 172.713,20 14.9 7. Pengangkutan & Komunikasi 30.787,32 36.401,48 41.820,99 54.635,68 15.9 8. Keuangan, Persewaan, & Js.

Prsh. 15.248,88 17.228,06 18.802,86 21.155,31 8.7

9. Jasa-Jasa 36.027,03 47.095,62 56.686,56 68.318,69 17.9

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO 526.220,23 633.283,48 689.841,31 770.660,51 10.2 Tabel 8. PDRB Harga Berlaku dan Rata-Rata Pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Barat, Berdasarkan Sektor Tahun 2007-2010